Rabu, 31 Januari 2024

Cakram Faistos, keberadaan bangsa Filistin, Serial sudut pandang

Cakram Faistos, keberadaan bangsa Filistin, Serial sudut pandang
===============

Cakram Faistos adalah cakram tanah liat yang dibakar dari pulau Kreta, kemungkinan berasal dari Zaman Perunggu Minoa pertengahan atau akhir milenium kedua SM dan memuat teks dalam aksara dan bahasa yang tidak diketahui. Tujuan dan tempat pembuatan aslinya masih diperdebatkan. Cakram ini sekarang dipajang di museum arkeologi Heraklion. Namanya terkadang dieja Phaestos atau Festos (en.wikipedia/phaistos disc).

Cakram tersebut ditemukan pada tahun 1908 oleh arkeolog Italia Luigi Pernier selama penggalian istana Minoa di Faistos, dekat Hagia Triada, di pantai selatan Kreta. ecara khusus piringan itu ditemukan di basement ruang 8 gedung 101 sekelompok bangunan di sebelah timur laut istana utama. Pengelompokan empat ruangan ini juga berfungsi sebagai pintu masuk resmi ke dalam kompleks istana. Arkeolog Italia Luigi Pernier menemukan "piringan" utuh tersebut pada tanggal 3 Juli 1908 selama penggalian istana Minoa yang pertama.

Cakram itu ditemukan di kamar utama "penyimpanan kuil" bawah tanah. Ruang-ruang basement ini, yang hanya dapat diakses dari bagian atas, ditutupi dengan rapi dengan lapisan plester halus. Isinya miskin artefak berharga, tetapi kaya akan tanah hitam dan abu, bercampur dengan tulang sapi yang terbakar. Situs tersebut tampaknya runtuh akibat gempa bumi, kemungkinan terkait dengan letusan gunung berapi Santorini yang berdampak pada sebagian besar wilayah Mediterania pada pertengahan milenium ke-2 SM (en.wikipedia/phaistos disc).

Cakram yang berdiameter sekitar 15 cm (5,9 inci) ini di setiap sisinya ditutupi dengan teks spiral. Yves Duhoux (1977) memberi tanggal pada cakram tersebut antara tahun 1850 SM dan 1600 SM (MMIII dalam kronologi Minoa ) berdasarkan laporan Luigi Pernier, yang mengatakan bahwa cakram tersebut berada dalam konteks Minoa Tengah yang tidak terganggu. Jeppesen (1963) memperkirakannya terjadi setelah tahun 1400 (LMII–LMIII dalam kronologi Minoa). Meragukan kelayakan laporan Pernier, Louis Godart (1990) mengundurkan diri dengan mengakui bahwa secara arkeologis, piringan tersebut mungkin berasal dari zaman Minoa Tengah atau Akhir (MMI–LMIII, periode yang mencakup sebagian besar milenium kedua SM ). J. Best menyarankan penanggalan pada paruh pertama abad ke-14 SM (LMIIIA) berdasarkan penanggalan tablet PH-1 (en.wikipedia/phaistos disc).

Nah, apa hubungan Cakram Faistos dengan Sejarah Alkitab?

Cakram ini berhubungan dengan catatan tentang orang Filistin kuno dari Mesir.

Pertama kali orang Filistin disebut dengan nama itu (prst, baca: paristu) adalah dalam catatan tahunan Rameses III untuk thn ke-5 pemerintahannya (1185 SM) dan tahun-tahun berikutnya yang diukir di kuilnya untuk dewa Amon di Medinet Habu dekat Tebe. Tulisan ukir ini mencatat bahwa dia bertempur melawan orang Libia bersama beberapa suku bangsa yang umumnya dikenal sebagai ''Bangsa-bangsa Pelaut', yang mana salah-satu di antaranya ialah 'orang prst'. Suku-suku lain yang termasuk 'Bangsa-bangsa Pelaut' ini sudah disebut dalam tulisan ukir dari Merenptah, Rameses II, dan dalam Surat-surat Amarna dari abad 14 SM.

