Gubernur Irian Jaya (1988-93) Barnabas Suebu pernah mengecam gereja yang hanya menekankan pembangunan rohani. Kehadiran gereja seharusnya membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Katanya, “Kasihan masyarakat Papua, sudah miskin masuk neraka pulak!” Dalam pada itu Ahok mengatakan bahwa sekaya-kayanya ia menjadi pengusaha tetap saja uangnya sangat terbatas untuk menolong orang miskin. Atas nasihat ayahnya ia masuk ke jalur politik agar berfaedah bagi banyak orang. Dengan memegang kekuasaan ia mudah menolong orang-orang miskin lewat kebijakan-kebijakannya. Saat menjadi Gubernur DKI Ahok pernah berseloroh, “Mana ada di dunia ini orang kaya menggelontorkan dana $200 juta setahun untuk orang-orang miskin? Saya melakukannya. ”Teologi kemakmuran atau teologi sukses (๐ฑ๐ณ๐ฐ๐ด๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ต๐บ ๐ต๐ฉ๐ฆ๐ฐ๐ญ๐ฐ๐จ๐บ atau ๐ฑ๐ณ๐ฐ๐ด๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ต๐บ ๐จ๐ฐ๐ด๐ฑ๐ฆ๐ญ) mengajarkan bahwa kemakmuran dan sukses (kaya, berhasil, dan sehat sempurna) adalah tanda-tanda eksternal dari Allah untuk orang-orang yang diberkati dan dikasihi-Nya. Ideologi ini dibawa oleh Gerakan Kharismatik (kharismatik pentecostal) ke Indonesia sekitar lima dasawarsa silam. Tentu saja jajanan gurih agama ini disambut meriah oleh warga Kristen kaya termasuk warga dari gereja arus-utama. Mengapa warga kaya memilih hengkang dari gereja arus-utama? gereja reformasi?Mereka selama ini lebih memilih diam di gereja arus-utama. Dalam bahasa medsos mereka adalah ๐ด๐ช๐ญ๐ฆ๐ฏ๐ต ๐ณ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ฆ๐ณ๐ด. Semasa menjadi warga gereja mereka tidak merasa mendapat ๐ง๐ถ๐ญ๐ง๐ช๐ญ๐ญ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ต pribadi. Gereja sering berat sebelah. Apalagi pendeta sering menekankan ๐ฅ๐ช ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข, ๐ฅ๐ช ๐ด๐ช๐ต๐ถ ๐ฉ๐ข๐ต๐ช๐ฎ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข. Mosok orang Kristen tidak boleh kaya? Saya pun ingin kaya. Warga kaya mendapat tempat berteduh di gereja yang mengusung teologi kemakmuran. Mereka menjadi percaya diri karena diberi kekuatan oleh pengkhotbah bahwa mereka adalah orang-orang yang diberkati dan dikasihi Allah.
Bagaimana pandangan Injil terhadap harta dan orang kaya? Mari kita melihat dua bagian Injil LUKAS yg membuat kita sedikit banyak bisa merenungkan sudut pandang penulis Injil LUKAS tentang pandangan akan kekayaan, diambil dari Teks bacaan Injil Lukas 16:19-31 dan Lukas 12 : 13-21, Lukas 16:19-31 saya kutipkan dan letakkan di bagian lampiran.
