Sabtu, 28 Agustus 2021
💫SABDA NYUNAR💫BUKAN MEMBELA YAHYA WALONI TAPI MERENUNG LEBIH DALAM
💫SABDA NYUNAR💫BUKAN MEMBELA YAHYA WALONI TAPI MERENUNG LEBIH DALAM. Injil Markus 7:1-8, 14-15, 21-23, Dalam bacaan Injil ini kembali kita melihat ajaran radikal Yesus. Sesuai dengan makna aslinya berpikir dan bertindak radikal di sini ialah radikal dengan asal kata Latin radix atau akar. Maksudnya ialah suatu pemikiran filsafati yang berupaya memahami masalah atau objek berdasarkan atas akarnya sehingga ia bisa melihat dan mengatasi masalah yang berlandaskan atas prinsip dan tatanan paling mendasar. Hukum-hukum agama konvensional secara radikal diberi makna baru oleh Yesus. Yesus sama sekali tidak mengubah hukum-hukum konvensional tersebut, melainkan memberikan makna baru yang membebaskan, memberdayakan, dan memanusiakan manusia.Pada zaman Alkitab air dipercaya memiliki kekuatan atau kemujaraban ilahi. Ingat, dalam Alkitab tidak ada kisah penciptaan air oleh Allah. Air menjadi bahan pembersih (sacred matter) objek dari najis. Objek itu bukan saja anggota tubuh dan tubuh, tetapi juga peralatan makan. Orang makan tanpa membersihkan tangan dengan air adalah pelanggaran berat terhadap adat istiadat nenek moyang yang juga hukum agama.Dalam Injil Markus ini dikisahkan pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Orang-orang Farisi, seperti orang-orang Yahudi lainnya, tidak akan makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu. Mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka. Banyak hukum agama yang mereka pegang seperti hal mencuci cawan, kendi, dan perkakas-perkakas tembaga. Oleh karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?" Jawab Yesus kepada mereka: “Benarlah nubuat Nabi Yesaya tentang kalian, hai orang-orang munafik!” Gilé bener! Yesus menyebut mereka sebagai orang-orang munafik. Mereka pandai menjalankan hal-hal lahiriah agar perbuatan mereka dilihat orang lain. Yesus kemudian “menguliahi” mereka mengenai pengajaran Nabi Yesaya dan Hukum-hukum Musa. Dalam “menguliahi” orang-orang itu Yesus memberi contoh pemelintiran perintah “Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati. Akan tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban -- yaitu persembahan kepada Allah --, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Juga banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan." Yesus menutup “kuliah”-Nya dengan pernyataan radikal menggetarkan: “Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya … Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." Seperti diwartakan Yahya Waloni (YW) ditangkap polisi dengan tuduhan menista agama (Kristen). Sangkaan terhadap YW, seperti disebut oleh media daring, bahwa YW mengatakan Alkitab itu palsu dan fiktif. Sebagian orang bersorak atas penangkapan ini, sedang sebagian lagi tidak bersetuju. Tidak jelas angka perbandingan antara yang mendukung dan menolak penangkapan. Pertanyaannya, apakah ada unsur pidana dalam pernyataan YW? Menurut saya pernyataan YW tidak sepenuhnya salah. Dalam studi teologi Kristen tidak mengenal istilah Alkitab atau teks asli. Istilah teknis untuk “teks asli” adalah salinan tertua. Alkitab disalin berulang-ulang sampai bentuk akhir terjemahan seperti sekarang ini. Dalam penyalinan (bukan penerjemahan) tentu saja terjadi kesalahan menyalin, meski dilakukan dengan amat teliti. Kita ambil contoh teks Lukas 23:34 dalam TB II LAI 1997 ayat itu diberi tanda kurung siku. Artinya dalam salinan lebih tua tidak ada ayat dalam Injil Lukas 23:34. Menurut studi Perjanjian Baru Surat Kedua untuk Jemaat Tesalonika ditulis oleh pseudo-Paulus. Pseudo berarti semu, palsu. Demikian juga Surat Efesus, Kolose, Timotius, dan Titus ditulis oleh pseudo-Paulus. Dalam hal YW menyebut Alkitab palsu tidak sepenuhnya salah. Ia hanya keliru dalam pemilihan istilah teknis, karena YW bukanlah lulusan sekolah teologi, apalagi teologiman. YW menyebut Alkitab itu fiktif juga tidak sepenuhnya salah. Apakah kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian 1-2 itu kisah nyata? Tentu saja bukan kisah nyata. Apakah kisah Abraham, Ishak, dan Ismael dalam Kitab Kejadian itu kisah historis? Tentu saja bukan kisah historis. Apakah kisah anak bungsu dan orang Samaria yang baik hati yang diceritakan oleh Yesus dalam kitab Injil adalah kisah nyata? Tentu saja itu kisah dongeng. Kaum Farisi dan beberapa ahli Taurat menemui Yesus berangkat dari semangat mencari kesalahan agar ada kesempatan menghantam Yesus. Yesus mengungkap keculasan mereka memelintir hukum Taurat dan Yesus mengajar mereka, “Bukan yang masuk ke dalam mulut manusia yang menajiskannya, melainkan pikiran jahat yang keluar dari manusia itulah yang menajiskannya”. Penangkapan YW, menurut para pendukung penangkapan, adalah pemenuhan rasa keadilan. Mereka melihat Ahok, Meiliana, dll. dijebloskan ke penjara sesudah terkena pasal 156a KUHP, maka pihak lain juga harus merasakan hal yang sama. Adil? Menurut ini keadilan semu. Semangatnya balas dendam. Sebetulnya, teladannya sangat jelas ketika melihan Yesus Tuhan dan Stefanus di penulisan kitab suci, "Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu yg mereka lakukan", itu teladan bagi umat kristiani. Apa yang ada di hati terwujud dalam perbuatan, apa yg diperbuat cerminan dari keadaan hati, itu sudah jelas. 🙏🙏🙏Selamat Merenung🙌🙌🙌Tuhan memberkati
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...
-
SUDUT PANDANG TENTANG ESENI Di zaman Yesus, ada beberapa golongan atau kelompok politik dan keagamaan Yahudi yang signifikan, an...
-
Otokritik Ajaran Allah Tritunggal GKJ, serial Sudut pandang Pengantar memang pemahamaman ontologi harus berkembang, melihat tr...