Sabtu, 11 Januari 2025

SUDUT PANDANG HARI RAYA GEREJA EFIFANIA

SUDUT PANDANG HARI RAYA GEREJA EFIFANIA

(Disadur dari tulisan komentar Glen Cristianov di Sejarah Alkitab dengan tambahan dan editing seperlunya)

“Ketika Yesus lahir di Bethlehem datanglah orang-orang bijak dari Timur untuk menyatakan hormat mereka kepadaNya". Para bijak dari Timur tersebut diberi nama 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗮𝗷𝘂𝘀, yaitu suatu nama yang sulit untuk kita fahami sejarang.

Herodotus memberikan keterangan yang pasti tentang para Majus itu. Ia mengatakan, bahwa mereka aslinya berasal dari sebuah suku bangsa Media. Bangsa Media adalah sebagian dari warga kekaisaran Persia. Bangsa Media pernah mencoba untuk menggulingkan kekuasaan Persia dan menggantikannya dengan kekuasaan Mede. Usaha itu gagal. Sejak saat itu bangsa Media tidak pernah lagi mempunyai keinginan atau ambisi untuk memiliki kekuasaan atau prestise. Dan selanjutnya mereka memilih menjadi para imam saja. Di tengah-tengah bangsa Persia para Majus tersebut berfungsi persis sama seperti fungsi orang-orang Lewi di tengah-tengah bangsa Israel. Mereka menjadi guru dan pembimbing para raja Persia.
Di Persia, tidak ada qurban altar yang dapat dipersembahkan kecuali kalau ada orang Majus yang hadir di dalam upacara itu. 
Jadi orang Majus dianggap sebagai orang suci dan orang yang bijaksana.

Para Majus adalah orang-orang yang mengetahui filsafat, ilmu kedokteran dan ilmu alam. 
Mereka juga mampu menafsirkan mimpi serta meramalkan hal-hal yang akan terjadi. Pada waktu yang kemudian kata Majus ternyata berkembang dan memperoleh arti yang lebih rendah, dan pada akhirnya hanya berarti peramal nasib, dukun dan pengusir setan. Elimas adalah seorang pengusir setan (Kis 13:6-8) dan Simon, yang juga dikenal dengan nama Simon Majus (Kis 8:9-11), adalah juga seorang pengusir setan. Meskipun demikian tetaplah dicatat, bahwa orang Majus adalah orang yang baik dan suci, yang selalu berusaha mencari kebenaran.

Pada waktu dahulu kala semua orang percaya kepada astrologi. Mereka percaya bahwa para astrolog dapat menuturkan hal-hal yang akan terjadi melalui penafsiran mereka tentang gerakan bintang-bintang. Mereka juga percaya bahwa nasib dari manusia sudah ditentukan oleh bintang di mana dia dilahirkan. 
Tidaklah sulit untuk melihat asal usul munculnya kepercayaan itu. 

Bintang-bintang selalu berjalan menurut jalur-jalur yang sudah tetap. Bintang-bintang itu menunjukkan keteraturan dari alam semesta. Kalau pada suatu saat tiba-tiba muncul bintang yang sangat cemerlang, dan keteraturan alam semesta itu terganggu oleh suatu gejala aneh, maka nampaklah bahwa Allah juga mengadakan perobahan di dalam keteraturan itu. Allah seolah-olah mengumumkan adanya sesuatu yang sedang terjadi.

Kita tidak tahu bintang terang apa yang telah dilihat oleh orang-orang Majus tersebut. Banyak pendapat dan usul yang telah disampaikan untuk mengetahui bintang tersebut. 

- Sekitar tahun 11 SM. ada komet Halley yang kelihatan muncul secara cemerlang di langit.

- Pada tahun 7 SM. ada juga bintang cemerlang yang diketahui orang, muncul di langit malam yaitu bintang Saturnus dan Yupiter. 

- Dan di antara tahun 5 sampai 2 SM. ada juga gejala astronomis yang sangat luar biasa terjadi. Pada tahun-tahun itu, pada hari pertama bulan pertama menurut kalender Mesir, bintang angin yang disebut Mesori dan Serius muncul secara mendadak, bersamaan dengan munculnya matahari pagi, dan memancarkan sinar yang sangat cemerlang. Nama 𝗠𝗲𝘀𝗼𝗿𝗶 itu sendiri berarti 𝗹𝗮𝗵𝗶𝗿𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗻𝗴𝗲𝗿𝗮𝗻. Dan bagi para astrolog pada zaman kuno bintang cemerlang seperti itu pasti berarti lahirnya seorang raja yang besar.

