SUDUT PANDANG MARKUS 11 : 1 - 11, 𝗠𝗲𝗺𝘂𝗷𝗶 𝗸𝗲𝗺𝘂𝗱𝗶𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗸𝗵𝗶𝗮𝗻𝗮𝘁𝗶, Minggu Palmarum dan Minggu Sengsara, Serial Paska
Minggu ini adalah Minggu VI masa Pra-Paska. Ada dua peristiwa yang beririsan dalam Minggu ini, yaitu Minggu Palem (𝘓𝘪𝘵𝘶𝘳𝘨𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘗𝘢𝘭𝘮𝘴) dan Minggu Sengsara (𝘓𝘪𝘵𝘶𝘳𝘨𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘗𝘢𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯). Secara tradisi ibadah gereja dimarakkan dengan setangkai daun palem di tangan umat dengan merujuk Yohanes 12:13.
Bacaan Alkitab secara ekumenis untuk Minggu Palem Tahun B diambil dari Injil Markus 11:1-11 yang didahului dengan Mazmur 118:1-2, 19-29, sedang bacaan untuk Minggu Sengsara diambil dari Injil Markus 14:1-15:47 yang didahului dengan Yesaya 50:4-9a, Mazmur 31:9-16, dan Filipi 2:5-11.
Bacaan Injil untuk Minggu Palem (Mrk. 11:1-11) diberi judul oleh LAI 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘦𝘭𝘶-𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮. Adegan ini menjadi episode peralihan penting. Sepanjang 10 pasal berlalu narasi sama sekali tidak menyebut Yesus pernah berkarya di Yerusalem. Perjalanan panjang Yesus dan murid-murid-Nya menuju Yerusalem berakhir di sini kemudian beralih ke puncak konflik dengan para pembenci-Nya di Yerusalem.
Ada perbedaan kronologi Injil Markus dari Injil Matius dan Lukas pada episode Yesus memasuki Kota Yerusalem dan tiba di Bait Allah.
▶ Di Injil Markus setibanya di Yerusalem Yesus meninjau Bait Allah, tetapi hari hampir malam sehingga Ia pergi ke Betania yang tak jauh dari Yerusalem (ay. 11). Baru esok hari Yesus datang lagi ke Bait Allah dan membebaskannya dari para pedagang.
▶ Di Injil Matius dan Lukas setibanya di Yerusalem Yesus menuju Bait Allah dan langsung menggebrak menyucikan Bait Allah dengan mengusir para pedagang dari area Bait Allah.
Mengapa kronologi Injil Matius dan Lukas berbeda dari Injil Markus? Lihat ulasan di bawah. Pengulasan bacaan dibagi ke dalam dua bagian:
▶ Persiapan ke Yerusalem (ay. 1-6)
▶ Perjalanan ke Yerusalem (ay. 7-10)
▶ Tiba di Yerusalem (ay. 11)
𝗣𝗲𝗿𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗸𝗲 𝗬𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗹𝗲𝗺 (ay. 1-6)
Adegan diawali Yesus berada di Betfage, Bukit Zaitun. Bukit Zaitun di Perjanjian Lama dikenal sebagai tempat pernyataan eskatologis kemuliaan ilahi (lih. Yeh. 43:2-9 dan Zak. 14:1-9). Letak Kampung Betfage sampai sekarang tidak diketahui. Betfage berarti 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘱𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘢𝘳𝘢. Sebelumnya Yesus berada di Kota Yerikho. Yesus kemudian menyuruh dua murid-Nya, “𝘗𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘪𝘵𝘶. 𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘦𝘬𝘰𝘳 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘥𝘢𝘪 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨. 𝘓𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘥𝘢𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶: 𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶, 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘭𝘢𝘩: 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘴𝘪𝘯𝘪.” (ay. 2-3)
Tentang keledai muda yang belum pernah ditunggangi yang diperlukan oleh Yesus di Injil Matius jelas disebutkan alasannya, yaitu agar digenapi firman yang disampaikan oleh nabi (Zakharia). Pengarang Injil Markus tidak menyebut hal itu. Apakah Markus juga merujuk Nabi Zakharia? Bisa ya, bisa tidak. Saya mencoba mencari pilihan lain.
