Kamis, 06 Januari 2022

BENARKAH YESUS TUHAN MATI? MENGERTI APA YANG AKU IMANI, SERIAL SUDUT PANDANG, Serial Paska

BENARKAH  YESUS TUHAN MATI? MENGERTI APA YANG AKU IMANI, SERIAL SUDUT PANDANG, Serial Paska

Tiap kali ada perayaan hari besar umat kristiani, ada saja serangan terhadap ajaran iman kristiani, saat ini di medsos ramai dibicarakan apakah Yesus Tuhan benar-benar mati?, di peristiwa kita sedang menghikmati tri hari suci, tapi itu semua ada hikmatnya karena membuwat kita belajar dan makin mengerti akan ajaran keimanan kita, malah memperkuwat kita. Kita menyakini bahwa Yesus Tuhan benar telah mati di kayu salib, karena sudah nubuatan di Perjanjian Lama tentang hal tsb, Perjanjian Lama juga merupakan kitab yang diakui oleh umat Yahudi, itulah alasan yang membuwat kita yakin Yesus Tuhan benar-benar mati di kayu salib, selain ada alasan dan argumentasi lainnya juga, misalkan dari sisi medis. Dengan tegas Yesus berkata bahwa kedatangan-Nya telah menggenapi "kitab Taurat Musa dan Kitab Nabi-nabi dan Kitab Mazmur" (Luk. 24:44), yang jelas merujuk kepada TANAKH (Torah Nevi'im Khetuvim), dimana Mazmur adalah buku pertama dari Khetuvim. Dalam peristiwa transfigurasi, penampakan Musa (mewakili Taurat) dan Elia (mewakili Nabi-nabi) meneguhkan tuntutan teologis Kristus ini (Mat. 17:1-13). Sejak awal sejarahnya, Kekristenan, seperti juga Saduki, Farisi, dan Eseni adalah bagian tak terpisahkan dari Yudaisme awal. Bukti-bukti sejarah dari Flavius Yosefus (90 M) dan sejarah Yahudi pada umumnya membuktikan bahwa Kekristenan baru terpisah dari induk ke-Yahudi-an sejak konsili Yamnia, kira-kira tahun 90 M. Jadi bagaimana bisa, Kristen disebut membajak Kitab Suci Yahudi? Bukankah Yudaisme modern adalah hasil reformasi sejak abad II, abad V, dan mencapai puncaknya pada abad XI M? Jadi, jauh lebih muda dari kekristenan yang tumbuh dari Yahudi awal. Perbedaan konsep Mesiah tidak bisa dijadikan alasan menolak warisan sejarah Kekristenan yag lahir dari rahim umat Israel. Sebab, pada tahun 132 M Rabbi Akiva yang mengharapkan Simon Bar Kokhba sebagai Mesias Israel pada akhirnya gagal total dan tidak terbukti, juga tidak membatalkan hak Yudaisme modern atas warisan sejarah bersama mereka. Tanpa membaca injil pun Yesus Tuhan sudah pasti mati disalib,  karena itu fakta sejarah dunia. Benarkah Yesus tidak disalib tetapi diserupakan dengan Yudas Iskariot atau orang lain lagi? Pertanyaan ini tidak relevan, sebab penyaliban Yesus adalah fakta sejarah yang tidak bisa dibatalkan oleh keyakinan wahyu yang bersifat subyektif. Apalagi ayat itu muncul ratusan tahun setelah peristiwanya terjadi. Bahkan, tanpa membaca Injil pun Yesus sudah pasti disalib. Fakta sejarah ini direkam minimal oleh 6 sumber primer dari catatan sejarawan pada zamannya dan 2 sumber sekunder, baik dari sumber sejarah Yahudi, Roma ataupun Yunani. Sekalipun Yesus hanya masuk dalam "Catatan Pinggir Sejarah Dunia", tetapi yang pasti tak satupun dokumen kuno yang meragukan fakta penyaliban-Nya. Bisa kita amati pada ulangan 32 : 39, dan 1 Samuel 2 : 6 bahwa hanya Allah lah yang dapat memberi kehidupan, dan hanya Allah. Kematian bahkan kebangkitan Yesus Tuhan adalah bukti persetujuan Allah terhadap siapa yang diutusNya. Perjanjian Lama bahkan Yesus Tuhan sendiri sudah menubuatkan kematian dan kebangkitanNya, bahkan sampai cara matiNya yang di siksa. Mazmur 16 ayat 10 memperlihatkan nubuat kebangkitan Messias. Mari kita memperhatikan nubuatan-nubuatan berikut ini, Yesaya 53 dan Mazmur 22 memperliatkan bahwa mesias akan datang dan mati,  dan mesias tsb akan memerintah selamanya terlihat pada Yesaya 9 : 6 dan Daniel 2 : 44, satu-satunya jalan mesias untuk memenuhi