Dari gatra cerita Injil Yohanes tidak semenarik Injil sinoptik (Markus, Matius, dan Lukas). Secara sastrawi perbedaan antara Injil Yohanes dan Injil sinoptik dapat dilihat dari penggunaan bahasa dan gaya penulisan yang berbeda. Injil Yohanes ditulis dengan bahasa yang lebih rumit, kiasan, dan simbolis sehingga lebih sukar dipahami dibandingkan dengan Injil sinoptik yang menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan naratif yang lebih mudah diikuti.
Injil Yohanes berisi renungan-renungan yang dibuat narasi dengan menggunakan dialog dan diskusi panjang antara Yesus dan lawan bicara-Nya (murid-murid-Nya dan pihak-pihak lain) serta peristiwa-peristiwa yang disusun secara tematik. Penyusunan secara tematik inilah membuat kronologi di Injil Yohanes sangat berbeda dari Injil sinoptik.
Hari ini adalah Minggu keempat masa raya Paska, Bacaan Injil Yohanes 10:1-10
Konteks terdekat bacaan Injil Minggu ini adalah Yohanes 7:1 – 10:21 dalam rangka Hari Raya Pondok Daun (๐๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ฐ๐ต). ๐๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ฐ๐ต merupakan perayaan pengucapan syukur bagi umat Yahudi atas hasilpanen yang dirayakan selama tujuh hari pada bulan purnama di antara bulan September dan Oktober. Pada masa perayaan ini umat Yahudi berziarah ke Bait Allah di Yerusalem sambil membawa persembahan. Pesta ini dimaknai sebagai festival panen utama bangsa Yahudi (Kel. 23:16; Ul. 16:13-17), festival utama Bait Allah (Bil. 29:12-40), dan sebagai pengenangan pengembaraan bangsa Israel di gurun ketika keluar dari Mesir (Im. 23:33-44).
Pada mulanya Yesus tidak mau pergi ke Yerusalem karena waktunya belum tiba, tetapi akhirnya Yesus menyusul saudara-saudara-Nya ke Yerusalem (Yoh. 7:1-9). Kedatangan Yesus di Yerusalem menciptakan kebigungan; ada yang percaya Ia adalah Mesias, tetapi lebih banyak yang menolak-Nya.
Dalam Hari Raya Pondok Daun itu pada malam hari Bait Allah dan sekitarnya diterangi oleh cahaya obor atau suluh. Empat kaki dian diletakkan di pusat lapangan Bait Allah yang menjadi simbol terang Yerusalem, terang umat Yahudi. Di sini Yesus memandang bukan obor itu yang menerangi, melainkan, “๐๐ฌ๐ถ๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ถ๐ฏ๐ช๐ข. ๐๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต ๐๐ฌ๐ถ, ๐ช๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฌ๐ฆ๐จ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ … ” (Yoh. 8:12).
Sudah barangtentu pengajaran dan pelayanan Yesus di Yerusalem dalam suasana ๐๐ถ๐ฌ๐ฌ๐ฐ๐ต ini memancing kegusaran para pemimpin/pemuka agama Yahudi dan banyak orang Yahudi. Bacaan Injil Minggu ini, Yohanes 10:1-10, dalam suasana ini. Yohanes 10:1-10 sendiri adalah bagian dari perikop Yohanes 10:1-21 yang oleh LAI diberi judul ๐๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ. Namun, perikop ๐๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ini sebenarnya mencakup dua topik:
▶️ Pintu (ay. 1-10, bacaan Injil Minggu ini)
▶️ Gembala yang baik (ay. 11-21)
Bacaan dibuka dengan perkataan Yesus, “๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ: ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ ๐ฌ๐ฆ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ, ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ๐ช ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ซ๐ข๐ต ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต ๐ญ๐ข๐ช๐ฏ, ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ถ๐ณ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ฐ๐ฌ. ๐๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ, ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ๐ช ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ, ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐จ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ข ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข. ๐๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐จ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข-๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ถ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ช๐ญ ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข-๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ-๐ฎ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ณ๐ถ๐ต ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ฆ ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ. ๐๐ช๐ฌ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ช๐ฃ๐ข๐ธ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ฆ ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ, ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข-๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข ๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต๐ช ๐ฅ๐ช๐ข, ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ญ ๐ด๐ถ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ, ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ช๐ฌ๐ถ๐ต๐ช, ๐ฎ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐ณ๐ช ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ต๐ถ, ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ด๐ถ๐ข๐ณ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ-๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ด๐ช๐ฏ๐จ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ญ." (ay. 1-5).
Persis sebelum ayat di atas Yesus mengecam orang-orang Farisi sebagai orang buta (lih. Yoh. 9:41). Perkataan Yesus (ay. 1-5) ditujukan kepada orang-orang Farisi, tetapi mereka tidak mengerti, karena Yesus mengatakan dengan bahasa kiasan (ay. 6). Penulis Injil Yohanes memang tidak pernah menggunakan perumpamaan (๐ฑ๐ข๐ณ๐ข๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ́) seperti dalam Injil sinoptik, melainkan ๐ฑ๐ข๐ณ๐ฐ๐ช๐ฎ๐ช๐ข atau peribahasa. Peribahasa dengan kiasan ibarat teka-teki atau kata-kata terselubung sehingga orang-orang yang tidak memiliki nasabah kepercayaan dengan Yesus akan sulit mengerti.
