Sabtu, 26 Juni 2021

💫SABDA NYUNAR 💫BERTINDAK

💫SABDA NYUNAR💫Menarik melihat Foto di atas,  foto tsb adalah: Ruang perawatan untuk pasien COVID di Gereja Katedral Santo Yohanes, New York. Gereja dirubah menjadi tempat penampungan pasien covid oleh karena rumah sakit di kota tsb sudah penuh oleh pasien covid. Suatu tindakan nyata dan buah kasih. Gereja adalah tempat beribadah,  Ibadah secara serba cakup meliputi selebrasi dan aksi. Ibadah selebrasi secara sederhana adalah kebaktian atau misa yang umat berhimpun di tempat tertentu atau rumah ibadah atau gereja. Meskipun bagian terbesar gereja arus-utama sudah lebih daripada setahun melakukan ibadah virtual tetaplah masuk kategori ibadah selebrasi. Dalam cerapan banyak orang Kristen setiap orang yang membantu dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan ibadah selebrasi menyebutnya pelayanan atau melayani. Bermain gitar, organis, menjadi usher dan kolektan, lektor, majelis tugas, PNJ, juru berkhotbah disebut pelayanan. Kata pelayanan atau melayani mengalami penyempitan makna, bahkan sering pula dg bangga sudah mendaku sudah melayani. Bacaan Injil Markus 5:21-43,  Bacaan Injil Minggu lalu mengisahkan Yesus meredakan angin topan setelah para murid membangunkan Yesus. Di sana Yesus mengajarkan bagaimana seorang pemimpin sekaligus kawan seperjalanan yang mengutamakan keselamatan orang-orang yang dipimpin-Nya. Yesus mengutamakan aksi  atau tindakan agar seimbang dengan selebrasi. Dalam pada itu Yesus juga mengajarkan para murid untuk berani bertindak mengamalkan pengetahuan yang sudah didapatkan dari Guru mereka. Bacaan Injil Markus pada Minggu ini melompati perikop kisah Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa sesudah kisah Yesus meredakan angin topan. Dikisahkan Yesus menyeberang lagi. Tidak dijelaskan apakah lokasinya sama dengan lokasi adegan “Khotbah di Tepi Danau”. Bacaan menarasikan dua topik dalam tiga adegan. Topik pertama tentang Yesus membangkitkan anak Yairus. Topik kedua Yesus menyembuhkan perempuan berpenyakit pendarahan. Kedua topik itu dirangkai dalam tiga adegan. Adegan pertama mengisahkan Yesus baru tiba di tepi danau dari seberang. Banyak orang mengerumuni-Nya. Datanglah seorang kepala rumah ibadah bernama Yairus kepada Yesus dan bersujud memohon kepada-Nya. “Anakku sakit, hampir mati. Selamatkanlah.” kata Yairus. Dalam narasi itu tidak disebutkan jawaban verbal Yesus. Yang ternarasikan adalah “Lalu pergilah Yesus dengan orang itu (Yairus) … “ (ay. 24). Adegan kedua ialah situasi perjalanan Yesus ke rumah Yairus yang diikuti oleh banyak orang sehingga berdesak-desakan di dekat Yesus. Dalam kerumunan orang yang mengikuti perjalanan Yesus itu ada seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan. Ia sudah menghabiskan apa yang ia punya untuk berobat ke berbagai tabib, namun tak sembuh jua. Ia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Ia berkeyakinan dengan menjamah jubah Yesus dari belakang saja ia akan sembuh. Dijamahlah jubah Yesus dan seketika ia sembuh. “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” tanya Yesus berpaling ke belakang. Perempuan itu langsung bersujud di hadapan Yesus. “Hai anakku,” kata Yesus kepada perempuan itu, “imanmu telah menyelamatkanmu. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah penyakitmu!” Dalam pada itu datanglah kerabat Yairus menyampaikan kepada Yairus, “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Mendengar kabar itu Yesus tidak menghiraukan, “Jangan takut, percaya saja!” Setiba di rumah Yairus, Yesus berkata, “Anak itu tidak mati, tetapi sedang tidur.” Mendengar itu orang-orang di sana menertawai Yesus. Yesus kemudian mengajak orangtua anak itu ke kamarnya dan berkata, “Hai anak, bangunlah!” Seketika anak berusia 12 tahun itu bangkit dan berjalan. Hadirin di sana sangat takjub. Itulah adegan ketiga. Dari bacaan Injil Minggu ini kembali Yesus mengajarkan mengutamakan kemanusiaan. Ia tidak bertanya apa pun ketika Yairus meminta Yesus menyembuhkan anaknya. Ia langsung menuju rumah Yairus. Padahal Yesus baru saja tiba dari seberang danau. Setelah menyembuhkan atau malah membangkitkan (resuscitate) anak itu, Yesus menyuruh memberi makan anak itu, bukan menceramahi orang-orang yang sebelumnya menertawai-Nya. Kepada perempuan yang berpenyakit pendarahan menahun, Yesus malah memberkatinya tanpa bertanya apa pun. Tidak berkhotbah.  banyak orang Kristen mencerap membantu penyelenggaraan ibadah selebrasi adalah melayani atau pelayanan. Padahal dalam kitab-kitab Injil pelayanan Yesus bagian terbesar terjadi di luar rumah ibadah. Pelayanan gereja mestilah juga secara serbacakup menyentuh kemanusiaan, bukan disempitkan berkhotbah berapi-api di mimbar itu adalah pelayanan, membantu lancar ibadah selebrasi adalah pelayanan,  tidak salah tapi jangan berhenti di situ. Dalam bacaan Injil secara terang Yesus mau menekankan bahwa Ia mendahulukan mereka yang benar-benar memerlukan, mereka yang berada dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, dan mereka yang tidak mendapat pertolongan. Yesus datang untuk membuat manusia peka dan mengarahkan perhatiannya kepada mereka yang tak berdaya dan terpinggirkan. Yang menggelitik adalah adegan kedua ketika seorang perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan menjamah jubah Yesus. Inisiatif dari perempuan itu dan Yesus bereaksi. Mengapa saya sebut menggelitik? Kadang orang yang menderita menahun aktif meminta bantuan gereja. Apakah gereja bereaksi membantu? Macam-macam. Ada yang kudu dibicarakan dalam persidangan Majelis Jemaat. Lambat laun isu itu hilang senyap. Berbeda halnya ketika pegawai KPK yang gagal TWK datang mengadu, gereja langsung bereaksi. Mengapa? Tentu saja karena reaksi gereja akan diliput media massa. Dengan terkenal siapa tahu mendapat tawaran komisaris BUMN? Sejak setahun lalu bagian terbesar gedung-gedung  gereja arus-utama kosong, karena ibadah dilakukan secara virtual. Beberapa hari terakhir rumah sakit sudah tumpat dengan pasien Covid. Seperti bacaan kita “Lalu pergilah Yesus dengan orang itu … “ gereja datang menjemput bola. Gereja menawarkan kesanggrahan untuk merawat pasien-pasien Covid. Kalau belum sanggup, sediakan kesanggrahan untuk orang-orang yang melakukan isolasi. Sudah tidak ada gunanya lagi berdebat atau bahkan mengecam pemerintah dalam menangani pandemi. Keselamatan masyarakat di atas segalanya. 🙏🙏🙏Selamat bertindak 🙌🙌🙌Tuhan memberkati STT BAPTIS INJILI, CEPOGO,  BOYOLALI, TITUS ROIDANTO 

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...