Sabtu, 10 September 2022

Seandainya menjadi Walikota, tentang izin tempat ibadah, Serial sudut pandang

Seandainya menjadi Walikota, tentang izin tempat ibadah, Serial sudut pandang

"𝘞𝘦𝘭𝘭-𝘣𝘦𝘩𝘢𝘷𝘦𝘥 𝘸𝘰𝘮𝘦𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘥𝘰𝘮 𝘮𝘢𝘬𝘦 𝘩𝘪𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺.” Laurel Thatcher Ulrich. Seumpama, seandainya saya menjadi walikota di wilayah yang penduduknya 99% Kristen. Penduduk minoritas (1%) hendak mendirikan masjid, namun penduduk mayoritas bergerak menolak. Apakah saya akan ikut menolak pengajuan izin (pilihan pertama) atau saya akan memberi izin pendirian mesjid (pilihan kedua)?
Jika saya menuruti penolakan itu (pilhan pertama), saya aman. Saya akan terpilih lagi untuk masa jabatan walikota periode kedua. Akan tetapi saya tidak akan mengambil pilihan pertama ini. 𝘛𝘰𝘰 𝘦𝘢𝘴𝘺! Saya mengambil pilihan kedua dengan memberi izin kepada penduduk minoritas mendirikan masjid, meskipun saya akan menerima risiko didemo dan terancam tidak terpilih lagi. Warga yang 1% itu adalah warga saya. Saya akan BERSUKACITA dengan mereka karena saya tidak jadi kehilangan (MENCARI dan MENEMUKAN) mereka yang hendak meninggalkan kota. Karena MENCARI, MENEMUKAN, dan BERSUKACITA, adalah rujukan di Alkitab untuk ajaran keimanan saya, sebagai Walikota 🤭😁😄😆😂🤣

Mari kita lihat rujukan Alkitab tsb, Yesus mengajar dengan banyak perumpamaan. Perumpamaan merupakan cerita di dalam cerita Kitab Injil tentang Yesus. Meski tampak sederhana, perumpamaan Yesus sulit untuk dipahami. Penulis Injil Markus mengakui itu sampai ia berkelit di balik wibawa 12 murid Yesus. “Mereka sendiri 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘰𝘬,” begitu kira-kira kata penginjil Markus dalam Markus 4:10.
Namanya juga perumpamaan tentu saja itu cerita imajiner yang sedang disampaikan Yesus. Para penulis Injil menafsir perumpamaan Yesus. Penafsiran atau pemaknaan perumpamaan oleh mereka tidak sama. Misal, makna perumpamaan 𝘋𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 versi Injil Lukas 15:1-7 berbeda dari makna perumpamaan 𝘋𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 versi Injil Matius 18:12-14 karena konteks keduanya berbeda.
Pada mulanya sebelum Kitab Injil ditulis tampaknya perumpamaan Yesus diceritakan berulang-ulang dan menyebar dari mulut ke mulut atau lisan dalam konteks para pengikut Yesus mula-mula. Dalam tradisi lisan itu sangat boleh-jadi perumpamaan Yesus mendapat tambahan atau pengurangan agar sesuai dengan konteks para pendengarnya masing-masing.

Bacaan Injil Lukas 15:1-10 mencakup dua perikop mengenai 𝘗𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 dan 𝘗𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘳𝘩𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨. Berhubung bacaan Injil Lukas cukup panjang, maka kutipan teks saya letakkan di lampiran.
Bacaan tentang dua perumpamaan di atas sebenarnya bagian dari tiga perumpamaan dalam Lukas 15:1-32:
• Perumpamaan tentang domba yang hilang (ay. 1-7)
• Perumpamaan tentang dirham yang hilang (ay. 8-10)
• Perumpamaan tentang anak yang hilang (ay. 11-32)
Ketiga perumpamaan itu disatukan oleh Lukas barangkali ketiganya dianggapnya memiliki tema yang sama seperti yang ditafsirkan oleh Lukas dalam penutup ketiga perumpamaan.
• Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada SUKACITA di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada SUKACITA karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. (Luk. 15:7)
• Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada SUKACITA pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat. (Luk. 15:10)
• Kita patut BERSUKACITA dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah HILANG dan DIDAPAT KEMBALI. (Luk. 15:32)

Kepada siapa ketiga perumpamaan itu ditujukan atau apa konteksnya? Kalau kita membaca ayat 1-2, perumpamaan ditujukan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat atas pertanyaan mereka: mengapa Yesus mau menerima dan makan bersama dengan orang-orang berdosa? 

