Jumat, 02 Mei 2025

SUDUT PANDANG YOHANES 21:1-19, 𝙄𝙠𝙪𝙩𝙡𝙖𝙝 𝘼𝙠𝙪, Serial Paska



SUDUT PANDANG YOHANES 21:1-19,  𝙄𝙠𝙪𝙩𝙡𝙖𝙝 𝘼𝙠𝙪

Yohanes adalah nama umum pada zaman Perjanjian Baru (PB). Ada banyak nama Yohanes di kitab-kitab PB, tetapi tidak berarti mereka berhubungan keluarga atau berpautan dengan tokoh tertentu. Misal, Injil Yohanes bukan berarti kitab ini adalah karya Rasul Yohanes.

Hari ini adalah Minggu ketiga masa raya Paska. Bacaan ekumenis diambil dari Yohanes 21:1-19 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 9:1-6, (7-20), Mazmur 30, dan Wahyu 5:11-14.

Injil Yohanes paling sukar ditafsir di antara keempat Injil kanonik. Selain corak sastranya berbeda dari Injil sinoptik, petulis Injil Yohanes lebih daripada satu orang. Bacaan Minggu ini adalah bukti telak perbedaan petulisnya.

Bacaan Minggu lalu diambil dari Yohanes 20:19-31. Ayat 30-31 adalah penutup Injil Yohanes. 𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘕𝘺𝘢, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘪𝘯𝘪, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵, 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢, 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴𝘭𝘢𝘩 𝘔𝘦𝘴𝘪𝘢𝘴, 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘪𝘮𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘕𝘺𝘢. (TB II 2023)

Lalu muncul pasal 21 yang dua perikopnya diambil untuk bacaan Minggu ini. Pasal 21 ditutup dengan ayat 24-25. 𝘋𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳. 𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘩𝘢𝘭-𝘩𝘢𝘭 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳 𝘴𝘢𝘵𝘶, 𝘬𝘶𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶. (TB II 2023)

Petulis kedua (petulis pasal 21) terang-terangan menunjuk petulis kesatu dengan sebutan 𝘥𝘪𝘢. Petulis kedua (𝘢𝘬𝘶) membedakan dirinya dari penulis kesatu (𝘥𝘪𝘢). Selain itu tokoh cerita 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 diubah oleh petulis kedua menjadi sama dengan petulis kesatu: 𝘋𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 ... (ay. 24). 

[𝘗𝘦𝘯𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘪𝘴𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘱𝘢𝘴𝘢𝘭 21 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘱𝘳𝘢𝘬𝘵𝘪𝘴. 𝘈𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘵𝘢, 𝘧𝘳𝘢𝘴𝘦, 𝘢𝘺𝘢𝘵, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘴𝘪𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘐𝘯𝘫𝘪𝘭 𝘠𝘰𝘩𝘢𝘯𝘦𝘴, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘢𝘭 21. 𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘱𝘢𝘴𝘢𝘭 21 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢. 𝘚𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘵𝘶𝘥𝘪 𝘣𝘭𝘪𝘣𝘭𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘳𝘦𝘥𝘢𝘬𝘵𝘶𝘳 𝘦𝘬𝘭𝘦𝘴𝘪𝘢𝘭.]

Jadi, petulis kedua menyampaikan kepada pembaca bahwa 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 itu adalah petulis Injil Yohanes. Padahal dalam Injil Yohanes 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 itu 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 ciptaan petulis kesatu. Petulis kedua (petulis pasal 21) adalah murid petulis kesatu. Ia mencerap gurunya adalah 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 dalam cerita Injil Yohanes. Rupanya petulis kesatu yang diyakini tidak akan mati, karena percaya pada 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 (Yoh. 11:25), ternyata mati. Petulis kedua perlu menjelaskan kepada Jemaat atau Komunitas Yohanes bahwa yang dimaksud oleh Yesus tidak seperti itu (lih. Yoh. 21:23).

