SUDUT PANDANG LUKAS 23:33-43 đŖđ˛đģđ´đ˛đˇđ˛đ¸,
Serial Sudut Pandang
Kalender gerejawi atau tahun liturgi ada tiga banjaran: Tahun A, B, dan C. Tahun ini adalah Tahun C yang berakhir pada Minggu ini. Minggu depan adalah awal kalender gerejawi Tahun A yang dimula Minggu pertama Adven. Harap dicatat, jika saya menyebut Minggu itu berarti đđļđ¯đĨđĸđē atau nama hari, bukan satuan jumlah hari. Saya selalu menggunakan pekan untuk đ¸đĻđĻđŦ.
Tahun A disebut juga Tahun Matius, Tahun B Tahun Markus, dan Tahun C Tahun Lukas. Dalam Tahun C ini bacaan ekumenis sejak Pentakosta menarasikan perjalanan Yesus dari Nazareth menuju Yerusalem. Injil Lukas mengusung teologi kenaikan, dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi.
Minggu ini adalah akhir perjalanan Yesus di Yerusalem dengan peristiwa penyaliban. Bacaan diambil dari Lukas 23:33-43
Secara ringkas bacaan mengisahkan Yesus digiring dan tiba di tempat yang bernama đđĻđ¯đ¨đŦđ°đŗđĸđŦ. Di sana Yesus disalib bersama dengan dua penjahat di sebelah kanan dan kiri-Nya. Pemimpin-pemimpin (agama Yahudi) mengejek Yesus. Prajurit-prajurit Roma juga mengejek Yesus. Bahkan satu penjahat di sebelah Yesus menghujat Yesus, namun penjahat satunya membela Yesus.
Dalam proses penyaliban itu ada ucapan Yesus sebelum narasi pengejekan. Saya kutipkan dari Alkitab TB II, 1997, Lukas 23:34a: [Yesus berkata, “đ đĸ, đđĸđąđĸ, đĸđŽđąđļđ¯đĒđđĸđŠ đŽđĻđŗđĻđŦđĸ đ´đĻđŖđĸđŖ đŽđĻđŗđĻđŦđĸ đĩđĒđĨđĸđŦ đĩđĸđŠđļ đĸđąđĸ đēđĸđ¯đ¨ đŽđĻđŗđĻđŦđĸ đąđĻđŗđŖđļđĸđĩ.”]
Tak banyak orang Kristen memiliki Alkitab Terjemahan Baru (TB) edisi kedua, 1997, karena memang dicetak đđĒđŽđĒđĩđĻđĨ đĻđĨđĒđĩđĒđ°đ¯. Perbedaan dari TB 1974 (yang digunakan hampir semua orang Kristen) adalah tanda kurung siku di TB II. Kurung siku itu menandakan bahwa ayat itu dalam perdebatan karena dalam salinan yang lebih tua ayat itu tidak ada.
Para pakar Perjanjian Baru (PB) menilai ayat itu ditambahkan oleh editor di salinan berikutnya yang justru bertentangan atau tidak cocok dengan narasi atau konteks penyaliban Yesus di Injil Lukas. Penyaliban Yesus adalah pembunuhan berencana, bukan perbuatan yang tidak disadari oleh para pelaku: imam-imam kepala, pemimpin-pemimpin, dan rakyat (Luk. 23:13). Lukas dengan jelas memerikan upaya keras Pilatus (sampai tiga kali) untuk membebaskan Yesus, namun mereka tetap menuntut Yesus disalibkan. Rencana membunuh Yesus sudah ada sebelumnya dengan melibatkan Yudas Iskariot di bagian sebelumnya (Luk. 22:2-6). Herodes pun tidak mendapati kesalahan Yesus (Luk. 23:15). Jadi para pembunuh tahu dan sadar apa yang mereka lakukan.
Dalam perikop “Yesus disalibkan” ini pengarang Injil Lukas menulis tiga ejekan yang dilontarkan oleh musuh Yesus. Ketiga ejekan di ayat 35, 37, dan 39 itu mirip dan polanya sama: “Selamatkanlah dirimu jika Engkau adalah … ” atau “Jika Engkau adalah …, selamatkanlah dirimu!” Akan tetapi di ejekan ketiga Lukas sedikit menambah menjadi: “Jika Engkau adalah …, selamatkanlah dirimu đąđŽđģ đ¸đŽđēđļ!”
