Jumat, 14 Mei 2021

💫SABDA NYUNAR 💫 BERJENJANG

💫SABDA NYUNAR💫 berjenjang,umat Kristen merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus (The Feast of the Ascension of Jesus Christ atau biasa disebut Ascension Day). Bacaan Injil dari Lukas 24:44-53 . Kalau kita perhatikan tempat-tempat penyembahan kuno berada di lokasi lebih tinggi daripada permukiman, bahkan banyak yang dibangun di atas bukit atau gunung. Mengapa demikian? Kosmologi orang zaman dulu langit adalah tempat bersemayam Sesembahan atau apa pun penyebutannya. Membangun situs penyembahan di lokasi lebih tinggi ditujukan untuk mendekati langit tempat Sesembahan bertahta. Kisah dalam bacaan hari ini merupakan rangkaian terakhir dari Kebangkitan Kristus dan penampakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya. Kata Yesus: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku, tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." (ay. 44-49). Dalam ayat 50-53 dikisahkan Yesus kemudian membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di sana Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. Untuk memahami bacaan di atas ada beberapa metode menafsir. Satu di antaranya adalah kritik naratif yang merupakan metode yang meminjam dari kritik naratif dalam dunia sastra. Metode sekular ini dipinjam untuk menganalisis suatu teks biblikal. Kritik naratif merupakan penghampiran (approach) dan analisis terhadap semua anasir yang terdapat di dalam cerita Alkitab, seperti pencerita atau narator (orang pertama, orang ketiga), pembaca imajiner, pelaku cerita (tokoh utama, tokoh lawan atau antagonis, tokoh kawan atau protagonis, dlsb.), peristiwa dan kronologinya, latar cerita seperti tempat kejadian, waktu kejadian, dlsb. Kritik Naratif tidak berurusan dengan sumber-sumber cerita, tidak berurusan dengan "sejarah" pembentukan cerita, tetapi berurusan dengan cerita dalam bentuknya yang terakhir. Melakukan kritik naratif terhadap cerita di kitab-kitab Injil relatif lebih mudah ketimbang cerita di kitab Kejadian sebagai misal. Karakter tokoh-tokoh dalam cerita Injil pada umumnya datar dalam arti tokoh baik dan tokoh jahat tampak jelas dan tak berubah karakter. Kritik naratif juga menolong pendeta dalam berkhotbah agar khotbahnya tidak dogmatis garing. Satu ciri teologi Injil Lukas adalah kenaikan, dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi. Pada bagian akhir Injil Lukas kentara ketika Yesus mengajak murid-murid-Nya keluar dari Yerusalem ke Betania lalu naik ke surga. Surga di sini dari kata οὐρανόν (baca: ouranon) yang juga berarti langit. Dalam dunia cerita Injil Lukas Betania lebih tinggi daripada Yerusalem (Luk. 19:29), sedang Yerusalem lebih tinggi daripada Nazaret (Luk. 2:42). Secara umum dalam dunia cerita Injil Lukas tempat atau wilayah pelayanan Yesus sebelum Ia menuju Yerusalem berada di posisi lebih rendah (Luk. 18:31; 19:28). Dari informasi dunia cerita ini dapat diperikan bahwa perjalanan hidup Yesus adalah perjalanan naik atau meninggi; dari Nazaret dan Galilea, naik ke Yerusalem, naik ke Betania di Bukit Zaitun, dan akhirnya naik ke surga. Apabila kita menengok lebih ke belakang lagi Yesus lahir di palungan dan “hanya” dikunjungi oleh gembala-gembala. Yesus juga lahir di lingkungan keluarga miskin seperti terlihat jenis persembahan saat Maria ditahirkan di Yerusalem (Luk. 2:22-24). Hal itu makin nyata dari pelayanan Yesus yang berbelarasa kepada orang-orang marginal atau mereka yang disisihkan oleh masyarakat yang menganut sistem puritas. Penginjil Lukas tampaknya hendak menyampaikan bahwa orang-orang yang merendahkan diri seperti Yesus akan ditinggikan oleh Allah. Dalam babak akhir Injil Lukas Yesus hendak menjawab keraguan murid-murid-Nya. Narator menyampaikan kepada pembaca bahwa Yesus memberkati murid-murid-Nya dan kemudian terangkat ke surga. Mereka sekarang percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh sudah bangkit dan naik ke kediaman Bapa-Nya. Mereka juga mengerti bahwa Mesias harus menderita terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kemuliaan-Nya seperti nubuatan para nabi. Yesus yang memula pelayanan-Nya dari tempat yang paling rendah sampai akhirnya tiba di tempat tertinggi. Terus apa? Jangan lupa dalam bacaan Yesus berkata, “Kamu adalah saksi dari semuanya ini”. Penginjil Lukas hendak menyampaikan kepada kita, sebagai pembaca masa kini, untuk menjadi saksi dari kisah teologisnya. Kesaksian yang mana? Semuanya ini! Menjadi saksi Kristus berarti menyaksikan semua karya pelayanan Kristus (d.h.i. kisah teologis Injil Lukas) dengan merefleksikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Orang Kristen bersaksi dengan berperangai laksana Kristus dalam berkarya, berbelarasa terhadap orang-orang marginal atau mereka yang disisihkan oleh masyarakat dengan segala alasannya. Terus? Angkat mereka dari kubangan paling rendah menuju tempat yang lebih tinggi seperti kisah teologis Injil Lukas tentang perjalanan naik Yesus. Duh, berat. Memang berat! Menjadi saksi Kristus bukan curhat tentang kisah murtad masuk ke agama Kristen, bukan juga curhat model selebritis atau orang kaya yang merasa dilimpahi berkat material oleh Allah. 🙏🙏🙏Selamat berjenjang 🙌🙌🙌Tuhan memberkati.STT BAPTIS INJILI, CEPOGO BOYOLALI JAWA TENGAH, TITUS ROIDANTO 

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...