Jumat, 30 Mei 2025

SUDUT PANDANG INJIL YOHANES 17 : 20 - 26, 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝗮𝘁𝘂

SUDUT PANDANG INJIL YOHANES 17 : 20 - 26, 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝗮𝘁𝘂

Dalam Injil sinoptik sebelum Yesus ditangkap, Ia bersama dengan murid-murid-Nya menuju taman (Getsemani). Di sana Yesus berdoa, bergumul, dan memohon kepada Bapa apabila berkenan mengambil cawan dari hadapan-Nya. Maksudnya, Yesus meminta tidak mati disalib. Bahkan sebelum berdoa Yesus curhat kepada murid-murid-Nya, “Hati-Ku sangat sedih seperti mau mati rasanya.” Pada akhirnya Yesus menerima kehendak Bapa yang terjadi, bukan kehendak Yesus.

Injil Yohanes berbeda. Doa Yesus masih dalam rangkaian 𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘛𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 yang diisi dengan wejangan panjang Yesus kepada murid-murid-Nya. Isi doa di Injil Yohanes juga jauh berbeda dari Injil sinoptik. Di Injil Yohanes Yesus tidak bergumul. Yesus justru mendoakan murid-murid-Nya. Sesudah berdoa Yesus dengan gagah mengajak murid-murid-Nya ke taman untuk menyerahkan diri dan ditangkap.

Hari ini adalah Minggu ketujuh masa raya Paska. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Yohanes 17:20-26 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 16:16-34, Mazmur 97, dan Wahyu 22:12-14, 16-17, 20-21.

Bacaan Injil Minggu ini adalah bagian dari perikop 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 (Yoh. 17:1-26), yang merupakan babak terakhir rangkaian 𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘛𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳. Sebelum kita masuk ke dalam pengulasan bacaan, mari kita lihat pokok pikiran 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 pada ayat-ayat sebelumnya.

Yesus secara khusus hanya berdoa untuk murid-murid-Nya dan bukan untuk dunia. Yesus juga berdoa untuk murid-murid generasi berikutnya, yaitu hasil dari penginjilan murid-murid generasi kesatu. Topik yang menonjol adalah pertentangan antara 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 dan 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 yang membenci mereka. Yesus meminta kepada Bapa untuk memelihara dan melindungi para murid Yesus dari yang jahat. Yesus juga meminta para murid-Nya dikuduskan dan diutus ke dunia yang membenci mereka sama seperti Bapa mengutus Yesus.

Sesudah kita menangkap pokok pikiran 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 pada ayat 1-19 di atas, kita masuk ke pengulasan bacaan Minggu ini.

“𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘰𝘢, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘵𝘶, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶, 𝘺𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢, 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶, 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘒𝘪𝘵𝘢, 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘈𝘬𝘶.” (ay. 20-21)

𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 pada ayat 20-21 merupakan doa untuk murid-murid generasi kedua dan berikutnya termasuk Komunitas Yohanes dan para pembaca/perujuk Injil Yohanes. Kesatuan antara Yesus dan murid-murid-Nya tidak dibatasi oleh kehadiran Yesus secara fisikal. Nasabah antara Yesus dan para murid generasi berikutnya akan terus berlangsung, karena Yesus ada di dalam mereka. Jemaat Kristen dari segala zaman akan tetap terhubung dengan Yesus dan pada gilirannya terhubung dengan Allah Bapa. Kesatuan bukan tujuan akhir, melainkan 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢.

“𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢, 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘈𝘬𝘶.” (ay. 22-23)

Di sini secara radikal dikatakan bahwa para murid (jemaat) juga akan mendapatkan kemuliaan sama seperti Yesus mendapat kemuliaan dari Bapa. Kemuliaan yang diterima dalam Firman menjadi Manusia sekarang dapat dilihat di dalam Gereja. Berkat kehadiran ilahi ini Gereja mewartakan kepada dunia.

Gagasan kesatuan jemaat ini menyingkapkan keprihatinan petulis Injil Yohanes akan keterpaduan jemaat yang terusik pada zamannya akibat perselisihan baik internal maupun eksternal. Petulis Injil hendak menyampaikan bahwa kesatuan umat beriman bukan karena berlandaskan satu ajaran atau struktur organisasi, melainkan kasih seperti kesatuan Bapa dan Anak (bdk. Yoh. 14:31 dan 15:9).

