Jumat, 25 November 2022

Apakah ajaran 'tabur-tuai' alkitabiah? dan bisa diterapkan dalam konteks persembahan? Serial Sudut Pandang

Apakah ajaran 'tabur-tuai' alkitabiah? dan bisa diterapkan dalam konteks persembahan? Serial Sudut Pandang

Perlu dipahami sejak awal bahwa prisip tabur tuai sepanjang tulisan Alkitab dr PB dan PL lebih mengarah banyak pada perbuatan jahat (walaupun bisa dua arah) bukan dalam konteks persembahan walaupun ada kaitan dg pemahaman agraris atau pertanian . Menurut Alkitab, apakah kita menuai apa yang kita tabur? Prinsip tabur tuai dijumpai di sepanjang Alkitab, karena hal ini sering dijumpai oleh manusia. Upaya mempekerjakan tanah guna memanen hasilnya berkaitan erat dengan sejarah umat manusia. Salah satu bagian dari kutukan Adam ialah bahwa tanah akan menghasilkan duri sebagai hasil dari upaya Adam dan "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu" (Kejadian 3:19). Dama memahami konsep "tabur-tuai" baik secara harafiah maupun secara kiasan.
Kiasan menuai apa yang ditabur juga dapat merujuk pada dua ayat dalam Perjanjian Baru. Salah satunya ditemui dalam 2 Korintus 9:6, "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." Satunya lagi ditemukan dalam Galatia 6:7, "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." Sebagai prinsip umum, memang benar bahwa aktifitas menabur akan diikuti oleh penuaian apa yang ditabur. Hal ini berlaku secara agraris dan juga dalam halnya pilihan hidup. Oleh karena itu, ajaran "tabur-tuai" itu alkitabiah.
Adapula ayat Perjanjian Lama yang membahas prinsip tabur-tuai. "Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana," ditulisnya Raja Salomo (Amsal 22:8). "Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan", kata nabi Hosea (10:13). "Mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka" ucap Hikmat dalam Amsal 1:31. Dalam setiap kasus, hukum tabur dan tuai merujuk kembali pada keadilan Allah.
Meskipun ada prinsip rohani yang berlaku dalam halnya ketika kita menabur perbuatan jahat, kita akan menuai akibat yang buruk, adapula belas kasihan. Untungnya kita tidak selalu menuai apa yang kita tanam. Allah berhak berbelas kasihan pada siapapun yang Ia hendaki, sebagaimana firman-Nya kepada Musa, "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati" (Roma 9:15). Oleh karena belas kasihan Allah, kita memperoleh kediaman surgawi kelak, meskipun kita berdosa. Kita menabur kelaliman dan korupsi, dan Yesus menuai hukuman kita di atas kayu salib. Terpujilah Dia selamanya.
Kadang yang tampak bagaikan tuaian panen bukan demikian. Ketika Ayub sedang menderita, teman-temannya menganggap kesulitan yang menimpanya sebagai hukuman adil dari Allah atas dosa yang dirahasiakan. Elifas, teman Ayub berkata: "Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga" (Ayub 4:8). Namun dalam kasus Ayub, Elifas keliru. Tuaian belum tiba – dan tidak tiba sampai akhir kitab itu (Ayub 42:10-17). Mengalami situasi buruk bukan berarti kita telah menabur benih yang buruk. Prinsip tabur-tuai secara umum benar, tapi tidak selalu terjadi dalam setiap situasi yang kita jumpai.
"Tabur-tuai" berlaku baik secara positif maupun secara negatif. "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu" (Galatia 6:8). Ayat ini merangkum prinsip tabur-tuai dengan baik. Ketika kita bersikap egois, sombong, tidak adil, fasik, dan mengandalkan diri, maka kita sedang "menabur dalam daging," dan kebinasaan menanti. Ketika kita bersikap tanpa pamrih, murah hati, ramah, dan mengandalkan pemeliharaan dan keselamatan dari Allah, kita sedang "menabur dalam Roh" dan menuai kehidupan kekal.
Iman dalam Yesus dan pencarian akan kesalehan adalah "menabur dalam Roh." Menabur dalam daging, mengandalkan diri sendiri dan kemampuan kita tanpa pertolongan Allah, hanya akan membawa pada jalan buntu. Namun ketika kita percaya pada Kristus, kita mendapat kehidupan kekal. Kasih-Nya bagaikan tanah yang subur yang darinya kita menuai buah yang baik.
Cepogo, 26.11.22 (T)