Dalam Injil Yohanes murid kesatu Yesus adalah Andreas, bukan Petrus. Peran Petrus diamputasi atau tidak menonjol, karena Petrus dinilai sangat Yudaik dan pernah menyangkal Yesus tiga kali. Status Petrus tersebut sulit diterima oleh Komunitas Yohanes. Apalagi mereka didera oleh orang-orang Yahudi. Sejalan dengan waktu Komunitas Yohanes berjumpa dengan realitas bahwa ada banyak jemaat atau komunitas Kristen lain yang lebih besar mengakui kiprah besar Petrus sampai ia mati syahid. Jemaat-jemaat lain mengikuti tradisi sinoptik. Pasal 21 juga diduga oleh para ahli sebagai jalan keluar mengampuni dan menerima Petrus yang pernah menyangkal Yesus sekaligus tidak kehilangan otentisitas tradisi Komunitas Yohanes yang diajarkan oleh petulis kesatu.

Ada cukup banyak kejanggalan dalam pasal 21. Mari kita melongok kejanggalan itu sekaligus mencari pesan yang hendak disampaikan oleh petulis kedua Injil Yohanes ini.

Akhir pasal 20 berlatar tempat di Yerusalem. Hal ini dapat dilihat dari pasal 12 sejak arak-arakan Yesus memasuki Yerusalem Ia tidak keluar dari Yerusalem sampai pada akhir pasal 20. Petulis kedua memindahkan latar tempat ke Galilea.

𝘒𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘕𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘋𝘢𝘯𝘢𝘶 𝘛𝘪𝘣𝘦𝘳𝘪𝘢𝘴. 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘶𝘵. (ay. 1)

Ayat 1 di atas semacam kata pengantar pasal 21. Ungkapan 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 (𝘦𝘱𝘩𝘢𝘯𝘦𝘳o𝘴𝘦𝘯 𝘥𝘦 𝘩𝘰𝘶𝘵o𝘴) bukanlah bahasa khas petulis kesatu dalam hal perjumpaan murid-murid dengan Yesus-Paska.

𝘋𝘪𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴, 𝘛𝘰𝘮𝘢𝘴, 𝘕𝘢𝘵𝘢𝘯𝘢𝘦𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘒𝘢𝘯𝘢, 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘡𝘦𝘣𝘦𝘥𝘦𝘶𝘴, 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘋𝘢𝘯𝘢𝘶 𝘛𝘪𝘣𝘦𝘳𝘪𝘢𝘴. 𝘚𝘦𝘱𝘢𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘪𝘬𝘢𝘯. (ay. 2-3)

Bagian ini mirip dengan Lukas 5:1-11. Natanael tidak pernah disebut ia dari Kana di Injil Yohanes. Keputusan Petrus menangkap ikan terasa janggal, karena dalam pasal 20 para murid sudah berjumpa dengan Yesus-Paska dan sudah diutus serta diberi kuasa Roh Kudus oleh Yesus-Paska. Kembalinya Petrus dkk. ke Galilea seolah-olah peristiwa perjumpaan mereka dengan Yesus-Paska di Yerusalem tidak pernah terjadi. Lagi pula Injil Yohanes tidak pernah menyebut bahwa Petrus adalah nelayan. 

Tampaknya petulis kedua ini hendak menyampaikan bahwa Petrus dkk. kembali ke cara hidup mereka yang lama, tetapi sia-sia. Mereka menghadapi kegagalan. Petulis kedua menyiapkan situasi tak menyenangkan di kalangan para murid sebelum berjumpa dengan Yesus-Paska mengikuti alur cerita pasal 20. Petulis kedua menyiapkan latar untuk penampakan Yesus-Paska.

𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨, 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪. 𝘛𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴. 𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, “𝘏𝘢𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘬𝘢𝘯?” 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, “𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬.” (ay. 4-5)

Bagian ini juga janggal. Mosok mereka tidak mengenali Yesus? Jadi, petulis kedua mengulangi adegan dalam pasal 20 ketika Maria Magdalena tak mengenali Yesus-Paska. Panggilan 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 tak lazim diucapkan Yesus kepada murid-murid-Nya. Jawaban 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 untuk menyiapkan adegan berikutnya.

𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘣𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘬𝘦 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘪𝘬𝘢𝘯. Murid yang dikasihi Yesus 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴, “𝘐𝘵𝘶 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯.” 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘫𝘶𝘣𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘶𝘯 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘯𝘢𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘶𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴-𝘗𝘢𝘴𝘬𝘢. 𝘔𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘢𝘯. (ay. 6-8)

Kejanggalan para murid tak langsung mengenali Yesus tampaknya disengaja oleh petulis kedua. Ia hendak menyampaikan bahwa 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 adalah yang mampu langsung mengenali Yesus-Paska. Petrus begitu besar hasratnya ingin berjumpa dengan Yesus-Paska sehingga langsung berenang mendahului rekan-rekannya di perahu.

𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘵, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘳𝘰𝘵𝘪. (ay. 9) 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, “𝘉𝘢𝘸𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘪𝘵𝘶.” (ay. 10) 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 𝘯𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘩𝘶 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘵, 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘬𝘢𝘯-𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 153 𝘦𝘬𝘰𝘳 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘢𝘭𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘰𝘺𝘢𝘬. (ay. 11) 𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴, “𝘔𝘢𝘳𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩.” 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘕𝘺𝘢, “𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶?” 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘐𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯. (ay. 12) 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘢𝘫𝘶 𝘬𝘦 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘳𝘰𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶. (ay. 13)

Ada kejanggalan ayat 9 dan 10. Yesus ternyata sudah menyiapkan ikan dan roti, tetapi Yesus meminta ikan lagi. Kurang? Teks tidak menjelaskan. Bagaimana menafsir ini?

Adegan Yesus sudah menyiapkan ikan dan roti bakar seperti hendak mengulang peristiwa penggandaan roti dalam kisah 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘮𝘢 𝘳𝘪𝘣𝘶 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 dengan latar tempat yang sama (lih. Yoh. 6:1-15). Kisah itu juga disebut dengan 𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯. Yesus yang menyiapkan makanan dan melayani orang-orang tanpa bantuan murid-murid-Nya. Dalam pasal 21 𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 disiapkan oleh Yesus bersama murid-murid-Nya dengan menggabungkan ayat 9 dan 10. Ucapan Yesus 𝘔𝘢𝘳𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 merujuk ritual Ekaristi 𝘈𝘮𝘣𝘪𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩.

Meskipun para murid disebut sudah mengetahui bahwa itu Yesus-Paska, mengapa narator masih menambah keterangan 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘕𝘺𝘢? Seperti para petulis Injil lainnya petulis pasal 21 ini berupaya keras memertahankan misteri tubuh kebangkitan atau Yesus-Paska.

Apa maksud jumlah ikan 153 ekor? Mengapa angkanya merujuk spesifik? Ada yang menafsir angka itu jumlah jenis ikan di Danau Tiberias yang menyimbolkan keberagaman Gereja yang kokoh dan tak terkoyakkan. Saya sendiri tidak tahu dan tidak akan menafsir lebih jauh selain sekadar mengungkapkan hasil tangkapan yang besar dalam ukuran dan jumlah.

Cerita perjumpaan Yesus-Paska dengan murid-murid-Nya di tepian Danau Tiberias ditutup dengan ayat 14. 𝘐𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘕𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘐𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘪.

Secara gamblang petulis kedua memertahankan ajaran gurunya (dan para petulis Injil lainnya) bahwa Yesus tidak bangkit sendiri, melainkan dibangkitkan oleh Allah. Ada pengajaran bahwa Yesus bangkit sendiri. Paham Yesus bangkit sendiri tampaknya gagah dan heroik, tetapi menyesatkan. Jika Yesus bangkit sendiri, maka Yesus pura-pura mati dan tawaran keselamatan kepada manusia yang percaya kepada-Nya adalah gadungan.