Kesatuan jemaat itu merupakan kesatuan di dalam cinta kasih atau kesatuan yang terjadi karena dorongan kasih. Meskipun demikian kesatuan jemaat bukanlah tujuan, melainkan alat atau sarana 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶, mengenal, dan menjadi percaya (ada pengulangan 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 … pada ayat 21). Dengan demikian tujuan akhirnya ada 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 pada jemaat atau Gereja.

“𝘠𝘢, 𝘉𝘢𝘱𝘢, 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘬𝘶, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘯-𝘒𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯.” (ay. 24)

Ucapan Yesus pada ayat 24 dapat dimaknai dalam dua rujukan waktu yang berbeda, yakni 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘪𝘯𝘪 (di dalam dunia cerita) dan 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 (di luar dunia cerita). Apabila rujukan waktunya adalah 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘪𝘯𝘪 (di dalam cerita), maka ucapan itu berpautan dengan babak selanjutnya: kemuliaan atau pemuliaan Yesus di kayu salib. Para murid diharapkan terus bersama Yesus dan menjadi saksi dari pemuliaan-Nya di tiang salib.

Apabila rujukan waktunya adalah 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 (di dunia nyata Komunitas Yohanes), maka ucapan itu sangat boleh jadi bernasabah dengan janji 𝘦𝘴𝘬𝘢𝘵𝘰𝘭𝘰𝘨𝘪𝘴. Para murid akan berada bersama-sama dengan Yesus dalam kemuliaan surgawi. Kemuliaan itu terdapat dalam kasih Allah bagi Kristus 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯.

“𝘠𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘪𝘭, 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘈𝘬𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘔𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘒𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢.” (ay. 25-26)

Kata 𝘢𝘥𝘪𝘭 di sini merujuk sifat kedua Allah sesudah disebut 𝘬𝘶𝘥𝘶𝘴 pada ayat 11. Ayat 25 bercorak penghakiman sehingga mengangkat sifat adil Allah.

Frase 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 tampaknya sisipan, jika dilihat dari struktur kalimatnya (ay. 25). Apabila tanpa frase sisipan tersebut struktur kalimatnya tegas. Pada sisi kesatu strukturnya hendak mengatakan bahwa 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘉𝘢𝘱” dan pada pihak kedua strukturnya hendak menyampaikan bahwa para murid mengetahui 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴. Gagasan sisipan itu tampaknya dibangkitkan oleh ayat 16 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘋𝘶𝘯𝘪𝘢.

Tekanan penutup perikop ini adalah mediasi Allah dan kaum beriman. Frase 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘔𝘶 bersinonim dengan ayat 6 yang merujuk pelayanan Yesus yang lalu. Dalam pada itu frase 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 merujuk keberlangsungan pelayanan Yesus melalui Roh Kudus.

Pada ayat 26b terdapat frase 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 yang disebut dua kali. Tujuannya untuk menekankan bahwa kasih ilahi yang disamakan dengan kehadiran Kristus berada 𝗱𝗶 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗷𝗲𝗺𝗮𝗮𝘁, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗶𝗻𝘃𝗶𝗱𝘂𝗮𝗹. Kristus menyertai jemaat. Sebagai perbandingan Matius menggunakan istilah 𝘐𝘮𝘢𝘯𝘶𝘦𝘭 - 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 (lih. Mat. 1:23).

Ucapan Yesus pada penutup 𝘋𝘰𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 dapat dikatakan adalah 𝘳𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘴𝘢𝘯 kristologi dan soteriologi Injil Yohanes:

▶ Allah mengasihi dunia ini dan mengutus Yesus;
▶ Namun, dunia menolak Yesus atau menolak kasih Allah;
▶ Mereka yang menerima atau percaya kepada Yesus akan diberikan kasih Allah kepada mereka, yaitu kasih Allah yang sudah diberikan kepada Yesus.
▶ Yesus ada di dalam mereka atau selalu bersama mereka bagi mereka yang percaya kepada Yesus.

 (01062025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...