💫SABDA NYUNAR💫 BERGERAK BERSAMA DAN MENGENALI TANDA, Yohanes 6:35, 41-51, Bacaan Injil Minggu ini melanjutkan kisah Minggu lalu tentang orang-orang yang mendatangi Yesus setelah peristiwa pemberian makan kepada 5.000 orang. Pada Minggu lalu Yesus mengecam orang-orang itu datang kepada Yesus karena diberi makan dan kenyang, bukan karena melihat tanda-tanda. Dalam bacaan Injil Minggu ini mengisahkan secara rinci reaksi orang-orang yang mendengar pengajaran Yesus tentang “Akulah roti hidup”. “Bukankah Ia adalah Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapak-Nya kita kenal? Bagaimana Ia bisa bilang ‘aku turun dari surga’?” kata orang-orang itu. Yesus kembali menegaskan, “Akulah roti hidup. Siapa saja yang memakannya akan hidup selama-lamanya.”Orang-orang itu kembali ramai mendengar pengajaran Yesus, “Bagaimana Ia ini memberikan daging-Nya untuk kita makan?” Lagi Yesus menjawab gerutuan mereka, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Siiapa saja makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Dalam keempat Injil sedikitnya ditemukan delapan cara Yesus mengajar: berceramah, membimbing, menghafalkan, bermetafor, berdialog, memberi studi kasus, berinovasi, dan menjumpakan. Dalam bacaan Injil di atas Yesus mengajar dengan bermetafor. Tentu Yesus bukanlah roti secara literal, namun Yesus sedang bermetafor atau mewujudkan diri-Nya dengan benda-benda atau hal-hal yang biasa ditemui atau dialami masyarakat sehari-hari. Ada banyak bahan pengajaran yang sulit disampaikan kepada pendengar sehingga metafor menolong untuk memahaminya. Yesus hendak menyampaikan bahwa pengajaran-Nya tidak saja untuk didengar, melainkan juga ditanam di dalam diri agar menjadi penuntun hidup sepanjang hayat. Memang ada kesulitan dalam memahami, namun apabila orang mengenal tanda-tanda yang dibuat oleh Yesus dan ditanam secara utuh di dalam diri, orang akan menuai hasil seperti yang dikatakan oleh Yesus, “Sesungguhnya siapa saja yang percaya, ia memiliki hidup yang kekal.” (ay. 47). Dalam menjalankan perusahaan seorang pengusaha pastilah melaksanakan prinsip ekonomi, yaitu panduan dalam kegiatan ekonomi untuk mencapai perbandingan rasional antara pengorbanan yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh. Perusahaan membeli atau mendatangkan bahan baku semurah-murahnya untuk kemudian menghasilkan produk yang dijual untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya. Prinsip ekonomi di atas tidak berlaku bagi pengelolaan negara. Harga gabah sangat rendah. Dengan harga gabah rendah sangat menguntungkan konsumen, karena bisa mendapatkan harga satu bahan pokok yang murah. Akan tetapi harga gabah rendah dapat mematikan produsen yang dalam hal ini petani. Bagaimana Pemerintah melihat ini? Apabila pemerintah menolong petani dengan mematok harga tinggi, maka konsumen menjerit. Keberpihakan Pemerintah ke satu sisi, sudah pasti merugikan sisi yang lain. Itu baru untuk satu bahan pokok.Situasi yang dihadapi Pemerintah makin runyam selama pandemi. Apabila Pemerintah berpumpun pada kesehatan dengan memotong rantai penularan, maka secara langsung Pemerintah menurunkan laju kegiatan ekonomi masyarakat. Masyarakat yang mendapat penghasilan harian, yang jumlahnya jutaan orang, terganggu dengan kebijakan Pemerintah yang membatasi kegiatan masyarakat. Sebaliknya, apabila Pemerintah mengendorkan kekangan, maka jumlah kasus harian Covid meningkat. Dalam kejangkitan Covid orang harus jeli membaca tanda. Saat ia dinyatakan positif Covid, ia harus ingat kapan gejala klinis pertama timbul. Itu dijadikan tanda sebagai hari pertama. Tanda itu amat penting untuk perencanaan perawatan apakah ia sudah atau belum melewati masa kritis.Siapa pun yang menjadi Presiden RI tentulah menghadapi pilihan-pilihan yang sulit dan pahit. Perlu kebijakan yang seimbang. Kalau kita perhatikan, apa pun kebijakan yang dibuat oleh Presiden Jokowi selalu saja mendapat kecaman dan hujatan. Pengamat atau pengecam melihat apa yang terlihat di depan mata, sedang Pemerintah melihat dari sudut jamak. Pengamat atau pengecam menafikan titik buta atau blind spot.Dalam kuartal kedua tahun ini Pemerintah sudah memberi tanda. Menurut BPS perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp4.175,8 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.772,8 triliun. Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021 terhadap Triwulan II-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07% (y-on-y). Pertumbuhan (y-on-y) Triwulan II-2021 terjadi di semua kelompok pulau. Hal ini terutama terlihat pada kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 57,92% dan pertumbuhan (y-on-y) sebesar 7,88%.Pada bacaan Minggu lalu Yesus mengecam orang-orang itu datang kepada Yesus karena diberi makan dan kenyang, bukan karena melihat tanda-tanda. Hal yang sama dengan para pengecam atau penhujat Jokowi dan sebagian pendukung Jokowi bahwa mereka tidak mengenal Jokowi dengan baik. Mereka tidak melihat tanda-tanda yang dibuat Jokowi. Mereka tidak paham pembelajaran dari Jokowi. Jokowi memang membuat kebijakan trial and error di awal pandemi. Jokowi tak mau melakukan kesalahan lagi.“Makanlah roti yang dari surga,” kata Yesus, “bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu. Siapa saja yang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Presiden Jokowi juga hendak berkata, “Terimalah kebijakan-kebijakanku, bukan kebijakan-kebijakan dari pendahuluku. Siapa saja yang menerima kebijakan-kebijakanku, ia akan tumbuh dan tangguh dalam melalui krisis pandemi.”🙏🙏🙏Selamat Melihat tanda-tanda🙌🙌🙌Tuhan memberkati.STT Baptis Injili, Cepogo, Boyolali, Jateng, 2021, Titus Roidanto
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...
-
SUDUT PANDANG TENTANG ESENI Di zaman Yesus, ada beberapa golongan atau kelompok politik dan keagamaan Yahudi yang signifikan, an...
-
Otokritik Ajaran Allah Tritunggal GKJ, serial Sudut pandang Pengantar memang pemahamaman ontologi harus berkembang, melihat tr...