𝗟𝘂𝗸𝗮𝘀 𝟭𝟱:𝟭-𝟳 𝘗𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨

Perumpamaan memerikan seseorang memiliki 100 ekor domba. Ia kehilangan seekor di antaranya, kemudian meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi MENCARI yang sesat itu sampai ia MENEMUKANNYA. Padang gurun adalah tempat berbahaya. Perumpamaan ini HIPERBOLIK. Mana mungkin pemilik/gembala meninggalkan 99 ekor demi mencari seekor yang hilang? Sesudah seekor domba itu ditemukan, ia berpesta dengan sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya.
Pemaknaan atau penafsiran Lukas tentang perumpamaan ini tidak 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨 (ay. 7). Domba yang hilang itu pasif, tidak mungkin bertobat, tidak pulang sendiri, tetapi DITEMUKAN oleh pemiliknya.

Lukas tampaknya melalaikan tekanan ada pada tokoh cerita (pemilik 100 domba): MENCARI, MENEMUKAN, dan BERSUKACITA bersama dengan sahabat dan tetangganya.

𝗟𝘂𝗸𝗮𝘀 𝟭𝟱:𝟴-𝟭𝟬 𝘗𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘳𝘩𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨

Perumpamaan mengandaikan seorang perempuan kehilangan satu dari 10 dirham miliknya. Ia kemudian menyalakan pelita dan menyapu rumahnya untuk menemukan satu dirham yang hilang itu. Satu dirham adalah upah sehari pekerja. 

Dalam imajinasi kita perempuan itu orang miskin. Wajar ia mencari satu dirham yang hilang. Yang menjadi tak wajar adalah ia seperti pemilik 100 domba di atas mengundang sahabat dan tetangganya untuk BERSUKACITA. 

Lagi-lagi pemaknaan atau penafsiran Lukas tidak 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨 (ay. 10).

 Dirham yang hilang itu benda mati, tidak mungkin bertobat, tidak mungkin bersuara memanggil atau mendatangi pemiliknya, tetapi DITEMUKAN oleh pemiliknya. 

Lukas kembali melalaikan tekanan ada pada tokoh cerita (perempuan pemilik 10 dirham): MENCARI, MENEMUKAN, dan BERSUKACITA bersama dengan sahabat dan tetangganya.

Apabila jalan cerita dua perumpamaan di atas berbeda dari kesimpulan atau penafsiran Lukas pada ayat 7 dan 10, bagaimana menyampaikan kepada umat? Lebih khusus lagi bagaimana mengkhotbahkannya? Pilihannya tidak bisa dua-duanya. Harus dipilih satu dari dua pilihan yang sama-sama dapat dipertanggungjawabkan. Hanya saja keduanya menghasilkan konsekuensi masing-masing.

Pilihan pertama, mengkhotbahkan kesimpulan atau pemaknaan Lukas pada ayat 7 dan 10. Konsekuensinya aman atau tidak berisiko karena sesuai dengan penafsiran Injil Lukas dan memang teksnya mengatakan demikian.

Pilihan kedua, mengkhotbahkan tekanan pada tokoh cerita: MENCARI, MENEMUKAN, dan BERSUKACITA. Risikonya anda akan dicap liberal karena melawan kesimpulan Lukas. Saya memilih yang kedua, meskipun berisiko.

Mengapa saya memilih yang kedua? Jelas, landasan ajaran keimanan lewat Alkitab ada🤭😁😄😆😂🤣 

Cepogo, 08/09/22 (T)

𝘓𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳𝘢𝘯
𝗟𝘂𝗸𝗮𝘀 𝟭𝟱:𝟭-𝟭𝟬 (TB II LAI, 1997)
Perumpamaan tentang domba yang hilang
𝟭𝟱:𝟭 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa semuanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 
𝟭𝟱:𝟮 Lalu bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." 
𝟭𝟱:𝟯 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 
𝟭𝟱:𝟰 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 
𝟭𝟱:𝟱 Kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 
𝟭𝟱:𝟲 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab aku telah menemukan dombaku yang hilang itu. 
𝟭𝟱:𝟳 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

𝘗𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘳𝘩𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨
𝟭𝟱:𝟴 "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu dirham, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? 
𝟭𝟱:𝟵 Kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab aku telah menemukan dirhamku yang hilang itu. 
𝟭𝟱:𝟭𝟬 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...