Pdt. Andar Ismail dalam bukunya 𝘋𝘢𝘳𝘪 𝘔𝘶𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘚𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘕𝘢𝘣𝘪 mengatakan bahwa Alkitab adalah bacaan orang dewasa. Pendapat Pak Andar itu tentu tak lazim terdengar di kalangan umat, karena pada umumnya pendeta menyuruh umat membaca Alkitab saban hari.
Pak Andar benar. Sebagai contoh Injil Yohanes yang dijadikan Injil favorit bagi banyak orang Kristen karena dicerap memberi kepastian terutama Yohanes 14:6. Padahal Injil Yohanes mengecam orang yang menjadi Kristen lantaran melihat tanda kepastian dan mukjizat. Justru Injil Yohanes mengecam orang-orang Kristen bermental 𝘤𝘩𝘪𝘭𝘥𝘪𝘴𝘩.
Hari ini adalah Minggu keempat masa raya Paska. Bacaan ekumenis diambil Injil Yohanes 10:22-30 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 9:36-43, Mazmur 23, dan Wahyu 7:9-17.
Konteks bacaan Injil Minggu ini adalah Yohanes 7:1 – 10:42. Bacaan Minggu ini merupakan bagian akhir perdebatan Yesus dengan lawan-lawan-Nya. Yesus kembali lagi ke Yerusalem dalam rangka Hari Raya Pondok Daun (Yoh. 7:1), meskipun ada potensi bahaya orang-orang Yahudi hendak membunuh-Nya. Ancaman pembunuhan ini muncul, karena Yesus mengobrak-abrik para pedagang di pelataran Bait Allah dalam pasal 2. Yesus kembali ke Yerusalem dan berada di sana sejak perayaan Pondok Daun sampai Hari Raya Penahbisan Bait Allah atau 𝘏𝘢𝘯𝘶𝘬𝘬𝘢𝘩. Tema gembala dan domba masih muncul, yang sudah diperikan di perikop sebelumnya dalam pasal yang sama.
𝘒𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘣𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘙𝘢𝘺𝘢 𝘗𝘦𝘯𝘢𝘩𝘣𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮. 𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯. (ay. 22) 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯-𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩, 𝘥𝘪 𝘚𝘦𝘳𝘢𝘮𝘣𝘪 𝘚𝘢𝘭𝘰𝘮𝘰. (ay. 23) 𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘠𝘢𝘩𝘶𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘪𝘭𝘪𝘯𝘨𝘪 𝘋𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘕𝘺𝘢, “𝘉𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘣𝘪𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯? 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘔𝘦𝘴𝘪𝘢𝘴, 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪.” (ay. 24)
Hari Raya Pondok Daun jatuh pada Oktober, sedang 𝘏𝘢𝘯𝘶𝘬𝘬𝘢𝘩 pada Desember. Hanukkah merupakan peringatan kembalinya Bait Allah dari tangan Antiokhus Epifanes IV dalam 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘔𝘢𝘬𝘢𝘣𝘦 pada abad kedua SZB. Yudas Makabe menyucikan Bait Allah yang sebelumnya digunakan untuk memuja Dewa Zeus.
Pemberian keterangan waktu perayaan 𝘏𝘢𝘯𝘶𝘬𝘬𝘢𝘩 (ay. 22) bukanlah tanpa tujuan. Dalam Yohanes pasal 2 Yesus menyiratkan bahwa tubuh-Nya adalah Bait Allah, yang kemudian disuratkan oleh narator. (Yoh. 2:19-22). Ayat 2 menyiratkan simbol penahbisan tubuh Yesus sebagai Bait Allah yang baru.
Bait Allah dipugar oleh Herodes Agung dengan menambah serambi-serambi yang dipersembahkan kepada Salomo sehingga disebut Serambi Salomo.
Istilah 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘠𝘢𝘩𝘶𝘥𝘪 (ay. 24) dalam Injil Yohanes secara umum ditempatkan sebagai lawan Yesus, tetapi kadang bernada netral (mis. Yoh. 11:45). Pertanyaan mereka sudah menjadi topik perdebatan sejak pasal 7. Kali ini pertanyaan mereka serupa dengan pertanyaan imam besar dalam sidang Mahkamah Agama (bdk. Mat. 26:63; Luk. 22:67). Ada warna pengadilan dalam perdebatan ini.
