Selasa, 29 Juni 2021

NYATAKAN KASIH DENGAN BERTINDAK, SERIAL SUDUT PANDANG


NYATAKAN KASIH DENGAN BERTINDAK,  SERIAL SUDUT PANDANG 

1 Tesalonika 4:9 (TB)  Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.  Beberapa, nggak banyak, bertanya via japri dengan bunyi senada seperti yang di tulisan singkat saya : agamakah yang perlu dirumuskan atau cukup fungsinya saja? harus menjawab tegas: agama perlu dirumuskan ulang, apalagi fungsinya. Ada bbrp cacat nalar yang sudah lama kita derita dalam beragama. Setahun lewat  bersuara agar gereja membuka pintunya guna menampung penderita Covid yang membutuhkan kamar perawatan. Sebagian gereja waktu itu masih bertahan dengan ibadah offline.  Kalau mau ekstrem , bubarkan Ibadah-perayaan kita. Bongkar kursi- kursi dan meja, angkut ranjang dan tirai, koordinasikan pengumpulan dana untuk membeli obat-obatan sederhana. Ajak warga jemaat menyediakan makanan selama masa pengasingan. ingat betul, beberapa teman di Jakarta  langsung menyambut seruan tersebut. Bersama rekan-rekan se-gereja, dan juga mengajak warga gereja lain, mereka bertekad membuka gereja guna menampung limpahan penderita Covid. Langkah pertama, mereka kumpulkan bantuan dalam bentuk makan siang bagi keluarga-keluarga yang terdampak secara ekonomi oleh melemahnya bisnis di segala lini. Terlalu banyak orang Kristen palsu mengira bahwa ibadah sejati sesungguhnya berlangsung di gereja. Corona telah menelanjangi kita semua. Setahun lebih kita tidak bergereja, bahkan pada perayaan Natal dan Paska. Tuhan murka melihat rumahnya sepi karena tak ada yang datang? Turunkah hujan belerang karena kita lebih takut kepada Corona ketimbang kepada murka Tuhan? Siniskah Tuhan seperti Yesus menegur murid-muridnya yang tak punya iman untuk menghentikan angin sakal di tasik Tiberias? Omong kosong. Hidup kita baik-baik saja meski Corona masih terus memburu. Tidak turun gempa bumi secara serentak di seluruh pelosok negeri. Tuhan kelihatannya cool and calm. Yang membutuhkan kedatangan kalian di gereja ternyata para administratur, bukan Tuhan. Yang ngebet kepingin didengar umat adalah para pemimpin gereja. Tuhan tidak butuh apa-apa. Kita milikNya dalam arti secara keseluruhan sehingga kita tak ada tanpaNya. Ngapain Dia butuh sesuatu--apa pun--itu dari kita? 2 Korintus 5:15 (TB)  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.Roma 14:8 (TB)  Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Keadaan hari-hari belakangan ini memburuk luar biasa. Bukan cuma strain-nya, sederet cerita pilu di India mulai mampir ke sini. Pasien terhampar di pelataran RS. Tapi tak usah politisasi keadaan. Jerman, Italia, Amerika Serikat juga pernah mengalaminya, bahkan lebih memilukan. Sebagian berharap pada vaksinasi. Tapi ketahuilah vaksin yang disuntikkan ke tubuh kita tidak seperti Johnson&Johnson di Amerika Serikat. Vaksin tersebut hanya disuntikkan satu kali. Semua lalu dipersilakan buka masker dan berkehidupan bebas di mana pun. Tidak dengan kita. Sinovac sejak pertama sudah punya persoalan dalam hal efikasi. Astrazeneca perlu menunggu 2-3 bulan sebelum masuk ke dosis kedua. Jadi, sebetulnya baru 3-6 bulan lagi keadaan berangsur membaik. Sebelum itu? Bertolong-tolonganlah. Tutup semua gereja bagi ibadah perayaan. Ibadah bikinan manusia, bukan Allah. Tak satu pun dari kita, entah Paus apalagi Ephorus, yang bisa memastikan Allah berkenan--kalau tujuan ibadah kit's  adalah Allah. Kita bahkan tidak pernah tahu apakah selama ini kita melakukan sesuatu yang sia-sia atau bukan. Satu yang pasti, membuka gedung gerejamu untuk menampung mereka, yang terlunta di areal parkir RS dan tempat-tempat lain dengan napas hampir putus, tidak sia-sia. Lho, sesuatu yang  menjadikanmu berbahagia adalah persepsimu. Kaya menurutmu kebahagiaan sesuai teologi protestan.. Jika kamu tidak kaya maka tak ada dasarmu berbahagia. Karena itulah mereka yang tidak menganggap agama sebagai sesuatu yang penting ternyata hidup berbahagia. Kenapa? Karena perasaan mereka tidak diatur oleh hal-hal mistikal, apalagi agama.. Agama buatan manusia. Manusia perlu merumuskan itu ulang. Covid sudah menelanjangi kita. Mbok malu dikit napa?Matius 25:39-40 (TB) 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. ๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™Selamat Memahami Kasih, ๐Ÿ™Œ๐Ÿ™Œ๐Ÿ™ŒTuhan Yesus Memberkati (STT BAPTIS INJILI, CEPOGO, BOYOLALI, 2021, TITUS ROIDANTO) 

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...