Gambar-gambar setengah timbul yang diukir dalam kuil di Medinet Habu, menunjukkan bahwa Bangsa-bangsa Pelaut itu tiba bersama keluarga mereka dan harta bendanya dengan memakai gerobak dan kapal. Sedangkan, 'orang prst' dengan kelompok lain yang akrab sekali dengan mereka, yaitu 'orang tkr', dilukis dengan memakai hiasan kepala yang dibuat dari bulu, yang ditusukkan tegak lurus pada suatu pengikat yg mendatar. Nah, lukisan kepala yang memakai hiasan demikian merupakan salah-satu tanda dalam tulisan gambar pada Cakram Faistos yang ditemukan di Pulau Kreta tersebu.

Ini memberikan indikasi bahwa memang bangsa Filistin berasal dari Pulau Kaftor/Kreta (Yeremia 47:4, Amsal 9:7, Zefanya 2:5) yang kemudian bermigrasi dan mendiami pesisi Laut Merah setelah memunahkan penduduk asli di wilayah itu (Ulangan 2:23) dan sering bermusuhan dengan Mesir, lalu kemudian juga dengan Israel.

Bangsa Filistin memang tidak disebut dalam tulisan ukir di luar Alkitab sampai abad ke-12 SM, dan data-data arkeologi yang berkaitan dengan mereka tidak ada sebelum saat ini, maka banyak ahli kritik mencap ay-ay yg menyebut nama mereka pada zaman Bapak-bapak leluhur adalah anakronistik, hal yg tidak cocok tanggalnya dengan peristiwanya. Tapi dua pertimbangan melawan pandangan ini. Ada bukti bahwa perdagangan daerah Aegea pada zaman Pertengahan Minoa meluas secara besar-besaran (kr tahun 1900-1700 SM), dan barang-barang industri buatan Aegea atau barang-barang yg dipengaruhinya sudah ditemukan, berasal dari zaman itu di Ras Syamra di Siria, Hazor dan di Megido di Israel, dan di Tod, Harageh, Lahun dan Abudos di Mesir. Sangat mungkin sebagian besar barang dagangan ini mudah rusak, seperti tekstil. Sebuah jenis hiasan berbentuk spiral yg tampil pada saat itu di Mesir dan Asia (Mari) menopang pendapat ini. Bukti yg lebih meyakinkan mengenai hubungan daerah Aegea dengan Palestina terdapat pada sebuah lempeng dari Mari (abad ke-18) yang mencatat pengiriman pemberian-pemberian raja Hazor kepada Kaptara (Kaftor). Kedua, nama-nama (suku) bangsa dalam zaman kuno tidak dipakai dalam pengertian yang tepat persis. Para anggota dari suatu kelompok campuran seperti bangsa pelaut, sangat mungkin tidak dibedakan dengan nama-nama khusus. Jadi, alpanya suatu nama pada tulisan-tulisan ukir itu bisa saja berarti bahwa kelompok khusus yg dimaksud tidak cukup menonjol untuk disebut. Bangsa pelaut dan bangsa-bangsa yang mendahului mereka, yang berdagang dengan Asia Barat, datang bergelombang, dan yang paling dominan pada gelombang abad 12 SM ialah bangsa Filistin, justru muncul dalam sumber-sumber catatan. Tidak mungkin kelompok-kelompok kecil orang Filistin alpa di antara pedagang Aegea dulu. Hanya memang tidak cukup menonjol untuk diperhatikan oleh negara-negara yang lebih besar (J.D. Douglas, "Ensiklopedia Alkitab Masa Kini") 

Indikasi ini juga menunjukan bahwa wajar jika sejak zaman Abraham (Kejadian 21:32) bangsa ini sudah mendiami pesisir Laut Merah di Kanaan, dan bahwa bangsa ini, sesuai ciri khas bangsa-bangsa berkebudayaan Aegea, adalah bangsa yang mahir berperang dan telah mengenal senjata besi.

