Kehendak Allah yang melibatkan pihak kehendak bebas manusia; sehingga meskipun Allah menghendaki semua manusia diselamatkan, namun karena Allah menghormati keputusan kehendak bebas manusia yang menolak-Nya, maka tidak semua dari yang ditentukan Allah sejak semula untuk diselamatkan, dapat diselamatkan. Allah menghendaki manusia datang dengan hatinya, dengan kebebasannya sendiri Allah menghendaki manusia menyambut uluran tangan Allah.
Lalu apakah alkitab berbicara tentang takdir?
Dalam Roma 8:28, 29 dikatakan,
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Sebagian orang bertanya, jika Tuhan mengetahui apakah saya akan selamat atau binasa, mengapa bersusah-susah menjadi orang Kristen agar selamat? Kasian pula, orang yang sudah lahir memang jalannya tidak selamat.
Jawabanya adalah walaupun Tuhan mengetahui, karena Dia adalah mahatahu, kita tidak mengetahui masa mendatang.
Karena itu masing-masing kita harus menggunakan hak pilih kita dan memilih apakah menerima atau menolak anugerah Tuhan. Cidera manusiawi nya manusia adalah menolak Tuhan, naluri tak sekehendak dg Tuhan. Manusia dicipta serupa dan segambar dengan Allah, apabila Allah adalah hal yg bebas tak bisa dibatasi maka manusia pun paling tidak serta sedikitnya juga memiliki kebebasan tsb. Termasuk didalamnya kehendak manusia untuk memberontak pada Allah. Oleh karena cidera asal inilah, maka manusia memerlukan SAKRAMENT BAPTISAN sebagai meterai atau tanda maupun simbol untuk niat bersekehendak dengan Allah, untuk hidup baru, untuk memiliki niat berproses menentukan pilihan hidup yang sekehendak dengan Allah, tetapi dalam prosesnya kembali lagi manusia yg tak sempurna ini akan selalu berada dalam cidera manusiawinya, oleh karenanya manusia memerlukan SAKRAMENT PERJAMUAN KUDUS sebagai meterai, tanda, simbol, maupun pengingat akan niatannya untuk seturut kehendak Allah, pengingat akan niat syukurnya (EKARISTI) akan kasih setia Allah yg turut bekerja dlm cidera manusiawinya Allah tetap menolong, pengingat akan niat syukurnya (EKARISTI) bahwa pertolongan itu datang dari Allah berupa anugerah persekutuan Allah (KOMUNI), dan Allah telah mempercayai niat baik manusia itu untuk mengemban tugas pengutusan dari Allah untuk bersekehendak dengan Allah (MISA/MISIO).
Oleh karena Tuhan mengetahui semua lebih dahulu dan karena Dia menakdirkan (merencanakan) supaya semua menjadi seperti anak-Nya, ini adalah bukti bahwa Tuhan menakdirkan tidak ada yang akan binasa.
Allah dapat melihat kedepan dan mengetahui siapa yang akan terpilih. Baca 1 pet 1;2, 1 Petrus 1:2 (TB) yaitu "orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu".
bagian pertama. Orang-orang yang terpilih ditakdirkan kepada keselamatan hanya atas dasar penurutan.Kita di rencanakan untuk selamat dan hidup kekal, tetapi pilihan untuk itu ada di tangan kita.
Itu sebabnya ketika manusia berdosa, Tuhan merencanakan untuk menebus manusia dan memulihkan kehidupan manusia, supaya rencana Tuhan kepada manusia untuk hidup kekal tidak gagal.