Pengajaran Yesus selalu memancing kemarahan para pemuka agama Yahudi karena, selain radikal, ucapan Yesus juga ๐ฏ๐จ๐ฆ-gas. Ayat 1 Yesus menyamakan orang-orang Farisi adalah pencuri dan perampok yang masuk ke kandang domba lewat tempat lain, bukan lewat pintu.
Kandang domba adalah kawasan tertutup sehingga akses masuk hanya lewat pintu yang diawasi oleh penjaga. Kata Yesus, orang yang masuk melewati pintu adalah gembala (ay. 2). Penjaga membukakan pintu bagi gembala dan domba-domba mengenal suara gembala (ay.3).
Pengarang Injil Yohanes berasal dari Komunitas Yohanes yang berada di tengah-tengah konflik dengan kelompok-kelompok lain, terutama kelompok orang Yahudi. Di tengah-tengah suasana konflik itu kelompok penulis Injil Yohanes memiliki misi ganda. Mereka harus menakrifkan dan menegaskan jatidiri mereka sendiri, sekaligus menakrifkan dan menegaskan jatidiri lawan/musuh mereka.
Dari latar belakang ini dapat diduga yang dimaksud dengan pencuri dan perampok dalam ayat 1 – 5 adalah para pemuka agama Yahudi, seperti orang-orang Farisi, yang berusaha memisahkan orang-orang percaya dari Yesus (lih. pasal 9). Dalam konteks Komunitas Yohanes pencuri dan perampok adalah guru-guru palsu yang memecah-belah jemaat Kristen (lih. 2Yoh. 7-9). Ayat 5 merupakan pastoral bagi jemaat Kristen agar tidak mudah diombang-ambing oleh pengajar-pengajar asing. Percayalah kepada gembala atau guru-guru yang sudah mengenal dan dikenal mereka.
Oleh karena ucapan Yesus dalam ayat 1-5 tidak dimengerti oleh lawan-Nya, maka Yesus berkata lagi, "๐๐ฆ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฎ๐ถ: ๐ผ๐ ๐ช๐ก๐๐ ๐ฅ๐๐ฃ๐ฉ๐ช ๐๐๐๐ ๐๐ค๐ข๐๐-๐๐ค๐ข๐๐ ๐๐ฉ๐ช. ๐๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ถ๐ณ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ฐ๐ฌ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข-๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข ๐ช๐ต๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข. ๐ผ๐ ๐ช๐ก๐๐ ๐ฅ๐๐ฃ๐ฉ๐ช. ๐๐ช๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ๐ช ๐๐ฌ๐ถ, ๐ช๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ช๐ข ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ด๐ถ๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ ๐ด๐ฆ๐ณ๐ต๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ต. ๐๐ฆ๐ฏ๐ค๐ถ๐ณ๐ช ๐ฅ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ถ๐ณ๐ช, ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐ถ๐ฉ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ช๐ฏ๐ข๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ. ๐๐ฌ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ถ๐ฑ๐ข๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข๐ช ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ-๐ญ๐ช๐ฎ๐ฑ๐ข๐ฉ.” (ay. 7-10).
Frase ๐๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐๐ฌ๐ถ (ay. 8 ) bukan merujuk orang-orang atau nabi-nabi zaman Perjanjian Lama (PL). Frase ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐๐ฌ๐ถ merujuk keterangan waktu pada malam hari, saat pencuri dan perampok datang, sebelum gembala datang pada pagi hari.
Dalam ayat 1-5 Yesus memertentangkan antara gembala dan pencuri/perampok, tetapi dalam ayat itu Yesus tidak menunjuk diri-Nya adalah Gembala. Memang dalam ayat 11 di pasal yang sama ini Yesus menyatakan diri-Nya adalah ๐๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ, tetapi topik ayat 1-10 bukanlah tentang ๐๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ.
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa gembala di sana adalah pengajar-pengajar atau guru-guru yang sudah mengenal dan dikenal umat. Gembala-gembala itu masuk lewat pintu. Nah, dalam ayat 7 Yesus menekankan, “๐๐ฌ๐ถ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ ๐ฃ๐ข๐จ๐ช ๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข-๐ฅ๐ฐ๐ฎ๐ฃ๐ข ๐ช๐ต๐ถ.”
Gembala-gembala yang mengenal dan dikenal oleh domba-domba saja ternyata tidak cukup. Gembala-gembala itu harus lewat pintu. Para guru atau pengajar iman Kristen tidak cukup berbekal terkenal, tetapi ia mutlak melewati Kristus sebagai pintu masuk-keluar bagi para gembala dan domba-domba untuk digembalakan menuju keselamatan dan hidup. Melewati Pintu berarti percaya kepada Kristus seperti Komunitas Yohanes percaya kepada Kristus. Orang yang masuk tidak melalui pintu adalah penyesat untuk keuntungan diri sendiri dan membinasakan umat.
Di sini pendeta atau pengkhotbah harus cermat dalam melihat dua topik dalam satu perikop. Bacaan Injil Minggu ini, Yohanes 10:1-10, topiknya adalah ๐ฝ๐ถ๐ป๐๐, ๐ฏ๐๐ธ๐ฎ๐ป gembala yang baik. Di sinilah kerumitan Injil Yohanes, yang jika tidak cermat dalam melihat topik, maka akan mengaburkan pesan teologis penulis Injil.
Lapangan Pancasila Salatiga, 30.04.2023 (T)