Bahasa yang tercetak di permukaan piringan misterius Faistos juga belum pernah sepenuhnya diterjemahkan, dan simbol-simbolnya merupakan bagian dari alfabet yang tidak diketahui, baik kuno maupun modern, namun, beberapa simbol mempunyai kemiripan dengan yang ditemukan dalam Linear A dan Linear B, yang merupakan bahasa kuno Minoa. Adapun Linear A belum diterjemahkan. Ini tampak sejalan dengan bahasa dan aksara Filistin yang hingga kini masih misteri. Status mereka sebagai pendatang dari pulau Kreta membuat mereka tidak mengenal budaya sunat sehingga menjadi ejekan Daud dan para nabi.

Dewa utama orang Filistin adalah Dagon (etimologi nya tidak diketahui). Dewa ini berbentuk ikan, dan ini wajar sebab orang Filistin menetap di kota-kota pesisir pantai Laut Merah (sebenarnya wilayah itu dijaman kuno bernama Laut Filistin). 

Saya kutip dari Ensiklopedia Alkitab Masa Kini:

Muasal dari nama ilah ini hilang dalam sejarah kuno, bahkan hakikatnya yg tepat pun tak dapat dipastikan. Gagasan umum yg menyatakan bahwa Dagon adalah berhala yg merupakan ikan, agaknya tak berdasar; yg membayangkannya demikian ialah Yerome (BDB, hlm 1121) dan yg pertama mengungkapkannya dengan jelas ialah Kimhi pada abad 13 M (Schmokel), tapi gagasan ini melulu dipengaruhi oleh persamaan lahiriah yg terdapat pada kata 'dagon' dengan kata Ibrani dag, artinya 'ikan'.

Berhala berekor ikan yg ada pada mata uang dari Arpad dan Askalon dikaitkan dengan Atargitis, tapi tidak ada hubungannya dengan Dagon (Dhonne dan Dussaud). Barangkali kata Ibrani biasa dagan, artinya 'beras atau padi' (BDB, hlm 186), bisa diturunkan atau menjadi asal dari nama ilah Dagon atau Dagan; jadi memang mungkin bahwa dia adalah ilah tetumbuhan atau ilah betas (bnd Albright, Archaeology and the Religion of Israel3, 1953, hlm 74 dan 220, n. 15).

Paling tidak sejak thn 2500 sM dan selanjutnya, Dagon disembah di seluruh Mesopotamia, teristimewa di daerah Efrat Tengah; dan di kotanya, Mari, ada kuil Dagon (kr abad 18 sM) dihiasi dengan patung singa terbuat dari perunggu (lih contoh A Champdor, Babylon, 1959). Banyak nama pribadi digabungkan dengan Dagon.

Pada abad 14 sM dan sebelumnya, ada kuil Dagon di Ugarit di Fenisia utara, dipersembahkan kepada Dagon seperti nampak pada dua tiang batu di dalam kuil itu bertuliskan namanya; gambar tiang batu ini dimuat dalam Syria 16, 1935, gambar 31:1-2, berhadapan dengan hlm 156, diterjemahkan oleh Albright, hlm 203, n. 30. Kuil ini mempunyai pelataran depan (?), bilik atau ruang depan, dan barangkali sebuah menara (bg dim Schaeffer, The Cuneiform Texts of Ras Shamra-Ugarit, 1939, gbr 39), seluruhnya barangkali berbentuk seperti digambarkan Sir L. C Woolley (A Forgotten Kingdom, 1953, hlm 57, gbr 9).

