Lukas memberi tahu pembaca, bagaimana ia mengumpulkan informasi sebelum dituliskan menjadi kitab Injilnya (Luk.1:1-4). Mayoritas sejarawan & penafsir menduga, informasi atau sumber yang dimiliki oleh Lukas adalah Injil Markus, sumber Q, & sumber L. Sumber Q (Jerman, "Quelle") adalah Injil hipotesis: kumpulan sabda Yesus yang ada dalam Injil Matius & Lukas, tetapi tidak ada di Injil Markus. Injil Markus tampaknya cukup tersebar luas dalam waktu relatif singkat, sehingga Lukas bisa memiliki salinannya. Sumber L adalah informasi khas yang hanya dimiliki oleh Lukas, tetapi tidak dimiliki oleh penulis Injil yang lain. Sumber Q diduga adalah bahan tertulis yang dimiliki oleh masing-masing penulis Injil Matius & Lukas, tetapi tidak dimiliki oleh penulis Injil Markus. Kira-kira sebanyak 29% isi Injil Lukas mengikuti Injil Markus; 13% dari sumber Q; 43% berdasarkan sumber L; & sisanya yang 15% adalah campuran dari dua atau tiga sumber. Sebagian bahan & informasi yang dimiliki oleh Lukas itu diduga masih berbentuk gulungan tertulis (scroll), belum berbentuk lembaran terjilid (codex, buku primitif). Richard Burridge (2005) mencoba mengintip alias merekonstruksi cara Lukas bekerja di kamarnya saat sedang menulis Injil. Burridge tertarik dengan pola ayunan, acuan bolak-balik antara Injil Markus & sumber Q, sebagai berikut:
• Luk. 1:1-3:2 (dari sumber L).
• Luk. 3:3-4:30 (campuran Markus 1:1-20 dengan sumber Q & L).
• Luk. 4:31-6:19 (mengacu ke Markus 1:21-3:19).
• Luk. 6:20-8:3 (paduan sumber Q & L).
• Luk. 8:4-9:50 (mengacu ke Markus 4:1-9:40).
• Luk. 9:51-18:14 (paduan sumber Q & L).
• Luk. 18:15-24:12 (dari Markus 10:13-16:8 & sumber L).
• Luk. 24:12-50 (dari sumber L).
Lukas boleh jadi memiliki salinan Injil Markus & sumber Q berbentuk gulungan papirus. Karena ruangan atau mejanya sempit, maka Lukas cenderung membuka gulungan Injil Markus itu tidak bersamaan dengan gulungan acuan lain. Lukas masih nyaman membuka bersamaan dua gulungan saja, yaitu gulungan acuan & gulungan baru yang sedang ditulisinya. Jika gulungan sumber Q digelar, maka Injil Markus digulung alias ditutup, demikian sebaliknya. Kecuali, saat Lukas mengintip bagian awal Injil Markus. Maka, tampaklah pola ayunan seperti di atas. Bagaimana dengan sumber L, apakah itu gulungan papirus juga? Rasanya tidak. Sebab, sumber L tampak "dibuka" bersama gulungan sumber Q. Sumber L kelihatannya bukan sumber tertulis, tetapi ingatan terhadap tradisi/sejarah lisan yang khas dimiliki oleh Lukas. Selamat mengerti kitab suci, Tuhan memberkati, STT BAPTIS INJILI, CEPOGO, BOYOLALI, TITUS ROIDANTO)
Kepustakaan:
Richard Bauckham (editor), The Gospels for All Christians: Rethinking the Gospel Audiences (Eerdmans, 1998).
Richard Burridge, Four Gospels, One Jesus? (Eerdmans, 2005).
David A. Black & David S. Dockery (editors), Interpreting the New Testament: essays on methods & issues (Broadman & Holman Publishers, 2001).
John Drane, Memahami Perjanjian Baru (BPK Gunung Mulia, 1996).
Simon J. Kistemaker, The Gospels in Current Study (Baker Book House, 1980).
A.A. Sitompul, Sinopsis Ketiga Injil (Lembaga Alkitab Indonesia, 1996)
David Wenham & Steve Walton, Exploring the New Testament, Volume One (InterVarsity Press, 2001).
David Wenham, From Good News to Gospels (Eerdmans, 2018).