Coba perhatikan LUKAS 9 :51-62 :
ayat 51 - 56, Ini menyoroti intoleransi agama dan rasisme yang paling buruk . Yesus tampaknya ingin menerobos penghalang dan tembok yang memisahkan orang-orang ini. Terkadang hal itu berhasil, seperti yang terjadi pada wanita Samaria dan dalam perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati.
Salah satu pernyataan Tuhan Yesus yang paling mengusik kita adalah perkataan-Nya yang amat satir kepada salah seorang murid-Nya ketika sang murid itu memohon izin sbb: "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku" (Matius 8:21, Lukas 9:59).
Lalu, Tuhan Yesus memberikan reaksi yang cukup keras, sbb:
Lukas 9:60
LAI TB, Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
KJV, Jesus said unto him, Let the dead bury their dead: but go thou and preach the kingdom of God.
TR, ειπεν δε αυτω ο ιησους αφες τους νεκρους θαψαι τους εαυτων νεκρους συ δε απελθων διαγγελλε την βασιλειαν του θεου
Translit interlinear, eipen {ia berkata} de {tetapi} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} aphes {biarkanlah} tous nekrous {orang2 mati} thapsai {menguburkan} tous heautôn {dari mereka sendiri} nekrous {orang2 yg mati} su {kamu} de {tetapi} apelthôn {pergilah} diaggelle {beritakanlah} tên basileian {kerajaan} tou theou {Allah}
Ha-Berit,
וַיֹּאמֶר אֵלָיו יֵשׁוּעַ הַנַּח לַמֵּתִים לִקְבֹּר אֶת־מֵתֵיהֶם וְאַתָּה לֵךְ הוֹדַע אֶת־מַלְכוּת הָאֱלֹהִים׃
Translit interlinear, VAYOMER {dan Dia bersabda} 'ELAV {kepadanya} YESHUA {Yesus} HANAH {biarkanlah saja} LEMATIM {pada orang2 mati} LIQ'BOR {untuk menguburkan} 'ET {pada} -METEYHEM {orang2 mati mereka} VE'ATAH {dan kamu} LEKH {berjalanlah} HODA {beritakanlah} 'ET {hal mengenai} MAL'KHUT HA'ELOHIM {Kerajaan Allah}
Mengapa Tuhan Yesus bereaksi begitu pedas dan keras? Kalau ditimbang-timbang, alasan yang dikemukakan sang murid itu sangat masuk akal. Sebab hal itu menyiratkan ia seorang Yahudi yang baik yang melakukan 10 Firman, yaitu Firman ke-5, atau Mitsvot Hukum Taurat No. 59, yaitu menghormati orang tua.
Mengapa Tuhan Yesus tidak memandang bahwa alasan yang dikemukakan sang murid itu adalah merupakan pengamalan Firman ke-5/ Mitsvot Hukum Taurat No. 59?
Perhatikan baik-baik apa yang tertulis dalam Matius 8:21-23 dan Lukas 9:59-62: Apakah benar bahwa ayahnya meninggal dunia pada hari itu? Jika memang hari itu adalah hari kematian dari ayahnya, maka semestinya dia sudah tidak berada di tempat itu. Dia tidak hadir di dalam pertemuan dengan Tuhan Yesus saat itu. Sebab, seharusnya dia sudah berada di rumah ayahnya untuk melaksanakan penguburan ayahnya. Namun, pada hari itu ia sedang ada bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Artinya, hari itu adalah bukan hari kematian dari ayahnya. Dan itu bukan "penguburan-pertama" dalam adat Yahudi kala itu. Tetapi yang sedang dibicarakan murid itu adalah "penguburan-kedua" (Secondary Burial), yang dikenal dengan istilah "Ossuary". Karena sifatnya yang "secondary" maka alasan ini bukan merupakan alasan yang crusial untuk digunakan sebagai alasan untuk menunda panggilan-Nya untuk mengikuti-Nya. "Penguburan-kedua" (Secondary Burial), yang dikenal dengan istilah "Ossuary" adalah tata-cara penguburan yang lazim dalam zaman Perjanjian Baru. Tuhan Yesus sendiri setelah Ia disalibkan, Ia sebenarnya dikuburkan dengan cara seperti itu. Bahwa jasad-Nya dikubur diletakkan ke dalam sebuah gua, dan di dalam gua itu jasad-Nya dirempahi lebih dahulu dan dikafani sesuai adat-istiadat Yahudi. Dan menurut adat/ kebiasaan kala itu jasad-Nya sedianya kemudian dibiarkan membusuk hingga tinggal tulang-belulangnya. Dan ketika jasad tsb sudah tinggal tulang-belulangnya, maka tulang-belulang itu dipindahkan ke dalam "Peti Ossuari" (Osuarium/ peti tulang-belulang). Ada orang-orang terlatih secara professional menurut hukum Yahudi dalam pengurusan mayat dan tata-cara mengumpulkan tulang-tulang itu dan memasukkannya ke dalam peti tulang (peti osuarium). Mereka mengurus semua hal-ihwal "Osuarium" ini kemudian sampai dengan penyimpanan peti Ossuarium ke dalam gua yang lain, dikumpulkan dengan banyak peti-peti osuarium lainnya penempatan tulang-belulang itu secara permanen.