Lukas 16 : 19 - 31, Kalau anda jeli membaca kitab-kitab Injil berbahasa Indonesia, perikop-perikop mengenai perumpamaan oleh LAI diberi judul dengan frase awal “Perumpamaan tentang”. Namun perikop bacaan Injil Lukas 16:19-31 Minggu ini tidak diberi frase awal “Perumpamaan tentang”. Judulnya ditulis ๐๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ป๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ช๐ด๐ฌ๐ช๐ฏ. Implikasi judul tersebut membuat tidak sedikit orang Kristen mengira cerita itu adalah kisah nyata. Dalam perumpamaan-perumpamaan Yesus tidak pernah menggunakan nama orang untuk tokoh-tokoh ceritanya. Bacaan Injil Minggu ini adalah satu-satunya perumpamaan yang menggunakan nama sehingga orang mengira cerita ini kisah nyata. Bukan itu saja, Lazarus menjadi tokoh utama dalam kisah ini. Sebelum kita sampai pada pembahasan mengapa ada nama Lazarus dan apakah ia adalah tokoh utama, mari kita melihat genre atau ragam cerita itu di dalam Injil. Kita sudah melihat corak pembalikan: yang pertama menjadi yang terakhir, yang terakhir menjadi yang pertama; yang tinggi direndahkan, yang rendah ditinggikan; dlsb.Corak pembalikan itu berlaku umum. Dapat terjadi pada siapa saja. Tampaknya pemberian nama “Lazarus” untuk membatasi kasus dan mencegah penyimpulan bahwa orang miskin otomatis masuk surga. Dalam kasus atau cerita perumpamaan ini yang masuk surga adalah orang miskin yang bernama Lazarus. Di dalam kisah perumpamaan tidak ada aksi Lazarus. Ia pasif. Ia sakit dan sekarat sehingga ia hanya bisa berbaring dan tidak sanggup mengusir anjing-anjing yang menjilati boroknya (ay. 20-21). Dari sini kita dapat menetapkan bahwa Lazarus bukanlah tokoh utama cerita. Apabila orang miskin tidak otomatis masuk surga, mengapa di dalam cerita itu orang kaya tanpa nama? Apakah itu berarti orang kaya otomatis masuk ke alam maut (แพ
ฮดแฟ - baca: ๐ฉ๐ข๐ฅe)? Orang kaya dalam kisah ini berbeda dari orang kaya dalam cerita perumpamaan di Lukas 12:13-21. Dalam perumpamaan tersebut orang kaya itu bodoh dan belum lagi menikmati kekayaannya saban hari ia ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ณ๐ถ mati. Orang kaya dalam perumpamaan Minggu ini menikmati kekayaannya setiap hari. Ia pun pintar. Sudah mati saja masih bisa menyuruh-nyuruh dan berdialog dengan Abraham. Di sini sangat jelas tokoh utama cerita adalah orang kaya, bukan Lazarus. Kalau kita membaca narasi perumpamaan Minggu ini, apa sih yang membuat orang kaya itu masuk ke “alam maut”? Apakah orang kaya itu menindas Lazarus? Tidak. Membenci? Tidak. Namun kita bisa melihat gaya penulis Injil Lukas memandang kekayaan. Mari kita bandingkan bacaan ini dengan Lukas 12:13-21. Persamaan perumpamaan ini adalah perihal kekayaan atau penggunaan kekayaan. Sedikit perbedaannya adalah orang kaya di Lukas 12:13-21 lebih sial, selain bodoh, karena belum sempat menikmati kekayaannya. Ia ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ณ๐ถ mati. Orang kaya di Lukas 12:13-21 itu “mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri” dan ia dinilai “tidak kaya di hadapan Allah" (ay. 21). Dengan merujuk Lukas 12 akar kesalahan orang kaya di Lukas 16 adalah sama: “menggunakan harta bagi dirinya sendiri.” Akar kesalahan si kaya itu adalah ketidakpedulian terhadap sesamanya. ๐๐ฉ๐ฆ ๐ฐ๐ฑ๐ฑ๐ฐ๐ด๐ช๐ต๐ฆ ๐ฐ๐ง ๐ญ๐ฐ๐ท๐ฆ ๐ช๐ด ๐ฏ๐ฐ๐ต ๐ฉ๐ข๐ต๐ฆ, ๐ช๐ต'๐ด ๐ช๐ฏ๐ฅ๐ช๐ง๐ง๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ฆ. Lawan kasih bukanlah kebencian, melainkan ketidakpedulian, kata Elie Wiesel. Orang kaya itu tidak membenci Lazarus yang terbaring di depan rumahnya. Ia hanya tidak peduli kepada si miskin itu, meskipun ia mengenal Lazarus (ay. 24). Di sini kita kembali melihat ajaran Injil Lukas tentang harta dan kekayaan. Orang Kristen tidak dilarang menumpuk harta dan menjadi kaya. Orang Kristen kaya ideal menurut Injil Lukas adalah menggunakan kekayaannya untuk membantu sesamanya. Meskipun perumpamaan tentang Orang kaya dan Lazarus merupakan satu rangkaian pengajaran dari awal pasal 15, perumpamaan itu berbeda tema sehingga pasal atau bab dibuat baru. Kepada siapa perumpamaan-perumpamaan itu ditujukan atau apa konteksnya? Kalau kita membaca Lukas 15:1-2, perumpamaan ditujukan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat atas pertanyaan mereka: mengapa Yesus mau menerima dan makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa? Dengan begitu perumpamaan ini juga dipakai untuk merujuk pemungut cukai. Pada saat itu pemungut cukai adalah pekerjaan yg dianggap berdosa oleh kaum Farisi dan Saduki serta ahli agama, Krn di jaman yg susah bahkan terjajah Romawi masih dicekik dg pajak dr Romawi. Pemungut cukai sendiri, pekerjaan tsb tidak melulu Krn orang menginginkan, tapi lebih pada paksaan penjajah Romawi agar ada yg menjalankan tugas pemungut cukai, mosok Romawi bangsa besar dan menjajah butuh uang dari jajahannya, maka yg narik pajak dipaksa dari bangsanya sendiri yg dijajah, kalo tidak mau bisa masuk penjara atau disiksa, dianggap melawan pemerintah Romawi, shg profesi pemungut cukai itu terjepit, di satu sisi paksaan menjalankan tugas, di sisi yg Laen memeras bangsa sendiri, disini yg Laen dianggap pendosa dan dibenci bangsanya, dan makin di pandang hina Krn bisa hidup kaya atau berlebih oleh karena gaji dr pekerjaan nya. Dalam situasi terjepit seperti itu mereka