Keselamatan : Tidak Terikat pada Identitas Kristen atau agama Kristen bahkan gereja, Serial Sudut Pandang
Dalam ajaran Kristen, iman kepada Yesus Kristus tidak harus disertai dengan identitas Kristen atau beragama Kristen, karena keselamatan tidak terletak pada “identitas Kristen” atau "agama Kristen" melainkan pada Tuhan Yesus Kristus. Masalah yang sering terjadi di kalangan orang beragama Kristen adalah mereka mencampuradukkan ajaran dan mencocok-cocokkan hampir semua hal. Ini merupakan cara yang salah dalam memahami Alkitab.
Cara mencampur adukkan ajaran seperti ini menghasilkan berbagai kesalahpahaman ajaran, seperti “Keselamatan hanya ada dalam gereja tertentu,” “Baptisan menyelamatkan,” “Harus beridentitas Kristen baru selamat,” “Dosa dihapus saat ikut dalam Perjamuan Tuhan,” "agama Kristen agama yang menyelamatkan", "hanya mengaku engkau Yesus Tuhan pasti selamat" dan lainnya.
Ajaran yang serba campur seperti ini banyak tersebar di gereja-gereja Kristen, terutama di kalangan mereka yang "ngeroh" yang halusinasinya tingkat tinggi (melihat wajah Yesus, turun naik surga, pergi ke neraka, bertemu Maria di Lordes, mengagungkan bahasa roh, mengagungkan penyembahan tanpa tindakan nyata kasih pada sesama dll).
Mengapa mereka mencampuradukkan ajaran? Karena mereka tidak memahami bahwa ajaran dalam Alkitab harus dipilah-pilah. Mereka tidak menyadari bahwa Alkitab perlu dipelajari dengan benar sesuai perintah Tuhan dalam 2 Timotius 2:15, "Belajarlah untuk menunjukkan dirimu layak di hadapan Allah, sebagai seorang pekerja yang tidak perlu malu, yang dengan tepat membagi firman kebenaran (KJV: "Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth").
Mengapa saya memikirkan judul "Keselamatan: Tidak Terikat pada Identitas Kristen atau agama Kristen"? Ya, karena alasan yang sudah saya jelaskan di atas.
Apa itu Kristen? Kristen artinya pengikut Kristus. Namun, apakah keselamatan bergantung pada identitas Kristen atau agama Kristen? Apakah pengikut Kristus pasti meletakan keteladanan Kristus sebagai hal yang utama dalam hidupnya?
Kita akan melihat banyak contoh dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa "keselamatan tidak terikat pada identitas Kristen atau agama Kristen". Bahkan tanpa identitas Kristen atau agama Kristen, Anda masih dapat diselamatkan selama Anda percaya kepada Tuhan Yesus, atau mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan kemudian mempertanggung jawabkan pengakuan itu atau anugerah keselamatan mungkin bisa disebut wujud syukur atau respon atas keselamatan atau ekspresi keselamatan itu dg bertindak meneladan Yesus Kristus Tuhan atau melakukan perbuatan baik mengasihi sesama manusia.
Sebelum adanya identitas Kristen atau agama Kristen, banyak orang sudah memperoleh keselamatan. Sebenarnya, "keselamatan" tidak berkaitan langsung dengan "identitas Kristen" atau agama Kristen seseorang, beberapa diantaranya :
1. Wanita Samaria bertemu dengan Yesus di sumur Yakub dan akhirnya percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Mesias. Dia bukanlah seorang Kristen dalam artian “beridentitas Kristen”. (Yohanes 4:4-26)
2. Sida-sida dari Etiopia bertobat ketika ia bertemu dengan Filipus. Ia memahami nubuat tentang Yesus dari kitab Yesaya, kita tahu dia tidak beridentitas Kristen.(KPR 8:26-40)
3. Seorang yang mengusir setan demi nama Yesus. Namun dia tidak termasuk dalam golongan murid atau yang mengikuti Yesus. Di sini orang ini tidak “beridentitas Kristen”.(Markus 9:38–41, Lukas 9:49–50)
4. Sebelum munculnya istilah "Kristen", para nabi, raja, dan orang-orang saleh dalam Perjanjian Lama telah memperoleh keselamatan melalui iman mereka kepada Allah. Meskipun mereka tidak disebut sebagai "Kristen".
