Minggu, 24 September 2023

Homoseksualitas dan gereja Baptis Injili, Serial Sudut Pandang

Homoseksualitas dan gereja Baptis Injili, Serial Sudut Pandang

Menggambarkan pandangan Baptis Injili tentang homoseksualitas adalah sulit karena banyaknya organisasi Baptis, masing-masing dengan pernyataan doktrinal yang sedikit berbeda. Masalah ini semakin diperparah oleh sejumlah besar gereja Baptis Independen yang otonom yang bukan bagian dari organisasi dan memiliki pernyataan dan kepercayaan doktrinal mereka sendiri. Artikel ini akan berusaha untuk mencakup kepercayaan dasar di kedua sisi masalah.

Keyakinan dasar
Seperti kebanyakan masalah, ada beragam pandangan anggota gereja Baptis Injili tentang homoseksualitas . Beberapa denominasi tetap lebih konservatif, percaya pada apa yang mereka gambarkan sebagai pernikahan 'tradisional' antara satu pria dan satu wanita. Denominasi-denominasi lain yang lebih liberal memungkinkan jemaat lokal dan otonom untuk menentukan kebijakan daerah mereka sendiri. Dengan demikian, denominasi umumnya terbagi dalam masalah ini dan mencerminkan keragaman pendapat.  Namun demikian, umat Baptis Injili umumnya percaya bahwa homoseksualitas harus menjadi masalah yang didekati dengan kasih sayang dan cinta. Dr Albert Mohler , Presiden The Southern Evangelion Baptist Theological Seminary , menekankan bahwa: "Kami menanggapi orang yang terlibat dalam homoseksualitas harus ditandai dengan kasih sayang yang tulus Tapi tugas utama belas kasih yang tulus mengatakan yang sebenarnya, dan Alkitab mengungkapkan pesan yang benar. kita harus menyampaikan. Mereka yang berusaha memutarbalikkan dan menumbangkan pesan Alkitab tidak menanggapi kaum homoseksual dengan belas kasih. Berdusta tidak pernah berbelas kasih - dan kebohongan mereka mengarah pada kematian sesama manusia. " Jumlah Baptis Injili dan jemaat yang relatif kecil, meskipun bertumbuh, terbuka untuk penerimaan hubungan homoseksual. Namun, keterbukaan ini mungkin didasarkan pada mempertahankan hubungan yang menguntungkan daripada perubahan dalam ajaran Alkitab. Al Sharpton , seorang pendeta Baptis Injili dan pemimpin hak-hak sipil , selama kampanyenya untuk pencalonan presiden dari Partai Demokrat tahun 2004 mengatakan bahwa menanyakan apakah kaum gay atau lesbian harus bisa menikah itu menghina: "Itu seperti mengatakan Anda memberi orang kulit hitam, atau putih, atau Latin hak untuk menikah - tetapi tidak menikah [...] Ini seperti bertanya 'apakah saya mendukung pernikahan kulit hitam atau pernikahan kulit putih' ... Kesimpulannya adalah bahwa kaum gay tidak seperti manusia lainnya ". 

Posisi gereja
Beberapa organisasi dan denominasi gereja-gereja Baptis telah mengeluarkan pernyataan dan resolusi tentang homoseksualitas.

posisi konservatif
The Southern Evangelion Baptist Convention , denominasi Baptis terbesar secara global dengan 15 juta anggota (terutama di Amerika Serikat ), telah mengeluarkan beberapa resolusi di mana ia menolak homoseksualitas sebagai gaya hidup dan menyebutnya sebagai "manifestasi dari sifat bejat", "a penyimpangan standar ilahi dan sebagai pelanggaran terhadap alam dan kasih sayang alami "dan" kekejian di mata Allah. "  Ini menentang pernikahan sesama jenis dan serikat setara. Konvensi telah mendesak gereja untuk tidak menunjukkan persetujuan homoseksualitas. Namun Konvensi juga menyatakan bahwa "sementara Alkitab mengutuk praktik seperti dosa, itu juga mengajarkan pengampunan dan transformasi, melalui pertobatan, melalui Yesus Kristus, Tuhan kita." The National Baptist Convention, USA, Inc. , gereja Baptis terbesar kedua secara global dan didominasi Afrika-Amerika, merilis sebuah pernyataan posisi resmi pada tahun 2012 yang mendefinisikan pernikahan sebagai persatuan eksklusif seorang pria dan seorang wanita. Pernyataan posisi selanjutnya pada tahun 2014 melarang pendeta konvensi untuk meresmikan pernikahan sesama jenis atau serikat sipil yang menyatakan bahwa mereka "tidak berpartisipasi dalam aktivitas apa pun yang menyiratkan atau memaafkan pernikahan sesama jenis atau serikat sesama jenis". Pada tahun 2006 organisasi tersebut menyatakan bahwa mayoritas gereja-gereja anggotanya akan berpendapat bahwa homoseksualitas bukanlah ekspresi yang sah dari kehendak Tuhan dan akan menentang penahbisan homoseksual atau lesbian aktif untuk semua jenis pelayanan di gereja mereka.The American Baptist Churches USA , sebuah arus utama Amerika Baptist Injili denominasi sekitar 1,2 juta anggota, resmi mendefinisikan pernikahan sebagai persatuan "seorang pria dan seorang wanita" dan memegang "bahwa praktek homoseksualitas tidak sesuai dengan ajaran Kristen," tetapi mengadvokasi dialog tentang masalah ini karena beberapa sidang individu memiliki pandangan yang bertentangan.  The Australian Baptist Injili Ministries mendukung definisi pernikahan sebagai antara seorang pria dan seorang wanita, dan menolak bergerak untuk memperluas definisi untuk menyertakan hubungan seks yang sama. ]Gereja- gereja Baptis Injili  Fundamental Independen , sementara bukan denominasi resmi, sebagian besar, jika tidak sepenuhnya, menentang homoseksualitas dalam semua bentuknya dan percaya pernikahan adalah antara pria dan wanita.

