𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶, Serial Paska
Sesudah melewati tiga hari berendeng Trihari Suci secara khidmat oleh umat Kristen dalam Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Sunyi umat bersukacita. Masa berduka usai. Pemimpin ibadah berseru “𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘴 𝘈𝘯𝘦𝘴𝘵𝘪!”, yang artinya Kristus bangkit. Umat menjawab “𝘈𝘭𝘪𝘵𝘩𝘰𝘴 𝘈𝘯𝘦𝘴𝘵𝘪. 𝘈𝘭𝘭𝘦𝘭𝘶𝘪𝘢!” (Benar Ia bangkit. Puji Tuhan!). Trihari Suci (𝘵𝘳𝘪𝘥𝘶𝘶𝘮 𝘴𝘢𝘤𝘳𝘶𝘮) memerkuat narasi penyelamatan Allah melalui Paska, hari kebangkitan Kristus.
Persiapan Paska dimula pada Sabtu sesudah matahari terbenam. Gereja memelihara tradisi hari baru sesudah matahari terbenam. Sabtu Malam dalam tradisi gereja mula-mula sudah merupakan hari baru, hari Minggu. Ibadah Sabtu Malam disebut Vigili Paska (𝘌𝘢𝘴𝘵𝘦𝘳 𝘝𝘪𝘨𝘪𝘭 atau 𝘗𝘢𝘴𝘤𝘩𝘢𝘭 𝘝𝘪𝘨𝘪𝘭). Vigili berarti berjaga-jaga yang kemudian dimaknai berjaga-jaga menanti dan merayakan kebangkitan Yesus secara lebih daripada pengawal mengharap pagi (Mzm. 130:6). Ada empat bagian liturgi dalam kebaktian atau misa Vigili Paska: Ritus Cahaya, Liturgi Sabda, Liturgi Baptis, dan Liturgi Ekaristi atau Perjamuan Kudus.
Tidak ada hari raya Kristen yang lebih besar dan lebih penting daripada hari Paska. Jantung iman Kristen terletak pada Paska. Hari Raya Paska menjadi titik berangkat penetapan hari-hari raya lainnya. Tidak ada Paska berarti tidak ada kekristenan dan tidak ada kitab-kitab Injil. Itulah sebabnya keempat kitab Injil dalam kitab suci Kristen, Alkitab, kesemuanya memberitakan Paska yaitu kebangkitan Kristus. Kitab-kitab Injil ditulis karena ada peristiwa Paska yang kemudian ditulis secara retrospektif. Bandingkan dengan cerita kelahiran Yesus.
Bacaan ekumenis untuk Minggu Paska Tahun B disesuaikan waktu ibadah.
🛑 Ibadah pagi: Yohanes 20:1-18 atau Markus 16:1-8a yang didahului dengan Yesaya 25:6-9, Mazmur 118:1-2, 14-24, dan Kisah Para Rasul 10:34-43.
🛑 Ibadah malam: Lukas 24:13-49 yang didahului dengan Yesaya 25:6-9, Mazmur 114, dan 1Korintus 5:6b-8.
Saya mengambil Markus 16:1-8a, untuk Yohanes 20 : 1-18 dan Lukas 24:13-49 ada pada penulisan yang lain.
Bacaan Injil perikopnya diberi judul oleh LAI 𝘒𝘦𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴. Injil Markus aslinya berakhir di ayat 8a. Ayat 8b – 20 adalah tambahan oleh penyalin Injil. Di TB II 1997 dan 2023 ayat 8b – 20 disemat tanda kurung siku, yang artinya teks tersebut tidak ditemukan dalam salinan lebih tua. Mengapa berhenti di ayat 8a? Sila simak ulasan di bawah.
Pengulasan bacaan dapat dibagi dalam tiga bagian:
🛑 Tiga perempuan pergi ke kubur Yesus (ay. 1-4)
🛑 Ia telah bangkit! (ay. 5-7)
🛑 Mereka gentar (ay. 8a)
𝗧𝗶𝗴𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗴𝗶 𝗸𝗲 𝗸𝘂𝗯𝘂𝗿 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 (ay. 1-4)
Setelah lewat hari Sabat Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi meminyaki Yesus (ay. 1). Ayat pembuka kembali menyebut nama-nama perempuan yang hadir pada peristiwa penyaliban dan penguburan Yesus (Mrk. 15:40, 47). Coba bandingkan kesemua murid laki-laki Yesus yang sejak awal melarikan diri, bahkan Petrus menyangkal Yesus sampai tiga kali. Ketiga perempuan itu menunjukkan kesetiaan dan keberanian. Mengapa membeli rempah-rempah?
Yesus disalib dan dikubur pada Jumat sore. Mayat Yesus tidak sempat digosok dengan rempah-rempah, karena sebentar lagi matahari terbenam dan memasuki hari baru: Sabat. Orang tidak boleh lagi bekerja. Rempah-rempah diterapkan bukan untuk mengawetkan mayat, melainkan untuk membuat suasana kubur tidak berbau busuk. Begitu masuk ke Sabtu malam atau malam Minggu, yang sudah hari baru, ketiga perempuan itu membeli rempah-rempah untuk meminyaki mayat Yesus.