5. Selama puluhan tahun, para pengikut Kristus tidak memiliki nama identitas. Baru setelah nama ejekan "Kristen" diterima oleh orang-orang percaya, mereka memiliki identitas "Kristen". Namun, itu tidak berarti mereka tidak selamat hanya karena tidak memiliki identitas Kristen. (KPR 11:26, KPR 24:5)
Kita lihat, tanpa istilah "Kristen", tetap jelas bahwa keselamatan bergantung pada iman kepada Tuhan Yesus, bukan pada pengakuan identitas Kristen atau agama Kristen. Sekarang, mari perhatikan lebih lanjut bahwa tidak hanya istilah "Kristen" yang digunakan dalam Alkitab untuk merujuk kepada orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi juga “Nasrani”.
Perlu kita ketahui bahwa istilah "Nasrani" dan "Kristen" memiliki konotasi yang berbeda. "Nasrani" adalah nama ejekan yang diberikan oleh orang-orang Yahudi yang menolak Yesus sebagai Mesias. Mereka menyebut pengikut Yesus sebagai sekte Nasrani, mengacu pada asal Yesus dari Nazaret.
Sementara itu, "Kristen" adalah nama ejekan yang diberikan oleh orang-orang yang tidak percaya di kota Antiokhia, yang menyebut para pengikut Yesus sebagai Kristen, yakni orang-orang yang mengikuti ajaran Yesus. Kedua nama ini, baik "Nasrani" maupun "Kristen," awalnya merupakan bentuk ejekan terhadap orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Ejekan "Nasrani" berfokus pada tempat asal Yesus, sedangkan ejekan "Kristen" berfokus pada pribadi Yesus Kristus. Perbedaannya adalah, ejekan "Kristen" kemudian menjadi identitas yang dipakai oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, sementara "Nasrani" tidak dipakai sebagai identitas.
Dalam sejarah gereja, ada banyak olok-olokan yang kemudian dijadikan identitas oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Nama ejekan "Anabaptis" diberikan oleh Gereja Katolik dan reformator Protestan pada abad ke-16 kepada orang-orang percaya yang membaptis ulang (selam) orang dewasa yang sebelumnya telah dibaptis sebagai bayi.
Nama ejekan "Protestan" diberikan oleh Gereja Katolik Roma kepada para pendukung reformasi Martin Luther. Selain itu, nama ejekan "Methodist" diberikan oleh mahasiswa Oxford dan masyarakat umum kepada para pengikut John Wesley, yang dikenal karena metode disiplin mereka dalam studi, doa, dan pelayanan sosial.
Nah, bagi mereka yang terlalu fanatik pada nama hingga mengeluarkan pernyataan "Di luar Kristen tidak ada keselamatan," perlu diingat bahwa nama "Kristen" awalnya hanyalah nama ejekan yang kemudian dijadikan identitas. Oleh karena itu, "identitas Kristen" sebenarnya tidak ada hubungannya dengan keselamatan.
Orang percaya yang sudah dilahirkan kembali mungkin tidak ingin disebut "Kristen," karena identitas Kristen tidak menjamin keselamatan. Bisa saja mereka memilih menyebut diri sebagai "Pengikut Anak Domba Allah" atau "Pengikut Jalur Kebenaran," sebagai alternatif.
Oleh karena itu, saya sering menekankan kepada mahasiswa - mahasiswa saya dan kepada orang-orang Kristen lainnya, agar tidak terlalu terikat pada nama gereja atau organisasi gereja tempat mereka berada saat ini. Nama tersebut bisa menjadi sebuah penjara yang menghalangi Anda melihat kebenaran secara jelas.
Perlu dipahami bahwa yang penting adalah ajaran gerejanya, apakah sesuai dengan Alkitab atau tidak, bukan sekadar nama besar atau banyaknya jumlah anggota gereja tersebut.
(01062024) (T)