posisi netral
The Progresif Nasional Baptist Injili Convention , yang didominasi Afrika denominasi Amerika arus utama, tidak memiliki posisi resmi dan, seperti banyak denominasi Baptis, memungkinkan jemaat individu untuk menentukan pandangan mereka sendiri.  Hasilnya, beberapa sidang telah melakukan berkat dan pernikahan untuk pasangan sesama jenis.The Evangelion Baptist Union of Great Britain dengan 140.000 orang memegang pandangan bernuansa. Dikatakan bahwa pasangan sesama jenis "tidak boleh menderita diskriminasi karena orientasi seksual mereka", sementara menegaskan bahwa orang Kristen yang percaya bahwa hubungan sesama jenis adalah salah, tidak boleh dipaksa untuk berkompromi dengan apa yang mereka yakini sebagai prinsip keyakinan mereka. The Evangelion Baptist Fellowship , sebuah jaringan yang relatif kecil berbasis Amerika dari gereja-gereja Baptis, tidak memiliki kebijakan resmi tentang homoseksualitas (atau isu-isu sosial lainnya). Ini memungkinkan organisasi dan gereja individu untuk mendukung atau mendanai advokasi hak-hak gay jika mereka memilihnya, tetapi itu tidak diharuskan atau dilarang. 

 posisi liberal
Jaringan Baptis Injili  yang mengafirmasi Lesbian & Gay Christians adalah jaringan kecil Baptis Injili di Inggris yang berupaya mendukung lesbian dan pria gay dan orang-orang yang peduli dengan seksualitas mereka di gereja.The Aliansi Baptis Injili adalah kecil secara jumlah umat, teologis progresif, Amerika Evangelion Baptist denominasi yang mendukung pernikahan sesama jenis dan terbuka untuk gay , lesbian , biseksual dan transgender percaya. The Association of Menyambut dan Menegaskan Baptis Injili  terdiri dari gereja-gereja Baptis Injili, organisasi reformasi, dan individu yang menyambut dan menegaskan orang tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender, dan advokasi untuk lesbian, gay, biseksual dan transgender inklusi dalam komunitas iman Baptis Injili. Grup ini terdiri dari hampir 100 gereja dan organisasi di antara Gereja Baptis Injili Amerika di AS dan Cooperative Evangelion Baptist Fellowship . The National Evangelion Baptist Convention, USA, Inc. , Amerika Gereja-Gereja Baptis Injili Amerika Serikat , dan Progresif Nasional Konvensi Baptis Injili juga memiliki jemaat dan majelis yang mengambil posisi liberal dalam masalah ini. 
CEPOGO, STT BAPTIS INJILI (T)

Baca juga:
http://titusroidanto.blogspot.com/2023/10/mengapa-penduduk-sodom-begitu-terancam.html

https://titusroidanto.blogspot.com/2024/06/mengenal-dan-menyikapi-lgbt-sesama-kita.html

Sudut Pandang Tiga Penginjil tentang Satu Injil

Sudut Pandang Tiga Penginjil tentang Satu Injil

Siapa yang membaptis Yesus? Yohanes Pembaptis! Di mana? Di Sungai Yordan. Akan tetapi, penginjil Lukas mungkin akan berkata, "Bukan aku yang bilang. Aku tidak bilang begitu." 

Itu hanya sebuah contoh kecil tentang perbedaan antara kitab Injil yang satu dan yang lain. Mengapa bisa berbeda?

Sebutan Injil diambil dari kalimat pertama kitab Injil yang tertua. Bunyinya, "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus ...“ (Mrk. 1:1). Secara harfiah kata itu berarti kabar baik.

Akan tetapi, apa itu sebetulnya Injil? Jika Markus ditanya, mungkin ia akan menjawab, "Aku menulis Injil, yaitu cerita yang objektif tentang hidup Yesus beberapa puluh tahun lalu. Tetapi tulisanku ini juga merupakan kesaksian imanku yang subjektif mengenai apa artinya hidup Yesus itu untuk zamanku." Injil merupakan ragam sastra yang belum pernah ada sebelumnya. Perintis ragam sastra ini adalah Markus.

Kita lihat unsur-unsur jawab tadi. "Cerita yang objektif." Isi kitab Injil bukan khotbah, melainkan cerita yang melaporkan. Jadi, bukan gagasan melainkan laporan. Sifatnya historis objektif. "Kesaksian imanku yang subjektif." Tetapi laporan yang objektif itu disampaikan sebagai kesaksian iman si penulis sehingga bersifat subjektif sesuai penghayatan si penulis tentang makna hidup dan karya Yesus bagi si penulis. "Untuk zamanku." Sama seperti semua penulis, penginjil menyampaikan tulisannya untuk pembaca pada zaman di mana ia hidup dan beberapa puluh tahun kemudian, bukan beberapa abad kemudian. Jadi, bila tulisannya itu dibaca beberapa puluh abad kemudian, perlu diingat konteks zaman penulisannya.

