Sabtu, 11 Mei 2024

Sudut Pandang Yohanes 17:6-19, 𝗗𝗶𝘂𝘁𝘂𝘀 𝗸𝗲 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶



Sudut Pandang Yohanes 17:6-19, 𝗗𝗶𝘂𝘁𝘂𝘀 𝗸𝗲 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶

Ada perbedaan tegas mengenai episode Doa Yesus dalam Injil sinoptik dan Injil Yohanes. Dalam Injil sinoptik Yesus sangat tercekam di taman (Getsemani) dan Yesus meminta kepada Bapa agar cawan itu berlalu dari-Nya. Isi doa untuk diri Yesus. Dalam Injil Yohanes Doa Yesus bukan untuk diri Yesus, melainkan untuk murid-murid-Nya sebelum menuju taman. Sesudah Ia berdoa, secara gagah dan tanpa ragu Yesus menuju ke taman untuk ditangkap. Injil Yohanes memandang salib bukan untuk digumuli untuk dihindari, melainkan sebagai simbol kemuliaan.

Hari ini adalah Minggu ketujuh masa raya Paska. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Yohanes 17:6-19.

Secara tema besar Injil Yohanes dibagi dua bagian: Kitab Tanda-tanda (pasal 1-12) dan Kitab Kemuliaan (pasal 13-20). Tanda-tanda tidak lagi diceritakan di Kitab Kemuliaan, melainkan memuliakan (𝘥𝘰𝘹𝘢𝘻𝘰̃) dan kemuliaan (𝘥𝘰𝘹𝘢). Dari kata 𝘥𝘰𝘹𝘢𝘻𝘰̃ kita mengenal istilah doksologi dalam liturgi.

Apabila Kitab Kemuliaan tersebut dikelompokkan lagi, maka menjadi:
🛑 Wasiat untuk murid-murid Yesus (Yoh. 13-17)
🛑 Pengadilan dan kematian Yesus (Yoh. 18-19)
🛑 Penampakan Yesus sesudah kebangkitan (Yoh. 20)

Dengan demikian bacaan Injil Minggu ini masuk ke dalam kelompok 𝘞𝘢𝘴𝘪𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥, yang tetap berpautan dengan konteks besar pasal 13 – 20. Yohanes 17:6-19 sendiri adalah bagian dari perikop Yohanes 17:1-26 yang oleh LAI diberi judul 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘕𝘺𝘢. Perikop Yohanes 17:1-26 dapat juga dibagi-bagi menjadi bagian lebih kecil menurut topiknya:

🛑 Permohonan kemuliaan (ay. 1-5)
🛑 Doa Yesus untuk murid-murid-Nya (ay. 6-19)
🛑 Doa Yesus bagi yang percaya akan pemberitaan para murid (ay. 20-23)
🛑 Doa bagi kesatuan dengan Yesus (ay. 24-26)

Bacaan masih berkaitan erat dengan perjamuan malam terakhir. Ini adalah doa terpanjang Yesus di dalam Injil-Injil. Ada juga yang menyebut ini adalah doa imamat. Di sini Yesus dipandang sebagai imam yang berdoa bagi jemaat-Nya. Namun, wacana doa adalah perpisahan.

𝗗𝗼𝗮 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝘂𝗿𝗶𝗱-𝗺𝘂𝗿𝗶𝗱-𝗡𝘆𝗮 (ay. 6-19)

Dalam bagian ini Yesus memula berdoa untuk para murid. Yang disebut para murid bukanlah 12 murid, melainkan para murid yang diambil dari dunia dan diambil Bapa untuk diberikan kepada Yesus. Mereka milik Bapa, lalu diberikan kepada Yesus. Segala firman yang disampaikan Bapa kepada Yesus sudah disampaikan oleh Yesus kepada mereka. Dengan demikian para murid mengetahui bahwa Yesus datang dari Bapa dan mereka percaya bahwa Bapa mengutus Yesus (ay. 6-8).

Pada ayat 9 disebutkan “𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘰𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 …“ Kata berdoa dari 𝘦𝘳𝘰̄𝘵𝘰̄ yang berarti literal meminta. Apabila Yesus tidak berdoa bagi dunia bukan berarti Ia menolak dunia karena Yesus datang untuk menyelamatkan dunia, bukan membinasakannya (Yoh. 3:16). Kalau kita meneruskan membaca perikop 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 ini: 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 (ay. 18), 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 (ay. 21), 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 (ay. 23).

Ayat 10 memula pernyataan bahwa para murid adalah milik Allah 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬-𝘒𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬-𝘔𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬-𝘔𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬-𝘒𝘶. Doa Yesus untuk murid-murid disebabkan alasan ganda. Mereka adalah milik Bapa yang diberikan kepada Anak. Kini mereka ditinggalkan di dalam dunia karena Anak kelak ditinggikan di tiang salib dan kembali kepada Bapa (ay. 11a).

