Jumat, 16 September 2022

Sudut Pandang LUKAS 16:1-13, Misteri Bendahara yang tidak jujur

Sudut Pandang LUKAS 16:1-13, Misteri Bendahara yang tidak jujur

Alkitab adalah bacaan orang dewasa baik umur maupun pemikiran. Alkitab tidak saja memuat teks-teks kekerasan, tetapi juga isu-isu etis yang tidak hitam-putih. Untuk itu diperlukan kedewasaan dalam membaca Alkitab.
bacaan Injil Lukas 16:1-13 saya letakkan di lampiran karena cukup panjang. Kutipan saya ambil dari Alkitab LAI TB II, 1997.
Dalam Alkitab LAI bacaan ekumenis Injil Lukas 16:1-13 berada di dalam dua perikop:
• Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk. 16:1-9)
• Setia dalam hal yang kecil: Nasihat (Luk. 16:10-18)

LAI menerjemah kata bendahara dari οἰκονόμον (baca: 𝘰𝘪𝘬𝘰𝘯𝘰𝘮𝘰𝘯). NRSV menerjemah menjadi 𝘮𝘢𝘯𝘢𝘨𝘦𝘳. Kalau kita membaca keseluruhan perikop, apa yang dilakukan oleh “bendahara” itu adalah pekerjaan 𝗮𝗸𝘂𝗻𝘁𝗮𝗻. Bacaan ekumenis (𝘙𝘦𝘷𝘪𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘰𝘮𝘮𝘰𝘯 𝘓𝘦𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘳𝘺 – RCL) meminta agar ayat 10-13 digabungkan menjadi satu perikop bacaan ke ayat 1-9. Mengapa?
Alkitab aslinya ditulis tanpa nomor pasal dan ayat. Pemberian nomor pasal atau bab dilakukan pada abad ke-13 dan perincian nomor ayat pada abad ke-16. Penomoran itu bertujuan memudahkan penjumputan (𝘳𝘦𝘵𝘳𝘪𝘦𝘷𝘢𝘭). Pembagian bab atau pasal berdasarkan atas tema besar, sedang pembagian perikop (𝘱𝘢𝘴𝘴𝘢𝘨𝘦) berdasarkan atas tema kecil, meskipun tidak selalu begitu dan saling bertumpang-susun. Di sinilah para ahli dan penyusun RCL berpendapat bahwa tema perumpamaan tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 berakhir di ayat 13, bukan di ayat 9. Pertanyaan muncul lagi: mengapa?

Perumpamaan Yesus tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 (ay. 1-8a) yang beredar sebagai cerita lepas sebelum Kitab Injil ditulis tampaknya menjadi liar dan menimbulkan persoalan. Tokoh cerita yang tidak jujur kok dipuja-puji? Perumpamaan etis yang memandang persoalan dari banyak sudut menjadi hitam-putih di tengah-tengah jemaat.
Pengarang Injil Lukas tampaknya memandang perumpamaan tersebut terlalu bagus untuk dibuang karena Yesus mengajarkan bagaimana menghadapi isu etis. Pada pihak lain jemaat Lukas kebingungan: Yesus mengajarkan kejujuran, tetapi Ia juga memuji tokoh yang tidak jujur. Penulis Lukas kemudian membatasi penafsiran dengan membuat kesimpulan di ayat 8b: 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘤𝘦𝘳𝘥𝘪𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨. Siapakah anak-anak dunia dan siapakah anak-anak terang?
Tentunya kita pernah membaca dua perumpamaan tentang 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 dan 𝘥𝘪𝘳𝘩𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨. Penulis Lukas memasukkan perumpamaan tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 dalam satu rangkaian pengajaran Yesus dari awal pasal 15.
• Perumpamaan tentang domba yang hilang (Luk. 15:1-7)
• Perumpamaan tentang dirham yang hilang (Luk. 15:8-10)
• Perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk. 15:11-32)
• Perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur (Luk. 16:1-13)