Dalam naskah Ugarit (Kanaan Utara), Dagon adalah bapak Baal. Di Bet-Sean, ditemukan sebuah kuil, mungkin kuil yg disebut dalam 1 Taw 10:10 (lih A Rowe, Four Canaanite Temples of Beth Shan, 1, 1940, hlm 22-24). Bahwa ada kuil Dagon lain di Palestina dijelaskan oleh dua permukiman, masing-masing disebut Bet-Dagon (Yos 15:41; 19:27) di daerah Yehuda dan Asyer. Rameses II menyebut suatu B(e)t-/ D(a)g(o)n dalam daftarnya mengenai Palestina (kr thn 1270 sM), dan Sanherib menyebut Bit-Dagannu pada thn 701 sM.
Kata Palestina di ensiklopedia tersebut mengacu pada letak situs-situs tersebut dimasa modern.
Ada tiga tempat di mana Dagon disebutkan dalam Alkitab. Penyebutan pertama adalah Hakim-Hakim 16:23, di mana kita diberitahu bahwa Dagon adalah dewa orang Filistin. Orang Filistin mempersembahkan “pengorbanan besar” kepada Dagon, karena percaya bahwa berhala mereka telah menyerahkan Simson ke tangan mereka. Satu Tawarikh 10:10 menyebutkan kuil Dagon di mana kepala Raja Saul diikat. Kemudian, di 1 Samuel 5, Dagon dipermalukan oleh Tuhan Sejati bangsa Israel.
DAGON [ensiklopedia]
Dalam PL Dagon adalah ilah utama yg disembah orang Filistin pada zaman Simson di Gaza (Hak 16:21-23), di Asdod (sampai zaman Makabe, 1 Makabe 10:83-85; 11:4) dan di Bet-Sean pada zaman Saul dan Daud (1 Sam 5:2-7; 1 Taw 10:10 bersama 1 Sam 31:10). Muasal dari nama ilah ini hilang dalam sejarah kuno, bahkan hakikatnya yg tepat pun tak dapat dipastikan. Gagasan umum yg menyatakan bahwa Dagon adalah berhala yg merupakan ikan, agaknya tak berdasar; yg membayangkannya demikian ialah Yerome (BDB, hlm 1121) dan yg pertama mengungkapkannya dengan jelas ialah Kimhi pada abad 13 M (Schmokel), tapi gagasan ini melulu dipengaruhi oleh persamaan lahiriah yg terdapat pada kata 'dagon' dengan kata Ibrani dag, artinya 'ikan'.

Berhala berekor ikan yg ada pada mata uang dari Arpad dan Askalon dikaitkan dengan Atargitis, tapi tidak ada hubungannya dengan Dagon (Dhonne dan Dussaud). Barangkali kata Ibrani biasa dagan, artinya 'beras atau padi' (BDB, hlm 186), bisa diturunkan atau menjadi asal dari nama ilah Dagon atau Dagan; jadi memang mungkin bahwa dia adalah ilah tetumbuhan atau ilah betas (bnd Albright, Archaeology and the Religion of Israel3, 1953, hlm 74 dan 220, n. 15).

Paling tidak sejak thn 2500 sM dan selanjutnya, Dagon disembah di seluruh Mesopotamia, teristimewa di daerah Efrat Tengah; dan di kotanya, Mari, ada kuil Dagon (kr abad 18 sM) dihiasi dengan patung singa terbuat dari perunggu (lih contoh A Champdor, Babylon, 1959). Banyak nama pribadi digabungkan dengan Dagon.

Pada abad 14 sM dan sebelumnya, ada kuil Dagon di Ugarit di Fenisia utara, dipersembahkan kepada Dagon seperti nampak pada dua tiang batu di dalam kuil itu bertuliskan namanya; gambar tiang batu ini dimuat dalam Syria 16, 1935, gambar 31:1-2, berhadapan dengan hlm 156, diterjemahkan oleh Albright, hlm 203, n. 30. Kuil ini mempunyai pelataran depan (?), bilik atau ruang depan, dan barangkali sebuah menara (bg dim Schaeffer, The Cuneiform Texts of Ras Shamra-Ugarit, 1939, gbr 39), seluruhnya barangkali berbentuk seperti digambarkan Sir L. C Woolley (A Forgotten Kingdom, 1953, hlm 57, gbr 9).