Pengejek pertama adalah pemimpin-pemimpin yang merujuk para pemimpin agama Yahudi di Yerusalem (bdk. Kis. 4:5). Secara lengkap ejekan mereka: " đđŗđĸđ¯đ¨ đđĸđĒđ¯ đđĸ đ´đĻđđĸđŽđĸđĩđŦđĸđ¯, đŖđĒđĸđŗđđĸđŠ đ´đĻđŦđĸđŗđĸđ¯đ¨ đđĸ đŽđĻđ¯đēđĻđđĸđŽđĸđĩđŦđĸđ¯ đĨđĒđŗđĒ-đđēđĸ đ´đĻđ¯đĨđĒđŗđĒ, đĢđĒđŦđĸ đđĸ đĸđĨđĸđđĸđŠ đđĻđ´đĒđĸđ´ (đĨđĸđŗđĒ đđđđĸđŠ), đ°đŗđĸđ¯đ¨ đēđĸđ¯đ¨ đĨđĒđąđĒđđĒđŠ đđđđĸđŠ." (Luk. 23:35)
Ejekan pertama mengandung pengakuan iman atau kredo Jemaat Lukas. Yesus adalah Mesias dari Allah (áŊ ΧĪΚĪĪáŊ¸Ī ĪÎŋáŋĻ ÎÎĩÎŋáŋĻ). Yesus adalah orang pilihan Allah.
Pengejek kedua adalah prajurit-prajurit Roma. Ejekan mereka: “đđĒđŦđĸ đđ¯đ¨đŦđĸđļ đĸđĨđĸđđĸđŠ đŗđĸđĢđĸ đ°đŗđĸđ¯đ¨ đ đĸđŠđļđĨđĒ, đ´đĻđđĸđŽđĸđĩđŦđĸđ¯đđĸđŠ đĨđĒđŗđĒ-đđļ!” (Luk. 23:37). Dasar ejekan para prajurit itu adalah inskripsi di kepala salib "Inilah raja orang Yahudi" (ay. 38).
Tampaknya pengarang Injil Lukas memandang inskripsi tersebut adalah ejekan, bukan literal, karena bagi Jemaat Lukas:
• Yesus adalah raja dari Kerajaan Allah yang akan datang (Luk. 22:29-30).
• Kenaikan Yesus ke Surga adalah pemuliaan dan penobatan Yesus sebagai raja dari Kerajaan Allah (Luk. 19:12).
• Di Akhir Zaman Yesus akan datang kembali (sudah) sebagai Raja (Luk. 23:42).
Di sini Lukas juga menghilangkan kesan penyaliban Yesus berdarah-darah. Tampaknya Lukas hendak berbaik-baik dengan Pemerintah Roma untuk pertumbuhan dan pekembangan jemaatnya. Tampak sekali Lukas menonjolkan Pilatus membela Yesus. Lukas 23:22: Kata Pilatus đđģđđđ¸ đ¸đ˛đđļđ´đŽ đ¸đŽđšđļđģđđŽ kepada mereka: "đđĻđĢđĸđŠđĸđĩđĸđ¯ đĸđąđĸ đēđĸđ¯đ¨ đ´đĻđŖđĻđ¯đĸđŗđ¯đēđĸ đĩđĻđđĸđŠ đĨđĒđđĸđŦđļđŦđĸđ¯ đ°đŗđĸđ¯đ¨ đĒđ¯đĒ? đđĒđĨđĸđŦ đĸđĨđĸ đ´đļđĸđĩđļ đŦđĻđ´đĸđđĸđŠđĸđ¯ đąđļđ¯ đēđĸđ¯đ¨ đŦđļđĨđĸđąđĸđĩđĒ đąđĸđĨđĸ-đđēđĸ, đēđĸđ¯đ¨ đ´đĻđĩđĒđŽđąđĸđ đĨđĻđ¯đ¨đĸđ¯ đŠđļđŦđļđŽđĸđ¯ đŽđĸđĩđĒ. đđĸđĨđĒ đĸđŦđļ đĸđŦđĸđ¯ đŽđĻđ¯đ¨đŠđĸđĢđĸđŗ đđĒđĸ, đđĸđđļ đŽđĻđđĻđąđĸđ´đŦđĸđ¯-đđēđĸ." Bahkan kalau kita membaca bagian akhir Injil Lukas jilid kedua (Kisah Para Rasul), dikatakan bahwa Rasul Paulus mengakhiri penginjilan di Roma dengan cemerlang.