Jumat, 18 November 2022

SUDUT PANDANG LUKAS 23:33-43 đ—Ŗđ—˛đ—ģ𝗴𝗲𝗷𝗲𝗸, Serial Sudut Pandang


SUDUT PANDANG LUKAS 23:33-43 đ—Ŗđ—˛đ—ģ𝗴𝗲𝗷𝗲𝗸, Serial Sudut Pandang

Kalender gerejawi atau tahun liturgi ada tiga banjaran: Tahun A, B, dan C. Tahun ini adalah Tahun C yang berakhir pada Minggu ini. Minggu depan adalah awal kalender gerejawi Tahun A yang dimula Minggu pertama Adven. Harap dicatat, jika saya menyebut Minggu itu berarti 𝘚đ˜ļđ˜¯đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ē atau nama hari, bukan satuan jumlah hari. Saya selalu menggunakan pekan untuk 𝘸đ˜Ļđ˜Ļđ˜Ŧ.
Tahun A disebut juga Tahun Matius, Tahun B Tahun Markus, dan Tahun C Tahun Lukas. Dalam Tahun C ini bacaan ekumenis sejak Pentakosta menarasikan perjalanan Yesus dari Nazareth menuju Yerusalem. Injil Lukas mengusung teologi kenaikan, dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi.
Minggu ini adalah akhir perjalanan Yesus di Yerusalem dengan peristiwa penyaliban. Bacaan  diambil dari Lukas 23:33-43 
Secara ringkas bacaan mengisahkan Yesus digiring dan tiba di tempat yang bernama 𝘛đ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜Ŧ. Di sana Yesus disalib bersama dengan dua penjahat di sebelah kanan dan kiri-Nya. Pemimpin-pemimpin (agama Yahudi) mengejek Yesus. Prajurit-prajurit Roma juga mengejek Yesus. Bahkan satu penjahat di sebelah Yesus menghujat Yesus, namun penjahat satunya membela Yesus.
Dalam proses penyaliban itu ada ucapan Yesus sebelum narasi pengejekan. Saya kutipkan dari Alkitab TB II, 1997, Lukas 23:34a: [Yesus berkata, “𝘠đ˜ĸ, 𝘉đ˜ĸ𝘱đ˜ĸ, đ˜ĸ𝘮𝘱đ˜ļđ˜¯đ˜Ē𝘭đ˜ĸ𝘩 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜Ŗ 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜ĩđ˜ĸ𝘩đ˜ļ đ˜ĸ𝘱đ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ŗđ˜ļđ˜ĸđ˜ĩ.”]
Tak banyak orang Kristen memiliki Alkitab Terjemahan Baru (TB) edisi kedua, 1997, karena memang dicetak 𝘭đ˜Ē𝘮đ˜Ēđ˜ĩđ˜Ļđ˜Ĩ đ˜Ļđ˜Ĩđ˜Ēđ˜ĩđ˜Ēđ˜°đ˜¯. Perbedaan dari TB 1974 (yang digunakan hampir semua orang Kristen) adalah tanda kurung siku di TB II. Kurung siku itu menandakan bahwa ayat itu dalam perdebatan karena dalam salinan yang lebih tua ayat itu tidak ada. 
Para pakar Perjanjian Baru (PB) menilai ayat itu ditambahkan oleh editor di salinan berikutnya yang justru bertentangan atau tidak cocok dengan narasi atau konteks penyaliban Yesus di Injil Lukas. Penyaliban Yesus adalah pembunuhan berencana, bukan perbuatan yang tidak disadari oleh para pelaku: imam-imam kepala, pemimpin-pemimpin, dan rakyat (Luk. 23:13). Lukas dengan jelas memerikan upaya keras Pilatus (sampai tiga kali) untuk membebaskan Yesus, namun mereka tetap menuntut Yesus disalibkan. Rencana membunuh Yesus sudah ada sebelumnya dengan melibatkan Yudas Iskariot di bagian sebelumnya (Luk. 22:2-6). Herodes pun tidak mendapati kesalahan Yesus (Luk. 23:15). Jadi para pembunuh tahu dan sadar apa yang mereka lakukan.
Dalam perikop “Yesus disalibkan” ini pengarang Injil Lukas menulis tiga ejekan yang dilontarkan oleh musuh Yesus. Ketiga ejekan di ayat 35, 37, dan 39 itu mirip dan polanya sama: “Selamatkanlah dirimu jika Engkau adalah … ” atau “Jika Engkau adalah …, selamatkanlah dirimu!” Akan tetapi di ejekan ketiga Lukas sedikit menambah menjadi: “Jika Engkau adalah …, selamatkanlah dirimu 𝗱𝗮đ—ģ 𝗸𝗮đ—ēđ—ļ!”
Pengejek pertama adalah pemimpin-pemimpin yang merujuk para pemimpin agama Yahudi di Yerusalem (bdk. Kis. 4:5). Secara lengkap ejekan mereka: " đ˜–đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜¯ 𝘐đ˜ĸ 𝘴đ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯, đ˜Ŗđ˜Ēđ˜ĸđ˜ŗđ˜­đ˜ĸ𝘩 𝘴đ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘐đ˜ĸ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜ēđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ŗđ˜Ē-𝘕đ˜ēđ˜ĸ 𝘴đ˜Ļđ˜¯đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ŗđ˜Ē, đ˜Ģđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘐đ˜ĸ đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩 𝘔đ˜Ļ𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘴 (đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩), đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ĩđ˜Ē𝘱đ˜Ē𝘭đ˜Ē𝘩 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩." (Luk. 23:35)
Ejekan pertama mengandung pengakuan iman atau kredo Jemaat Lukas. Yesus adalah Mesias dari Allah (áŊ Î§ĪÎšĪƒĪ„áŊ¸Ī‚ Ī„ÎŋáŋĻ Î˜ÎĩÎŋáŋĻ). Yesus adalah orang pilihan Allah.
