Injil Lukas memuat paling banyak eklesiologi dibanding dengan tiga kitab Injil lainnya. Lukas memandang Gereja sebagai karya para rasul dan rekan-rekan sekerja Kristus. Di Injil Lukas dan Kisah Para Rasul peran Petrus sangat menonjol dibanding rasul-rasul yang lain. Dalam karya misionernya Gereja membutuhkan orang-orang yang 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶. Lukas menampilkan Petrus dan rekan-rekan sekerjanya sebagai model, panutan bagi umat Kristen, terutama bagi banyak pendeta 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘮𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘎𝘦𝘳𝘦𝘫𝘢. Mereka adalah 𝘩𝘢𝘮𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯.
Hari ini adalah Minggu kelima setelah Epifani. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 5:1-11 yang didahului dengan Yesaya 6:1-8, (9-13), Mazmur 138, dan 1Korintus 15:1-11.
Tidak seperti Injil Markus yang sejak awal mengenalkan Yesus sebagai guru yang diikuti beberapa murid (Mrk. 1:16-20), Lukas memerikan Yesus pada awal Injilnya sebagai pemberita tunggal. Mula bacaan Minggu ini Lukas mengisahkan Yesus berkarya aktif dengan rekan-rekan sekerja di tengah-tengah masyarakat.
Pengulasan bacaan dibagi ke dalam tiga bagian:
▶️ Yesus duduk mengajar (ay. 1-3)
▶️ Menjala ikan (ay. 4-7)
▶️ Menjala manusia (ay. 5-11)
𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗱𝘂𝗱𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗷𝗮𝗿 (ay. 1-3)
𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘋𝘢𝘯𝘢𝘶 𝘎𝘦𝘯𝘦𝘴𝘢𝘳𝘦𝘵, 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘶𝘮𝘶𝘯𝘪 𝘋𝘪𝘢 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘧𝘪𝘳𝘮𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩. (ay. 1) 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘱𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪. 𝘕𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯-𝘯𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘴𝘶𝘩 𝘫𝘢𝘭𝘢. (ay. 2) 𝘐𝘢 𝘯𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘺𝘢𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘳𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘰𝘳𝘰𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪. 𝘓𝘢𝘭𝘶 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶. (ay. 3)
Hanya di Injil Lukas tempat itu disebut Danau Genesaret. Ketiga kitab Injil lainnya menyebut Danau Galilea atau Laut Tiberias. Genesaret merujuk wilayah kecil subur di selatan Kapernaum.
Orang banyak (𝘰𝘤𝘩𝘭𝘰𝘯) merujuk kerumunan atau khalayak, bukan umat (𝘭𝘢𝘰𝘴). Khalayak diperikan antusias kepada Yesus, Sang Guru, untuk mendengarkan firman Allah. Ungkapan firman Allah di sini adalah khas Lukas yang merujuk pemberitaan Yesus (disebut empat kali di Injilnya).
Lukas menyebut dua perahu tampaknya untuk menyiapkan ceritanya mengenai keajaiban penangkapan ikan di ayat 6-7. Satu perahu milik Simon. Yesus sudah mengenal Simon, karena ibu mertuanya disembuhkan oleh Yesus sebelum episode ini (lih. Luk. 4:38-41). Di sini juga Lukas memberi petunjuk bahwa Simon, yang kemudian disebut Petrus, akan menjadi pemeran utama dalam kelompok murid Yesus. Hal yang berbeda di Injil Yohanes.
Sama seperti yang dilakukan oleh Yesus di sinagoge di Nazaret (lih. Sudut Pandang 𝘗𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 edisi 26 Januari 2025), di sini Yesus juga duduk mengajar. Kali ini Ia duduk di dalam perahu Simon. Tidaklah jelas hal yang diajarkan oleh Yesus. Sebagai pembanding dalam Injil Markus Yesus mengajar mengenai perumpamaan tentang penabur (lih. Mrk. 4:1-9), tetapi Lukas sama sekali tidak menyebut secara khusus. Namun, kita dapat menerka-nerka lewat narasi sebelumnya bahwa Yesus menyampaikan kabar baik untuk orang-orang miskin dan berita pembebasan bagi orang-orang yang tertindas (Luk. 4:18-21).
𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗹𝗮 𝗶𝗸𝗮𝗻 (ay. 4-7)
𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢𝘳, 𝘐𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯, “𝘉𝘦𝘳𝘵𝘰𝘭𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘪𝘬𝘢𝘯.” (ay. 4) 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣, “𝘎𝘶𝘳𝘶, 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘢𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯-𝘔𝘶 𝘪𝘵𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢.” (ay. 5) 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘫𝘶𝘮𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘬𝘰𝘺𝘢𝘬. (ay. 6) 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘪𝘴𝘺𝘢𝘳𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯-𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘴𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘢𝘮. (ay. 7)
PERINTAH PERGI KE PERAIRAN DALAM HANYA DITUJUKAN PADA SIMON (𝘚𝘪𝘮o𝘯𝘢) saja. Namun, di dalam perahu tampaknya bukan hanya Yesus dan Simon. Hal itu dapat dilihat dari perintah menebarkan jala 𝘥𝘪𝘬𝘵𝘺𝘢 𝘩𝘺𝘮o𝘯 (jala kalian). Ayat 5 dan 6 memerkuat ini dengan menampilkan kata ganti 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢.
Nelayan tahu bahwa tiada guna untuk mencoba lagi pada siang hari sesudah gagal sepanjang malam. Akan tetapi Simon menuruti perintah Yesus. Mengapa? Simon sudah menyaksikan sendiri Yesus menyembuhkan ibu mertuanya yang sakit demam (lih. Luk. 4:38-41) sehingga ia percaya kepada ucapan Yesus, di lain pihak yg memberi perintah adalah guru nya, dalam tradisi saat itu pantang menentang guru, walaupun dalam frasa bahasa aslinya, Simon ini menggerutu, dalam benaknya ini Tukang Kayu mau mengajari nelayan (tradisi saat itu tukang kau ya tukang kayu, nelayan ya nelayan, pengetahuan dan ilmunya masing-masing) Simon menyapa Yesus sebagai 𝘌𝘱𝘪𝘴𝘵𝘢𝘵𝘢, yang berarti majikan, atasan, bos. Sapaan ini akan diulang oleh Simon dan murid-murid lain (Luk. 8:24, 45; 9:33, 49; 17:13).
Sesudah melakukan perintah Yesus, mereka (jamak!) menandapatkan ikan luar biasa banyak. Kelimpahan itu dilukiskan secara hidup dengan 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘬𝘰𝘺𝘢𝘬, 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘳𝘦𝘬𝘢𝘯-𝘳𝘦𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘥𝘪𝘪𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘢𝘮. Lukas membuat kisah kelimpahan hasil penangkapan ikan ini untuk menyiapkan pembaca atas hasil besar para rasul dalam menjalankan misi 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 di kitab Kisah Para Rasul.
Kata 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯-𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 di ayat 7 diterjemahkan dari 𝘮𝘦𝘵𝘰𝘤𝘩𝘰𝘪𝘴, yang berarti rekan-rekan sekerja, 𝘱𝘢𝘳𝘵𝘯𝘦𝘳𝘴 (NRSV). Di sini juga Lukas menyiapkan pembaca bahwa pekerjaan besar Gereja hanya dapat dikerjakan secara bersama dengan rekan-rekan sekerja Kristus.
𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗹𝗮 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮 (ay. 5-11)
Penangkapan ikan dengan hasil berlimpah merupakan simbol kuasa ucapan Yesus. Simon yang sejak awal sudah taat kepada perkataan Yesus mengalami kehadiran rahasia ilahi. Epifani!
𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶, 𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘫𝘶𝘥 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢, “𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘢𝘯𝘬𝘶, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘰𝘴𝘢.” (ay. 8) 𝘐𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘫𝘶𝘣 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱; (ay. 9) 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘠𝘢𝘬𝘰𝘣𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘠𝘰𝘩𝘢𝘯𝘦𝘴, 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘡𝘦𝘣𝘦𝘥𝘦𝘶𝘴, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯. (ay. 10a)
Hanya di ayat 8 ada nama ganda Simon Petrus. Tidaklah jelas maksud Lukas. Sesudahnya hanya disebut 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 dan beberapa kali 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴.