“𝘠𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘥𝘶𝘴, 𝘫𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘔𝘶” (ay. 11b) berarti Yesus meminta Bapa untuk memelihara iman mereka untuk tetap teguh dalam penganiayaan sepeninggalan Yesus.  “𝘕𝘢𝘮𝘢-𝘔𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶 …” (masih ay. 11) bukan berarti nama Yahweh diberikan kepada Yesus seperti ditafsirkan oleh kelompok Kristen 𝘯𝘨𝘢𝘯𝘶.  Ada frase awal 𝘠𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘥𝘶𝘴 yang dipersiapkan untuk permohonan kedua Yesus 𝘬𝘶𝘥𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 (ay. 17a). Juga ada frase yang mengikutinya … 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢. Ayat ini hendak mengatakan bahwa persekutuan jemaat Kristen (Komunitas Yohanes) harus kuat karena sumbernya dari persekutuan Bapa dan Anak.

Ayat 12 hendak menyampaikan pemeliharaan Yesus terhadap murid-murid-Nya. Bagaimana menghubungkan frase “tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa” dengan frase “selain dia yang memang harus binasa”? Kata ganti “dia” di sini merujuk Yudas Iskariot. Pengkhianatan Yudas ditinjau sebagai pemenuhan Kitab Suci. Ungkapan “ditentukan untuk binasa” bukan berarti Yudas sudah ditakdirkan untuk binasa, melainkan juga akibat penggunaan kebebasannya memilih.

Ayat 13 “𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘔𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘬𝘢𝘤𝘪𝘵𝘢-𝘒𝘶 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢.” Ungkapan 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 merujuk wejangan-wejangan Yesus dalam pasal 14-16. Kata keterangan tempat 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 menampilkan ketegangan antara kedua latar doa, saat terakhir Yesus dan masa penginjilan. Perpisahan dengan Yesus membuat dukacita mendalam bagi jemaat Kristen. Penulis Injil tampaknya hendak menyampaikan, meskipun Yesus secara fisikal tidak bersama dengan jemaat Kristen, sukacita Yesus ada di dalam mereka. Dukacita dialihrupa menjadi sukacita.

Ayat 14-16 dalam konteks waktu penulis Injil. Kebencian dunia terhadap jemaat Kristen adalah realita. Pemberian firman Bapa kepada mereka oleh Yesus mengulangi lagi ayat 6-8 mengenai kasih Allah yang membebaskan. Meskipun dunia membenci jemaat Kristen, Yesus tidak meminta Bapa untuk mengambil mereka dari dunia, melainkan menjaga mereka dari yang jahat.

Ayat 17-18 menampilkan lebih lanjut hubungan para murid dan dunia. Pada ayat 11b dikatakan oleh Yesus, “𝘠𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘥𝘶𝘴, 𝘫𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘔𝘶” yang menyiapkan Yesus meminta Bapa juga menguduskan para murid (ay. 17). Menguduskan (𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘴𝘰𝘯, 𝘴𝘢𝘯𝘤𝘵𝘪𝘧𝘺) berarti mengasingkan, memisahkan, untuk suatu tugas khusus (bdk. Yer. 1:5; Kel. 28:1, 4; Yoh. 10:36). Mereka dikuduskan untuk diutus. Meskipun dunia membenci para murid, Yesus mengutus mereka ke dalam dunia. 

Dalam  konteks Jemaat Yohanes yang masih di dalam dunia berarti mereka harus menghadapi sikap permusuhan dan hidup dalam tekanan. Mereka diutus sekaligus menghadapi tekanan itu tanpa kehadiran Yesus. Pengutusan ke dalam dunia yang membenci Yesus dan murid-murid-Nya itu dahsyat. Mengapa?

Kita sedikit-banyak tahu gerakan Pietisme pada abad ke-17, yaitu gerakan kesalehan yang menarik diri dari dunia ini karena dunia ini dianggap penuh dosa. Pada zaman sekarang cukup banyak gereja seperti aliran Pietisme yang memandang dunia secara suram sehingga harus dijauhi dengan hidup suci. Mereka lalu menekankan hubungan vertikal dengan Allah saja. Di setiap kebaktian mereka begitu tampak saleh. Meskipun tampaknya baik, cara hidup seperti ini tidak merefleksikan Injil atau tidak injili. Mereka tidak peduli kepada dunia, tidak peduli kepada saudara-saudara mereka yang menderita. Ini bertentangan dengan isi 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴.

(12052024)(T)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...