Dalam naskah Ugarit (Kanaan Utara), Dagon adalah bapak Baal. Di Bet-Sean, ditemukan sebuah kuil, mungkin kuil yg disebut dalam 1 Taw 10:10 (lih A Rowe, Four Canaanite Temples of Beth Shan, 1, 1940, hlm 22-24). Bahwa ada kuil Dagon lain di Palestina dijelaskan oleh dua permukiman, masing-masing disebut Bet-Dagon (Yos 15:41; 19:27) di daerah Yehuda dan Asyer. Rameses II menyebut suatu B(e)t-/ D(a)g(o)n dalam daftarnya mengenai Palestina (kr thn 1270 sM), dan Sanherib menyebut Bit-Dagannu pada thn 701 sM.


KEPUSTAKAAN H Schmokel, Der Gott Dagan, 1928, dan dim Ebeling dan Meissner (para penyusun), Reallexikon der Assyriologie, 1938, hlm 99-101; E Dhorme dan R Dussaud, Les Religions de Babylonie et d'Assyrie...des Hittites ... Pheniciens, etc., 1949, hlm 165-167, 173, 364, 365, 371, 395, 396; M Dahood, (S Moscati, red) Le antiche di vinita semitiche, 1958, hlm 77-80; M Pope (W Haussing, red) Worterhuch der Mythologie 1, 1965, hlm 276-278; J. R Kupper, Les Nomades en Mesopotamie au temps des Rois de Mari, 1957, hlm 69-71, tentang Mari. KAK/MHS
Menurut mitologi kuno, Dagon adalah ayah Baal. Dia adalah dewa ikan ( dag dalam bahasa Ibrani berarti “ikan”), dan dia direpresentasikan sebagai makhluk setengah manusia, setengah ikan. Gambaran ini memperkuat keyakinan evolusioner bahwa manusia dan ikan berevolusi bersama-sama dari perairan purba. Jadi Dagon mirip dengan banyak berhala lainnya karena ia mempersonifikasikan kekuatan alam yang diduga menghasilkan segala sesuatu.
____________________________
Cepogo, 01022024 (T)

Referensi:
1. Adele Berlin dan Marc Zvi Brettler (editor), "The Jewish Study Bible", Jewish Publication Society dan Oxford University Press, Oxford dan New York, 1999.

2. Andrew E. Hill & John H. Walton, "A survey of Old Testament", Zondervan, edisi ketiga.

3. Bob Utley, “Tafsiran Utley”.

4. Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, “Tafsiran Wycliff”, Gandum Mas, Malang, 2011.

5. David E. Pratte; "Commentary on the Book of Genesis: Bible Study Notes and Comments"; 2016 (edisi revisi).

6. David F. Hinson, "Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab", BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2004.

7. Gleason L. Archer, "Encyclopedia of Bible Difficulties, Zondervan Publishing House, Michigan, 1982.

8. Herbert Haag, “Kamus Haag”, Nusa Indah, Ende – Flores, 1992.

9. J.D. Douglas, “Ensiklopedia Alkitab Masa Kini”, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Jakarta, 1997.

10. Jonar Situmorang, "Kamus Alkitab dan Teologi", Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2016.

11. J. Pritchard, "Ancient Near Eastern Texts", 1974.

12. Martin Worthtington, "Principles of Akkadian Textual Criticism", De Gruyter, Berlin, 2012.

13. T. K. Cheyne dan J. Sutherland Black, "Encyclopedia Biblica: A Dictionary Of The Bible"; The Macmillan Company; New York; 1901.

14. Walter C. Kaisser, Peter H. Davids, F.F. Bruce, Manfred T. Brauch; "Hard Saying of the Bible"; InterVarsity Press; Illinois; 1996.

15. W. R. F. Browning, “Kamus Browning”, BPK Gunung Mulia, 2014.

16. en.wikipedia/phaistos disc 

17. https://greekreporter.com/2023/09/18/phaistos-disk-mystery-solved/

.

Keterangan Gambar:
Cakram Faistos dan Transkripsi Modern sisi A dan B dari inskripsi cakram ini (sumber: en.wikipedia/phaistos disc)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...