Dalam bacaan kesatu (Yes. 6:1-8) Nabi Yesaya menyadari kenajisannya ketika melihat Allah yang kudus. Situasi yang sama terjadi pada Simon. Ia menyadari dirinya berdosa ketika ia mengalami misteri ilahi dan merasa tidak layak berdekatan dengan Yesus. Reaksi yang mirip terjadi juga pada rekan-rekan sekerja Simon, yang di ayat 9 disebut nama mereka dua bersaudara Yakobus dan Yohanes.
Di mana Andreas, saudara Simon? Ciri khas Lukas sengaja tak lengkap menyebut nama-nama. Contoh: nama-nama perempuan yang menjenguk kubur Yesus (Luk. 24:10) dan nama murid dalam episode perjalanan ke Emaus (Luk. 24:13-35). Tampaknya Lukas hendak mengundang pembaca untuk masuk ke dalam ceritanya dan mengisi pelaku tanpa nama itu dengan nama pembaca. Dalam konteks bacaan Minggu ini pembaca diundang bukan saja menjadi rekan sekerja Petrus, melainkan melampaui itu, saudara Petrus. Luar biasa!
Tidaklah jelas alasan Simon menyebut diri orang berdosa, karena sedari awal Simon sudah mengenal Yesus dan menaati perkataan-Nya, walau dengan menggerutu. Disinyalir, Simon merasa berdosa kaitannya dg gerutuannya dan ketidak percayaannya pada gurunya yg tukang kayu tentunya tidak memiliki pengetahuan nelayan, nyatanya tidak, dalam tradisi saat itu ini dianggap kekurang ajaran seorang murid sama saja berdosa Krn tidak mempercayai gurunya, Yesus. Penulis Injil LUKAS seakan ingin memperlihatkan dalam batasan pengetahuan saat itu, siapa yg punya pengetahuan luas kalau itu bukan Tuhan. Pekerjaan Simon nelayan, bukan pemungut cukai yang dipandang najis oleh masyarakat Yahudi. Petulis Injil Lukas membuang sisi negatif Petrus dalam Injil Markus (Mrk. 8:32-33; 14:37), kecuali cerita penyangkalan Petrus. Di episode ini Lukas hendak menampilkan kerendahhatian Simon. Selain itu kisah pemanggilan Simon yang orang berdosa hendak menyiapkan pembaca pada pemanggilan Lewi, pemungut cukai, pendosa lainnya, yang juga meninggalkan segala sesuatunya untuk mengikut Yesus.
𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯, “𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢.” (ay. 10b)
Ucapan Yesus di atas sama dengan perkataan di Markus 1:17, tetapi di Injil Lukas harkat sastranya sangat tinggi, karena dilatarbelakangi penangkapan ikan dengan hasil berlimpah. Perkataan Yesus di atas ditujukan kepada Simon saja karena Lukas hendak menampilkan Petrus yang akan menjadi pemimpin di kelompok rekan sekerja Kristus. [Injil Yohanes berbeda, tidak menomorsatukan Petrus.]
𝘚𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶-𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴. (ay. 11)
Teks hanya menyebut 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶. Tidak ada perintah Yesus menyuruh mereka meninggalkan segala sesuatu dan tidak ada ajakan Yesus kepada rekan-rekan sekerja Simon. Lukas tampaknya hendak menyampaikan bahwa mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus atas kehendak sendiri. Mengikut (E𝘬𝘰𝘭𝘰𝘶𝘵𝘩e𝘴𝘢𝘯) Yesus berarti menjadi rekan sekerja Yesus dalam karya-Nya dan bergerak bersama dengan Dia menuju Yerusalem. Mereka siap mati untuk Yesus, bukan untuk menjadi 𝘩𝘢𝘮b𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯.
(09022025)(TUS)