Terhadap pertanyaan di atas, mungkin Matius dan Lukas akan menjawab serupa dengan Markus, yaitu mereka menulis cerita berunsur historis objektif, namun juga berunsur penghayatan subjektif.

Nah, oleh sebab itu, ketiga kitab Injil sedikit saling berbeda, sebab ketiga penulisnya tentu mempunyai penghayatan iman yang berbeda.

Namun, persamaannya lebih banyak daripada perbedaannya. Ketiga kitab Injil pertama ini banyak sekali persamaannya sehingga disebut Sinoptik. Sebetulnya, secara harfiah, kata Yunani synopsis berarti ikhtisar atau ringkasan, seperti sinopsis di sampul belakang sebuah buku. Namun, synopsis juga berarti pandangan bersama. Markus, Matius, dan Lukas disebut Injil Sinoptik karena berpandangan sama, yaitu bergaris besar sejajar dan hampir sama.

Mengapa hampir sama? Karena garis besar Injil Markus diambil alih oleh Matius dan Lukas. Akan tetapi, di pihak lain Matius dan Lukas menambah banyak bahan yang tidak ditulis atau mungkin tidak diketahui oleh Markus. Jadi, Markus dipakai sebagai sumber oleh Matius dan Lukas.

Namun, baik Matius maupun Lukas mempunyai sumber tambahan masing-masing. Oleh sebab itu, ada cerita yang hanya terdapat dil Matius, misalnya perumpamaan lalang di antara gandum (13:24-30).

Demikian juga ada cerita yang hanya terdapat di Lukas, misalnya cerita tentang Zakheus (19:1-10).

Ketika Matius dan Lukas menceritakan bahan yang sama terjadi juga perbedaan versi yang mencolok. Contohnya adalah versi Lukas tentang pintu yang sesak (13:23-30) sangat berbeda dari versi Matius (7:13-14).

Di lain pihak, ada pula bahan yang 99% sama antara Matius dan Lukas, namun tidak terdapat di Markus. Misalnya, ucapan Yesus mengenai selumbar di dalam mata (lih. Mat. 7:3-5 dan Luk. 6:41-42).

Supaya penjelasan ini tidak menjadi rumit, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Matius dan Lukas lebih banyak sama dibandingkan dengan Markus. Matius dan Lukas menulis sekitar masing-masing 15 dan 25 tahun sesudah Markus. Jika kita membaca Alkitab dalam bahasa aslinya, tampak bahwa Matius dan Lukas lebih berkaidah dalam gramatika Yunani. Sebab itu, kedua penulis ini mengambil alih banyak cerita dari Markus sambil meluruskan struktur kalimat Markus. Perlu diingat bahwa semua perkataan Yesus diucapkan dalam bahasa Aram, padahal ketiga penulis ini mengarang dalam bahasa Yunani. Penerjemahan selalu berkemungkinan meleset.

Barang siapa ingin mendalami Injil tentang Yesus, memang sebaiknya membaca sambil membandingkan ketiga kitab Injil pertama ini. Ada banyak persamaan sekaligus ada banyak perbedaan. Ketiganya saling melengkapi. Duduk perkara penyebab persamaan dan perbedaan itu dijelaskan oleh Barend Drewes dalam buku Satu Injil Tiga Pekabar – Terjadinya dan Amanat Injil-injil Matius, Markus dan Lukas.

Akan tetapi, kembali ke persoalan pada awal bab ini, mengapa Lukas cenderung memperkecil cerita pembaptisan Yesus? Lukas hanya menulis sebuah anak kalimat saja, yaitu "... dan ketika Yesus juga dibaptis..." (Luk. 3:21). Bahkan kalimat itu ditempatkan sesudah laporan tentang pemenjaraan Yohanes Pembaptis, seolah-olah pembaptisan Yesus terjadi sesudah pemenjaraan Yohanes Pembaptis atau seolah olah bukan Pembaptis yang membaptis Yesus. Nama Sungai Yordan juga tidak tercantum di dalam Lukas. Mengapa Lukas berbuat ini? Kita tidak tahu, tetapi agaknya Lukas ingin mencegah fanatisme para pengikut Yohanes Pembaptis yang disebut "murid-murid Yohanes" (Mat. 11:7). Ketika Lukas menulis injilnya sekitar tahun 90-an di Suriah, mungkin ketika itu para pengikut Yohanes Pembaptis sedang populer. Mereka cenderung bersifat sektarian, artinya hanya menekankan satu sektor tertentu dari ajaran yang umum. Akibatnya, mereka pun cenderung menganggap Yohanes Pembaptis sebagai tokoh utama.

 Tentu para penulis Injil tidak mendukung paham sektarian seperti itu. Injil bukanlah cerita tentang tokoh ini atau tokoh itu, melainkan tentang Yesus Kristus. Kalimat pertama dalam kitab Injil yang pertama sudah menegaskan hal itu. Bunyinya, “Arche ton euaggelion lesou Christou", artinya, "Inilah Kabar Baik tentang Yesus Kristus" (Mrk. 1:1, BIMK).

