Minggu lalu umat Kristen merayakan Paska, Hari Kebangkitan Kristus, dengan penuh sukacita. Gereja menampung kegembiraan ini dalam masa raya Paska cukup panjang sampai puncaknya pada hari ke-50 yang kita kenal dengan Hari Pentakosta.
Bacaan Minggu lalu di bagian penutup Injil Markus menantang kita untuk menjawab ajakan Yesus untuk menyusul-Nya ke “Galilea”. Bacaan Minggu ini memberikan cara pandang yang berbeda dari penulis Injil Markus.
Setiap Injil ditulis diperuntukkan menjawab kegalauan jemaat masing-masing penulis Injil. Kegalauan mengapa Yesus Sang Mesias harus mati. Kita, umat Kristen saat ini, beruntung dapat membaca sekaligus keempat Kitab Injil sehingga kita dapat membandingkan pelbagai pergumulan di dalam jemaat mula-mula. Dari sini kita juga tahu bahwa ada banyak pendapat tentang Yesus sehingga memerkaya gizi iman kita.
Hari ini adalah Minggu kedua masa raya Paska. Bacaan secara ekumenis diambil dari Injil Yohanes 20:19-31 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 4:32-35, Mazmur 133, dan 1Yohanes 1:1-2:2.
Bacaan Injil untuk Minggu ini, Yohanes 20:19-31, mencakup tiga perikop yang oleh LAI diberi judul 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘕𝘺𝘢 (ay. 19-23), 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘛𝘰𝘮𝘢𝘴 (ay. 24-29), dan 𝘔𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘯𝘺𝘢 𝘐𝘯𝘫𝘪𝘭 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵 (ay. 30-31). Konteks bacaan adalah keseluruhan pasal 20 mengenai kebangkitan Yesus. Pasal 20 ini dapat dibagi ke dalam dua babak:
Babak pertama, Yohanes 20:1-18, menceritakan Yesus-Paska menampakkan diri kepada Maria Magdalena. Babak kedua, Yohanes 20:19-29, mengisahkan Yesus-Paska menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan Tomas yang kemudian ditutup dengan ayat 30-31 𝘔𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘯𝘺𝘢 𝘐𝘯𝘫𝘪𝘭 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵.
𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗺𝗽𝗮𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗺𝘂𝗿𝗶𝗱-𝗺𝘂𝗿𝗶𝗱-𝗡𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗧𝗼𝗺𝗮𝘀 (ay. 19-29)
Sebelum Yesus menampakkan diri, para murid berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci rapat. Mengapa dikunci rapat? Para murid dikatakan takut pada orang-orang Yahudi. Tentu ini sangat dipahami, karena beberapa hari sebelumnya Yesus, Pemimpin mereka, dihukum mati, disalib. Suasana horor ini membuat para murid ketakutan, jangan-jangan orang-orang Yahudi dan pasukan Romawi segera menangkap para pengikut dekat Yesus.
Tiba-tiba Yesus-Paska menampakkan diri di hadapan mereka dalam tempat yang terkunci rapat itu dan berkata, “𝘋𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘩𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶!”. Yesus kemudian menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Para murid sangat bersukacita ketika mereka melihat-Nya. Yesus berkata lagi, “𝘋𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘩𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶. 𝘚𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘈𝘬𝘶, 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘬𝘢𝘮𝘶. 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘙𝘰𝘩 𝘒𝘶𝘥𝘶𝘴. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘴𝘢-𝘥𝘰𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪, 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪.” Saat itu Tomas tidak ada.
Tomas diperikan sebagai seorang melankolis oleh penafsir Perjanjian Baru. Ia menyendiri murung terpisah dari para koleganya. Ketika para koleganya ditemui oleh Yesus-Paska, mereka menyampaikan berita ini kepada Tomas. Akan tetapi Tomas tidak percaya sebelum ia melihat bekas luka paku di tangan Yesus dan mencucukkan jarinya ke lambung Yesus bekas tusukan tombak tentara Romawi.
