SUDUT PANDANG Yohanes 15:26-27 - 16:4b-15, ๐ฃ๐ฒ๐ป๐ผ๐น๐ผ๐ป๐ด ๐ฑ๐ถ ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐บ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฒ๐ป๐ฐ๐ถ, Serial Pentakosta
Hari Pentakosta adalah mahkota perayaan Paska. Dua hari raya terbesar umat Kristen adalah Paska dan Pentakosta. Hari Raya Pentakosta dihelat 50 hari sesudah Hari Raya Paska. Meskipun keduanya hari raya terbesar, tetapi keduanya kalah jauh meriah daripada Natal. Hal ini (mungkin) karena Paska dan Pentakosta selalu jatuh pada (hari) Minggu sehingga dianggap biasa-biasa saja, sedang Natal berdekatan dengan libur akhir tahun kalender umum.
Tentang hari Pentakosta ada yang perlu dijernihkan. Mari kita lihat Kisah Para Rasul 2:1 “Ketika tiba hari Pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat.” Dari ayat ini sudah sangat jelas bahwa hari Pentakosta itu sudah ada dan telah dirayakan selama ratusan tahun oleh masyarakat Yahudi sebelum kitab Kis. ditulis. Jadi, bukan karena peristiwa pencurahan Roh Kudus, maka hari itu disebut Pentakosta, melainkan pencurahan Roh Kudus terjadi pada hari Pentakosta, festival atau pesta syukur panen masyarakat Yahudi. Dalam pesta syukur itu orang-orang Yahudi datang berbondong-bondong ke Yerusalem dari segala penjuru.
Perayaan Pentakosta Gereja diberi muatan peristiwa pencurahan Roh Kudus di dalam Kisah Para Rasul, tetapi tetap berakar pada tradisi pesta panen. Itu sebabnya pada hari Pentakosta banyak Gereja di Indonesia dihiasi dengan hasil bumi. Mereka yang tinggal di Jawa Tengah dan Timur, terutama di daerah pertanian, cukup beruntung. Di Gereja-gereja Jawa perayaan Pentakosta dialihrupa menjadi ๐๐ช๐บ๐ข๐บ๐ข ๐๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฉ-๐๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฉ atau ๐๐ช๐ด๐ถ๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ ๐๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฉ-๐๐ฏ๐ฅ๐ถ๐ฉ. Meriah!
Selain menjadi mahkota masa raya Paska, Pentakosta disebut juga Minggu Putih dan karena itulah pemimpin ibadah mengenakan pakaian liturgis berwarna putih. Ibadah dihelat sejak Sabtu malam dengan ibadah yang khidmat dan meriah mirip Malam Natal. Hanya saja tradisi ibadah Sabtu Malam ini jarang dijumpai di Gereja-gereja Protestan.
Bacaan ekumenis pada hari Pentakosta (tahun B) dari Injil Yohanes 15:26-27 - 16:4b-15 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 2:1-21, Mazmur 104:24-34, 35b, dan Roma 8:22-27.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul ditulis oleh orang yang sama. Injil Lukas lebih berpumpun pada kiprah Yesus, sedang Kisah Para Rasul berkisah tentang kiprah Gereja. Ada kontinuitas cerita Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Pelayanan Yesus berakhir di Yerusalem dilanjutkan pelayanan murid-murid-Nya dimula dari Yerusalem (Kis. 1:8).
▶ Sama seperti Yesus ketika dibaptis (Luk. 3:22; 4:18), para rasul juga diberi kuasa Roh Kudus untuk melaksanakan misi Allah (Luk. 24:49; Kis. 1:8; 2:1-13).
▶ Yesus disiapkan Allah selama 40 hari di padang gurun (Luk. 4:1-13), demikian juga para rasul disiapkan Yesus selama 40 hari sebelum Kenaikan-Nya ke surga (Kis. 1:3).
▶ Pekerjaan yang dilakukan Yesus di Injil juga dilakukan para rasul: mengurus orang miskin, menyembuhkan orang sakit dan kerasukan setan, dan membangkitkan orang mati (Kis. 5:16; 6:1; 8:7; 9:40; 19:12; 20:10; 28:8).
▶ Sama seperti Yesus (Luk. 4:43; 8:1), para rasul juga memberitakan Injil Kerajaan Allah (Kis. 8:12; 19:8; 20:25; 28:31).
Perikop Kisah Para Rasul 2:1-21 dapat dikelompokkan ke dalam bab ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ญ๐ข๐บ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐ณ๐ข๐ด๐ถ๐ญ. Roh Kudus yang turun pada murid-murid Yesus pada hari Pentakosta diperikan sebagai lidah api (Kis. 2:3). Bandingkan dengan Roh Kudus yang turun pada Yesus saat pembaptisan diperikan sebagai burung merpati (Luk. 3:22). Pemerian lidah itu berkaitan dengan kemampuan berbahasa (asing) yang kemudian dimiliki oleh para murid Yesus. Dengan begitu akibat langsung pencurahan Roh Kudus adalah kemampuan berbahasa semua bahasa di dunia (Kis. 2:4; 2:5-11).