CEPOGO, STT BAPTIS INJILI (T)

Kamis, 14 September 2023

KESURUPAN, SERIAL SUDUT PANDANG

KESURUPAN, SERIAL SUDUT PANDANG

PENGANTAR

Kerasukan atau kesurupan setan merupakan suatu peristiwa hadirnya roh jahat dalam kehidupan manusia dan dipercaya dapat menyebabkan kepribadian seseorang berubah. Pribadinya menjadi tidak sesuai dengan lingkungan sosialnya. Kerasukan setan juga dipercaya sebagai suatu peristiwa yang membuat orang sakit secara fisik dan mental. Dalam kamus bahasa Indonesia kesurupan berasal dari kata surup, yang artinya kemasukan (setan, roh) sehingga bertindak yang aneh-aneh. Dalam kamus bahasa inggris yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Shadily kata kesurupan disebut dengan trance. Trance adalah suatu perubahan status kesadaran dan menunjukkan penurunan responsivitas terhadap stimulus lingkungan. Dalam dunia psikiatri, Maramis membagi kondisi kesurupan orang menjadi dua, yaitu:

 Pertama, munculnya keyakinan akan adanya kekuatan lain yang menguasai diri seseorang. Gejala seperti ini merupakan bagian dari terbelahnya isi pikiran yang merupakan ciri dari penderita skizofrenia. Bentuk keyakinan seperti itu disebut juga waham.

Kedua, orang yang kesurupan mengalami metamorfosis total, ia menganggap dirinya dengan orang lain atau benda tertentu. Gejala seperti ini sering dilihat pada orang yang mengalami gangguan Disosiasi. Jika pemicunya adalah konflik atau stres psikologik, keadaan ini disebut dengan reaksi Disosiasi yang merupakan sub-jenis dalam neorosa histerik. Disosiasi yang didasari kepercayaan atau kebudayaan tertentu disebut dengan kesurupan. Sementara, berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, ilmu kesehatan jiwa modern menganggap bahwa gangguan kesurupan adalah merupakan bentuk gangguan disosiatif, yaitu proses terpecahnya integritas kepribadian individu akibat stres psikologis yang berat sehingga bertahan di tengah gejolak stres yang berat ini ia beralih menjadi pribadi lain. Dari sisi kedokteran, kesurupan bukan lagi fenomena baru. Kesurupan juga sudah dipelajari secara medis sejak lama. Dalam dunia medis, kesurupan lebih dikenal sebagai dissociative trance disorder (DTD). Kesurupan sebenarnya adalah gangguan mental.Seseorang yang mengaku mengalami kesurupan bisa merasa dirinya jadi orang lain. Seperti merasa jadi harimau, merasa jadi jelmaan makhluk halus, bahkan bisa merasa menjadi sebuah benda.Selain itu, kesurupan juga erat kaitannya dengan lingkungan. Seseorang yang tinggal di lingkungan masyarakat yang percaya akan hal mistis dan fenomena kesurupan, maka memiliki kecenderungan untuk lebih mudah 'kesurupan'. Betapa tidak, orang tersebut telah mengenal konsep kesurupan sejak lama. Kesurupan juga bisa dipandang dari sisi neurosains. Dokter spesialis bedah saraf, Ryu Hasan mengatakan, kesurupan sepenuhnya adalah akibat dari aktivitas otak yang menyangkut emosi, memori, dan motorik."Kalau kita masuk ke dunia neuroscience, apa sih kesurupan? Kesurupan itu adalah aktivitas dari otak. Ada aktivitas emosi, ada memori, ada motorik," kata Ryu dalam diskusi bersama Ask The Experts Edisi 226, beberapa waktu lalu.Ryu mengatakan, kesurupan bukan terjadi karena ada zat mistis yang berusaha masuk ke dalam tubuh. Kesurupan lebih didasari oleh lingkungan dan kebiasaan masyarakat tertentu. Kesurupan juga murni karena aktivitas otak manusia.


Proses Neuropsikologis, Saat Otak Kebanjiran Dopamin

Ryu mengatakan, kesurupan pada dasarnya adalah proses neuropsikologis. Artinya adalah aktivitas otak yang menghasilkan sifat mental dan motorik yang berbeda dari dirinya sendiri.Pada kondisi ini, otak akan merekam memori, mengulangnya dalam diri seseorang, dan berubah menjadi sifat mental dan motorik yang berbeda dari keadaan orang tersebut pada keadaan normal.Sederhananya, seseorang mungkin akan mengaku mengalami kesurupan dan tiba-tiba bicara bahasa Arab. Saat itu, otak sedang merekam memori berulang tentang bahasa Arab. Orang itu mungkin tak pernah belajar bahasa Arab, tapi ia mendengarkan pengajian, atau lantunan lagu dalam bahasa Arab sehingga terekam dalam alam bawah sadar dan terulang. Orang yang mengaku kesurupan juga mungkin akan merasa dirinya menjadi macan atau ular, atau hewan lainnya, hanya karena dia pernah melihat binatang tersebut. Otak kembali merekam adegan yang biasa dilakukan hewan dan membuat tubuh memperagakan diri seakan-akan menjadi hewan tsb.

"Kesurupan melibatkan memori. Jadi, ketika orang tidak pernah melihat kanguru, dia enggak mungkin kesurupan jadi kanguru. Ini yang namanya kesurupan yang pada dasarnya melibatkan banyak sirkuit di otak kita," kata Ryu.

