SUDUT PANDANG Injil Yohanes 1:(1-9), 10-18 ๐ ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐ต ๐๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป, Serial Natal
Hari ini adalah Minggu kedua sesudah Natal. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Yohanes 1:(1-9), 10-18 yang didahului dengan Yeremia 31:7-14, Mazmur 147:12-20, dan Efesus 1:3-14.
Injil Yohanes terbentuk dalam kurun waktu yang sangat panjang dengan melibatkan banyak petulis sampai pada bentuk terakhir kitab Injil yang kita miliki saat ini. Dinamai Injil Yohanes diduga oleh banyak ahli biblika karena para petulis kitab Injil ini dari jemaat Kristen yang kemudian dikenal dengan Komunitas Yohanes. Komunitas ini berbeda dari murid-murid Yohanes Pembaptis (YP).
Apabila Injil Matius dan Lukas memberitakan kelahiran Yesus, petulis Injil Yohanes tidak butuh cerita Natal. Mereka mundur jauh ke awal, kitab Kejadian, untuk menjelaskan asal Yesus dan tempat Ia harus kembali. Petulis Injil menambah prolog sesudah Injil selesai ditulis. Prolog itu sekarang menjadi Yohanes 1:1-18. Prolog Injil Yohanes bukanlah kata pengantar biasa seperti dalam Injil Lukas. Prolog Injil Yohanes merupakan refleksi teologis atas keseluruhan Injil mengenai Yesus. Untuk memahami Injil Yohanes pembaca harus memahami prolognya ๐ท๐ช๐ค๐ฆ ๐ท๐ฆ๐ณ๐ด๐ข.
Prolog itu berupa nyanyian yang kemudian dikenal dengan ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ. Tentu saja nyanyian ini bercorak puisi. Mula-mula ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ ini untuk nyanyian ibadah terlepas dari kitab Injil guna mengajar umat tentang Yesus Kristus secara serbacakup. Ketika ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ ini dijadikan prolog, terjadi kebingungan umat untuk membedakan Yesus dan YP. Prolog kemudian disisipi ayat-ayat dalam bentuk prosa: ayat 6, 7, 8, dan 15.
Bacaan Injil Minggu ini bukanlah kisah Natal, tetapi dapat dijadikan bahan homili untuk masa Natal. RCL menyarankan untuk bahan homili diambil ayat 10-18 saja agar tidak terlalu panjang. Masalahnya, prolog Injil Yohanes adalah satu-kesatuan sehingga mau tak mau harus diulas seluruhnya. Pengulasan dibagi ke dalam lima bagian:
▶ Firman sehakikat dengan Zat (ay. 1-5)
▶ Perbedaan Terang dan saksi (ay. 6-8)
▶ Penolakan dan penerimaan Firman (ay. 9-13)
▶ Firman nuzul menjadi Manusia (ay. 14)
▶ Buah nuzul Sang Firman (ay. 16-18)
๐๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐ต๐ฎ๐ธ๐ถ๐ธ๐ฎ๐ ๐ฑ๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ป ๐ญ๐ฎ๐ (ay. 1-5)
๐๐ข๐ฅ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐บ๐ข (๐๐ฏ ๐ข๐ณ๐ค๐ฉe) menggemakan Kejadian 1:1 yang memerikan Firman dalam nasabahnya (๐ณ๐ฆ๐ญ๐ข๐ต๐ช๐ฐ๐ฏ๐ด๐ฉ๐ช๐ฑ) dengan waktu sebelum Allah menciptakan alam semesta. Kitab Kejadian versi Septuaginta juga menggunakan ๐๐ฏ ๐ข๐ณ๐ค๐ฉe untuk mengawalinya. Para petulis Injil memang menggunakan Perjanjian Lama (PL) versi Septuginta yang berbahasa Grika ketimbang PL berbahasa Ibrani. ๐๐ข๐ฅ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐บ๐ข hendaknya dipahami tidak merujuk titik waktu tertentu sehingga tidak dapat diajukan pertanyaan ๐ฌ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ (๐ธ๐ฉ๐ฆ๐ฏ). Terus kapan? ๐๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฉ! Pokoknya: ๐๐ข๐ฅ๐ข ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐บ๐ข.
๐๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ข๐ฎ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ (๐ฉ๐ฐ ๐๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด e๐ฏ ๐ฑ๐ณ๐ฐ๐ด ๐ต๐ฐ๐ฏ ๐๐ฉ๐ฆ๐ฐ๐ฏ) berbicara mengenai misteri Firman yang menayangkan jatidiri Firman dan Allah (Zat). ๐๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ (๐๐ฉ๐ฆ๐ฐ๐ด e๐ฏ ๐ฉ๐ฐ ๐๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด) hendak menyampaikan bahwa Firman sehakikat dengan Zat. Dalam Yohanes pasal 18 akan diperikan juga nasabah unik Firman dan Zat. Ayat 1 dan 2 tidak sedang menjelaskan awal mula karya penciptaan Allah, tetapi mengenai kepramaujudan (๐ฑ๐ณ๐ฆ-๐ฆ๐น๐ช๐ด๐ต๐ฆ๐ฏ๐ค๐ฆ) Firman yang kekal.
Firman diterjemahkan dari ๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด. Ada yang berpendapat bahwa kata ๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด di Prolog Injil Yohanes berasal dari filsafat Grika (atau Yunani) karena kata ๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด adalah satu kata penting dalam filsafat Grika. Kesamaan kosakata tidak otomatis membuktikan kesamaan gagasan, apalagi jika konteks dunia bahasanya berbeda, misalnya dunia filsafat Grika dan dunia agama Yahudi. Sepanjang dapat dibuktikan bahwa kitab-kitab orang Yahudi diaspora menjadi sumber inspirasi bagi jemaat awal, termasuk petulis Injil Yohanes, maka dugaan hubungannya dengan filsafat Grika dapat dipinggirkan.
Gagasan ๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด atau ๐ด๐ฐ๐ฑ๐ฉ๐ช๐ข yang menciptakan diduga bersumber dari kitab Mazmur dan Kebijaksanaan Septuaginta. Mazmur 33:6 “๐๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ง๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ (๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ช) ๐๐๐๐๐ ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ช๐ต ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ช๐ซ๐ข๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ฏ๐ข๐ง๐ข๐ด ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ถ๐ต-๐๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐บ๐ข.” Kebijaksanaan 9:1-2 “๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฏ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฌ ๐ฎ๐ฐ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด ๐ฌ๐ข๐ด๐ช๐ฉ๐ข๐ฏ, ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ง๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ-๐๐ถ (๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ช) ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ข๐ถ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ช๐ซ๐ข๐ฌ๐ด๐ข๐ฏ๐ข๐ข๐ฏ (๐ด๐ฐ๐ฑ๐ฉ๐ช๐ข) ๐๐ข๐ถ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข, ๐ข๐จ๐ข๐ณ ๐ช๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ถ๐ข๐ด๐ข๐ช ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ฉ๐ญ๐ถ๐ฌ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ข๐ถ๐ค๐ช๐ฑ๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ.” Puisi di Kebijaksanaan 9:1-2 menyamakan ๐ญ๐ฐ๐จ๐ฐ๐ด (firman) dan ๐ด๐ฐ๐ฑ๐ฉ๐ช๐ข (kebijaksanaan) dan keduanya dikaitkan dengan penciptaan.
Ayat 3 dan 4 hendak memuliakan peranan Firman dalam penciptaan alam semesta. Di sini Firman disampaikan sebagai pelaku penciptaan. Melalui Dia karya penciptaan Allah dilakukan sehingga semua yang ada bergantung pada Firman. ๐๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ (๐ปoe) di ayat 4 dimaknai sebagai ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐ฌ๐ฆ๐ฌ๐ข๐ญ atau ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ต๐ข๐ฏ. Maksudnya, hidup sama dengan ๐ต๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ dalam arti hidup yang berada dalam hubungan Bapa dan anak-anak-Nya.