Pengejek kedua adalah prajurit-prajurit Roma. Ejekan mereka: “𝘑đ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜Œđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜ĸđ˜ļ đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜ŗđ˜ĸđ˜Ģđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘠đ˜ĸ𝘩đ˜ļđ˜Ĩđ˜Ē, 𝘴đ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯đ˜­đ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ŗđ˜Ē-𝘔đ˜ļ!” (Luk. 23:37). Dasar ejekan para prajurit itu adalah inskripsi di kepala salib "Inilah raja orang Yahudi" (ay. 38). 
Tampaknya pengarang Injil Lukas memandang inskripsi tersebut adalah ejekan, bukan literal, karena bagi Jemaat Lukas: 
• Yesus adalah raja dari Kerajaan Allah yang akan datang (Luk. 22:29-30). 
• Kenaikan Yesus ke Surga adalah pemuliaan dan penobatan Yesus sebagai raja dari Kerajaan Allah (Luk. 19:12).
• Di Akhir Zaman Yesus akan datang kembali (sudah) sebagai Raja (Luk. 23:42).
Di sini Lukas juga menghilangkan kesan penyaliban Yesus berdarah-darah. Tampaknya Lukas hendak berbaik-baik dengan Pemerintah Roma untuk pertumbuhan dan pekembangan jemaatnya. Tampak sekali Lukas menonjolkan Pilatus membela Yesus. Lukas 23:22: Kata Pilatus 𝘂đ—ģ𝘁𝘂𝗸 𝗸𝗲𝘁đ—ļ𝗴𝗮 𝗸𝗮𝗹đ—ļđ—ģ𝘆𝗮 kepada mereka: "𝘒đ˜Ļđ˜Ģđ˜ĸ𝘩đ˜ĸđ˜ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĸ𝘱đ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜Ļđ˜¯đ˜ĸđ˜ŗđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ē𝘭đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē? 𝘛đ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ 𝘴đ˜ļđ˜ĸđ˜ĩđ˜ļ đ˜Ŧđ˜Ļ𝘴đ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩đ˜ĸđ˜¯ 𝘱đ˜ļđ˜¯ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŧđ˜ļđ˜Ĩđ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē 𝘱đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ-𝘕đ˜ēđ˜ĸ, đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘴đ˜Ļđ˜ĩđ˜Ē𝘮𝘱đ˜ĸ𝘭 đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ 𝘩đ˜ļđ˜Ŧđ˜ļ𝘮đ˜ĸđ˜¯ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē. 𝘑đ˜ĸđ˜Ĩđ˜Ē đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ļ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜Šđ˜ĸđ˜Ģđ˜ĸđ˜ŗ 𝘋đ˜Ēđ˜ĸ, 𝘭đ˜ĸ𝘭đ˜ļ 𝘮đ˜Ļ𝘭đ˜Ļ𝘱đ˜ĸ𝘴đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯-𝘕đ˜ēđ˜ĸ." Bahkan kalau kita membaca bagian akhir Injil Lukas jilid kedua (Kisah Para Rasul), dikatakan bahwa Rasul Paulus mengakhiri penginjilan di Roma dengan cemerlang.
Pengejek ketiga adalah penjahat di sebelah Yesus. Ejekannya: "𝘉đ˜ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯đ˜Ŧđ˜ĸ𝘩 đ˜Œđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜ĸđ˜ļ đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜’đ˜ŗđ˜Ē𝘴đ˜ĩđ˜ļ𝘴 (𝘔đ˜Ļ𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘴 đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩)? 𝘚đ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯đ˜­đ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ŗđ˜Ē-𝘔đ˜ļ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŧđ˜ĸ𝘮đ˜Ē!" (Luk. 23:39).
Pengarang Injil Lukas menggunakan istilah ÎēÎąÎēÎŋáŋĻĪÎŗÎŋΚ (penjahat), bukan ÎģáŋƒĪƒĪ„ÎŦĪ‚ (penyamun) seperti yang digunakan pengarang Injil Markus (Mrk. 15:27). Tampaknya Lukas menghindari kata penyamun seperti ucapan Yesus dalam narasi sebelumnya, “𝘚đ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜ĸ𝘮đ˜ļ 𝘈đ˜Ŧđ˜ļ đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē 𝘱đ˜Ļđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ𝘮đ˜ļđ˜¯ (ÎģΡͅĪƒĪ„Îą́Ī‚), 𝘮đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜Ŧđ˜ĸ𝘮đ˜ļ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ĩđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘭đ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜ĸ𝘱 đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ 𝘱đ˜Ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ 𝘱đ˜Ļđ˜¯đ˜ĩđ˜ļđ˜¯đ˜¨?” (Luk. 22:52). Lukas tak mau menyejajarkan Yesus dengan penyamun-penyamun.
Tampaknya Lukas hendak mengatakan bahwa penyaliban Yesus di antara penjahat menggenapi nubuat Nabi Yesaya: “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung 𝗱đ—ļ 𝗮đ—ģ𝘁𝗮đ—ŋ𝗮 đ—Ŋ𝗲đ—ēđ—¯đ—˛đ—ŋđ—ŧđ—ģ𝘁𝗮𝗸-đ—Ŋ𝗲đ—ēđ—¯đ—˛đ—ŋđ—ŧđ—ģ𝘁𝗮𝗸, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.” (Yes. 53:12). Yesus termasuk golongan pemberontak, meskipun Pemerintah Roma menyejajarkan Yesus dengan penjahat, bukan penyamun.
