Rabu, 31 Juli 2024

(tiga dari tiga tulisan tentang BHINEKA TUNGGAL IKA DALAM TAFSIR ALKITAB DAN KEBANGSAAN), Serial Sudut Pandang

(tiga dari tiga tulisan tentang BHINEKA TUNGGAL IKA DALAM  TAFSIR ALKITAB DAN KEBANGSAAN), Serial Sudut Pandang

DALAM RANGKA MENYAMBUT BULAN KEBANGSAAN, MEMBINCANGKAN TRINITAS DALAM SUDUT PANDANG BERBANGSA DAN BERNEGARA

Bagaimana kita membicarakan tentang prinsip  kemajemukan dalam kesatuan yang ada dalam theologia dogmatika Iman Kristen, Iman Kristen yang historis dari Gereja Mula-Mula tersebut, yang sudah berumur lebih dari 2000  tahun ini. Bagaimana prinsip-prinsip ajaran iman bersumber alkitab yang berdasarkan theologia dogmatika itu akan kita terapkan dalam praktek kehidupan bermasyrakat dan berbangsa yang berdasarkan motto "Bhineka Tunggal Ika" itu. Adapun prinsip theologia  dogmatika, yang melaluinya kita akan menimba prinsip-prinsip kemajemukan di dalam  kesatuan itu.  *Keyakinan  Iman  terhadap Gereja sebagai Tubuh Kristus yang Satu yang memiliki Banyak Anggota.* Kata "Gereja" berasal dari bahasa Portugis "Igreja" yang sepadan  dengan bahasa Spanyol "Iglesia" dan berasal dari bahasa asli Kitab Suci Perjanjian Baru "Ekklesia". Dan kata Ekklesia ini sendiri berasal dari akar kata "ek" 'keluar dari', dan "kaleo"  'saya memanggil". Jadi arti Ekklesia atau Gereja adalah "orang-orang yang dipanggil keluar'.  Karena itu Gereja bukanlah menunjuk kepada bangunan gedung tetapi kepada "ummah/ummat" atau "jamaah/jemaat". Kristus bersabda -"Dan Aku pun berkata kepadamu:  Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan tempat-Ku (bhs asli "oikodombo mou teen ekklesia " — Aku akan mendirikan Gereja¬Ku") dan alam maut ( bhs  asli "pulai adou" pintu gerbang hades pintu gerbang alam maut) tidak akan menguasainya. " (Matius 16:18). Berdasarkan sabda ini kita dapat menyimpulkan bahwa Gereja yang didirikan   Sang  Kristus  itu  hanya  satu  _("Gereja-Ku",  bukan  "gereja-gereja-Ku",  tapi pemaknaan atau tafsir ini juga masih diperdebatkan, apakah gereja yang esa akan berbentuk hanya satu gereja saja atau gereja yang esa dapat bearti pula esa dalam visi misi atau tujuan atau dasar, dll walaupun gerejanya mungkin berbagai golongan, tapi yang jelas Kristuslah tetap Sang Raja GerejaNya)._ Dan Gereja yang satu ini memiliki mata rantai dengan para Rasul dalam hal ini  diwakili Petrus, sebagai pribadi peletak dasar berdirinya Gereja Kristus di bumi, Sebab kepada  Petrus  diberikan wibawa. "Kunci-kerajaan sorga"'  (Matius  16:19).  Bentuk  dari kunci Kerajaan Sorga itu adalah wibawa atau kuasa : "Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga". Namun Kunci Kerajaan Sorga itu bukan eksklusif hanya diberikan  pada Petrus saja, tetapi juga kepada para Rasul lainnya, sebagaimana yang dikatakan : " datanglah murid-murid itu kepada Yesus " Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat didunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. "(Matius 18:1.18). Selanjutnya mengenai hubungan Gereja dan Kristus itu Kitab Suci mengatakan "Dan segala sesuatu lelah diletakkan- Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat (ekklesia, Gereja) sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat (ekklesia - Gereja) yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." ( Efesus 1:22-23), Menurut ayat ini Kristus adalah Kepala Gereja, serta Gereja adalah "Tubuh Kristus" dan "Kepenuhan Kristus". Dan Kristus inilah yang disebut "Satu 'Tuhan" dalam Efesus 4:5. Karena Kristus Kepala Gereja itu adalah "Satu", dan