mendapatkan kelegaan lewat Kristus Yesus Krn dipahami dan diterima, penerimaan itu inti yg dibawa Kristus bagi petulis Injil Lukas bukan keadilan bahkan hukuman bagi pendosa seperti yg orang farisi, Saduki, pemuka agama inginkan pada zaman itu, mereka, pemungut cukai melakukan pertobatan, dan membagi harta kekayaannya, peduli sesama. Di sinilah Kristus Yesus mengkritisi pemungut cukai, seharusnya jangan seperti orang kaya, dalam kelebihannya atau kekayaannya sebagai pemungut cukai karena sdh bertobat harusnya memanfaatkan kekayaannya dengan kepedulian dan berbagi dg sesamanya, shg mereka tdk akan dianggap pendosa oleh bangsanya sendiri (ingat cerita Zakheus, pemungut cukai?). Dalam Alkitab sendiri kita menerima teladan iman dr Kristus Yesus tentang kenoosis atau pengosongan diri atau penyangkalan diri, Kristus Yesus yg memiliki kemuliaan Allah rela tidak terikat, rela tidak melekat pada kemuliaanNya demi peduli dan berbagi dg manusia berdosa. Kaya boleh tapi kalo sampai melekat shg serakah atau tamak itu yg tak boleh, menderita pun kalo kita melekat pada penderita an sampai tidak bisa move on atau kehilangan daya juang dan semangat itu juga yg tak boleh. Miskin pun, kalau terlalu fokus pada kekayaan shg serakah dan menghalalkan segala cara untuk kaya juga gak boleh, kaya pun gak boleh serakah dan gak peduli sesama.
Lukas 12:13-21 saya kutipkan dari Alkitab LAI TB II 1997:
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "๐๐ถ๐ณ๐ถ, ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ข๐ถ๐ฅ๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ด๐ถ๐ฑ๐ข๐บ๐ข ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ธ๐ข๐ณ๐ช๐ด๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "๐๐ข๐ถ๐ฅ๐ข๐ณ๐ข, ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต ๐๐ฌ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฌ๐ช๐ฎ ๐ข๐ต๐ข๐ถ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ข ๐ข๐ต๐ข๐ด ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "๐๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐จ๐ข-๐ซ๐ข๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ธ๐ข๐ด๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ข๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ ๐ธ๐ข๐ญ๐ข๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ-๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข, ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐จ๐ข๐ฏ๐ต๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ข๐บ๐ข๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ช๐ต๐ถ." (ay. 13-15) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, "๐๐ฅ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐บ๐ข, ๐ต๐ข๐ฏ๐ข๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ-๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ ๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ญ๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฉ๐ข๐ต๐ช๐ฏ๐บ๐ข: ๐๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข๐ช ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ญ ๐ต๐ข๐ฏ๐ข๐ฉ๐ฌ๐ถ. ๐๐ข๐ญ๐ถ ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข: ๐๐ฏ๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต; ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฌ ๐ญ๐ถ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐จ-๐ญ๐ถ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ญ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ฉ ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐จ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฃ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ถ. ๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ซ๐ช๐ธ๐ข๐ฌ๐ถ: ๐๐ช๐ธ๐ข๐ฌ๐ถ, ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ, ๐ต๐ฆ๐ณ๐ต๐ช๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฏ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ฏ-๐ต๐ข๐ฉ๐ถ๐ฏ ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ๐บ๐ข; ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ด๐ต๐ช๐ณ๐ข๐ฉ๐ข๐ต๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฎ๐ช๐ฏ๐ถ๐ฎ๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ-๐ด๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฏ๐จ๐ญ๐ข๐ฉ! ๐๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ๐ช ๐ง๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐บ๐ข: ๐๐ข๐ช ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฐ๐ฅ๐ฐ๐ฉ, ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฎ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ซ๐ช๐ธ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ข๐ฎ๐ฃ๐ช๐ญ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช๐ฎ๐ถ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ถ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ช๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช? ๐๐ฆ๐ฎ๐ช๐ฌ๐ช๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช, ๐ซ๐ช๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ช๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ข๐บ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ." (ay. 16-21). LAI memberi judul perikop di atas “Orang Kaya yang Bodoh” (OKB). Perumpamaan OKB tidak ada perbandingannya di Injil kanonik lainnya, tetapi dimuat di Injil Thomas, Injil ekstra-kanonik. Dalam versi Injil Thomas perumpamaan itu tidak memiliki pembuka dan penutup seperti di Injil Lukas. Pengarang Injil Lukas menulis perumpamaan dengan pembuka di ayat 15 dan penutup di ayat 21.