Delapan hari kemudian Yesus menampakkan diri kepada Tomas dan Ia menantang Tomas menyentuh luka-luka di tangan dan mencucukkan jari ke lambung bekas luka Yesus. Tomas bukannya menyentuh, melainkan langsung menjawab, “𝘖𝘩, 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩𝘬𝘶!”. Kata Yesus kepada Tomas, “𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘈𝘬𝘶, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢. 𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢.”
Sebelum kita menyoal bacaan Minggu ini lebih jauh, kita melihat dahulu latar belakang penulisan Injil Yohanes. Tidaklah jelas siapa penulis Injil Yohanes. Para ahli menduga kuat penulisnya seorang terpelajar dari Komunitas Yohanes pengikut Kristus. Pada mulanya Komunitas Yohanes mewartakan kepada orang-orang Yahudi di sinagoge-sinagoge bahwa Yesus adalah Sang Mesias Yahudi yang dinantikan. Mesias yang lebih besar daripada Nabi Musa. Kampanye mereka mereka semula berhasil sehingga banyak orang Yahudi beralih menjadi Kristen atau anggota Komunitas Yohanes. Jejak atau petunjuknya dapat kita lihat pada episode sesudah pembangkitan Lazarus (Yoh. 11:45-53). Akan tetapi para pemuka agama Yahudi tidak suka melihat keberhasilan kampanye Komunitas Yohanes.
Para elit Yahudi kemudian mengaji Kitab Suci atau midrash guna membuktikan bahwa Yesus tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi Mesias Yahudi. Dalam pada itu mereka mengucilkan orang-orang Yahudi-Kristen Komunitas Yohanes dari sinagoge. Komunitas Yohanes bereaksi dengan mengajukan pendakuan kristologis yang lebih radikal menghancurkan seluruh bangunan Yudaisme. Akibatnya para pemuka Yahudi makin mengucilkan dan bahkan melakukan penganiayaan terhadap anggota Komunitas Yohanes.
Penderitaan yang amat berat ini membuat mereka memandang orang-orang Yahudi yang menganiaya mereka sebagai keturunan iblis (lih. Yoh. 8:44). Mereka kemudian mencari penguatan ideologis untuk menolong dan menguatkan mereka bahwa Yesus itu ilahi, kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Saat Sang Firman nuzul menjadi Manusia, Ia ditolak oleh bangsa-Nya sendiri dan oleh dunia yang membenci-Nya. Para pengikut Yesus pun demikian. Mereka ditolak oleh dunia dan Yesus menjanjikan kepada mereka untuk sampai kepada Allah, Bapa-Nya, harus lewat diri-Nya.
Kembali ke bacaan Minggu ini kita melihat lokasi penampakan Yesus di babak pertama dan babak kedua berbeda. Ketika Yesus-Paska menampakkan diri untuk kali pertama, Ia menampakkan diri di kubur kepada Maria Magdalena, ia hendak memegang Yesus, tetapi Yesus menolak karena Ia belum pergi kepada Bapa-Nya. Yesus memberi perintah kepadanya agar pergi kepada para murid dan memberitahukan bahwa Yesus pada saat itu (𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 dalam bacaan) akan pergi kepada Bapa-nya (Yoh. 20:17).
Pada babak kedua (bacaan Minggu ini, Yoh. 20:19-31) mengandaikan Yesus-Paska sudah pergi kepada Bapa-Nya. Penafsiran ini didukung oleh dua hal: (1) Yesus sudah dapat memberikan Roh Kudus kepada para murid (Yoh. 20:22) dan (2) Yesus sudah boleh disentuh seperti yang dikatakan-Nya kepada Tomas (Yoh. 20:27). Bandingkan dengan Yohanes 1:33 “…𝘋𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘱𝘵𝘪𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘙𝘰𝘩 𝘒𝘶𝘥𝘶𝘴” dan Yohanes 7:39 … 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘙𝘰𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯. Yesus juga memberi kuasa Roh Kudus kepada para murid agar mereka berkuasa untuk mengampuni dosa atau menyucikan orang (Yoh. 20:23).
