💫SABDA NYUNAR💫, “The love of God is the root of all evil.”, Taj Mahal berarti Mahkota Istana. Menurut legenda Taj Mahal merupakan bangunan kubur bagi istri Shah Jahan dari Kekaisaran Mughal yang bernama Mumtaz ul Zamani. Mumtaz adalah pedagang manik-manik. Pangeran Shah Jahan jatuh cinta kepadanya. Pada 1612 Shah Jahan menikahi Mumtaz dan menjadikannya istri ketiga. Pada saat ia naik tahta pada 1628, nama Mumtaz diubahnya menjadi Mumtaz Mahal yang berarti Permata Istana. Jahan sangat mencintai Mumtaz. Ketika Mumtaz melahirkan anak ke-14 bagi Shah Jahan, ia meninggal. Saking cintanya Jahan pada Mumtaz ia membangunkan suatu istana peristirahatan yang ground breaking-nya dihelat pada 1631. Projek dipimpin oleh arkitek Ahmad Lahauri dengan melibatkan lebih daripada 20 ribu pekerja. Projek diselesaikan lengkap dalam waktu 20 tahun dengan menghabiskan dana sekitar 956 juta dolar (jika disetarakan dengan uang masa kini). Taj Mahal menjadi bukti cinta Shah Jahan kepada Mumtaz Mahal. Menurut legenda lagi ibu jari arkitek dan para pekerja konstruksi dipotong atas perintah Shah Jahan sesudah pembangunan selesai. Dengan begitu mereka tidak bisa membuat bangunan serupa Taj Mahal. Pada satu sisi Shah Jahan terperi romantis dan begitu mencintai istrinya, pada lain sisi ia berlaku bengis kepada sesama manusia. Bacaan Alkitab dari Injil Markus 12:28-34. Bacaan Injil Markus pada Minggu ini mengisahkan Yesus didatangi seorang ahli Taurat. Ahli Taurat ini sudah mendengar dari para koleganya bahwa Yesus lihai bersoaljawab dan selalu memberikan tanggapan tepat kepada mereka. Ia mengajukan pertanyaan kepada Yesus, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Dengarlah, hai orang Israel, TUHAN Allah kita, TUHAN itu esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan segenap akalbudimu dan dengan segenap kekuatanmu. Perintah kedua: kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah itu.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawaban orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Sesudah itu seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. Dari bacaan di atas kita mengerti bahwa para pemimpin agama di Tanah Yudea berusaha mencari celah kesalahan Yesus dalam mengajar. Yesus dianggap ancaman bagi para pemimpin agama. Untuk itulah mereka terus menerus menguji Yesus dengan harapan ada kesalahan ajaran Yesus. Ahli Taurat di atas tidak ketinggalan mau menguji Yesus. Rupanya jawaban Yesus mengejutkannya. Yesus tidak melenceng dari ajaran tauhid. Meski demikian menurut Yesus ajaran tauhid tidaklah berarti apa-apa tanpa manusia mengasihi sesamanya. Tidak mungkin orang mengasihi Allah yang tak tampak, jika ia tidak mengasihi sesama manusia yang kasat mata. Apa ukuran mengasihi sesama menurut Yesus? Ukurannya ialah seperti mengasihi diri sendiri. Ahli Taurat itu bersetuju dengan Yesus dan menurutnya juga mengasihi sesama manusia jauh lebih utama daripada ritual agama. Mengasihi sesama manusia jauh lebih penting daripada menjalankan aturan-aturan agama. Yesus membenarkan ahli Taurat itu bahkan ia tidak jauh dari Kerajaan Allah. Kita sudah mengerti bahwa misi Kerajaan Allah menurut Yesus ialah menghadirkan keadilan sosial di seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat yang terpinggirkan, yang tidak berdaya. Di lingkungan Kristen kedua perintah itu dikenal dengan Hukum Kasih. Di Indonesia masyarakatnya gandrung pada ritual agama untuk menyatakan cinta pada Allah. Orang menunjukkan cinta pada Allah dengan setia ke gereja, mengikuti persekutuan doa, aktif melayani (dalam arti selebrasi), tetapi pada lain sisi seringkali pada kenyataannya, pada kehidupan keseharian ia bengis kepada sesama dengan memeras para karyawannya, ia mencuri uang negara, suka cepat menghakimi, suka ngrasani orang tanpa dasar, dlsb. Ada juga yang membuat aksi membela Allah. Tentu saja itu tidak salah. Agama tanpa ritus akan kehilangan pilarnya. Yang menjadi persoalan kerasukan ritual agama membuat penganutnya kehilangan etika. Penganut agama menjadi buta pada isu-isu etis. Mustahil orang mencintai Allah, kalau ia buta terhadap isu-isu etis yang kasat mata. Itu sebabnya setiap ada aksi membela Allah, suasana menjadi mencekam tertebar teror. Orang pergi menjauh ketakutan. Pengendara berpusing mencari jalan alternatif. Tidaklah keliru Andrew N. Wilson mem-pleset-kan 1Timotius 6:10 “Cinta akan Allah adalah akar segala kejahatan”. Kebangkitan agama-agama sebenarnya dirangsang oleh suatu keprihatinan etis yang besar terhadap gaya hidup modern. Anehnya agama tidak melahirkan pemikiran-pemikiran etis yang berbobot. Iman menjadi dogmatisme dan teologi menjadi ideologi. Kebangkitan agama-agama justru membuat agama-agama sedang mengalami kemerosotan kepedulian etis yang amat serius. Gus Mus pernah mengatakan bahwa sering semangat beragama tidak diimbangi dengan pemahaman agama yang baik. Pemerintah harus menyadari (karena hal) itu merupakan ancaman yang serius dan masyarakat harus kembali pada jatidirinya sebagai orang yang berketuhanan dan berkemanusiaan yang adil dan beradab. Beruntung Indonesia saat ini memiliki Presiden Joko Widodo, di luar segala kekurangannya, secara terus-menerus menyetimbangkan antara yang vertikal dan horisontal, antara yang spiritual dan material.🙏🙏🙏 Selamat Berhukum Kasih, 🙌🙌🙌Tuhan Memberkati
Langganan:
Komentar (Atom)
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...
-
SUDUT PANDANG TENTANG ESENI Di zaman Yesus, ada beberapa golongan atau kelompok politik dan keagamaan Yahudi yang signifikan, an...
-
Otokritik Ajaran Allah Tritunggal GKJ, serial Sudut pandang Pengantar memang pemahamaman ontologi harus berkembang, melihat tr...