(Note: Namun tentu saja proses ini tidak berlaku bagi jasad Yesus Kristus, sebab Ia bangkit pada hari yang ketiga; Namun penguburan cara itu adalah lazim dalam kehidupan orang-orang Yahudi kala itu, terutama pada kelas sosial yang atas). Karena alasan yang dikemukakan murid itu adalah "penguburan-kedua" (Secondary Burial). Maka tentu saja hal itu bukan-lah suatu alasan yang amat penting mendesak. Dan, alasan itu lebih bersifat "menunda-nunda saja" sebagai dalih untuk menolak berkomitmen penuh untuk Kristus.
Tuhan Yesus menjelaskan: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah" (Lukas 9:62). Dengan kata lain, seseorang tidak dapat terus melihat ke belakang, dan dia harus membajak lurus melihat kedepan. Proklamasi Kerajaan Allah membutuhkan komitmen penuh dan mendesak.
Tuhan Yesus tentu tidak bermaksud agar seseorang "mengabaikan penguburan ayahnya." Melainkan Dia tahu, bahwa urusan "penguburan-kedua" (Secondary Burial) atau "Ossuary" itu dapat dilakukan oleh para profesional yang terlatih dalam urusan dengan jasad orang mati. Lalu, apa latar belakang dari komentar Tuhan Yesus yang pedas itu: "biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka" (Matius 8:22, Lukas 9:60)?
Hal ini ada rujukannya di dalam Perjanjian Lama:
* Zakharia 11:9
LAI TB, Lalu aku berkata: "Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!"
KJV, Then said I, I will not feed you: that that dieth, let it die; and that that is to be cut off, let it be cut off; and let the rest eat every one the flesh of another.
Hebrew,
וָאֹמַר לֹא אֶרְעֶה אֶתְכֶם הַמֵּתָה תָמוּת וְהַנִּכְחֶדֶת תִּכָּחֵד וְהַנִּשְׁאָרֹות תֹּאכַלְנָה אִשָּׁה אֶת־בְּשַׂר רְעוּתָֽהּ׃
Translit interlinear, VA'OMAR {dan aku berkata} LO' {tidak} 'ER'EH {aku akan menggembalakan} ET'KHEM {pada kalian} HAMETAH (Verb Qal Participle Fem. Sing. absolute ) TAMUT (Verb Qal imperfect 3rd person Fem. Sing. Jussive form) {dia (jasad itu) yang pasti hendak akan mati biarlah dia mati} VEHANIKHEKHEDET (Verb Niphal Participle Fem Sing absolute) TIKAKHED (Verb Niphal Imperfect 3rd Fem. Sing. Jussive form) {dia (jasad itu) yang hendak dilenyapkan biarlah dia lenyap} VEHANISHAROT {biarlah yang tersisa, Verb Niphal Participle} TOKHALNAH {biarlah dia memakannya} 'ISHAH {biarlah setiap orang} 'ET-BESAR {pada daging} RE'UTAH {temannya}
Note:
הַמֵּתָה תָמוּת - HAMETAH TAMUT, harfiah: "dia (jasad itu) yang pasti hendak akan mati biarlah dia mati" atau "orang mati itu mati" diterjemahkan "yang hendak mati, biarlah mati. Karena merujuk kepada "jasad" maka, subject-nya ditulis dalam gender feminine. Frasa tsb keduanya berasal dari kata מוּת - MUT, mati. Ungkapan ini diberikan padahal yang disebut orang mati itu belum mati tetapi akan mati.
Ayat ini ditulis dalam Majas Tautologia dari sastra Ibrani yang khas yang bersifat "satirical tautology" yang digunakan untuk menyindir. Pengulangan kata (tautologi) מוּת - MUT ini memberikan efek satir.
Secara tidak langsung Zakharia 11:9 itu dikutip Tuhan Yesus dalam Matius 8:22 dan Lukas 9:60 untuk menanggapi orang-orang yang berdalih, yaitu reaksi-Nya terhadap orang-orang yang menunda menanggapi panggilan-Nya untuk mengikut Dia. Tuhan Yesus pada Matius 8:22 dan Lukas 9:60, Ia memberikan suatu paradoks terhadap penawaran-Nya, bahwa Dia menawarkan suatu kehidupan yang kekal, bukan kematian. Maka Ia memberi istilah orang yang menolak tawarannya adalah "orang mati." Sebab Kerajaan Allah itu yang memberi hidup.
Jadi, Maksud Tuhan Yesus dalam pengajaran ini adalah "Berhentilah berdalih. Marilah datang kepada-Ku ...Ikutlah Aku!"
(22062025)(TUS)