"Orang yang kesurupan itu memori di otaknya selalu recall [berulang], dia juga melibatkan sirkuit emosi di otak, dia bisa membedakan mana orang yang suka dan tidak, termasuk juga melibatkan sirkuit motoriknya," sambungnya. 'ramai' dan segala macam emosi. Namun, dopamin sendiri akan memberikan rasa tenang pada otak sehingga orang yang telah kesurupan akan merasa rileks. "Otak 'banjir' oksitosin dan dopamin yang tidak seperti biasanya. Entah itu sirkuit emosi atau memori. Segala rasa ada di sana, dan ini yang membuat orang kesurupan itu cenderung berulang, ketagihan. Sebab orang sudah kesurupan, dia merasa nyaman karena ada dopamin," jelas Ryu. Bentuk Cari Perhatian, Ryu juga menjelaskan bahwa orang kesurupan sebenarnya adalah orang terpinggir dalam kelompoknya, sehingga dia mencari perhatian lebih. Salah satu caranya untuk mendapat perhatian adalah dengan kesurupan. Itu sebabnya kesurupan selalu ketika berada keramaian orang.

"Sebetulnya orang kesurupan itu pada dasarnya mencari perhatian. Kesurupan itu tidak pernah saat sendirian, kejadian kesurupan itu selalu di depan orang," kata Ryu.
Pada saat orang mengalami DTD, dia akan mendapatkan dua keuntungan. Pertama dia akan menjadi rileks karena otak 'kebanjiran' dopamin, dan kedua, dia akan mendapat perhatian dari sekitarnya. Kesurupan di keramaian juga cenderung menular karena alam bawah sadar orang lain di sekitarnya menyadari bahwa ia akan mendapat perhatian. Selain itu, jika orang-orang di sekitarnya juga sudah mengenal konsep 'kesurupan', maka ia akan lebih mudah ikut-ikutan kesurupan.
"Jadi, ya, memang kesurupan itu cenderung menular, karena orang-orang di sekitarnya mencatat bahwa ada perhatian yang diberikan, dia jadi ikut-ikutan kesurupan," tuturnya. 

DALAM PSIKOLOGI

Menurut Kaplan dan Sadock, keadaan “kesurupan” (trance) adalah suatu bentuk disosiasi yang mengundang keingintahuan dan tidak benar-benar dimengerti. Tampaknya, keadan trance lazim terjadi pada medium yang mendahului pertemuan dengan roh halus. Medium secara khas memasuki keadaan disosiatif, saat itu, seseorang dari dunia roh mengambil alih kesadaran medium dan memengaruhi pikiran dan pembicaraannya. Dimana Orang tersebut menjadi lain dalam hal bicara, perilaku, sifat, dan perilakunya menjadi seperti kepribadian yang “memasukinya”. Fenomena yang berhubungan dengan trance adalah hipnotis dan keadaan mental serupa yang dialami oleh pilot pesawat udara.


SUDUT ALKITAB 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa adanya kuasa kegelapan dan juga beberapa kesaksian beberapa orang tentang dikuasai oleh roh jahat membuat fenomena kesurupan dari sisi Alkitab dan umat Kristen benar-benar ada. Tentunya roh jahat ini tidak menyerang seseorang secara tiba-tiba. Ada beberapa hak yang diberikan oleh leluhur yang menggunakan sebuah perjanjian-perjanjian okultisme serta celah dosa.Di dalam Markus 1:23-24 pun menjelaskan. “Pada saat di rumah peribadatan, ada seseorang yang telah kerasukan berbagai roh jahat. Orang tersebut kemudian berteriak “Apa urusan-Mu ? Hai Yesus orang Nazaret? Engkau ingin membinasakan kami? Aku mengetahui Engkau, Yang kudus dari Allah“.Dari isi surat tersebut kita bisa melihat bahwa orang-orang yang sedang beribadah pun bisa terkena kesurupan oleh roh jahat. Meskipun begitu, perlu Anda pahami bahwa roh manusia tidak dapat dimiliki oleh roh jahat. Jiwa di dalam raga seseorang itu sedang ditawan.Sedangkan tubuhnya justru dikuasai oleh roh jahat. Ha ini dapat Anda lihat ketika adanya ilmu santet maupun teluh.

Efesus 6:12 “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Sejak awal, Tuhan telah memaklumkan bahwa dalam pria sejati-nya akan berperang melawan roh jahat di udara. Jadi persiapkan dirimu untuk bertarung lebih awal. Termasuk ketika ada orang yang kerasukan. Tidak perlu heran karena ini telah ditahbiskan oleh Allah sejak awal. Kunci untuk berhasil mengusir Iblis dari tubuh orang yang kerasukan adalah dengan berdoa dalam Roh dan bagaimana mengkonversi dari orang Kristen. Karena roh jahat bisa menghapus segala dosa kita. Markus 5:8 "Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya:" Hai, engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Tuhan Yesus memiliki kuasa yang lebih besar dari kuasa apa pun di dunia. Ini adalah kenyataan dan bukti mutlak bahwa meskipun salah satu saudara yang dimiliki, maka dalam nama Yesus mereka dapat diusir dan dikhianati. Yang paling penting meminta tujuan karunia Roh Kudus untuk menemani agar orang yang dirasakannya segera dibebaskan dari belenggu roh jahat. Mintalah kepada Tuhan sendiri untuk dilepaskan dari belenggu yang dimiliki dan dapat menjadi normal kembali. Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, kuasa itu akan diungkapkan. Luangkan waktu untuk berdoa dan tujuan Kristen, sehingga memiliki kesiapan hati ketika melayani saudara kita yang kerasukan atau kerasukan roh jahat.