tugas tanggung jawab yang diembanNya dari Allah adalah dengan jalan mati dan bangkit. Yesus Tuhan pun menubuatkan kebangkitanNya sendiri dan kematianNya di Yohanes 2 :19, 21, Markus 8:31, Markus 9:30-31, Markus 10:32-34, Yohanes 10:1. Di Perjanjian Baru, tepatnya di injil atau keempat injil diperlihatkan tulisan sejarah bahwa Yesus Tuhan benar-benar mati, kehilangan sebagian besar darahNya karena penyiksaan dan penyaliban, Yesus Tuhan memiliki 5 luka parah dan berada di atas kayu salib mulai jam 9 pagi (Markus 15:25) hingga jam 3 sore (Markus 15:42), Yesus Tuhan menyerahkan nyawaNya (Yohanes 19:30), lambungnya di tusuk tombak, ini sangat membuktikan akan kebenaran kematian Yesus Tuhan (Yohanes 19:34), tentara Roma yang menangani menyatakan Yesus mati (Yohanes 19:33), Pilatus sendiri menyatakan dan memastikan Yesus Tuhan mati (Markus 15:42-47), mayat Yesus Tuhan dikafani dan dirempahi secara adat Yahudi (Yohanes 19:40). Jelaslah sekali nubuatan Yesaya 53 ayat 2 sampai 12, kita perhatikan ayat 7 -- 9,12 yang dituliskan kurang lebih 700 tahun sebelum Yesus Tuhan lahir ke dunia dan juga diakui oleh tradisi Yahudi, menubuatkan kematianNya, nubuatan dengan rentang waktu yang sangat jauh, tergenapi oleh Yesus Tuhan, bukankah itu bukti bahwa Yesus Tuhan benar-benar mati. Perhatikan Pada ayat 8 ,Nabi Yesaya menubuatkan , " Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah"Ayat tersebut dengan tegas menjelaskan bahwa "Mesias" terputus dari negeri orang-orang hidup atau dengan kata lain "Mesias" mengalami kematian. Dan kata "Sungguh" disitu dengan jelas memastikan bahwa "Mesias" mati. Jadi tidak ada keraguan dari Nabi Yesaya bahwa "Mesias" harus mengalami kematian. Dan pada ayat 9, Nabi Yesaya sekali lagi menubuatkan bahwa Mesias akan mengalami kematian, Nabi Yesaya dengan jelas menyatakan bahwa matinya "Mesias" ada di antara penjahat-penjahat. Jika "Mesias" tidak mati maka Nabi Yesaya tidak akan menubuatkan bahwa "Mesias" matinya ada di antara penjahat-penjahat. Kemudian ayat 12, Nabi Yesaya sekali lagi menegaskan tentang kepastian kematian "Mesias". "Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak", "Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya." Jika "Mesias" tidak mati maka Nabi Yesaya tidak akan menubuatkan bahwa "Mesias" telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut. Oleh karena itu dari nubuatan Yesaya tentang Mesias ini, maka kita mengetahui bahwa "Mesias harus mengalami kematian". Dan hal ini sepenuhnya digenapi di dalam Yesus Kristus. Nubuatan ini tak mungkin direkayasa, atau kemungkinan merubah nubuatan ini juga hal yang mustahil, karena kitab ini juga diakui oleh tradisi Yahudi, shg kemungkinan-kemungkinan seperti itu tidak dimungkinkan. Zakharia 12:10, "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung. Ayat ini juga nubuatan tentang Mesias yg digenapi oleh Yesus Kristus. Ayat diatas menjelaskan "akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung." Mengapa dikatakan "menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung. " Menurut kata "anak sulung " dalam hal ini berhubungan dgn cerita kematian "anak sulung" pada saat Allah memberikan tulah ke 10 di Mesir. Dimana pada saat Allah memberikan tulah yg ke 10 di Mesir, seluruh "anak sulung" dari orang Mesir mati karena tulah tsb dan terjadi ratap tangis di seluruh mesir. Oleh karena itu kalimat "menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung " berarti mempertegas bahwa "Mesias" mengalami kematian spt halnya "anak sulung" di mesir yg mengalami kematian karena tulah. Yeremia 11:19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!" Silakan bandingkan ayat diatas dengan Yes 