Cerita beralih ke adegan berikutnya. 𝘚𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴, “𝘚𝘪𝘮𝘰𝘯, 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘠𝘰𝘩𝘢𝘯𝘦𝘴, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘪𝘯𝘪?” 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣, “𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳, 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶.” 𝘈𝘵𝘢𝘴 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴, “𝘎𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘒𝘶!” 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢. 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢. 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢. (ay. 15-17)

Perintah di atas pada dirinya tidak janggal. Namun, apabila kita melongok pasal 20 yang di sana Yesus-Paska sudah mengutus dan memberi kuasa Roh Kudus kepada murid-murid-Nya, maka perintah ini menjadi janggal. Apalagi ada sabda Yesus, “𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘰𝘴𝘢-𝘥𝘰𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪, 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘪.” (Yoh. 20:23)

Sudah menjadi pengetahuan umum di dalam jemaat Kristen perdana bahwa Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali. Penyangkalan Petrus itu dinilai sangat buruk, apalagi Petrus sangat Yudaik sehingga sulit diampuni oleh Komunitas Yohanes. Sejalan dengan waktu Komunitas Yohanes berjumpa dengan realitas bahwa ada banyak jemaat atau komunitas Kristen lain yang lebih besar yang mengakui kiprah Petrus bagi kekristenan sampai ia mati syahid.

Perikop ini diduga adalah bentuk pengampunan Komunitas Yohanes kepada Petrus, bukan semata-mata sebagai pemberian kuasa kepada Petrus untuk pelayanan khusus. Dalam Komunitas Yohanes cerita ini berfungsi menolong umat memahami kiprah dan hasrat Petrus dalam pemberitaan Injil. Bentuk pengampunan itu dilukiskan dalam pertanyaan Yesus, jawaban Petrus, dan perintah Yesus sampai tiga kali. Kasih kepada Yesus harus ditunjukkan dengan perbuatan nyata: menggembala domba-domba Yesus. Itu berarti berani siap mati bagi domba-domba Yesus. Hal itu dijalani oleh Petrus. 

Ayat 18-19 menyiratkan bahwa Petrus sudah mati syahid bagi domba-domba Yesus. Hal ini dapat dilihat dari empat kotras yang dikatakan oleh Yesus (ay. 18): (1) muda – tua, (2) memakai pakaian sendiri – orang lain memakaikan, (3) pergi – ditangkap, dan (4) bergerak dengan bebas – digerakkan dengan paksa. Frase 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘭𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 (𝘦𝘬𝘵𝘦𝘯𝘦𝘪𝘴 𝘵𝘢𝘴 𝘤𝘩𝘦𝘪𝘳𝘢𝘴 𝘴𝘰𝘶) adalah ungkapan orang disalib yang lazim digunakan oleh Gereja perdana. Kematian Petrus sebagai martir adalah memuliakan Allah. 𝘚𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘗𝘦𝘵𝘳𝘶𝘴, “𝘐𝘬𝘶𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘬𝘶.” (ay. 19). Yesus mengulangi lagi berkata 𝘐𝘬𝘶𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘬𝘶 di ayat 22b.

Tema sentral dalam perikop ini (ay. 15-19) adalah pemuridan 𝘐𝘬𝘶𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘬𝘶, bukan 𝘎𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢-𝘒𝘶. Pemuridan Kristen dimengerti sebagai keterlanjutan pelayanan dan kematian Yesus. Ucapan Yesus 𝘐𝘬𝘶𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘬𝘶 (𝘈𝘬𝘰𝘭𝘰𝘶𝘵𝘩𝘦𝘪 𝘮𝘰𝘪) hendak mengulangi proses pemuridan dalam Yohanes 1:35-51. Mengikuti Yesus berarti setia kepada-Nya sampai mati tanpa perlu berspekulasi atas nasib orang lain seperti pertanyaan Petrus mengenai 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 (lih. ay. 21).

(04052025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...