Mari kita buka kitab Kejadian 49:1-28 dan secara khusus pesan Yakub kepada Yehuda (ay. 8-12). Di ayat 11 dikatakan bahwa 𝘠𝘦𝘩𝘶𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘥𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘰𝘬𝘰𝘬 𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘥𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘰𝘬𝘰𝘬 𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯 (ay. 11). Di ayat sebelumnya (ay. 10) Yakub menyebut bahwa 𝘵𝘰𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢, 𝘠𝘦𝘩𝘶𝘥𝘢 … 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘬 𝘢𝘵𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘭𝘶𝘬 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢-𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢. Teks ini oleh rabi-rabi Yahudi dimaknai mesianik. Kedatangannya berpautan dengan pelepasan keledai yang tertambat pada pohon anggur. Hal ini akan makin terjelaskan dalam sorak-sorai para pengiring Yesus saat memasuki Yerusalem 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘶𝘫𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨, 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘋𝘢𝘶𝘥 (lih. ulasan bagian kedua).
Ucapan Yesus untuk alasan pelepasan keledai bahwa 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 terasa janggal. Memang kata 𝘒𝘺𝘳𝘪𝘰𝘴 dalam bahasa aslinya dapat diterjemahkan menjadi 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, tetapi juga dapat berarti pemilik, penguasa, tuan. Mengapa janggal? Sepanjang narasi Injil Markus Yesus selalu menyebut diri-Nya Anak Manusia dan sekali dengan Guru (Mrk. 14:14). Penerjemahannya dapat menjadi 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬/𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. Untuk mewujudkan Raja Mesianik sangatlah wajar Yesus membutuhkan dengan memilih alat transportasi (bdk. 1Sam. 8:17) berupa keledai muda yang belum pernah ditunggangi (bdk. 2Sam. 6:3).
Pelaksanaan tugas oleh dua murid Yesus itu persis dengan yang dikatakan Yesus kepada mereka (ay. 4-6). Kesamaan seperti cermin ini makin mendekatkan pautannya dengan nubuatan Yakub kepada anaknya, Yehuda, di Kejadian 49:8-12.
𝗣𝗲𝗿𝗷𝗮𝗹𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗸𝗲 𝗬𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗹𝗲𝗺 (ay. 7-10)
Keledai muda di atas dibawa oleh kedua murid kepada Yesus dan mengalasinya dengan pakaian mereka. Yesus kemudian naik ke atasnya (ay. 7). Perjalanan menuju Yerusalem dimula.
Di ayat 8 disebutkan banyak orang menghamparkan pakaian mereka di jalan dan ada juga yang menyebarkan ranting-ranting hijau (𝘴𝘵𝘪𝘣𝘢𝘥𝘢𝘴) yang diambil dari ladang. Apakah Yesus mengumpulkan massa sebelum menuju Yerusalem? Tampaknya tidak. Orang banyak itu diduga para peziarah yang mendatangi Yerusalem untuk perayaan hari raya Pondok Daun (𝘴𝘶𝘬𝘬o𝘵). Hal ini tersirat pada 𝘴𝘵𝘪𝘣𝘢𝘥𝘢𝘴 (bdk. Mat. 21:8 ranting-ranting atau 𝘬𝘭𝘢𝘥𝘰𝘶𝘴). Dalam perayaan Pondok Daun umat Israel mengenang nenek moyang mereka di padang gurun dalam pemeliharaan Yahweh. Umat membuat pondok-pondok dari ranting-ranting hijau untuk merayakan 𝘴𝘶𝘬𝘬o𝘵 secara meriah.
Di ayat 9 dan 10 dikisahkan orang banyak yang berjalan di depan dan di belakang Yesus berseru atau bernyanyi satu dari mazmur-mazmur (Mzm. 113-118) yang biasa dilagukan dalam perjalanan berziarah ke Yerusalem. Dapat diduga rombongan Yesus itu bernyanyi secara antifonal; orang banyak di depan Yesus (Kelompok 1) berseru dan orang banyak di belakang Yesus (Kelompok 2) menanggapi.