Meskipun demikian, manusia yang oleh terang itu seharusnya mengenal Allah ternyata tetap diliputi oleh kegelapan. Akan tetapi kegelapan manusia tidak dapat memadamkan terang itu (ay. 5).
Dalam Injil Yohanes kita akan menemukan banyak metafora siang dan malam yang merujuk terang dan gelap. ๐๐ข๐ญ๐ข๐ฎ pada umumnya berkonotasi negatif di Injil Yohanes, yaitu hidup dalam kegelapan (Yoh. 3:1; 9:4; 11:10; 13:30). Satu contoh perbandingannya: Nikodemus bertemu dengan Yesus pada waktu malam (Yoh. 3:21), sedang perempuan Samaria bertemu dengan Yesus pada siang hari (Yoh. 4:6-7). Nikodemus hidup dalam gelap, sedang perempuan Samaria hidup dalam terang.
๐ฃ๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐ฒ๐ฑ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐ง๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ด ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐๐ฎ๐ธ๐๐ถ (ay. 6-8)
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. (ay. 6) Ia datang sebagai saksi untuk bersaksi tentang terang itu supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. (ay. 7) Ia bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu. (ay. 8 )
Kelancaran prolog terganggu oleh tiga ayat sisipan di atas. Tampaknya ada ketegangan antara Komunitas Yohanes dan murid-murid YP. Mereka mendaku bahwa YP-lah sang mesias. Ketegangan ini membuat bingung banyak warga Komunitas Yohanes sehingga mengusik pemahaman mereka terhadap ๐๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ. Untuk mengatasi kebingungan ditambahlah ayat-ayat sisipan bercorak prosa untuk menegaskan perbedaan Terang dan saksi. Meskipun demikian redaktur masih menahan diri untuk tidak mengungkap jatidiri sebenarnya Firman yang dimaksud di ayat 1-5.
Secara ringkas ayat 6, 7, dan 8 di atas untuk menegaskan bahwa YP bukanlah Sang Terang, apalagi Mesias! Yohanes adalah saksi bagi Sang Terang.
๐ฃ๐ฒ๐ป๐ผ๐น๐ฎ๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฝ๐ฒ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ถ๐บ๐ฎ๐ฎ๐ป ๐๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป (ay. 9-13)
Terang yang sesungguhnya yang menerangi setiap orang sedang datang ke dalam dunia. (ay. 9) Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan melalui Dia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. (ay. 10) Ia datang kepada milik-Nya, tetapi orang-orang milik-Nya itu tidak menerima-Nya. (ay. 11) Namun, semua orang yang yang menerima-Nya diberi-Nya hak supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, (ay. 12) mereka yang dilahirkan bukan dari darah atau dari hasrat manusia, bukan pula oleh hasrat seorang laki-laki, melainkan oleh Allah (ay. 13)
Di bagian ini petulis Injil mula menguak sosok Sang Firman. Ayat 6-8 disisipkan ke dalam prolog karena ada ketegangan antara Komunitas Yohanes dan murid-murid YP, sedang prolog ayat 9-13 untuk melawan orang-orang Yahudi.
Ayat 9 menyambung ayat 5. Sang Terang ada di dunia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ayat 11 redaktur lebih menyuratkan dengan ungkapan ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ-๐๐บ๐ข (๐ฉ๐ฐ๐ช ๐ช๐ฅ๐ช๐ฐ๐ช) yang merujuk Israel. Tafsir ini didukung dengan teks-teks sesudahnya: Yesus adalah terang dunia (Yoh. 9:5), orang-orang tidak mengenal-Nya (Yoh. 16:3), Yesus tidak dihormati di negeri sendiri (Yoh. 4:44), Yesus tidak diterima oleh orang-orang Yahudi (Yoh. 5:43).