• Pembuka perumpamaan: "๐๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐จ๐ข-๐ซ๐ข๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ธ๐ข๐ด๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ข๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ ๐ธ๐ข๐ญ๐ข๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ-๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข, ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐จ๐ข๐ฏ๐ต๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ข๐บ๐ข๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ช๐ต๐ถ." (Luk. 12:15)
• Penutup perumpamaan: “๐๐ฆ๐ฎ๐ช๐ฌ๐ช๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ต๐ข ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช, ๐ซ๐ช๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ช๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฌ๐ข๐บ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ." (Luk. 12:21)
Jadi, tampaknya perumpamaan itu merupakan cerita lepas tanpa konteks. Penulis Injil Lukas menciptakan konteksnya yang dijajarkan di dalam pengajaran Yesus (Luk. 12:1 - 13:9). Tema dasar dalam pengajaran Yesus itu adalah bagaimana hidup agar siap dalam menghadapi penghakiman Allah di akhir zaman (๐ฑ๐ข๐ณ๐ฐ๐ถ๐ด๐ช๐ข). Ingat, bacaan kita Minggu lalu tentang “Doa Bapa Kami” juga menyenggol ๐ฑ๐ข๐ณ๐ฐ๐ถ๐ด๐ช๐ข dengan menyebut “Datanglah kerajaan-Mu”. Ada dua pendapat para ahli tentang Injil Lukas (dan Kisah Para Rasul sebagai kelanjutan Injil Lukas): Injil Lukas untuk orang miskin dan Injil Lukas untuk orang kaya. Injil Lukas sebagai Injil untuk orang kaya tampak pada minat penulis Injil Lukas perihal harta. Bagaimana orang Kristen seharusnya memandang harta dan bagaimana orang Kristen seharusnya menggunakan hartanya. Hal itu juga tampak dalam pembuka dan penutup perumpamaan OKB.
Penulis Injil Lukas sangat piawai dalam menyampaikan narasinya tentang harta dan menjadi kaya. Lukas tidak memertentangkan kaya dengan miskin dalam arti orang kaya tidak masuk surga dan orang miskin masuk surga. Perumpamaan tentang OKB di atas adalah contoh orang Kristen yang tidak ideal menurut Lukas. Namun dengan membuat pembuka dan penutup perumpamaan tentang OKB Injil Lukas hendak mengatakan bahwa orang Kristen tidak dilarang menjadi kaya. Sila kaya, asal tidak tamak.
Sayangnya ajaran Injil Lukas ini dinafikan oleh ๐๐๐ธ๐ฎ๐ Enembe. Sejak Pemerintahan Jokowi dana otonomi khusus (Otsus) untuk Papua terus meningkat. Tahun ini dana Otsus sebesar Rp8,5 triliun dan diimbuhi lagi dengan Dana Tambahan Infrastruktur sebanyak Rp4,37 triliun. Harusnya tidak ada alasan Papua tidak segera sejahtera. Dengan uang sebesar itu Lukas Enembe tidak peduli kepada masyarakat Papua, meskipun Ia sangat mengenal mereka. Sesudah cukup lama ia menikmati hartanya, ia masuk ke “alam maut” KPK. Tidak ada kesempatan lagi bagi Lukas Enembe untuk bertobat.
Cepogo, 18 September 2022 (T)
Lampiran
๐๐๐ธ๐ฎ๐ ๐ญ๐ฒ:๐ญ๐ต-๐ฏ๐ญ (TB II LAI, 1997)
๐๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ข๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ข๐ป๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ช๐ด๐ฌ๐ช๐ฏ
๐ญ๐ฒ:๐ญ๐ต "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ฌ Ada pula seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ญ dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ฎ Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ฏ Sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ฐ Lalu ia berseru, katanya: Bapak Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ฑ Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedang Lazarus segala yang buruk. Sekarang di sini ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ฒ Selain itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ณ Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapak, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ด sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
๐ญ๐ฒ:๐ฎ๐ต Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkannya.
๐ญ๐ฒ:๐ฏ๐ฌ Jawab orang itu: Tidak, Bapak Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
๐ญ๐ฒ:๐ฏ๐ญ Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."
18092022 (TUS)