Pengejek ketiga adalah penjahat di sebelah Yesus. Ejekannya: "đđļđŦđĸđ¯đŦđĸđŠ đđ¯đ¨đŦđĸđļ đĸđĨđĸđđĸđŠ đđŗđĒđ´đĩđļđ´ (đđĻđ´đĒđĸđ´ đĨđĸđŗđĒ đđđđĸđŠ)? đđĻđđĸđŽđĸđĩđŦđĸđ¯đđĸđŠ đĨđĒđŗđĒ-đđļ đĨđĸđ¯ đŦđĸđŽđĒ!" (Luk. 23:39).
Pengarang Injil Lukas menggunakan istilah ÎēÎąÎēÎŋáŋĻĪÎŗÎŋΚ (penjahat), bukan ÎģáŋĪĪÎŦĪ (penyamun) seperti yang digunakan pengarang Injil Markus (Mrk. 15:27). Tampaknya Lukas menghindari kata penyamun seperti ucapan Yesus dalam narasi sebelumnya, “đđĸđ¯đ¨đŦđĸđŽđļ đđŦđļ đĒđ¯đĒ đąđĻđ¯đēđĸđŽđļđ¯ (ÎģΡͅĪĪÎą́Ī), đŽđĸđŦđĸ đŦđĸđŽđļ đĨđĸđĩđĸđ¯đ¨ đđĻđ¯đ¨đŦđĸđą đĨđĻđ¯đ¨đĸđ¯ đąđĻđĨđĸđ¯đ¨ đĨđĸđ¯ đąđĻđ¯đĩđļđ¯đ¨?” (Luk. 22:52). Lukas tak mau menyejajarkan Yesus dengan penyamun-penyamun.
Tampaknya Lukas hendak mengatakan bahwa penyaliban Yesus di antara penjahat menggenapi nubuat Nabi Yesaya: “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung đąđļ đŽđģđđŽđŋđŽ đŊđ˛đēđ¯đ˛đŋđŧđģđđŽđ¸-đŊđ˛đēđ¯đ˛đŋđŧđģđđŽđ¸, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.” (Yes. 53:12). Yesus termasuk golongan pemberontak, meskipun Pemerintah Roma menyejajarkan Yesus dengan penjahat, bukan penyamun.
Ejekan penjahat itu menambah cakupan pengakuan iman Jemaat Lukas. Kristus bukan saja lebih besar daripada para pemimpin Yahudi (pengejek pertama), tetapi Ia juga mampu menyelamatkan penjahat yang sekarat. Cakupannya teologis dan politis.
Ternyata penjahat kedua mengecam penjahat pertama yang mengejek Yesus. Ia menilai hukuman kepada mereka berdua memang sudah adil atas perbuatan salah mereka dan ia membela Yesus yang tak bersalah (Luk. 23:41). Ia kemudian memohon kepada Yesus, “đ đĻđ´đļđ´, đĒđ¯đ¨đĸđĩđđĸđŠ đĸđŦđĸđ¯ đĸđŦđļ, đĸđąđĸđŖđĒđđĸ đđ¯đ¨đŦđĸđļ đĨđĸđĩđĸđ¯đ¨ đ´đĻđŖđĸđ¨đĸđĒ đđĸđĢđĸ." (Luk. 23:42).