Pandangan Teologi

Orang Kristen merasakannya sebagai ancaman terhadap kesetiaan mereka terhadap imannya. Hampir selalu kerasukan itu menyebabkan kekekalan manusia yang rohani, bahkan sering juga kekekalan jasmani. Adalah suatu kenyataan yang umum di gereja-gereja muda bahwa menjadi kerasukan roh orang mati tidaklah memperkuat persekutuan antara yang kesurupan itu dengan Kristus, melainkan memasukkannya. Memag benar pengalaman tentang kenyatan dan berkuasanya roh itu tidak bolehdiremehkanTetapi justru disini perlulah diberitakan kemenangan Kristus dan penegakan kekuasaan-Nya atas kekuatan kekuatan kekuasaan-kekuasaan yang terlihat, atas kegelapan dunia.

CEPOGO, STT BAPTIS INJILI, 14092023 (T)

Baca juga :

http://titusroidanto.blogspot.com/2023/05/serial-sudut-pandang-minggu-paska-6.html

http://titusroidanto.blogspot.com/2023/05/serial-sudut-pandang-minggu-paska-6.html






. .

 

 






Rabu, 06 September 2023

Sekilas tentang Johannes Calvin, Serial Sudut Pandang

Sekilas tentang Johannes Calvin, Serial Sudut Pandang

Awal Kemunculannya
Calvinis adalah nama yang dikenakan pada gereja-gereja penganut ajaran Johannes Calvin, sang Reformator Gereja. Sulit ditentukan dengan pasti kapan awal kemunculan aliran Calvinis ini. Sebab hingga aliran ini diberi nama Calvinis, prosesnya cukup panjang dan rumit pula. Jika kita mengacu pada “pembakuan” ajaran Calvin, tahun 1536 dapat disebut sebagai awal kemunculan aliran Calvinis. Sebab pada tahun tersebut muncul suatu karya besar dari Calvin sendiri yang berjudul Relegious Christianae Institutio, disingkat Institutio. Kitab inilah yang di kemudian hari menjadi ciri dan sekaligus pusat teologi Calvinis. Tetapi jika kita mengacu pada kelembagaan/organisasi, tahun 1559 dapat disebut pula sebagai awal kemunculan aliran Calvinis. Sebab pada tahun tersebut Sidang Sinode pertama para pengikut Calvin diadakan di Perancis. Aliran Calvinis ini pertama kali bertumbuh dan berkembang di Swiss dan Perancis. Tetapi perkembangan pesat aliran ini justru terjadi di Belanda. Perlu dicatat bahwa berbeda dengan Gereja Lutheran, tidak ada satu pun gereja pengikut Calvin yang menamakan dirinya Gereja Calvinis. Pada umumnya mereka menamakan diri Gereja Reformed. Ada pula yang menamakan diri Gereja Presbyterian, dan ada pula yang menamakan diri Gereja Congregational.