Ejekan penjahat itu menambah cakupan pengakuan iman Jemaat Lukas. Kristus bukan saja lebih besar daripada para pemimpin Yahudi (pengejek pertama), tetapi Ia juga mampu menyelamatkan penjahat yang sekarat. Cakupannya teologis dan politis.
Ternyata penjahat kedua mengecam penjahat pertama yang mengejek Yesus. Ia menilai hukuman kepada mereka berdua memang sudah adil atas perbuatan salah mereka dan ia membela Yesus yang tak bersalah (Luk. 23:41). Ia kemudian memohon kepada Yesus, “𝘠đ˜Ļ𝘴đ˜ļ𝘴, đ˜Ēđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜ĩ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ļ, đ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜Ŗđ˜Ē𝘭đ˜ĸ đ˜Œđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜ĸđ˜ļ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ĩđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸ𝘨đ˜ĸđ˜Ē 𝘙đ˜ĸđ˜Ģđ˜ĸ." (Luk. 23:42). 
Dalam perikop penyaliban ini Yesus tampak pasif. Baru sesudah permohonan penjahat kedua itu Yesus berbicara, “𝘈đ˜Ŧđ˜ļ đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ŧđ˜ĸđ˜ĩđ˜ĸ đ˜Ŧđ˜Ļ𝘱đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ𝘮đ˜ļ, 𝘴đ˜Ļ𝘴đ˜ļđ˜¯đ˜¨đ˜¨đ˜ļđ˜Šđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘩đ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē đ˜Ģđ˜ļ𝘨đ˜ĸ đ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜ĸđ˜ļ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜´đ˜ĸ𝘮đ˜ĸ-𝘴đ˜ĸ𝘮đ˜ĸ đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ 𝘈đ˜Ŧđ˜ļ đ˜Ĩđ˜Ē đ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘮 𝘍đ˜Ēđ˜ŗđ˜Ĩđ˜ĸđ˜ļ𝘴.” (ay. 43)
Apakah Firdaus ini surga? Kata Firdaus (Î ÎąĪÎąÎ´ÎĩÎ¯Īƒáŋŗ) hanya sekali digunakan di Injil Lukas. Kalau kita merujuk keterangan waktu “hari ini” dalam jawaban Yesus, maka Firdaus tidak merujuk surga. Keterangan waktu “hari ini” adalah waktu kematian dan penguburan Yesus. 
Dari penelusuran teks Injil Lukas sangat boleh jadi Firdaus merujuk tempat orang yang sudah mati dan yang dianggap layak untuk dibangkitkan pada Akhir Zaman ketika Yesus datang kembali (Luk. 20:35). Yesus adalah Yang Pertama dibangkitkan. Tafsiran ini diperkuat dengan ayat dalam Injil Lukas jilid kedua atau Kisah Para Rasul Kisah 26:22-23 “𝘈𝘱đ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŧđ˜ļđ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ 𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜¯ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜ĩđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ēđ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸ𝘩đ˜ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜Ļ𝘭đ˜ļđ˜Žđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘰𝘭đ˜Ļ𝘩 𝘱đ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ đ˜¯đ˜ĸđ˜Ŗđ˜Ē đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ģđ˜ļ𝘨đ˜ĸ 𝘰𝘭đ˜Ļ𝘩 𝘔đ˜ļ𝘴đ˜ĸ, đ˜ēđ˜ĸđ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜Ŗđ˜ĸ𝘩𝘸đ˜ĸ 𝘔đ˜Ļ𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘴 𝘩đ˜ĸđ˜ŗđ˜ļ𝘴 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ĩđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŗđ˜ĸ𝘩𝘸đ˜ĸ 𝘋đ˜Ēđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜ĩđ˜ĸ𝘮đ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē đ˜ĸđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē, đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŗđ˜ĸ𝘩𝘸đ˜ĸ 𝘐đ˜ĸ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘮đ˜Ļđ˜Žđ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĩđ˜Ļđ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŧđ˜Ļ𝘱đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ đ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜´đ˜ĸ đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŧđ˜Ļ𝘱đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ đ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜´đ˜ĸ-đ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜´đ˜ĸ 𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜¯.”
Pelajaran apa yang kita dapatkan dari Sudut Pandang ini? Terserah anda. Satu hal yang kuat untuk saya adalah untuk tidak menggunakan ayat “𝘠đ˜ĸ, 𝘉đ˜ĸ𝘱đ˜ĸ, đ˜ĸ𝘮𝘱đ˜ļđ˜¯đ˜Ē𝘭đ˜ĸ𝘩 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜Ŗ 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜ĩđ˜ĸ𝘩đ˜ļ đ˜ĸ𝘱đ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ŗđ˜ļđ˜ĸđ˜ĩ” kepada para pembunuh Brigadir J. Ayat ini tidak cocok untuk kasus pembunuhan berencana.