Gereja itu adalah Tubuh Kristus, itulah sebabnya  Gereja disebut "Satu Tubuh" (Efesus 4:4), artinya Gereja yang dirikan Kristus itu hanya satu, sebagaimana yang dikatakan dalam Matius 16:1 diatas. Dan pengajaran Kitab Suci inilah yang dirumuskan Gereja di  zaman  purba  didalam  Konsili  Ekumenis  tahun  381  di  Konstantinopel,  tertuang  dalam Pengakuan Iman Nikea-Konstantinopel yang berbunyi :"Aku percaya kepada Gereja yang Satu, Kudus, Katolik (Am, universal, merangkul semua, sesuai dengan keseluruhan dan keutuhan daripada "kebenaran Injil") dan Apostolik (sesuai dengan ajaran rasul dan berasal dari Rasul)". Salah satu sifat dari Gereja yang satu ini adalah "Katolik" yang berasal dari kata "~kath" = "sesuai dengan" , "menurut" dan kata " olorv'holon" = "sepenuhnya" "seutuhnya " "seluruhnya ". Sehingga akhirnya menjadi kata sifat "Kat-holon" lalu "Katholiki" atau  "Katolik".  Artinya Gereja yang satu itu ajarannya adalah sesuai dengan atau menurut apa yang diwahyukan Allah didalam Kristus secara "sepenuhnya" "seutuhnya" "seluruhnya", dan tidak kekurangan apa-apa dalam hal kebenaran yang diwahyukan oleh Allah dalam Kristus itu. Jadi menurut makna aslinya Katolik itu bukan nama aliran, denominasi atau suatu Agama, sebagaimana yang kemudian berkembang di Indonesia ini. Disamping itu Katolik juga bermakna bahwa Gereja yang satu itu bersifat universal yang  merangkul semua. Dengan demikian Gereja yang  Satu itu memiliki bermacam-ragam etnis, golongan, denominasi, budaya, suku dan bangsa yang dirangkul dan ada didalamnya, artinya Gereja yang satu ilu memiliki banyak anggota. Hal itu yang dikatakan: "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. " (I Korintus 12:12) Dengan mengatakan "demikian juga Kristus" yang seharusnya "demikian juga Gereja/Jemaat" maka disini Gereja diidentikan dengan Kristus sendiri, sebab Gereja adalah "tubuh Kristus" dan "kepenuhan Kristus", yaitu kehadiran Kristus di dunia. Dan bahwa Gereja yang satu itu merangkul semua mazhab, golongan, kelompok, etnis, suku, budaya, ras, denominasi, kalangan dan jenis manusia itu dikatakan selanjutnya -"Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi. maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh." ( I Korintus 12:13). Dan juga dinyatakan lagi:" Karena kamu semua, yang dalam Kristus lelah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka. tak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus " ( Galatia 3:27-28). Karena jika Gereja itu diumpamakan sebagai satu tubuh, maka sebagai tubuh, dapat kita fahami apa yang dikatakan selanjutnya oleh Kitab Suci ini: "Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota tetapi atas banyak anggota. " ( 1 Korintus 12:14). Itulah sebabnya Gereja yang Satu sebagai Tubuh Kristus ilu harus juga menerima banyak perbedaan anggota. Jadi dalam Gerejapun kita jumpai prinsip Kesatuan dalam Kemajemukan, atau Bhinneka Tunggal Ika. Karena adanya anggota yang banyak dalam Tubuh Kristus yang Satu itu, maka keadaan itu mengharuskan adanya suatu interaksi. Dan mengenai interaksi antar anggota-anggota yang banyak dalam Tubuh Kristus yang satu itu dikatakan oleh Kitab Suci selanjutnya: ",Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? " ( I Korintus 12: 15-17) . Menurut pemikiran ini sebagai anggota dari satu tubuh, anggota yang satu saling memerlukan anggota yang lain, juga anggota yang satu itu harus saling mengakui, memperdulikan dan menghormati yang lain, sebab tanpa yang demikian itu serta tanpa saling membutuhkan yang demikian itu, maka tubuh itu tak bisa bergerak dan berfungsi. Oleh karena itu agar tubuh yang satu itu berfungsi dengan benar, masing-masing anggota harus mempunyai tempatnya sendiri-sendiri, dan mengkontribusikan talenta masing-masing bagi seluruh tubuh, sebagaimana yang dikatakan :" Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. 