Kepergian mereka ke kubur ditunjukkan dengan waktu yang rinci: hari pertama (Minggu), pagi-pagi benar, dan matahari terbit (ay. 2). Meskipun demikian mereka diliputi kegelisahan. Mereka bertanya-tanya, “𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘶𝘣𝘶𝘳?” (ay. 3). Kubur pada masa itu di bukit berbatu digali horisontal seperti goa.
Kegelisahan mereka bertentangan dengan kenyataan. Batu besar penutup kubur itu sudah terguling (ay. 4). Siapa yang menggulingkan? Dalam kitab-kitab Injil kalimat pasif tanpa objek pelaku secara khas merujuk pelakunya adalah Allah (contoh Mrk. 14:28). Kegelisahan ketiga perempuan itu dijawab tuntas oleh Allah.
𝗜𝗮 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗻𝗴𝗸𝗶𝘁! (ay. 5-7)
Ketiga perempuan itu masuk ke dalam kubur dan melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan (ay. 5a). Markus tampaknya merujuk kitab 2Makabe 3:26 dan 33 untuk memerikan makhluk surgawi 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘫𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩. Ia 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘯𝘢𝘯 dipahami bahwa ia dalam posisi kuasa dan wewenang ilahi (bdk. Mrk. 13:36; 14:62). Kehadiran makhluk surgawi itu berpautan erat dengan pengajaran akhir zaman, yang Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa bersama dengan para malaikat-Nya (lih. Mrk. 8:38; 13:26-27).
Tentu saja ketiga perempuan itu terkejut melihatnya (ay. 5b). Seperti biasa dalam kisah penampakan keterkejutan selalu disusul dengan penenangan. Orang muda itu menjelaskan kepada mereka bahwa mereka salah cari. Yesus tidak ada di kubur ini, karena Ia sudah bangkit, kata orang muda itu (ay. 6).
Orang muda itu kemudian memberi perintah kepada ketiga perempuan itu, “𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘕𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴: 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦 𝘎𝘢𝘭𝘪𝘭𝘦𝘢. 𝘋𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘋𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯-𝘕𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶.“ (ay. 7) Di Markus 14:28 Yesus sudah berpesan kepada para murid, “… 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯, 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦 𝘎𝘢𝘭𝘪𝘭𝘦𝘢.” Rupanya orang muda itu mengulang pesan Yesus untuk disampaikan lagi kepada para murid yang lari kocar-kacir ketika Guru mereka dihukum mati. Mereka tetap dicari oleh Yesus yang mendahului ke Galilea tempat bagian terbesar waktu mereka berkarya. Frase 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘋𝘪𝘢 (𝘢𝘶𝘵𝘰𝘯 𝘰𝘱𝘴𝘦𝘴𝘵𝘩𝘦) di Injil Markus bercorak 𝘱𝘢𝘳𝘰𝘶𝘴𝘪𝘢, melihat Anak Manusia yang datang dalam kemuliaan pada akhir zaman.
𝗠𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝗴𝗲𝗻𝘁𝗮𝗿 (ay. 8a)
Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab kegentaran dan kedahsyatan menguasai mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun juga karena takut (ay. 8a).
Alih-alih penjelasan orang muda itu membuat tenang ketiga perempuan itu, sebaliknya mereka lari keluar dari kubur dalam keadaan terguncang, yang dalam bahasa Markus 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘢𝘩𝘴𝘺𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 (𝘵𝘳𝘰𝘮𝘰𝘴 𝘬𝘢𝘪 𝘦𝘬𝘴𝘵𝘢𝘴𝘪𝘴). Mereka terbungkam karena takut. Hal ini mengingatkan kita pada Petrus dkk. yang terbungkam karena takut ketika melihat Yesus beralihrupa dalam episode 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘨𝘶𝘯𝘶𝘯𝘨 (Mrk. 9:6).
Markus menutup cerita Injil di ayat ini (ay. 8a). Ayat 8b – 20 ditambah oleh penyalin Injil di kemudian hari. Para ahli menilai dari gaya bahasa yang berbeda dari narasi Injil Markus. Mengapa Markus menutup Injilnya seperti mengambang?
Markus tampaknya memang sengaja hendak mengguncang pembaca Injilnya. Apabila kita membaca pembuka Injil, Markus memula Injilnya secara mendadak (Mrk. 1:1-3). Demikian pula Markus menutup Injilnya secara mendadak.
“Kelalaian” ketiga perempuan itu tidak meneruskan pesan orang muda itu kepada para murid tentu saja menerbitkan pertanyaan pembaca Injil, “𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦 𝘎𝘢𝘭𝘪𝘭𝘦𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵?” Penulis Injil Markus mengakhiri Injilnya dengan cara terbuka seolah-olah cerita belum selesai. Para pembacalah yang harus menyelesaikan sendiri dengan menanggapi ajakan Yesus yang bangkit untuk menyusul-Nya ke “Galilea”, menjumpai Yesus yang bangkit di tengah kehidupan mereka di tempat masing-masing.
(31032024)(T)
Baca juga
http://titusroidanto.blogspot.com/2024/03/sudut-pandang-yohanes-201-18-serial.html