53:7-8, Ayat diatas juga merupakan nubuatan yg digenapi oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus disebut juga sebagai "Anak Domba" Allah yg disembelih utk penebusan dosa. Dan nubuatan diatas menyatakan bahwa "musuh2nya bersepakat utk melenyapkannya dari negeri orang2 yg hidup", atau dengan kata lain "musuh2nya bersepakat utk mematikan Yesus". Dan hal ini memang telah tergenapi seluruhnya di dalam Diri Yesus Kristus. Jika Nabi Yesaya, Nabi Yeremia dan Nabi Zakharia menubuatkan bahwa "Mesias" yaitu Yesus harus mati untuk menebus dosa. Bagaimana ?? Apakah masih meragukan bahwa Yesus sungguh2 mati diatas kayu salib?? Kita bisa melihat perbedaan pandangan Injil-Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) dan Injil Yohanes terhadap salib. Injil-Injil Sinoptik memandang salib simbol penderitaan, sedang Injil Yohanes memandang salib simbol kemuliaan. Dalam Injil Markus saat Yesus di kayu salib dinarasikan bahwa Ia putus asa dan berteriak "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?". Dalam pada itu pengarang Injil Yohanes menulis ucapan terakhir Yesus  di kayu salib "Sudah selesai!". Di sini penulis Injil Yohanes hendak menyampaikan bahwa Yesus tetap tampil gagah di penghujung kematian-Nya. Pengarang Injil Yohanes menolak bahwa Yesus sudah putus asa. Gereja merujuk teologi Injil Yohanes menamakan hari kematian Yesus sebagai Jumat Agung (Good Friday). Untuk itulah pembacaan Injil setiap Jumat Agung baik tahun A, Tahun B, maupun Tahun C diambil dari Injil Yohanes 18:1 - 19:42. Masalahnya apakah Yesus benar-benar mati? Itu selalu ditanyakan umat non kristiani. Sebetulnya bisa dinalar dari sudut budaya, budaya Arab utamanya atau beberapa tradisi sumber agama-agama blom bisa menerima teologi penderitaan,  Allah kok menderita,  Allah kok mati? Shg dlm bbrp tulisan kitab tafsir quran dan quran sendiri kenaikan nabi Isa ke surga terjadi sebelum peristiwa penyaliban. QS. An-Nisa Ayat 157 :

Wa qawlihim innaa qatal nal masiiha 'Eesab-na-Maryama Rasuulal laahi wa maa qataluuhu wa maa salabuuhu wa laakin shubbiha lahum; wa innal laziinakh talafuu fii lafii shakkim minh; maa lahum bihii min 'ilmin illat tibaa'az zann; wa maa qataluuhu yaqiinaa. Dan Kami hukum juga mereka karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam," yang mereka ejek dengan menamainya Rasul Allah padahal mereka tidak beriman kepadanya. Mereka mengatakan telah membunuhnya, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka orang yang dibunuh itu dengan Nabi Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya, yakni tentang Nabi Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang hal, yakni pembunuhan, itu. Mereka tidak mempunyai sedikit pun pengetahuan menyangkut hal itu, yakni tentang pembunuhan Nabi Isa, dan apa yang mereka katakan kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin. Tafsirnya sbb : Kami hukum juga mereka karena ucapan mereka," Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam," yang mereka ejek dengan menamainya Rasul Allah padahal mereka tidak beriman kepadanya. Mereka mengatakan telah membunuhnya, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka orang yang dibunuh itu dengan Nabi Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya, yakni tentang Nabi Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang hal, yakni pembunuhan itu. Mereka tidak mempunyai sedikit pun pengetahuan menyangkut hal itu, yakni tentang pembunuhan Nabi Isa, dan apa yang mereka katakan kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin. Tetapi Allah telah mengangkatnya, Isa, kepada-Nya, yakni mengangkatnya ke tempat yang aman sehingga tidak dapat disentuh oleh musuh-musuhnya. Dan