Meskipun demikian (ay. 12 dan 13) orang-orang (sisa Israel) yang menerima-Nya diberi hak untuk menjadi anak-anak Allah, tetapi bukan sebagai hak warisan. Mereka yang dilahirkan atas kehendak manusia belumlah cukup untuk menjadi anak-anak Allah, tetapi hanya orang yang diberi kasih Allah ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐บ๐ฒ๐ป๐ฒ๐ฟ๐ถ๐บ๐ฎ-๐ก๐๐ฎ.
๐๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป ๐ป๐๐๐๐น ๐บ๐ฒ๐ป๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ ๐ ๐ฎ๐ป๐๐๐ถ๐ฎ (ay. 14)
Firman itu telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran. (ay. 14)
Petulis Injil akhirnya menguak sosok Sang Firman adalah Yesus dalam ungkapan Sang Firman turun (๐ฏ๐ถ๐ป๐ถ๐ญ) menjadi manusia (๐ด๐ข๐ณ๐น = daging). Tekanan kata ๐ด๐ข๐ณ๐น itu untuk menegaskan Sang Firman bukan sedang menyamar dalam rupa manusia, melainkan ๐ฏ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ฟ-๐ฏ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ฟ ๐บ๐ฒ๐ป๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ ๐บ๐ฎ๐ป๐๐๐ถ๐ฎ. Dengan demikian Firman dapat menyatakan Allah dengan perkataan pekerjaan yang dapat ditanggapi oleh manusia.
Ungkapan ๐ต๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ ๐ฅ๐ช ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข dari ๐ฆ๐ด๐ฌe๐ฏo๐ด๐ฆ๐ฏ ๐ฆ๐ฏ ๐ฉe๐ฎ๐ช๐ฏ, yang berarti literal ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ด๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฉ, mengingatkan sejarah bangsa Israel ketika kemuliaan Yahweh tinggal di antara umat, berkemah, berdiam dalam tabernakel di antara mereka (lih. Kel. 3:3). Kemah di padang gurun (kemudian Bait Allah di Yerusalem) disebut tempat kehadiran Allah (๐ด๐ฉ๐ฆ๐ฌ๐ช๐ฏ๐ข๐ฉ) di tengah umat (Kel. 25:8-9).
Dalam PL ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ช๐ข๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ข๐ฉ adalah Allah sendiri sejauh terlihatkan dalam peristiwa atau gejala yang menakjubkan. Misal, dalam pemberian manna dan burung-burung puyuh di padang gurun (Kel. 16), dalam awan yang menaungi Kemah dan yang memenuhi Bait Allah (Kel. 40:34; 1Raj. 8:10-11). Kini ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ญ๐ช๐ข๐ข๐ฏ-๐๐บ๐ข dengan cara pandang baru dalam Firman yang menjadi manusia, dalam tanda-tanda yang dikerjakan-Nya (Yoh. 2:11; 11:4, 40), dan terutama dalam salib dan kebangkitan-Nya (Yoh. 13:31; 17:2-5, 22-24). Injil sinoptik memandang salib sebagai simbol kehinaan, sedang Injil Yohanes sebagai simbol kemuliaan. Itu sebabnya umat Kristen merayakan atau memuliakan Jumat Agung merujuk teologi Injil Yohanes.
