💫SABDA NYUNAR💫Untuk masa depan yang Lebih baik, "The celebration of Advent is possible only to those who are troubled in soul, who know themselves to be poor and imperfect, and who look forward to something greater to come." Dietrich Bonhoeffer. Yang mengatakan bahwa perayaan natal boleh dirayakan di tanggal mana saja, nyatanya tak pernah ngrayain natal di bulan juni, juli, dan jupri, tapi ngrayain natal di masa advent, jadi ambigu buanget thow. Dapat dikatakan semua orang Kristen tahu bahwa Yesus tidak dilahirkan pada 25 Desember secara objektif historis. Yang tak semua diketahui adalah latar belakang penetapan 25 Desember sebagai Hari Natal. Pada mulanya tidak ada susunan sistematis dan terencana untuk merayakan peristiwa-peristiwa Kristus. Secara evolusi gereja memberikan tanggapan atas peristiwa-peristiwa tersebut satu per satu yang dimula dari misteri Paska. Para tokoh gereja sejak abad II merapikan, membentuk, menyusun, dan merekayasa (to engineer) kisah teologinya sehingga menjadi bermakna, bertema, dan bercerita saling berurutan satu dengan lainnya. Hari raya liturgi merupakan drama sarat makna; suatu rekayasa gereja untuk memastori dan membina umat agar dapat lebih menghayati kisah Kristus menurut kesaksian Alkitab dalam bentuk perayaan. Masa Adven dibuat untuk memersiapkan umat meningkatkan spiritualitas guna menyambut puncak perayaan Natal dan diakhiri dengan Epifania. Advent creates people, new people, kata Dietrich Bonhoeffer. Adven bukan untuk mencetak orang Kristen soda gembira, yang berpesta dan bersemangat seperti buih yang keluar dari kaleng/botol minuman bersoda, namun tak seberapa lama ia kempis tak berdaya, Adven bukan tempatnya pula merayakan natal, itu seperti merayakan paskah di masa prapaskah, merayakan idul fitri di bulan puasa. Mirip pesepakbola yang jingkrak-jingkrak mendapat hadiah penalti, tetapi kemudian gagal mencetak gol dari titik putih. Jürgen Klopp sebal apabila melihat pemain-pemainnya bersorak gembira karena mendapat hadiah penalti. “Mereka merayakan hal yang salah,” kata Klopp. Tidak ada gunanya bersukaria atas hadiah penalti, jika pemain tidak berhasil mengalihrupakannya menjadi gol. Target bersepakbola adalah mencetak gol, bukan mencari hadiah penalti, tukas Klopp. Coba perhatikan bacaan 1 untuk Advent ke 3 ini dari Zefanya 3:14-20, Nabi Zefanya bernubuat pada masa pemerintahan Raja Yosia Bin Amon di Yehuda (Zef. 1: 1), Ia pun menyerukan pertobatan kepada Yehuda untuk kembali kepada hukum Tuhan, mencari keadilan, mencari kerendahan hati, dan berharap akan perlindungan TUHAN pada hari kemurkaan-Nya. Di bawah pemerintahan raja Yosia, Yehuda diarahkan agar kembali kepada Tuhan. Jadi, masa Advent adalah masa pertobatan dalam penantian kedatangan Tuhan kembali, shg tidak cocok kalo dimasa pertobatan malah merayakan natal, blon saatnya, blon waktunya. Lihat tanggapan di advent ke 3 ini lewatYesaya 12:2-6, Kitab Yesaya diawali dengan penyampaian pesan nabi Yesaya tentang penghakiman dan pengharapan bagi Israel. Pemberontakan umat Israel atas perjanjian dengan Allah dalam penyembahan berhala dan perilaku tidak adil yang terjadi di dalam kehidupan umat akan mendatangkan penghukuman atas Israel. Allah akan mendatangkan bangsa-bangsa asing (termasuk bangsa Asyur) untuk menghancurkan Yerusalem. Itu bagaikan api permurnian yang akan membakar habis perilaku Israel yang menyimpang dan tidak berguna. Berita pemurnian itu menegaskan bahwa Yerusalem (yang penuh cela dan dosa—Yerusalem Lama) akan runtuh (Yes. 3:8), dan dari sisa-sisa umat Israel yang terserak akan muncul umat yang setia dan sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan (Yes 10:20-21). Bahkan, dari umat yang telah dimurnikan itu, kelak akan datang seorang raja damai, imanuel, yang akan memerintah dengan adil dan membawa damai sejahtera. Jadi, masa Advent itu dihayati sebagai masa pemurnian, dalam masa pemurnian ini ritual komunitas kristiani kuno menghayati nya dengan masa puasa selama 40 hari sebelum natal tiba, seperti halnya masa prapaskah, mosok di masa pemurnian, di masa Advent, yang dihayati dengan puasa dan pantang, kita malah ngerayain natal...tepok jidat. Bacaan Lukas 3:7-18, Bacaan Injil Lukas pada Minggu ketiga masa Adven ini meneruskan kisah Yohanes (Pembaptis) yang menyiapkan “infrastruktur” bagi Kristus di daerah Yordan. Yohanes sibuk mengajar orang-orang dan membaptis mereka. Katanya, “Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Janganlah berpikir dalam hatimu ‘Abraham adalah bapa kami’ karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” (ay. 7-9). Entah mengapa membaca ini langsung tertawa geli, teringat suatu