19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? " ( I Korintus 12:17-18). Karena hanya dengan saling kerja sama, saling membutuhkan dan saling memperdulikan itu saja, tubuh itu dapat menunjukkan kesatuannya, maka Kitab Suci selanjutnya menegaskan : "Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." ( I Korintus 12:20-21). Inilah semangat yang dalam budaya Nusantara disebut sebagai "gotong-royong". Dalam semangat gotong-royong ini, dikatakan selanjutnya :" Malahan justru anggota-anggota tubuh vang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus " (I Korintus 12: 22-24). Dengan saling memperdulikan dan saling membutuhkan serta memperhatikan sepati ini maka terjadilah kerukunan sejali dan bahaya perpecahan terhindar, karena semua merasa senasib sepenanggunggan. dan merasakan memikul beban bersama. Hal ini dikatakan oleh Kitab Suci demikian: "supaya tangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu anggota dihormati. semua anuuota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masmg-masinu adalah anggotanya" (l Korintus 12:25-27). _*Sehingga, seharusnya sekarang kita mengerti kenapa dalam sebuah gereja, bagian terkecil dari pengelolaan yaitu kelompok seharusnya diberdayakan bukan dihilangkan jati dirinya sebagai kelompok, tidak ada pula penyingkiran kelompok atau kelompok yang tersingkirkan.*_ Prinsip Prinsip Bhinneka Tunggal Ika dalam Keyakinan Iman terhadap Gereja sebagai Tubuh Kristus yang Satu yang memiliki Banyak Anggota. Sebenarnya prinsip-prinsip yang kita jumpai dalam ajaran mengenai Gereja ini tak memerlukan keterangan yang terlalu rumit untuk penerapannya dalam kehidupan yang Bhinneka Tinggal Ika dalam kehidupan kita berbangsa. Prinsip Kesatuan Gereja dan Kesatuan dalam Kristus dapat dengan mudah kita terapkan kepada kesatuan bangsa yang essensinya lelah kita bahas diatas. Gereja yang Satu dengan banyak anggota itu, jelas merupakan konsep Bhinneka Tunggal Ika yang diajarkan oleh Kitab Suci. Prinsip mengenai sikap dan apa yang harus dilakukan oleh anggota yang banyak itu dalam Gereja yang satu tersebut, juga dapat kita terapkan dalam kemajemukan dari kelompok ras, suku, budaya, bahasa, golongan, denominasi, mazhab maupun agama yang ada dalam masyarakat bangsa kita. Sikap yang saling memuliakan, saling membutuhkan saling memperdulikan. saling tidak merendahkan kelompok-kelompok lain serta komponen-komponen bangsa yang ada dalam masyarakat dengan saling menghormati  dan memperhatikan itu adalah penangkal perpecahan bangsa, sebagaimana itu juga menjadi penangkal perpecahan dalam Gereja. Kerukunan , harmoni, golong-royong, saling perduli dan saling hormat itulah yang harus diutamakan dan diupayakan dalam kehidupan kita berbangsa, sehingga keutuhan dari Indonesia yang satu  ini.   Selamat berbangsa dan bernegara  Tuhan memberkati
(01082024) (TUS)

BACA JUGA :

https://titusroidanto.blogspot.com/2024/07/tiga-dari-tiga-tulisan-tentang-bhineka.html

https://titusroidanto.blogspot.com/2024/07/dua-dari-tiga-tulisan-tentang-bhineka.html

https://titusroidanto.blogspot.com/2024/07/satu-dari-tiga-tulisan-tentang-bhineka.html

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...