Ungkapan ๐๐ฏ๐ข๐ฌ ๐๐ถ๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ญ ๐๐ข๐ฑ๐ข (๐ฎ๐ฐ๐ฏ๐ฐ๐จ๐ฆ๐ฏ๐ฐ๐ถ๐ด ๐ฑ๐ข๐ณ๐ข ๐๐ข๐ต๐ณ๐ฐ๐ด) berbeda dari anak-anak Allah (๐ต๐ฆ๐ฌ๐ฏ๐ข ๐๐ฉ๐ฆ๐ฐ๐ถ) di ayat 12. Anak Tunggal Bapa merupakan nasabah unik Yesus berasal dari Bapa dan sepenuhnya menghadirkan Dia. Selain gelar Anak Allah petulis Injil menggunakan Anak Tunggal Bapa untuk menegaskan bahwa Yesus berbeda dari anak Allah dalam PL yang merujuk raja Israel (mis. Mzm. 2:6-7).
Selanjutnya petulis Injil mengungkapkan sifat Bapa pada Sang Firman ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฉ ๐ข๐ฏ๐ถ๐จ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ (๐ฑ๐ญe๐ณe๐ด ๐ค๐ฉ๐ข๐ณ๐ช๐ต๐ฐ๐ด ๐ฌ๐ข๐ช ๐ข๐ญe๐ต๐ฉ๐ฆ๐ช๐ข๐ด). Apabila merujuk PL, maka pasangan kata ๐ค๐ฉ๐ข๐ณ๐ช๐ด dan ๐ข๐ญe๐ต๐ฉ๐ฆ๐ช๐ข (๐๐ฃ๐ณ๐ข๐ฏ๐ช he๐ดe๐ฅ dan e๐ฎe๐ต) memerikan dua sisi sifat Allah, yaitu kasih-Nya dan kesetiaan-Nya atau dapat digabungkan menjadi kasih setia-Nya (Kel. 34:6).
๐๐๐ฎ๐ต ๐ป๐๐๐๐น ๐ฆ๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป (ay. 16-18)
Bagian ini didahului ayat sisipan (ay. 15) mengenai kesaksian YP. Firman yang nuzul menjadi Manusia itu diberitakan oleh YP, “๐๐ฏ๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฌ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ด๐ถ๐ฅ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ต๐ช๐ฌ๐ข ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฌ๐ข๐ต๐ข: ๐๐ช๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฉ๐ถ๐ญ๐ถ๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ ๐๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ฎ ๐ข๐ฌ๐ถ.”
Sebab dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah, (ay. 16) sebab hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus (ay. 17).
Sekarang buah hasil Firman yang nuzul menjadi Manusia diakui dengan melihat perjalanan sejarah keselamatan Allah di antara umat Israel. ๐๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ถ๐ฉ๐ข๐ฏ (๐ฑ๐ญe๐ณo๐ฎ๐ข๐ต๐ฐ๐ด) di ayat 16 adalah keseluruhan kemuliaan ilahi di dalam Kristus. Maksudnya, kelimpahan kasih setia Allah dalam diri Yesus Kristus membuat kita menerima anugerah sebagai ganti anugerah yang lama, yakni hukum Taurat melalui Musa (ay. 17).
Prolog Injil Yohanes diakhiri dengan ayat 18. Akhir prolog tampaknya juga mengantisipasi akhir Injil yang merujuk tempat asal Yesus dan Ia kembali ke sana sesudah kebangkitan-Nya.
Tidak seorang pun pernah melihat Allah, tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya (ay. 18).
Mari kita membaca ayat 18 dengan membandingkan Keluaran 33:20. Sesudah tragedi lembu emas, Musa meminta kesempatan untuk berjumpa lagi dengan Allah. Allah memgabulkannya, tetapi dengan catatan, “๐๐ข๐ฎ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ต๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ธ๐ข๐ซ๐ข๐ฉ-๐๐ถ, ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฃ ๐ต๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ฌ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ”. Tema tak seorang pun dapat melihat Allah beberapa kali disajikan dalam Injil Yohanes (Yoh. 5:37; 6:46). Hanya Yesus yang dapat melihat Allah. Hanya Yesus yang dapat menafsir (๐ฆ๐นe๐จe๐ด๐ข๐ต๐ฐ) Allah.
(05012025)(TUS)