Dalam pada itu mereka pernah bertanya hal senada kepada Yohanes Pembaptis dan ia menjawab secara tegas, “𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘔𝘦𝘴𝘪𝘢𝘴.” (lih. Yoh. 1:19-28). Bagaimana tanggapan Yesus?
𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, “𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢. 𝘗𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯-𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘶𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘬𝘶, (ay. 25) 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘒𝘶. (ay. 26) 𝘋𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘒𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢-𝘒𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘈𝘬𝘶. (𝘢𝘺. 27) 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢-𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯-𝘒𝘶. (ay. 28) 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘱𝘢. (ay. 29)
Yesus tidak pernah menyatakan diri-Nya Mesias secara eksplisit. Pekerjaan-pekerjaan (jamak – 𝘦𝘳𝘨𝘢 – 𝘸𝘰𝘳𝘬𝘴) diberi tekanan sebagai kesaksian akan diri-Nya. Petulis Injil Yohanes menyajikan alegori dari perikop sebelumnya (lih. ay. 1-16) kepada pendengar. Mereka tidak percaya karena tidak termasuk kawanan Kristus. Mau percaya tidak mau percaya ditentukan oleh hubungan seseorang dengan Yesus. Ayat 27 mengulangi tema ayat 3, 4, 15, dan 16, yang berpokok pada 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢.
Ayat 28 menyampaikan maslahat yang diberikan kepada domba-domba secara positif dan negatif. Positif: 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘭 merupakan ungkapan lain dari ayat 10 ... 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩-𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩. Negatif: 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘯𝘢𝘴𝘢 yang merupakan kualitas kehidupan itu. Tidak seperti domba yang diserahkan ke tangan orang upahan (lih. ay. 12).
Ayat 29 menyatakan bahwa kebesaran Bapa menjamin kaum beriman tidak akan direbut dari Kristus. Bapa memegang dengan erat sehingga tidak ada yang dapat memisahkan mereka. Dalam pada itu ayat 28 menyebut bahwa tangan Yesus yang menjamin kaum beriman. 𝘒𝘰𝘬 berbeda? Mari kita melihat kelanjutan jawaban Yesus.
Yesus menutup jawaban-Nya, “𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶.” (ay. 30)
Pernyataan pada ayat 30 bukanlah mengenai persatuan metafisik atau ontologis atau substansif Bapa dan Anak. Perlu diperhatikan dengan saksama bahwa Yesus tidak pernah menyatakan diri-Nya adalah Allah (Zat). Dalam injil Yohanes (pasal 1) disebut ... 𝘍𝘪𝘳𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘍𝘪𝘳𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 ... 𝘍𝘪𝘳𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘶𝘻𝘶𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘔𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢. Yang selalu dinyatakan oleh Yesus ialah bahwa Ia datang dari Allah untuk melakukan kehendak-Nya. Oleh karena itu 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 mesti dipahami sebagai kesatuan kehendak.
Pada ayat-ayat selanjutnya orang-orang Yahudi mencerap bahwa Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah (Zat). Mereka menilai Yesus sudah menghujat Allah dan siap melempari Yesus dengan batu.
Jangan-jangan orang Kristen juga banyak seperti orang-orang Yahudi mencerap Yesus adalah Zat. Padahal bacaan Minggu lalu Injil Yohanes menyebut bahwa Yesus dibangkitkan dari antara orang mati (Yoh. 21:14). Siapa yang membangkitkan? Allah. Mengapa Yesus tidak bangkit sendiri? Yesus datang sebagai manusia sehingga Yesus dibangkitkan oleh Allah. Pengajaran bahwa Yesus bangkit sendiri adalah penyesatan dan pengajarnya adalah anti-Kristus. Surat 2Yohanes 1:7 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘒𝘳𝘪𝘴𝘵𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢. 𝘐𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝙖𝙣𝙩𝙞-𝙆𝙧𝙞𝙨𝙩𝙪𝙨.”
Untuk mengenal dan percaya kepada Yesus orang harus mampu memahami bahasa simbol Yesus. Hanya orang yang sudah mendengarkan-Nya dan mengikuti suara panggilan-Nya serta melibatkan diri dengan-Nya yang akan menangkap hal-hal yang dikatakan oleh Yesus. Itulah iman yang otentik, iman dewasa, iman hasil belajar berlelah-lelah, bukan iman karena melihat tanda kepastian dan mukjizat, bukan lantaran perkataan orang yang pindah dari agama lain menjadi Kristen.
(11052025)(TUS)