Allah Maha Perkasa, mengalahkan musuh-musuhnya, Maha Bijaksana dalam segala perbuatan-Nya. Ayat ini menerangkan bahwa di antara sebab-sebab orang Yahudi mendapat kutukan dan kemurkaan Allah ialah karena ucapan mereka, bahwa mereka telah membunuh Almasih putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka sebenarnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang disalib dan yang dibunuh itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa Almasih bernama Yudas Iskariot, salah seorang dari 12 orang muridnya. Menurut tafsir kristiani golongan tertentu yg kemudian oleh bapa - bapa gereja sebagai bidat / sekte  , cerapan, dan pandangan kalangan tertentu Yesus tidak mati. Pandangan bahwa Yesus tidak mati ini bukan tanpa alasan, karena merujuk skriptural. Seorang lain yang sudah disalib menggantikan Yesus itu dapat seorang murid Yesus, yakni Yudas, yang wajahnya sudah diubah mirip wajah Yesus. Selain karena alasan skriptural mereka tidak bisa begitu saja menerima penyaliban Yesus, karena mereka memandang seorang nabi atau hamba Allah atau rasul Allah yang benar tidak mungkin mati dibunuh dengan kejam. Padahal ada contoh Yohanes Pembaptis, seorang nabi Yahudi yang suci dan benar dan sangat boleh-jadi menjadi  pembimbing Yesus, mati dipenggal oleh Raja Herodes Antipas. Dalam sejarah perkembangan Kristen sudah ada beberapa teks keagamaan Kristen Gnostik dari abad kedua dan ketiga yang memuat pandangan Yesus tidak mati disalib. Semua teks ini tidak melaporkan sejarah, melainkan mengajukan pandangan teologis Kristen Gnostik. Dalam pada itu keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) yang ditulis sepanjang kuartal keempat abad pertama memberitakan kematian Yesus yang dijatuhi hukuman mati lewat kayu salib. Bukti keempat Injil ini barangkali diragukan oleh sejumlah kalangan, karena ini dianggap propaganda.  Jika propaganda, pertanyaannya apa perlunya jemaat Kristen perdana memberitakan pemimpin rohani mereka yang mati dengan cara sangat memalukan? Tidak ada alasan bagi jemaat Kristen perdana untuk menutup-nutupi, karena hukuman mati terhadap Yesus merupakan fakta sejarah yang tidak dapat ditutup-tutupi. Fakta sejarah bahwa Yesus dihukum mati oleh Pemerintah Roma dengan dakwaan tindak pidana subversif. Namun demikian mengapa kalangan penganut ideologi tertentu dari abad mula-mula sampai sekarang meragukan kematian Yesus lewat kayu salib? Secara historis ideologi mengenai Yesus tidak mati di kayu salib dibuat dan dikembangkan oleh sekte Gnostik pada abad pertama dan kedua. Dalam satu seksi dokumen Nag Hammadi menyatakan bahwa Rasul Petrus melihat ada dua sosok yang terlibat dalam penyaliban: sosok yang satu sedang dipaku oleh para algojo pada tangan dan kakinya, sedang yang satunya lagi berada di atas sebuah pohon, bergembira sambil menertawakan apa yang sedang berlangsung.Dalam pada itu tradisi "kembaran" Yesus yang mengganti korban salib juga muncul di daerah Edessa, Suriah, yang jemaat Kristen di sana keliru menafsirkan Tomas sebagai "kembaran" (Didimus). Padahal Didimus itu adalah nama lain dari Rasul Tomas. Komunitas di Edessa ini kemudian banyak berkiprah di Tanah Arab. Secara ringkas pandangan Gnostik terhadap Yesus yang sejati adalah Yesus rohani, Yesus surgawi, sehingga Yesus tidak dapat disalib. Sialnya bagi kaum Gnostik kematian Yesus di kayu salib itu nyata, maka sekte Gnostik harus menyimpulkan bahwa yang sudah disalibkan itu pastilah orang lain. Orang yang wajahnya serupa dengan rupa atau wajah Yesus, bukan Yesus surgawi, bukan Yesus yang dijunjung mereka. Pandangan sekte Gnostik ini sebenarnya bukan mau menyatakan bahwa secara historis Yesus tidak mati