Cepogo, 18.11.22 (T)

Jumat, 11 November 2022

SUDUT PANDANG LUKAS 21 :5-19, Bertahan

SUDUT PANDANG LUKAS 21 :5-19, 𝗕𝗲đ—ŋ𝘁𝗮đ—ĩ𝗮đ—ģ, 

Kitab-kitab Injil tidak ditulis oleh 12 murid Yesus. Juga tidak ditulis oleh jurutulis Yesus. Kitab-kitab Injil ditulis secara retrospektif; penceritaan ulang atas peristiwa masa lalu. Para penulis Injil mengumpulkan bahan-bahan dari cerita lepas atau ucapan-ucapan lepas Yesus dari beraneka sumber. Dari bahan-bahan itu mereka menyusun narasi mereka masing-masing sesuai teologi yang diusung oleh penulis kitab Injil yang sangat boleh jadi menyesuaikan situasi saat Injil ditulis.
Sebagai contoh Injil Lukas yang ditulis beberapa tahun sesudah Bait Suci dihancurkan tentara Roma (70 ZB). Peristiwa itu sudah barang tentu meremukkan mental pengikut Kristus terutama di kalangan Jemaat Lukas. Jemaat, yang sangat mengharapkan kedatangan Yesus kembali, menghadapi kenyataan bahwa Bait Suci, yang adalah simbol kehadiran Allah di Yerusalem, dihancurkan oleh orang kafir. Penulis Injil Lukas hendak menjernihkan pengertian kedatangan Yesus kembali (𝘱đ˜ĸđ˜ŗđ˜°đ˜ļ𝘴đ˜Ēđ˜ĸ) agar jemaat tidak putus harapan.
Bacaan diambil dari Lukas 21:5-19 adalah kumpulan ucapan tentang akhir zaman yang dinarasikan dalam Lukas 21:5-36, namun RCL membatasi sampai ayat 19. Kumpulan ucapan tentang akhir zaman itu mengandung topik-topik:
1. Bait Allah akan diruntuhkan (ay. 5-6),
2. Kesudahan yang tidak segera terjadi (ay. 8-9),
3. Peperangan, gempa bumi, penyakit sampar, kelaparan, dan bencana semesta (ay. 10),
4. Penganiayaan dan kesempatan bersaksi dengan bantuan Yesus (ay. 12-15),
5. Para murid akan dibenci semua orang, tetapi mereka akan dilindungi Allah (ay. 16-19),
6. Yerusalem akan diruntuhkan (ay. 20-24),
7. Kedatangan Anak Manusia (ay. 25-33), dan
8. Berjaga-jaga sambil berdoa (ay. 34-36).
Bacaan Injil Minggu ini hanya topik no. 1 – 5.

Dalam dunia nyata tampaknya Jemaat Lukas sedang gundah dan depresi melihat kenyataan Yesus tidak kunjung datang kembali sampai Bait Suci diruntuhkan. Dalam dunia cerita penulis Injil Lukas tetap memertahankan latar yang sudah dibuatnya sejak Lukas 20:1 “Ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil”, sedang percakapan Yesus dengan murid-murid-Nya dalam bacaan terjadi di Bukit Zaitun. Lho kok bisa?
Yesus mengajar di Bait Suci atau Bait Allah tidak dalam sehari. Tidak diceritakan berapa lama, tetapi tidak sehari. Ini ditunjukkan pada teks “Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun” (Luk. 21:37). 
Apabila ucapan Yesus versi Injil Markus (Mrk. 13:3) ditujukan khusus kepada “Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas”, penulis Injil Lukas merevisinya dengan istilah “murid-murid” (Luk. 21:7). Dengan menghapus empat nama murid itu dalam versi Injil Markus, penginjil Lukas hendak meluaskan cakupan pendengar Yesus yang dalam hal ini Jemaat Lukas.
Dalam bacaan Minggu ini Lukas mau memumpunkan bahwa kedatangan Yesus kembali (𝘱đ˜ĸđ˜ŗđ˜°đ˜ļ𝘴đ˜Ēđ˜ĸ) masih lama dengan menghapus rujukan apa pun yang bertentangan dengan teologinya. Ia membaharui pernyataan penginjil Markus (Mrk. 13:8) “Semua itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru” dengan menghilangkan “zaman baru”. Yesus datang kembali masih lama. Begitu kira-kira Lukas memberi pastoral kepada jemaatnya dengan menambah “sebelum semuanya itu”.
Dengan menambah keterangan waktu “sebelum semuanya itu” (Luk. 21:12) penginjil Lukas tampaknya sedang membuat kronologi dari tanda-tanda akhir zaman. “Semuanya itu” merujuk peristiwa dan keadaan yang disebutkan di ayat-ayat sebelumnya: peperangan, gempa bumi, penyakit sampar, kelaparan, dan bencana semesta. Sebelum semua itu terjadi para murid akan ditangkap dan dianiaya “karena nama Yesus” (21:12). Frase “karena nama Yesus” sangat boleh jadi merujuk pengikut Yesus di dunia nyata. Bukan itu saja mereka akan dibenci oleh semua orang bahkan sebagian dari mereka akan dibunuh. Dalam Injil Lukas jilid II atau Kisah Para Rasul Lukas mengisahkan para murid Yesus mengalami penganiayaan dan pembunuhan (lih. kisah Stefanus).
Lukas memberi penguatan lewat ucapan Yesus, “𝘒đ˜ĸ𝘭đ˜ĸđ˜ļ đ˜Ŧđ˜ĸ𝘮đ˜ļ đ˜ĩđ˜Ļđ˜ĩđ˜ĸ𝘱 đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜ĩđ˜ĸ𝘩đ˜ĸđ˜¯, đ˜Ŧđ˜ĸ𝘮đ˜ļ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘮đ˜Ļ𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜°đ˜­đ˜Ļ𝘩 𝘩đ˜Ēđ˜Ĩđ˜ļ𝘱𝘮đ˜ļ.” (Luk. 21:19). Memeroleh atau mendapat “hidup” ada dua penafsiran.
Pertama, jika mereka mati dibunuh dan mereka tetap bertahan dalam iman mereka, maka mereka akan dibangkitkan dan diberi “hidup kekal”. Penafsiran ini didukung dengan teks sebelumnya dalam ucapan Yesus di Lukas 9:24 dan 17:33: “𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘱đ˜ĸ 𝘴đ˜ĸđ˜Ģđ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜ĸđ˜ļ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜ēđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜¯đ˜ēđ˜ĸ𝘸đ˜ĸđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ, đ˜Ēđ˜ĸ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŧđ˜Ļ𝘩đ˜Ē𝘭đ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ đ˜¯đ˜ēđ˜ĸ𝘸đ˜ĸđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ; đ˜ĩđ˜Ļđ˜ĩđ˜ĸ𝘱đ˜Ē 𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘱đ˜ĸ 𝘴đ˜ĸđ˜Ģđ˜ĸ đ˜Ŧđ˜Ļ𝘩đ˜Ē𝘭đ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ đ˜¯đ˜ēđ˜ĸ𝘸đ˜ĸđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜Ŧđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ļđ˜¯đ˜ĸ 𝘈đ˜Ŧđ˜ļ, đ˜Ēđ˜ĸ đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜ēđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯đ˜¯đ˜ēđ˜ĸ.”
Kedua, hidup ditafsir selamat, aman, sintas (𝘴đ˜ļđ˜ŗđ˜ˇđ˜Ē𝘷đ˜Ļ) “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan selamat.” Tafsiran ini didukung dengan teks-teks di Kisah Para Rasul (Kis. 8:1-4; 12:6-19; 16:19-40). Di pengujung “Injil Lukas jilid II” Lukas mengisahkan Rasul Paulus selamat tiba di Roma yang ditutup dengan berita gembira “Dengan terus-terang dan tanpa rintangan apa-apa ia (Paulus) memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.”
Dua tafsiran di atas tetap berujung pada kegembiraan. Yang amat sangat sulit adalah prasyarat đ—¯đ—˛đ—ŋ𝘁𝗮đ—ĩ𝗮đ—ģ. Ya, memang menjadi murid Kristus itu nggak enak. Kalau tak kuat, lepaskan saja! Jangan sok bertahan tapi membalikan tubuh dari keteladanan Kristus.