Jadi ketika kita menderita, sakit, kecelakaan dll..itu bukan rencana Tuhan bagi kita, Krn Tuhan sempurna, pastilah Tuhan merencanakan yg Baek … semua itu adalah akibat keinginan manusia memberontak pada Allah, keinginan manusia untuk tak sekehendak dengan Allah atau mungkin boleh dikatakan akibat kehendak bebas manusia atau akibat cidera manusiawi, akibat dari pilihan-pilihan hidup yang dikehendaki manusia, hidup penuh pilihan dimana setiap pilihan memiliki pertanggung jawabannya masing-masing dimana dalam perjalanan hidupnya manusia harus menentukan pilihannya, ketika pilihannya tak sekendak dengan Allah maka Allah setia, Allah turut bekerja, Allah bersinergi dg pilihan manusia tsb agar pilihan yang tak sekendak dengan Allah tsb, oleh karena cidera manusiawi nya manusia, (dalam kehendak Allah) dapat mendatangkan kebaikan bagi manusia, dimana pada pertanggung jawaban manusia atas pilihannya itu, Allah tetap menghendaki yang baek untuk manusia, yang baek menurut sudut pandang Allah. Sejak semula manusia diberi hak untuk "memilih", manusia bukan robot dan Allah diktator yang otoriter. Jika Allah mau, dengan kekuasaan-Nya Dia dapat membuat semua manusia meresponi panggilan-Nya. sebaliknya Allah tidak mau meresponi panggilan-Nya tetapi hal itu bertentangan dengan hakekat-Nya. Hawa diberi kebebasan memilih satu di antara dua: makan atau tidak makan dari buah pohon larangan, ternyata ia memilih yang pertama.
Ulangan 1:26
LAI TB, "Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu tidak perlu titah TUHAN, Allahmu".
Allah menciptakan makhluk berakal budi – yaitu manusia – seturut gambarnya (Kejadian 1:27), yaitu dengan memberikan kepada mereka kehendak bebas (kehendak bebas). Kehendak bebas ini adalah kekuatan dari kehendak yang mengalir dari akal budi, sehingga manusia dapat "melakukan" atau "tidak melakukan." Manusia memiliki kebebasan: "memilih ini" atau "memilih itu". Dari definisi ini, maka memang dengan kehendak bebasnya, manusia dapat menolak Allah atau memberikan diri secara bebas kepada Allah. Namun, jika sampai seseorang salah dalam menggunakan kehendak bebasnya, maka hal ini tentu bukan kesalahan Allah, melainkan tanggung jawab orang tersebut, yang tidak dapat menggunakan kehendak bebas secara bertanggung jawab.
Kemerdekaan (kehendak bebas) dan anugerah Allah. Anugerah Allah sama sekali tidak membatasi kemerdekaan manusia, jikalau kemerdekaan ini sesuai dengan cita rasa dan kebenaran, yang Allah letakkan di dalam hati manusia. Pengalaman umat Kristen dalam hal free-will ini telah membuktikannya: Kita dapat menerima perintah Allah maupun menolaknya. Roh Kudus mendidik kita dalam kemerdekaan rohani kita. Hal ini menjadikan kita rekan kerja bagi Allah yang tetap menempatkan manusia pada kehendaknya yang bebas.
Pemahaman tentang kehendak bebas manusia yg bertolak belakang dg konsep takdir pd umumnya di sahabat Islam, walopun di Alkitab sebenarnya konsep takdir juga ada, Kalauu kehendak bebas di Islam yaitu
Takdir Mu'allaq
Takdir mu’allaq, yaitu takdir yang masih bersifat kondisional sehingga bisa diubah dengan ikhtiar manusia.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran suat An-Najm ayat 39-40 yang artinya:
“dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”
Misalnya takdir miskin dapat diubah dengan doa dan kerja keras, takdir sakit dapat diubah dengan doa dan berobat, dan sebagainya yang melibatkan ruang usaha bagi manusia.
Dengan beriman pada takdir Allah SWT, maka manusia akan merasa bahwa dirinya tidak boleh sombong karena semua hal telah ditentukan oleh Allah SWT.
Selain itu, manusia akan senantiasa bersyukur dan bersabar atas segala hal yang diberikan Allah SWT.
Ketika umat Islam memercayai atau mengimani takdir Allah SWT, mereka pun akan lebih optimis dan tidak mudah menyerah saat menjalani kehidupan karena ada hal-hal yang bisa diperbaiki jika mau berusaha.
Nah, itu dia penjelasan mengenai takdir dalam agama Islam beserta macam-macamnya.
Cepogo, 01 Agustus 2022 (T)