Dalam perikop penyaliban ini Yesus tampak pasif. Baru sesudah permohonan penjahat kedua itu Yesus berbicara, “đđŦđļ đŖđĻđŗđŦđĸđĩđĸ đŦđĻđąđĸđĨđĸđŽđļ, đ´đĻđ´đļđ¯đ¨đ¨đļđŠđ¯đēđĸ đŠđĸđŗđĒ đĒđ¯đĒ đĢđļđ¨đĸ đĻđ¯đ¨đŦđĸđļ đĸđŦđĸđ¯ đŖđĻđŗđ´đĸđŽđĸ-đ´đĸđŽđĸ đĨđĻđ¯đ¨đĸđ¯ đđŦđļ đĨđĒ đĨđĸđđĸđŽ đđĒđŗđĨđĸđļđ´.” (ay. 43)
Apakah Firdaus ini surga? Kata Firdaus (Î ÎąĪιδÎĩίĪáŋŗ) hanya sekali digunakan di Injil Lukas. Kalau kita merujuk keterangan waktu “hari ini” dalam jawaban Yesus, maka Firdaus tidak merujuk surga. Keterangan waktu “hari ini” adalah waktu kematian dan penguburan Yesus.
Dari penelusuran teks Injil Lukas sangat boleh jadi Firdaus merujuk tempat orang yang sudah mati dan yang dianggap layak untuk dibangkitkan pada Akhir Zaman ketika Yesus datang kembali (Luk. 20:35). Yesus adalah Yang Pertama dibangkitkan. Tafsiran ini diperkuat dengan ayat dalam Injil Lukas jilid kedua atau Kisah Para Rasul Kisah 26:22-23 “đđąđĸ đēđĸđ¯đ¨ đŦđļđŖđĻđŗđĒđĩđĸđŦđĸđ¯ đĒđĩđļ đĩđĒđĨđĸđŦ đđĸđĒđ¯ đĨđĸđŗđĒ đēđĸđ¯đ¨ đĩđĻđđĸđŠ đĨđĒđŖđĻđŗđĒđĩđĸđŠđļđŦđĸđ¯ đ´đĻđŖđĻđđļđŽđ¯đēđĸ đ°đđĻđŠ đąđĸđŗđĸ đ¯đĸđŖđĒ đĨđĸđ¯ đĢđļđ¨đĸ đ°đđĻđŠ đđļđ´đĸ, đēđĸđĒđĩđļ đŖđĸđŠđ¸đĸ đđĻđ´đĒđĸđ´ đŠđĸđŗđļđ´ đŽđĻđ¯đĨđĻđŗđĒđĩđĸ đĨđĸđ¯ đŖđĸđŠđ¸đĸ đđĒđĸđđĸđŠ đēđĸđ¯đ¨ đąđĻđŗđĩđĸđŽđĸ đēđĸđ¯đ¨ đĸđŦđĸđ¯ đŖđĸđ¯đ¨đŦđĒđĩ đĨđĸđŗđĒ đĸđ¯đĩđĸđŗđĸ đ°đŗđĸđ¯đ¨ đŽđĸđĩđĒ, đĨđĸđ¯ đŖđĸđŠđ¸đĸ đđĸ đĸđŦđĸđ¯ đŽđĻđŽđŖđĻđŗđĒđĩđĸđŦđĸđ¯ đĩđĻđŗđĸđ¯đ¨ đŦđĻđąđĸđĨđĸ đŖđĸđ¯đ¨đ´đĸ đĒđ¯đĒ đĨđĸđ¯ đŦđĻđąđĸđĨđĸ đŖđĸđ¯đ¨đ´đĸ-đŖđĸđ¯đ¨đ´đĸ đđĸđĒđ¯.”
Pelajaran apa yang kita dapatkan dari Sudut Pandang ini? Terserah anda. Satu hal yang kuat untuk saya adalah untuk tidak menggunakan ayat “đ đĸ, đđĸđąđĸ, đĸđŽđąđļđ¯đĒđđĸđŠ đŽđĻđŗđĻđŦđĸ đ´đĻđŖđĸđŖ đŽđĻđŗđĻđŦđĸ đĩđĒđĨđĸđŦ đĩđĸđŠđļ đĸđąđĸ đēđĸđ¯đ¨ đŽđĻđŗđĻđŦđĸ đąđĻđŗđŖđļđĸđĩ” kepada para pembunuh Brigadir J. Ayat ini tidak cocok untuk kasus pembunuhan berencana.
Cepogo, 18.11.22 (T)