Lapangan Pancasila, 12.11.22 (TUS)

Jumat, 04 November 2022

DUNIA ORANG MATI, Serial Sudut Pandang

DUNIA ORANG MATI, Serial Sudut Pandang 

Dunia sesudah kematian menurut Injil Lukas tidaklah seindah yang dibayangkan oleh kaum laki-laki. Tidak ada penyediaan bidadari untuk melayani hasrat laki-laki. Apalagi saat Injil Lukas ditulis belum ada program dan kampanye KB (Keluarga Berencana).  Bacaan diambil dari Injil Lukas 20:27-38
Dalam bacaan Injil Minggu ini Yesus dan orang-orang Saduki bersoal-jawab. Latar cerita adalah Yesus mengajar di Bait Allah karena bacaan termuat dalam Lukas pasal 20-21. 
Dikisahkan beberapa orang Saduki mendatangi Yesus, yang menurut penulis Injil Lukas mereka tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus: " 𝘎đ˜ļđ˜ŗđ˜ļ, 𝘔đ˜ļ𝘴đ˜ĸ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜ļ𝘭đ˜Ē𝘴đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ēđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸ𝘩 đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē đ˜ļđ˜¯đ˜ĩđ˜ļđ˜Ŧ đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸ: 𝘑đ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘴đ˜Ļđ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨, đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜Ļ𝘮đ˜Ē𝘭đ˜Ēđ˜Ŧđ˜Ē 𝘴đ˜ĸđ˜ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ 𝘭đ˜ĸđ˜Ŧđ˜Ē-𝘭đ˜ĸđ˜Ŧđ˜Ē, 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē, 𝘴đ˜Ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ē𝘴đ˜ĩđ˜ŗđ˜Ēđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘮đ˜ĸ𝘴đ˜Ē𝘩 đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ, đ˜ĩđ˜Ļđ˜ĩđ˜ĸ𝘱đ˜Ē đ˜Ēđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ēđ˜¯đ˜¨đ˜¨đ˜ĸ𝘭đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĸđ˜¯đ˜ĸđ˜Ŧ, 𝘴đ˜ĸđ˜ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘩đ˜ĸđ˜ŗđ˜ļ𝘴 đ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ đ˜Ē𝘴đ˜ĩđ˜ŗđ˜Ēđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ 𝘮đ˜Ļđ˜Žđ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŧđ˜Ļđ˜ĩđ˜ļđ˜ŗđ˜ļđ˜¯đ˜ĸđ˜¯ đ˜Ŗđ˜ĸ𝘨đ˜Ē 𝘴đ˜ĸđ˜ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ. 𝘈đ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜ĩđ˜ļđ˜Ģđ˜ļ𝘩 đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜´đ˜ĸđ˜ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ. 𝘠đ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜ĩđ˜ĸ𝘮đ˜ĸ đ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ 𝘴đ˜Ļđ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļ𝘮𝘱đ˜ļđ˜ĸđ˜¯ 𝘭đ˜ĸ𝘭đ˜ļ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ēđ˜¯đ˜¨đ˜¨đ˜ĸ𝘭đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĸđ˜¯đ˜ĸđ˜Ŧ. 𝘓đ˜ĸ𝘭đ˜ļ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļ𝘮𝘱đ˜ļđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē 𝘰𝘭đ˜Ļ𝘩 đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŧđ˜Ļđ˜Ĩđ˜ļđ˜ĸ, đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ 𝘰𝘭đ˜Ļ𝘩 đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŧđ˜Ļđ˜ĩđ˜Ē𝘨đ˜ĸ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ļ𝘮đ˜Ēđ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĸđ˜¯đ˜­đ˜ĸ𝘩 đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜ĩđ˜ļđ˜ŗđ˜ļđ˜ĩ-đ˜ĩđ˜ļđ˜ŗđ˜ļđ˜ĩ 𝘰𝘭đ˜Ļ𝘩 đ˜Ŧđ˜Ļđ˜ĩđ˜ļđ˜Ģđ˜ļ𝘩 𝘴đ˜ĸđ˜ļđ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ, 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘴đ˜Ļ𝘮đ˜ļđ˜ĸđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ēđ˜¯đ˜¨đ˜¨đ˜ĸ𝘭đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĸđ˜¯đ˜ĸđ˜Ŧ. 𝘈đ˜Ŧ𝘩đ˜Ēđ˜ŗđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļ𝘮𝘱đ˜ļđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ 𝘱đ˜ļđ˜¯ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē. 