 Kita tidak dapat mengatakan bintang apa yang dilihat para Majus. Tetapi tugas dan kewajiban mereka adalah memang mengamat-amati langit dan melihat apakah ada sesuatu yang cemerlang yang muncul di langit tersebut sebagai tanda lahirnya seorang raja besar di dunia ini.

Mungkin merupakan hal yang luar biasa bagi kita, bahwa orang Majus tersebut muncul dari sebelah Timur dan berusaha mencari dan menemukan raja yang baru lahir itu. Namun yang lebih luar biasa lagi sebenarnya adalah, bahwa pada waktu Yesus lahir di dunia ini, di seluruh dunia sedang ada perasaan yang aneh, di mana semua orang menanti-nantikan kedatangan seorang raja. 

Seorang ahli sejarah Romawi pun mengatakan hal itu. Suetonius, ahli sejarah tersebut, menulis: “Pada waktu ini tersebar pendapat umum di seluruh wilayah Timur, yang berdasarkan pada kepercayaan lama, bahwa dunia sedang menantikan waktu datangnya seorang raja dari Yehuda untuk memerintah dunia” 
(Suetonius, 𝗟𝗶𝗳𝗲 𝗼𝗳 𝗩𝗲𝘀𝗽𝗮𝘀𝗶𝗮𝗻, 4:5). 

Tasitus juga menuturkan kepercayaan yang sama, bahwa :

 “...ada kepercayaan umum yang kuat, bahwa pada waktu ini di dunia Timur, sedang muncul suatu kuasa yang kuat, raja-raja muncul dari tanah Yudea yang akan memperoleh kuasa besar di dunia” (Tasitus Historis 5:13).

Orang-orang Yahudi sendiri mempunyai kepercayaan, bahwa pada waktu itu seseorang akan muncul dari negeri Yehuda dan akan menjadi penguasa untuk seluruh dunia yang berpenduduk (Yosefus, 𝗪𝗮𝗿𝘀 𝗼𝗳 𝘁𝗵𝗲 𝗝𝗲𝘄𝘀, 6:5, 4). 

Pada waktu yang agak kemudian kita temukan Tiridates, raja Armenia, mengunjungi kaisar Nero di Roma dengan beberapa orang Majus yang mengiringinya (Suetonius, 𝗟𝗶𝗳𝗲 𝗼𝗳 𝗡𝗲𝗿𝗼, 13:1). 

Kita juga mendengar ceritera tentang orang Majus di Athena yang mempersembahkan persembahan bagi Plato 
(Seneca, 𝗘𝗽𝗶𝘀𝘁𝗹𝗲𝘀, 58:31). 

Hampir pada waktu yang bersamaan dengan lahirnya Yesus, kita menemukan Augustus kaisar Romawi yang dipuja-puja sebagai Juruselamat dunia. Bersamaan dengan itu ada juga seorang yang bernama Vilgil, seorang seniman Romawi, yang menulis bukunya yang berjudul Fourth Eclogue (yang juga dikenal dengan nama Mesianic Eclogue), di mana dia menceriterakan tentang zaman emas yang akan datang.

Jadi ceritera tentang datangnya orang Majus ke kandang tempat kelahiran Kristus bukan hanya suatu ceritera yang indah. Tetapi peristiwa itu memang dapat terjadi, karena hal itu dapat kita buktikan dengan latar belakang seperti yang tersebut di atas. 

Ketika Yesus Kristus datang ke dunia ini, dunia sedang dilanda oleh pengharapan yang sangat besar. Manusia sedang menantikan Allah, dan keinginan untuk bertemu dengan Allah menyala-nyala di dalam hati mereka. Mereka telah menemukan kenyataan, bahwa mereka tidak akan dapat membangun dunia yang baik atau zaman keemasan tanpa Allah. Jadi Yesus datang ke dalam dunia yang sedang berpenantian itu. Dan ketika Ia datang maka seluruh dunia dikumpulkan dan dihimpun di palungan tempat Ia dilahirkan. Peristiwa itu menjadi tanda yang pertama, serta simbol dari kuasa Yesus terhadap seluruh dunia.”

Selamat Gari Raya Ephiphania bagi gereja-gereja barat yang merayakan.

- William Barclay, 𝑃𝑒𝑚𝑎ℎ𝑎𝑚𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑘𝑖𝑡𝑎𝑏 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝐻𝑎𝑟𝑖: 𝐼𝑛𝑗𝑖𝑙 𝑀𝑎𝑡𝑖𝑢𝑠 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑙 1-10 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 39-43.

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...