Ada dua ucapan penting Yesus dalam babak akhir ini. Dalam pertemuan pertama (tanpa Tomas) Yesus berkata, ”𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘙𝘰𝘩 𝘒𝘶𝘥𝘶𝘴. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘴𝘢-𝘥𝘰𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪, 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪.” (Yoh. 20:22-23). Dalam pertemuan kedua (Tomas hadir) Yesus berkata, “𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢.” (Yoh. 20:29). Kedua ucapan penting itu sebenarnya ditujukan kepada jemaat penulis Injil Yohanes.
Ucapan penting pertama (ay. 23) ditulis karena diduga ada konflik di dalam jemaat Yohanes. Mereka diingatkan untuk mengampuni atau menyucikan orang lain. 𝘚𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 di ayat 23 adalah anggota kelompok yang bertobat dan mau balik ke dalam Komunitas Yohanes. Mereka yang tidak mau bertobat dan tidak bergabung lagi dianggap tetap berdosa. Tampaknya ada anggota Komunitas Yohanes yang menyempal karena dipengaruhi oleh paham Gnostik yang menolak Yesus-Ragawi. Hal itu tampak dalam Surat Kedua Yohanes ayat 7 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘒𝘳𝘪𝘴𝘵𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢. 𝘐𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬𝘳𝘪𝘴𝘵𝘶𝘴.
Ucapan penting kedua (ay. 29) ditulis karena tampaknya ada anggota jemaat atau komunitas yang arogan sudah melihat dan berjumpa dengan Yesus-Paska. Mereka merendahkan anggota yang belum pernah berjumpa dengan Yesus-Paska. Penulis Injil Yohanes mengingatkan bahwa dasar kehidupan jemaat adalah percaya tanpa melihat. Dasar untuk memeroleh hidup kekal adalah percaya. Justru orang percaya kepada Yesus tanpa melihat adalah orang-orang yang berbahagia, terberkati (𝘮𝘢𝘬𝘢𝘳𝘪𝘰𝘪).
Klimaks Injil Yohanes berada di Yohanes 20:28-29 mengenai pengakuan agung Tomas terhadap Yesus, “𝘖𝘩, 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩𝘬𝘶!”. Pengakuannya mengembangkan seluruh kristologi Injil Yohanes. Pernyataan Tomas itu berhubungan dengan pertanyaannya kepada Yesus tentang jalan ke rumah Bapa dan dijawab oleh Yesus, “… 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘈𝘬𝘶, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘋𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘋𝘪𝘢.” (Yoh. 14:5-7).
𝗠𝗮𝗸𝘀𝘂𝗱𝗻𝘆𝗮 𝗜𝗻𝗷𝗶𝗹 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗶𝗰𝗮𝘁𝗮𝘁 (Yoh. 20:30-31)
Injil Yohanes yang asli (dalam arti karya penulis pertama Injil Yohanes) berakhir di Yohanes 20:30-31 sesudah pengakuan Tomas dan berkat Yesus. Dalam penutup penulis pertama Injil Yohanes menyapa langsung sidang pendengar tentang tujuan seluruh kisah Injil, tentang pergumulan iman para murid dan perjalanan mereka dari tidak percaya menjadi percaya. Injil Yohanes bukanlah biografi Yesus, melainkan narasi untuk membangkitkan iman kepada Yesus, Sang Mesias, Anak Allah, supaya kita, sidang pendengar, oleh iman kita memeroleh hidup dalam nama-Nya.
Penutup Injil Yohanes hendak menegaskan bahwa orang-orang yang percaya karena melihat tanda-tanda atau mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus tidak diharkat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari episode awal rekrutmen murid-murid Yesus dan percakapan Yesus dengan Nikodemus. Kecaman Injil Yohanes terhadap mereka terus berlangsung sampai ke pengujung Injil. Menurut Injil Yohanes orang percaya karena ia belajar lebih dalam lagi diharkat lebih matang dan dipandang sebagai iman otentik.
(07042024)(T)