gereja yang mendaku paling reformed dan paling injili. Dengan mengusung ideologi predestinasi mereka mendaku bahwa merekalah yang dipilih untuk diselamatkan. Dalam pada itu ada juga gereja yang mendaku paling rasuli, terus memelihara tradisi rasuli. Gereja-gereja lain diberi stigma sudah menyeleweng dari ajaran yang ortodoks (lurus). Namun Yohanes berkata kepada orang-orang itu,“Hai kamu keturunan ular beludak!” Dalam bahasa sehari-hari Yohanes mau mengatakan,“Kamu tuh bukan siapa-siapa. Kamu kayak batu tuh!” Kembali lagi ke bacaan, orang-orang yang ditegur oleh Yohanes itu bertanya,“Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?” Jawabnya,”Barangsiapa memiliki dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa memiliki makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” (ay. 10-11), masa advent adalah masa membangun solidaritas, karena teladan kita adalah Allah yang merapuh untuk menyelamatkan manusia, Allah yang solider menyelamatkan manusia, seharusnyalah di masa advent kita solider ada pemerintah yang jungkir balik mencegah boom ke 3 pandemi, memberi peluang merayakan natal di luar ibadah raya di gereja, adalah tindakan yang tak mencerminkan penghayatan akan advent dan natal, tindakan yang menggambarkan ketidak solideran, bila menghayati makna advent dan natal, seharusnyalah tidak merayakan natal saat advent, la....wong gereja dan liturgi bernuansa ungu bahkan pengkhotbah serta majelis aja berstola ungu, mosok mau ngrayain natal di masa advent, konon masa Advent adalah masa pertobatan, masa penantian, dan masa puasa, dalam kosmologi Israel kuno masa penantian itu sama dengan masa berkabung. trus.......aaapaaa yang dimaksud p enghayatan Advent natal? Kalo natal saja dirayain di masa advent. Dalam kehidupan sehari-hari kita acap menjumpai penghibur-penghibur sialan baik di medsos maupun di sekitar kita. Istilah “penghibur sialan” ini saya ambil dari Kitab Ayub 16:2. Orang lapar diberi nasihat, bukan makanan. Orang kedinginan diberi nasihat, bukan pakaian. Itu sebabnya Ayub kesal dan berang kepada orang-orang seperti itu. “Penghibur sialan kamu semua!” kata Ayub. Kembali ke laptop. Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepada Yohanes, "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya,”Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu.” (ay. 12-13). Dalam bacaan Injil prajurit-prajurit bertanya juga kepada Yohanes,”Apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka,”Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." (ay.14). Banyak orang kemudian bertanya-tanya apakah Yohanes adalah Mesias, karena selama ini orang-orang Yahudi sangat menanti dan berharap kepada Mesias. Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu,”Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” (ay. 15-17). Adven bukan soal penantian, melainkan apa yang kita kerjakan dalam masa penantian, lucunya lagi bila di masa penantian malah ngrayain natal....hadeweeee. Yohanes mengisi penantiannya dengan bekerja menyiapkan “infrastruktur” bagi Kristus. Namun bekerja tanpa standard operating procedure atau SOP dapat keliru. Dalam konteks Indonesia bekerja tentulah menggunakan payung hukum seperti Undang-Undang sebagai SOP. Bukan bekerja seenak perut, bukan melebihi wewenang yang sudah ditetapkan oleh SOP. Polisi dan ASN yang sudah ditetapkan oleh SOP sebagai pelayan masyarakat, jadilah pelayan masyarakat. Memeras masyarakat untuk membayar pekerjaannya yang sudah dibayar oleh negara adalah melebihi wewenang. Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa dapat saja pemerintah menyenangkan semua orang dengan menyebar subsidi BBM, bantuan sosial, atau bantuan langsung tunai sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Namun bukan untuk itu tujuan pembangunan, kata Jokowi. Pembangunan perlu proses yang kadang pahit, menyakitkan, yang akan membawa Indonesia menuju negara yang maju di masa depan untuk kita dan generasi mendatang, imbuhnya. Adven berarti memberi pertolongan nyata kepada mereka yang membutuhkan pertolongan, bukan memberi nasihat. Adven berarti bekerja sesuai dengan kapabilitas, sesuai dengan wewenang, sesuai dengan SOP untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻Selamat memaknai Advent🙌🏻🙌🏻🙌🏻Tuhan memberkati
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT
SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...
-
SUDUT PANDANG TENTANG ESENI Di zaman Yesus, ada beberapa golongan atau kelompok politik dan keagamaan Yahudi yang signifikan, an...
-
Otokritik Ajaran Allah Tritunggal GKJ, serial Sudut pandang Pengantar memang pemahamaman ontologi harus berkembang, melihat tr...