Rabu Abu sebagai Tradisi Gereja Roma Katolik? SERIAL SUDUT PANDANG

Rabu Abu sebagai Tradisi Gereja Roma Katolik? SERIAL SUDUT PANDANG

 Masa Prapaskah yang dimulai pada hari Rabu telah dimulai pada abad VI (waktu itu belum bernama “Rabu Abu”). Gereja memilih hari Rabu sebagai awal masa Prapaskah karena menurut tradisi, Yudas Iskariot mengkhianati Yesus pada hari Rabu, lalu pada hari Jumat, Yesus wafat disalibkan. Karena itu umat Kristen perdana melaksanakan puasa pada hari Rabu dan Jumat, berbeda dengan umat Israel yang merayakan puasa pada hari Senin dan Kamis.

Pada abad X, penggunaan abu dilakukan gereja pada hari Rabu sebagai awal Prapaskah, sehingga muncul istilah Rabu Abu. Tepatnya ibadah Rabu Abu telah dilaksanakan oleh gereja sejak 960 sebagaimana dikemukakan oleh Thomas Talley di situs http://www.americancatholic.org/newsletters/cu/ac0204.asp yaitu: “Thomas Talley, an expert on the history of the liturgical year, says that the first clearly datable liturgy for Ash Wednesday that provides for sprinkling ashes is in the Romano-Germanic pontifical of 960.” Namun secara resmi ibadah Rabu Abu dengan pengolesan abu menjelang masa Prapaskah telah terjadi pada akhir abad XI – XIII yaitu melalui penetapan sidang Sinode di Benevento pada 1091 oleh Paus Urbanus II (Adolf Adam 1990, 98). Jika demikian, penetapan sidang Sinode di Benevento pada 1091 menjadi bagian dalam kehidupan gereja Reformatoris. Ibadah Rabu Abu bukan monopoli tradisi gereja Roma Katolik, namun juga gereja-gereja yang terikat dengan keputusan sidang Sinode di Benevento pada 1091. Itu sebabnya ibadah Rabu Abu selain gereja Roma Katolik juga dilakukan oleh gereja Anglikan, Lutheran, dan Methodist (http://en.wikipedia.org/wiki/Ash_Wednesday).

Gereja-gereja Protestan (reformatoris) yang bercorak Calvinis baru muncul setelah peristiwa reformasi gereja yang diawali dari protes Martin Luther pada 31 Oktober 1517, yaitu saat dia menempelkan 95 dalil di gereja Wittenberg Jerman. Sejak itu gereja yang semula satu, yaitu gereja Katolik (arti “katolik” adalah: Am) terpecah sehingga muncul gereja Reformatoris. Dengan memahami catatan sejarah ini berarti tanggal 31 Oktober 1517 merupakan tonggak waktu pemisah antara gereja Katolik dengan gereja Reformatoris. Tepatnya segala hal yang berkaitan dengan keputusan gereja Roma Katolik setelah 31 Oktober 1517 bukanlah keputusan gereja-gereja Reformatoris (Calvinis dan Lutheran). Jika demikian, segala hal yang berkaitan dengan keputusan gereja sebelum 31 Oktober 1517 adalah keputusan bersama. ITidak mengherankan juga jikalau gereja-gereja Reformed dan Evangelical (Injili) di berbagai belahan dunia kini melaksanakan ibadah Rabu Abu dengan mengoleskan abu di dahi jemaat. Mereka melakukan dengan suatu kesadaran teologis tentang ikatan dalam tradisi gereja dan pentingnya mewujudkan keesaan gereja sebagai Tubuh Kristus.