Bacaan Lukas 17:11-19; nas ayat 13 "Dan berteriak: 'Yesus, Guru, kasihanilah kami!'" Seperti orang kusta yang memohon belas kasihan Sang Guru; demikian juga kita yang memiliki kelemahan manusiawi, cidera pikiran, dosa perkataan, maupun kesombongan diri layak untuk memohon bersama orang kusta itu: "Tuhan, kasihanilah kami. Tuhan, kasihanilah kami. Tuhan, kasihanilah kami." Seringkali, kita yg menyebut diri orang beragama tidak bisa bersyukur dan berterima kasih atas anugerah Tuhan, seperti 9 penderita kusta yg orang Yahudi, orang Yahudi sering menyebut dirinya orang beragama, anak Terang, pd kenyataannya hanya 1 orang kusta yg orang Samaria yg bisa mengucap syukur dan terima kasih atas anugerah Tuhan, orang Samaria yg selalu dicap orang berdosa, orang tak beragama, anak dunia, anak kegelapan. Hal ini mengajari kita bahwa bersyukur melewati tembok agama. Ini kritisi untuk kita, kalo kita orang beragama, orang beriman seharusnyalah, bisa bersyukur dan berterima kasih atas anugerah Tuhan. Kehidupan keluarga akan menghadapi suka dan duka disitulah kita berjumpa Tuhan, dan kita harus memaknai perjumpaan dg Tuhan dalam suka duka hidup berkeluarga dengan rasa syukur yg mendalamππ»ππ»ππ»
Gkj Sidomukti, 09 Oktober 2022 (T)