Pokok-pokok Penting Ajarannya
- Kedaulatan dan Kemuliaan Allah. Pokok ajaran/teologi Calvin adalah Kedaulatan dan Kemuliaan Allah. Kedaulatan Allah terutama tampak dalam perkara penciptaan dan keselamatan. Sedangkan mengenai Kemuliaan Allah, Calvin menegaskan bahwa Allah menciptakan dunia dan manusia demi untuk kemuliaanNya. Karena itu segala yang terjadi di dunia ini dan segala yang dikerjakan manusia mestinya bertujuan memuliakan Dia.
- Alkitab. Calvin sangat menekankan otoritas Alkitab sebagai satu-satunya sumber ajaran gereja yang benar (sola scriptura). Selanjutnya, ia memberi penekanan khusus pada aspek pedagogis (juga kognitif) dari Alkitab, dan ini sangat tercermin dalam karya utamanya Institutio. Menurut Calvin, yang harus dicari dalam Alkitab adalah pengetahuan tentang Allah, dan pengetahuan itu hanya dapat ditemukan di dalam Yesus Kristus. Kristus-lah kunci memahami Alkitab, baik Perjanjian Lama yang mengandung banyak janji tentang Dia, maupun Perjanjian Baru yang mengemukakan penggenapan janji-janji itu. Dalam kerangka itu, maka membaca dan memahami Alkitab secara harafiah saja tidak cukup, melainkan harus diselidiki sedalam-dalamnya, sambil mengingat bahwa penelitian itu harus berpusat pada Kristus yang adalah pusat Alkitab.
- Keselamatan. Calvin sangat menekankan keyakinan bahwa keselamatan diperoleh hanya karena kasih karunia melalui iman (sola gratia dan sola fide). Selanjutnya, Calvin mengembangkan ajaran tentang keselamatan ini dalam suatu wawasan yang dikenal dengan istilah “predestinasi.” Secara sederhana predestinasi berarti bahwa jumlah dan jati diri dari orang-orang yang terpilih, yakni mereka yang diselamatkan sudah ditetapkan Allah yang berdaulat sebelum dunia diciptakan. Tentang hal ini muncul berbagai tanggapan. Perhatikanlah bagaimana Jacobus Arminius menanggapi wawasan “predestinasi” Calvin dan perbedaan antara keduanya :
Calvinisme dan Arminianisme adalah dua sistim teologi yang berupaya menjelaskan hubungan antara kedaulatan Tuhan dan tanggung jawab manusia dalam kaitannya dengan keselamatan. Calvinisme dinamai menurut John Calvin, teolog Perancis yang hidup dari tahun 1509 – 1564. Arminianisme dinamai menurut Jacobus Arminius, teolog Belanda yang hidup dari tahun 1560 – 1609.
 Calvinisme berpegang pada kejatuhan total sementara Arminianisme berpegang pada kejatuhan sebagian. Kejatuhan total mengatakan bahwa semua aspek kemanusiaan sudah dikotori oleh dosa, karena itu manusia tidak dapat datang kepada Tuhan dengan kemauannya sendiri. Kejatuhan sebagian mengatakan bahwa setiap aspek kemanusiaan dikotori oleh dosa, tapi tidak sampai pada taraf di mana manusia tidak dapat beriman pada Tuhan dengan kehendaknya sendiri
 Calvinisme berpegang pada pemilihan yang tanpa syarat sementara Arminianisme berpegang pada pemilihan bersyarat. Pemilihan tanpa syarat percaya bahwa Allah memilih orang-orang yang diselamatkan berdasarkan kehendakNya semata-mata, bukan berdasarkan apa yang ada pada individu-individu. Pemilihan bersyarat percaya bahwa Allah memilih invididu-individu untuk diselamatkan berdasarkan pengetahuan Allah mengenai siapa yang akan menerima Yesus sebagai Juruselamat.
 Calvinisme berpegang pada penebusan yang terbatas sementara Arminianisme percaya pada penebusan yang tidak terbatas. (Dari ke lima poin, ini adalah yang paling kontroversial). Penebusan terbatas adalah kepercayaan bahwa kematian Yesus hanyalah bagi umat pilihan. Penebusan tak terbatas percaya bahwa Yesus mati bagi semua orang, namun kematiannya tidak akan efektif sampai orang yang bersangkutan percaya
 Calvinisme berpegang pada anugrah yang tak dapat ditolak sementara Arminianisme berpegang pada anugrah yang dapat ditolak. Anugrah yang tidak dapat ditolak mengatakan bahwa ketika Tuhan memanggil orang untuk diselamatkan, pada akhirnya orang tsb akan datang kepada keselamatan. Anugrah yang dapat ditolak mengatakan bahwa Tuhan memanggil semua orang kepada keselamatan, namun banyak orang bersikeras dan menolak panggilan ini.
 Calvisnisme berpegang pada ketekunan orang-orang kudus, sementara Arminianisme berpegang pada keselamatan yang bersyarat. Ketekunan orang-orang kudus merujuk pada konsep bahwa seseorang yang telah dipilih Allah akan bertahan dalam imannya dan tidak akan pernah menolak Kristus atau berbalik daripadaNya. Keselamatan yang bersyarat adalah pandangan bahwa seseorang yang percaya pada Kristus, dapat, dengan kehendak bebasnya, berbalik dari Kristus dan karena itu kehilangan keselamatan.
(Catatan : Ada orang-orang Calvinis lima poin dan Arminian lima poin, dan pada saat yang sama ada orang-orang tiga poin Calvinis dan dua poin Arminian. Banyak orang percaya yang percaya pada semacam perpaduan antara kedua pandangan tersebut, salah satunya adalah Denominasi Baptis Injili atau 
evangelical baptism atau ευαγγέλιον (euangelion) βάπτισμα
váptisma, yg tumbuh di Belanda besar di Swisszerland.
- Hakikat Gereja. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan di dalam Yesus telah dibenarkan kendati tetap merupakan manusia berdosa, yang kesemuanya disambut dan diterima manusia melalui iman. Gereja adalah tempat yang bisa ditemukan di mana saja, asalkan di sana Firman atau injil yang murni diberitakan dan sakramen yang murni dilayankan (Baptisan dan Perjamuan Kudus).
- Tata Gereja dan Jabatan. Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan, yakni: gembala/pendeta, pengajar, penatua, dan syamas/diaken. Khusus mengenai “pengajar”, jabatan ini mencakup semua fungsionaris gereja yang terlibat dalam tugas pengajaran yang berhubungan dengan iman kristiani, mulai dari guru agama (di sekolah), guru katekisasi, sampai dengan dosen-dosen teologi. Sedangkan mengenai Tata Gereja, gereja-gereja beraliran Calvinis pada umumnya menganut sistem Presbyterial-Synodal. Sistem ini disebut Presbyterial-Synodal oleh karena semua keputusan jemaat diambil pada tingkat presbyterium (majelis para penatua, termasuk pendeta sebagai presbyter yang berkhotbah dan mengajar), sedangkan perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruh gereja diputuskan pada tingkat sinode, yang dalam hal ini diwakili oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat.