๐๐ฎ๐ด๐ฎ๐ถ๐บ๐ฎ๐ป๐ฎ ๐บ๐ฒ๐ป๐๐ฟ๐๐ ๐๐ป๐ท๐ถ๐น ๐ฌ๐ผ๐ต๐ฎ๐ป๐ฒ๐ ๐ญ๐ฑ:๐ฎ๐ฒ-๐ฎ๐ณ - ๐ญ๐ฒ:๐ฐ๐ฏ-๐ญ๐ฑ?
Bacaan Injil untuk Minggu ini berada dalam konteks perjamuan malam terakhir (Yoh. 13-17). Dalam acara itu Yesus berbicara panjang lebar mengenai sejumlah hal, termasuk mengenai kepergian-Nya kepada Bapa dan pertolongan untuk para murid-Nya. Kepergian Yesus kepada Bapa yang sudah mengutus-Nya itu berarti para murid tidak akan melihat Yesus lagi. Hal ini merupakan kenyataan yang menakutkan. Penulis Injil Yohanes perlu menguatkan iman jemaatnya (Komunitas Yohanes) dengan keyakinan iman yang dimilikinya.
Konteks dunia yang dikenal oleh jemaat Yohanes saat itu adalah ๐ฑ๐๐ป๐ถ๐ฎ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐บ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฒ๐ป๐ฐ๐ถ ๐บ๐ฒ๐ฟ๐ฒ๐ธ๐ฎ. Kebencian dunia atau masyarakat di sekitar jemaat Yohanes yang sudah bertahun-tahun sudah dianggap sebagai hal yang normal. Kalau dunia tidak membenci jemaat Yohanes, itu malah dianggap tidak normal. Mirip dengan di Indonesia. Persekusi dan aniaya terhadap warga Kristen (dan minoritas penghayat kepercayaan lainnya) saat beribadah sudah sangat lazim sehingga dipandang sebagai hal yang lumrah, normal. Untuk itulah dalam Injil Yohanes tidak dikenal perintah ๐ค๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ด๐ข๐ฎ๐ข๐ฎ๐ถ seperti dalam Injil sinoptik, melainkan ๐ด๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ด๐ช๐ฉ๐ช ๐ด๐ฆ๐ด๐ข๐ฎ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ณ๐ช๐ฅ.
Menghadapi dua kenyataan itu (kepergian Yesus dan kebencian dunia) Yesus berjanji akan mengutus ๐๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ญe๐ต๐ฐ๐ด dari Bapa. ๐๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ญe๐ต๐ฐ๐ด itu Roh Kudus atau Roh Kebenaran yang akan memimpin dan mengajar para murid sama seperti dulu yang dilakukan Yesus. Meskipun dunia membenci para murid, mereka tetap diperintahkan untuk terus bersaksi kepada dunia, karena Paraklฤtos sudah bersaksi lebih dahulu (Yoh. 15:26-27). Sama seperti dulu Yesus memimpin para murid-Nya, ๐๐ข๐ณ๐ข๐ฌ๐ญe๐ต๐ฐ๐ด juga akan memimpin para murid selanjutnya (sampai ke zaman Yohanes, sampai ke zaman sekarang, sampai selama-lamanya).
Janji Yesus tersebut sudah dipenuhi-Nya seperti pada teks Yohanes 20:21-23. Menurut narator Yesus bangkit, pergi kepada Bapa, kemudian memberi Roh Kudus kepada para murid, kata-Nya, “๐๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ฐ๐ฉ ๐๐ถ๐ฅ๐ถ๐ด. ๐๐ช๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐ช ๐ฅ๐ฐ๐ด๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ, ๐ฅ๐ฐ๐ด๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ช๐ข๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐ช, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ซ๐ช๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฐ๐ด๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ข๐ฅ๐ข, ๐ฅ๐ฐ๐ด๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ฆ๐ต๐ข๐ฑ ๐ข๐ฅ๐ข.”
Dari dua bacaan Kisah Para Rasul 2:1-21 dan 15:26-27 - 16:4b-15 kita dapat melihat perbedaan sekaligus persamaan dari dua kisah teologis tersebut.
Perbedaan:
▶ Dalam Kisah Para Rasul pencurahan Roh Kudus terjadi sesudah Yesus terangkat ke surga dan pencurahan itu tanpa kehadiran Yesus secara fisikal. Dalam Injil Yohanes pencurahan Roh Kudus terjadi sesudah Yesus naik ke surga dan pencurahan Roh Kudus dilakukan oleh Yesus sendiri secara fisikal.
▶ Dalam Kisah Para Rasul pencurahan Roh Kudus membuat para murid dapat berbahasa asing dan orang asing pendengar mereka mengerti bahasa yang diucapkan oleh para murid. Dalam Injil Yohanes tidak ada hal itu.
▶ Dalam Kisah Para Rasul penerima Roh Kudus mendapat kuasa menjadi saksi. Dalam Injil Yohanes penerima Roh Kudus mendapat kuasa mengampuni.
Persamaan:
▶ Pencurahan Roh Kudus adalah awal pengutusan atau penugasan pemberitaan Injil.
▶ ๐ง๐ถ๐ฑ๐ฎ๐ธ ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ฐ๐ฒ๐ฟ๐ถ๐๐ฎ ๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด-๐ผ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐ธ๐ฒ๐๐๐ฟ๐๐ฝ๐ฎ๐ป sesudah menerima Roh Kudus.
Hari Pentakosta juga diperingati sebagai hari lahir Gereja. Dirgahayulah Gereja!
(19052024)(T)