Meskipun perumpamaan tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 merupakan satu rangkaian pengajaran dari awal pasal 15, perumpamaan itu berbeda tema sehingga pasal atau bab dibuat baru (pasal 16). Kepada siapa perumpamaan-perumpamaan itu ditujukan atau apa konteksnya? Kalau kita membaca Lukas 15:1-2, perumpamaan ditujukan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat atas pertanyaan mereka: mengapa Yesus mau menerima dan makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa? Juga, sesudah penutup perumpamaan tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 (Luk. 16:13) ada petunjuk konteks orang-orang Farisi mencemooh Yesus (Luk. 16:14).
Kalau begitu apa maksud perumpamaan Yesus tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 sampai-sampai Lukas membatasi penafsiran? Mari kita lihat dulu duduk persoalannya: di manakah atau dalam hal apa bendahara itu tidak jujur?
Dalam ayat 1 tidak ada petunjuk ketidakjujuran si bendahara. Di ayat ini hanya disebut menghamburkan (διασκορπίζων - 𝘥𝘪𝘢𝘴𝘬𝘰𝘳𝘱𝘪𝘻e𝘯). Menghamburkan bukan berarti tidak jujur. Konsekuensi penghamburan itu adalah pertanggungjawaban (ay. 2).
Kata tidak jujur (ἀδικίας – 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘪𝘢𝘴) baru muncul di ayat 8 sesudah si bendahara melakukan perbuatan di ayat 5-7. Tidak jujur lebih dekat dan lebih kuat pautannya dengan tindakan di ayat 5-7 ketimbang di ayat 1. Di ayat 8 penilaian 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 itu satu rangkaian dengan penilaian 𝘤𝘦𝘳𝘥𝘪𝘬. Keduanya tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan. Jika keduanya dipisahkan, perumpamaan itu kehilangan sengatannya: tindakan “tidak jujur” tetap dipuji.
Di sini Yesus hendak mengatakan bahwa bendahara itu adalah para pemungut cukai dan orang-orang berdosa yang datang makan bersama dengan Yesus. Para pemungut cukai adalah orang-orang yang bekerja untuk Pemerintah Roma, mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi yang berada di bawah kekuasaan Roma pada saat itu. Mereka dipandang sebagai pengkhianat bangsa. Mereka dibenci dan dikucilkan oleh orang-orang Yahudi. Yesus menawarkan persekutuan dan persaudaraan dengan orang-orang yang najis dan marginal dengan makan bersama-sama dengan mereka; suatu komunitas yang egaliter. 

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa dinilai cerdik pada saat terjepit oleh Lukas, karena dipinggirkan oleh sistem puritas Yahudi, mereka memanfaatkan dan menerima uluran tangan Yesus. Mereka (anak-anak dunia) lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang yang merujuk orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Perlu diingat bahwa Lukas juga menyebut orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dengan orang benar (Luk. 5:32).
Agar perumpamaan Yesus di atas tidak menjadi liar penafsirannya di lingkungan jemaat Lukas, ia menekankan bahwa pengikut Kristus harus memula dengan setia dalam hal-hal kecil terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa setia dalam hal-hal kecil, mereka sudah siap menghadapi hal-hal besar. Tidak seperti para pemungut cukai yang dalam situasi terjepit baru kemudian bertobat.
Lukas juga menambahkan bahwa orang-orang tidak bisa dan tidak boleh mengilahkan Mamon sekaligus mengabdi kepada Allah. Tidak boleh bermain dua kaki; kaki kiri di sini, kaki kanan di sana. Harus pilih satu. Mengabdi kepada dua tuan melahirkan orang-orang munafik yang suatu saat membenci dan menyerang tuan satunya lagi.

Prinsip Gusdur tidak berlaku di sini, pejabat pemerintah korupsi mengembalikan hasil korupsinya, bebas dari hukuman. Apabila ada pejabat gereja melakukan tindakan tidak jujur dalam keuangan, ketika ketahuan ia berjanji mengembalikan berlipat-lipat kepada gereja, apakah tindakannya itu terpuji? Untuk tidak menjadikan perumpamaan tentang 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 sebagai rujukan, Lukas menyebut bahwa orang yang  tidak setia dalam hal kecil tidak akan setia dalam hal besar. Jangan seperti para pemungut cukai yang dalam situasi terjepit baru kemudian bertobat. Dengan kata lain pejabat gereja itu bersalah dan harus dipecat, walaupun mengembalikan hasil korupsinya.

Masih ada lagi ide tafsir pada Dua episode paralel dalam Injil yang
hampir tak pernah kita kaitkan satu
sama lain adalah kisah "Anak yang
Hilang" dan kisah "Bendahara yang Tidak Jujur". Padahal keduanya memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama hanya dicatat di Injil Lukas, bahkan dengan
sengaja disusun berdampingan. Dalam kedua cerita - baik sang anak bungsu maupun si bendahara - sama-sama tidak mengelola harta ayahnya atau tuannya dengan baik. Bagi si bungsu, solusi selamatnya adalah pulang dengan menyesal kepada ayahnya. Sementara bagi si bendahara, solusi selamatnya adalah dengan menggunakan apa yang (masih) ada padanya untuk
mendapatkan perlindungan.

Lapangan Pancasila, 17/09/2022 (TUS)

Lampiran :
𝗟𝘂𝗸𝗮𝘀 𝟭𝟲:𝟭-𝟭𝟯 (TB II LAI, 1997)
𝟭𝟲:𝟭 Kemudian Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
𝟭𝟲:𝟮 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apa ini yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawabanmu atas atas apa yang engkau kelola sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.
𝟭𝟲:𝟯 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak kuat, mengemis aku malu.
𝟭𝟲:𝟰 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
𝟭𝟲:𝟱 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
𝟭𝟲:𝟲 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Terimalah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain segera: Lima puluh tempayan.
𝟭𝟲:𝟳 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Terimalah surat hutangmu dan tulislah: Delapan puluh pikul.
𝟭𝟲:𝟴 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.
𝟭𝟲:𝟵 Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."
𝟭𝟲:𝟭𝟬 "Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar.
𝟭𝟲:𝟭𝟭 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
𝟭𝟲:𝟭𝟮 Jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan memberikan hartamu sendiri kepadamu?
𝟭𝟲:𝟭𝟯 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...