𝘉đ˜ĸ𝘨đ˜ĸđ˜Ē𝘮đ˜ĸđ˜¯đ˜ĸ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜¨đ˜ĸđ˜¯ 𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļ𝘮𝘱đ˜ļđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ, 𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ē đ˜ĸđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨-đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ģđ˜ĸđ˜Ĩđ˜Ē 𝘴đ˜ļđ˜ĸ𝘮đ˜Ēđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘱đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ 𝘩đ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē đ˜Ŧđ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸđ˜¯, 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜Ŗ đ˜Ŧđ˜Ļđ˜ĩđ˜ļđ˜Ģđ˜ļđ˜Šđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ē𝘴đ˜ĩđ˜ŗđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ĸ?" (ay. 27-33)
Penulis Injil Lukas mengambil bahan dari Injil Markus, tetapi Lukas mengubah latar cerita Injil Markus “Yesus berjalan di halaman Bait Allah” (Mrk. 11:27). Lukas (20:27) tidak mengubah tokoh cerita orang Saduki dari Markus 12:18, namun Lukas menghapus penilaian Markus bahwa orang Saduki itu sesat. Lukas menghapus dua kali bahan dari Markus 12:18 dan 27. Lukas menolak penilaian Markus terhadap orang Saduki.
Saduki (dari kata Zadok) adalah nama kelompok aristokrat Yahudi yang berkuasa di Yerusalem hingga Bait Suci dihancurkan pada 70 ZB. Kaum Saduki bertanggung jawab terhadap ibadah yang dilakukan di Bait Suci sebagai kaum imam, yang hampir seluruh imam-imam dapat digolongkan sebagai kaum ini. Jabatan Imam Besar Yahudi pada umumnya diduduki oleh orang Saduki, tetapi tidak semua orang Saduki adalah imam. Ada kemungkinan bahwa orang-orang Saduki juga terdiri atas orang awam yang kaya dan tuan-tuan tanah. 
Di lingkungan orang Yahudi pada masa itu kebangkitan adalah wacana secara nisbi baru, yang muncul sekitar abad ke-2 SZB seperti dalam Kitab Daniel 12:2. Sampai menjelang akhir abad 1 ZB, ketika Injil Lukas ditulis, perdebatan dan perkembangan wacana kebangkitan masih terus terjadi sehingga ada berbagai pemikiran yang berbeda di dalam Perjanjian Baru.
Dalam tradisi Israel (lih. Ul. 25:5), termasuk yang terkandung dalam perkawinan Levirat, tujuan perkawinan bukanlah untuk mengesahkan cinta kasih romantis seperti dalam kebudayaan modern, melainkan untuk mendapatkan anak atau keturunan. Manusia akan mati. Adanya keturunan akan mencegah kepunahan. Jadi, pertanyan orang-orang Saduki di atas pumpunnya bukanlah pada siapa suami perempuan itu, melainkan apakah Yesus bersepaham dengan mereka yang tidak percaya pada kebangkitan dalam pertanyaan “𝘴đ˜Ēđ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ē đ˜ĸđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨-đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ģđ˜ĸđ˜Ĩđ˜Ē 𝘴đ˜ļđ˜ĸ𝘮đ˜Ēđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ 𝘱đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ 𝘩đ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē đ˜Ŧđ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸđ˜¯, 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜Ŗ đ˜Ŧđ˜Ļđ˜ĩđ˜ļđ˜Ģđ˜ļđ˜Šđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ē𝘴đ˜ĩđ˜ŗđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ĸ?". Pertanyaan ini sulit sekaligus đ˜ĩđ˜ŗđ˜Ē𝘤đ˜Ŧđ˜ē.
Jawab Yesus kepada mereka: "đ˜–đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨-đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ĩđ˜ļđ˜¯đ˜Ēđ˜ĸ đ˜Ēđ˜¯đ˜Ē đ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯, đ˜ĩđ˜Ļđ˜ĩđ˜ĸ𝘱đ˜Ē 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜¨đ˜ĸ𝘱 𝘭đ˜ĸđ˜ēđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜ļđ˜¯đ˜ĩđ˜ļđ˜Ŧ 𝘮đ˜Ļđ˜¯đ˜Ĩđ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜ĩ đ˜Ŗđ˜ĸ𝘨đ˜Ēđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘮 đ˜Ĩđ˜ļđ˜¯đ˜Ēđ˜ĸ đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜¯ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘮 đ˜Ŧđ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ē