Kelompok 1: “𝘏𝘰𝘴𝘢𝘯𝘢!”
Kelompok 2: “𝘋𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘋𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯.”
Kelompok 1: “𝘛𝘦𝘳𝘱𝘶𝘫𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨, 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘋𝘢𝘶𝘥”
Kelompok 2: “𝘏𝘰𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪!”
Hosana sesungguhnya sepucuk doa yang berarti 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘪!. Dalam liturgi hosana mirip seruan haleluya. Seruan kelompok 1 𝘛𝘦𝘳𝘱𝘶𝘫𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨, 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘋𝘢𝘶𝘥 menguatkan tafsir mengenai Yesus menunggang keledai muda merujuk pesan Yakub kepada Yehuda dalam kitab Kejadian 49:8-12.
𝗧𝗶𝗯𝗮 𝗱𝗶 𝗬𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗹𝗲𝗺 (ay. 11)
Ia masuk ke Yerusalem, ke Bait Allah, dan meninjau semuanya. Namun, karena hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. (ay. 11)
Dalam Injil Matius dan Lukas setibanya di Bait Allah Yesus langsung menggebrak, sedang dalam Injil Markus Yesus menunda sehari, sesudah Yesus mengutuk pohon ara. Mengapa? Ingat, Injil Markus adalah Injil kanonik tertua. Itu artinya Markus sama sekali tidak mengetahui narasi Injil Matius dan Lukas ketika ia menulis Injilnya.
Dalam cerita warisan jemaat Kristen yang beredar kisah pengutukan pohon ara dikaitkan dengan perihal doa (lalu pengampunan) sebagaimana tampak di Markus 11:23-25. Markus secara cerdas hendak mengaitkan cerita pengutukan pohon ara itu dengan kisah penyucian Bait Allah. Ia mau mengatakan bahwa Bait Allah sudah tidak berbuah dan akan diruntuhkan karena tidak ada gunanya lagi.
Penyimbolan pohon ara sebagai Bait Allah itu dilakukannya dengan mengapit cerita penyucian Bait Allah (Mrk. 11:15-19) di antara dua cerita pengutukan pohon ara, yaitu di ayat 12-14 dan ayat 20-25. Markus menciptakan banjaran (𝘴𝘦𝘲𝘶𝘦𝘯𝘤𝘦) seperti itu agar lebih sistematis dan dramatis.
▶ Hari pertama Yesus masuk ke Bait Allah dan bukan hanya meninjau, tetapi Ia meninjau semuanya.
▶ Hari kedua Yesus mengutuk pohon ara dan menyucikan Bait Allah.
▶ Hari ketiga pohon ara sudah kering dan pengajaran Yesus mengenai pohon itu.
Pengarang Injil Matius mungkin tidak bersetuju dengan pendapat Markus: Apa 𝘪𝘺𝘢 Bait Allah dikutuk seperti pohon ara? 𝘞𝘰𝘯𝘨 memang bukan musim buah ara! Akan tetapi Matius bersepakat dengan cerita pengutukan pohon ara itu apabila dikaitkan dengan 𝘪𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘢 saja. Untuk itu Matius memisahkan kedua cerita itu sehingga kiprah Yesus pada hari pertama di Yerusalem adalah menyucikan Bait Allah. Lukas bahkan menghapus cerita pengutukan pohon ara itu, tetapi ia tetap menyajikan perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah (Luk. 13:6-9).
Kiprah Yesus di Yerusalem berakhir tragis. Bacaan Injil untuk Minggu Sengsara (Mrk. 14:1 - 15:47) menyodor itu. Yang sangat menyayat hati adalah Yesus dikhianati oleh Yudas, disangkal oleh Petrus sampai tiga kali, serta para murid tidak ada di sekitar penyaliban dan penguburan Yesus. Semua lari kocar-kacir, kecuali tiga perempuan: Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome.
(24032024) (T)