- Disiplin Gereja. Disiplin gereja yang disusun Calvin pertama-tama dimaksudkan untuk diberlakukan di Jenewa. Belum terpikirkan olehnya untuk menyusun disiplin bagi gereja sedunia. Disiplin gereja yang disusun Calvin bertujuan untuk menjaga kesucian gereja. Jadi, kesucian gereja, bagi Calvin, tidak terletak pada manusianya, melainkan pada Allah yang menetapkan kehadiran gereja itu dan mengaruniakan pengampunan dan keselamatan melalui gerejaNya. Di samping itu, disiplin gereja juga bertujuan untuk melindungi orang-orang baik di dalam gereja, supaya akhlak mereka tidak dirusak oleh pergaulan dengan orang-orang jahat; di lain pihak orang-orang jahat itu harus didorong untuk bertobat, melalui teguran dan hukuman. Disiplin gereja berkaitan erat dengan pengudusan (sanctificatio) dan pembenaran orang berdosa (justificatio) oleh Allah yang harus dijawab dengan kehidupan yang penuh ketaatan pada kehendak Allah sebagai ungkapan syukur atas kasih karunia yang telah diberiNya. Tentang penegakan disiplin gereja ini dipercayakan kepada majelis jemaat sebagai kesatuan.
- Tata Ibadah. Bagi Calvin, tata ibadah bukan hanya merupakan soal praktis dan incidental, yang bisa disusun dan diselenggarakan menurut selera dan suasana sesaat (seperti yang sering terjadi di berbagai gereja termasuk yang mengaku Calvinis). Baginya, ibadah dan tata ibadah merupakan satu kesatuan dengan pokok-pokok ajaran mendasar yang telah diulas sebelumnya. Ibadah dalam gereja-gereja Calvinis berpusat pada pemberitaan Firman (khotbah) dan perayaan Perjamuan Kudus.
Khotbah. Menurut Calvin idealnya khotbah merupakan kombinasi dari uraian isi Alkitab dan penjelasan pokok-pokok pemahaman iman atau ajaran gereja tentang kebenaran yang dianut gereja. Dengan begitu maka khotbah juga mempunyai fungsi pengajaran.
Nyanyian. Selama berabad-abad nyanyian hanya terbatas pada Mazmur, karena menurut Calvin Mazmur adalah nyanyian yang paling layak untuk memuji Allah karena terdapat dalam Alkitab dan dengan demikian merupakan ciptaan Roh Kudus. Ada macam-macam versi nyanyian Mazmur yang diciptakan di lingkungan gereja-gereja Calvinis. Sekarang ini sudah banyak nyanyian-nyanyian gereja yang baru yang disusun oleh gereja-gereja setempat
Baptisan. Baptisan yang dilayankan dalam ibadah jemaat mengikuti tradisi dari abad-abad pertama yang memberlakukan baptisan anak atau bayi. Baptisan merupakan tanda pengampunan dan hidup baru. Baptisan menandakan bahwa manusia telah ikut serta dalam kematian dan kebangkitan Kristus dan sekaligus merupakan tanda bahwa mereka yang dibaptis telah masuk ke dalam persekutuan gereja (keanggotaan gereja). Menurut Calvin, baptisan bukan syarat memperoleh keselamatan, melainkan materai yang menandakan bahwa seseorang telah memperoleh pengampunan dosa dan keselamatan pada salib Kristus. Pengampunan itu telah dikaruniakan Allah pada manusia sebelum dilahirkan, sehingga tidak ditentukan oleh Baptisan.
Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus adalah tanda yang ditetapkan Allah melalui anakNya Yesus Kristus, supaya melalui roti dan anggur itu orang-orang beriman dipersatukan dengan tubuh dan darah Kristus. Kerena kelemahan manusia, maka tanda itu mutlak ditambahkan kepada firman yang diberitakan, karena persatuan dengan Kristus hanya dapat dimengerti orang percaya kalau diperagakan dalam upacara makan roti dan minum anggur. Jadi menurut Calvin, Perjamuan Kudus lebih daripada sekadar peringatan kematian Kristus di kayu salib. Perjamuan Kudus menambahkan sesuatu kepada iman orang percaya dan kepada apa yang disampaikan dalam pemberitaan Firman. Tentang cara kehadiran Kristus dalam Perjamuan Kudus, Calvin menolak paham transsubstansiasi dari GKR bahwa pada saat rumusan perjamuan diucapkan imam maka roti dan anggur seketika berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Bagi Calvin, kehadiran Kristus dalam perjamuan itu hanyalah secara rohani dan dipahami dalam iman. Ketika Perjamuan Kudus dilayankan, tubuh Kristus tetap berada di surga, tetapi Roh-Nya memenuhi roti dan anggur sehingga peserta perjamuan yang beriman menerima Kristus secara rohani. Pemahaman Calvin atas Perjamuan Kudus ini berdampak pada pemahamannya tentang kehadiran Kristus. Calvin memahami bahwa Kristus tdak hanya hadir di alam sacramental dan di dalam ibadah gereja, melainkan hadir di dunia nyata, di dalam segala segi dan bidang kehidupan manusia. Dengan kata lain, manusia harus hidup dan berkarya di dunia nyata, dunia yang sekular
- Gereja dan Dunia serta Hubungan Gereja dengan Negara. Calvin memandang dunia dan seluruh bidang kehidupan di dalamnya sebagai theatron gloria Dei (panggung kemuliaan Allah). Oleh karena itu, pandangan ini menjadi daya dorong yang kuat bagi keterlibatan orang percaya dalam dunia sekular, di bidangnya masing-masing dan karena itu berkonsekuensi pada pertumbuhan ekonomi di kalangan orang-orang Protestan Eropa Barat pada abad-abad ke-16 dan seterusnya. Tentang hubungan gereja dengan Negara, Calvin mengaskan bahwa gereja dan negara adalah alat di tangan Tuhan, sesuai dengan wawasan dua pedang dan cita-cita teokrasi. Menurut Calvin, Allah menjadi penguasa tertinggi, baik di dalam gereja maupun negara. Selanjutnya, Tuhan Allah memberi ‘pedang’ yang satu kepada gereja (pedang rohani) dan lainnya kepada negara (pedang jasmani). Keduanya berdampingan, sama-sama bertugas melaksanakan kehendak Allah dan mempertahankan kehormatan-Nya. Namun secara asasi, pemerintah negara tidak boleh mencampuri urusan-urusan gereja, termasuk dalam hal organisasi, peribadahan, upacara-upacara dan penetapan jabatan gerejawi.
CEPOGO, STT BAPTIS INJILI, 07092023 (T)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...