đ˜ĸđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸđ˜ŗđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē, đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜Ĩđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸ𝘸đ˜Ēđ˜¯đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯, 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜Ŗ 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ēđ˜Ĩđ˜ĸđ˜Ŧ đ˜Ĩđ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜ĩ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē 𝘭đ˜ĸ𝘨đ˜Ē; 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ 𝘴đ˜ĸ𝘮đ˜ĸ 𝘴đ˜Ļ𝘱đ˜Ļđ˜ŗđ˜ĩđ˜Ē 𝘮đ˜ĸ𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸđ˜ĩ-𝘮đ˜ĸ𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜Ŧđ˜ĸđ˜ĩ, đ˜ĩđ˜Ļđ˜ĩđ˜ĸ𝘱đ˜Ē 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜ĸđ˜¯đ˜ĸđ˜Ŧ-đ˜ĸđ˜¯đ˜ĸđ˜Ŧ 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩, đ˜Ŧđ˜ĸđ˜ŗđ˜Ļđ˜¯đ˜ĸ 𝘮đ˜Ļđ˜ŗđ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜Ĩđ˜Ēđ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯. 𝘛đ˜Ļđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ đ˜Ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨đ˜Ŧđ˜Ēđ˜ĩđ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨-đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē, 𝘔đ˜ļ𝘴đ˜ĸ đ˜ĩđ˜Ļ𝘭đ˜ĸ𝘩 𝘮đ˜Ļđ˜Žđ˜Ŗđ˜Ļđ˜ŗđ˜Ēđ˜ĩđ˜ĸ𝘩đ˜ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯đ˜¯đ˜ēđ˜ĸ đ˜Ĩđ˜ĸ𝘭đ˜ĸ𝘮 đ˜¯đ˜ĸ𝘴 đ˜ĩđ˜Ļđ˜¯đ˜ĩđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘴đ˜Ļ𝘮đ˜ĸđ˜Ŧ đ˜Ĩđ˜ļđ˜ŗđ˜Ē, đ˜ēđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘛𝘜𝘏𝘈𝘕 đ˜Ĩđ˜Ē𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ļđ˜ĩ 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜ˆđ˜Ŗđ˜ŗđ˜ĸ𝘩đ˜ĸ𝘮, 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩 𝘐𝘴𝘩đ˜ĸđ˜Ŧ đ˜Ĩđ˜ĸđ˜¯ 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩 𝘠đ˜ĸđ˜Ŧđ˜ļđ˜Ŗ. 𝘐đ˜ĸ đ˜Ŗđ˜ļđ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘮đ˜ĸđ˜ĩđ˜Ē, 𝘮đ˜Ļ𝘭đ˜ĸđ˜Ēđ˜¯đ˜Ŧđ˜ĸđ˜¯ 𝘈𝘭𝘭đ˜ĸ𝘩 đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘩đ˜Ēđ˜Ĩđ˜ļ𝘱, 𝘴đ˜Ļđ˜Ŗđ˜ĸđ˜Ŗ đ˜Ĩđ˜Ē 𝘩đ˜ĸđ˜Ĩđ˜ĸ𝘱đ˜ĸđ˜¯ 𝘋đ˜Ēđ˜ĸ 𝘴đ˜Ļ𝘮đ˜ļđ˜ĸ đ˜°đ˜ŗđ˜ĸđ˜¯đ˜¨ 𝘩đ˜Ēđ˜Ĩđ˜ļ𝘱." (ay. 34-38)
Jawaban Yesus di atas menurut teologi penulis Injil Lukas Yesus membuat pembedaan yang tegas: ada dua dunia. Pertama, dunia ini, orang memang kawin dan dikawinkan. Kedua, dunia yang lain itu, dunia orang-orang yang dibangkitkan tidak begitu.  Sesudah kebangkitan manusia tidak lagi kawin dan dikawinkan, karena sudah tidak paut lagi. Tidak paut karena manusia tidak dapat mati lagi. Perkawinan untuk mencegah kepunahan, setelah mati bearti tak ada kematian kedua, manusia tidak dapat punah. Manusia pada hari kebangkitan sama dengan malaikat: tidak dapat mati lagi. Oleh karena tidak dapat mati lagi, orang yang sudah dibangkitkan itu tidak perlu kawin dan dikawinkan. Itulah sebabnya tidak ada penyediaan bidadari untuk memenuhi hasrat seksual laki-laki di dunia yang lain sesudah kematian menurut Injil Lukas.
Apabila kita melanjutkan membaca ayat berikutnya (ay. 39), beberapa ahli taurat berpendapat, “𝘎đ˜ļđ˜ŗđ˜ļ, đ˜Ģđ˜ĸ𝘸đ˜ĸđ˜Ŗ-𝘔đ˜ļ đ˜Ēđ˜ĩđ˜ļ đ˜ĩđ˜Ļ𝘱đ˜ĸđ˜ĩ 𝘴đ˜Ļđ˜Ŧđ˜ĸ𝘭đ˜Ē.” Lukas tampaknya hendak mengatakan bahwa tidak semua ahli Taurat berbeda pendapat dengan Yesus, setidaknya mereka tidak kompak dalam bersikap terhadap ajaran Yesus.
Membuat pertanyaan itu tidak mudah, apalagi pertanyaan bermutu. Orang Saduki bertanya bukan tanpa argumen. Mereka merujuk Kitab Suci dengan kasus rumit yang dapat terjadi di masyarakat. Orang yang tak menguasai ilmu akan berkesulitan menjawab pertanyaan orang Saduki itu. Yesus sangat menguasai, bahkan beberapa ahli Taurat memuji Yesus atas ketepatan jawaban Yesus. Untuk dapat menguasai itu tidaklah kejap. Yesus belajar dengan sungguh-sungguh. Seperti kata penginjil Lukas, “Yesus makin dewasa dan bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” (Luk. 2:53, TB II).


Jubug, 05.11.22 (T)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...