disalibkan. Justru Yesus benar-benar mati disalibkan, kaum Gnostik  perlu mencari seorang "pemain pengganti" demi menyelamatkan ideologi mereka bahwa Yesus yang mereka sembah adalah Yesus surgawi, yang tidak bisa mati disalibkan. Sungguh enas apabila dongeng yang dikembangkan oleh sekte Gnostik yang sejak awal ditolak oleh jemaat Kristen perdana, masih dijadikan ideologi sampai masa kini. Sumber-sumber di luar kitab-kitab kanonik membuktikan bahwa Yesus mati di kayu salib. Sumber-sumber Rabinik Yahudi yang menolak kehadiran Yesus, karena para pengikut Yesus melakukan provokasi-provokasi terhadap Yudaisme. Dalam Talmud Babilonia mereka membalas provokasi pengikut Yesus  dengan menulis bahwa menjelang Sabat Paska Yesus orang Nasaret mati digantung. "Pada Sabat perayaan Paska Yeshu orang Nasaret digantung, sebab selama empat puluh hari sebelum eksekusi dijalankan, muncul seorang pemberita yang mengatakan: 'Inilah Yesus orang Nasaret, yang akan dirajam dengan batu sebab dia telah mempraktikkan sihir dan memengaruhi orang Israel untuk murtad. Barangsiapa yang dapat mengatakan sesuatu untuk membelanya, hendaklah tampil dan membelanya.' Tetapi karena tidak ada sesuatu pun yang tampil untuk membelanya, ia pun digantung pada sore Paska."  Cornelius Tacitus, seorang senator dan sejarawan Roma yang termasyur karena dua karya sejarahnya, Histories dan Annals, antara abad pertama dan kedua menulis "Kristus [Tacitus menggunakan nama Krsitus] telah dihukum mati (supplicio adfectus) dalam masa pemerintahan Tiberius [14-37 ZB] di tangan seorang prokurator kita, Pontius Pilatus [26-36 ZB], dan tahayul yang paling merusak itu untuk sementara dapat dikendalikan, tetapi kembali pecah bukan saja di Yudea, tetapi juga di Roma ... ." Mara bar Sarpion, filsuf stoik berkebangsaan Suriah, menulis surat kepada anaknya "apa maslahatnya orang Yahudi membunuh rajanya yang arif bijaksana?" Seperti diketahui kepala salib Yesus ditulis oleh otoritas Roma di Yudea (yang sebenarnya bahan olok-olok) dengan INRI (Isus Nazarnus Rx Idaerum), Yesus (orang) Nasaret Raja (orang) Yahudi. "Apa maslahatnya ketika orang-orang Yahudi membunuh raja mereka yang arif, karena kerajaan mereka sesudah itu direnggut dari mereka [merujuk Perang Yahudi I pada 66-73/74 ZB]? Allah sudah dengan adil membalas perbuatan-perbuatan jahat yang sudah dilakukan kepada orang bijaksana ini. Orang-orang Atena mati kelaparan; bangsa Samian dilanda banjir dari laut; orang-orang Yahudi dibunuh dan diusir dari kerajaan mereka, lalu tinggal di tempat-tempat lain dalam perserakan. Sokrates itu tidak mati; tetapi tetap hidup melalui Plato; begitu juga Phytagoras, karena patung Hera. Demikian juga raja yang bijak itu tidak mati, karena sesudah ia tidak ada, muncul hukum baru yang dia telah berikan."  Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi yang hidup pada abad mula-mula, menulis seorang Yahudi yang bijaksana bernama Yesus melakukan banyak hal besar, tetapi kemudian dihukum mati di kayu salib oleh pemerintah (Roma). "Kira-kira pada waktu ini hiduplah Yesus, seorang yang bijaksana, sebab ia adalah seorang yang sudah melakukan tindakan-tindakan luar biasa dan seorang guru bagi orang-orang yang telah dengan senang menerima kebenaran darinya. Ia sudah memenangi banyak orang Yahudi dan banyak orang Grika. Sesudah mendengar ia dituduh oleh orang orang-orang terkemuka dari antara kita, maka Pilatus menjatuhkan hukuman penyaliban atas dirinya. Tetapi orang-orang yang mula-mula sudah mengasihinya itu tidak melepaskan kasih mereka kepadanya dan bangsa Kristen ini, disebut demikian dengan mengikuti namanya, sampai pada hari ini tidak lenyap."  Penyaliban pada intinya adalah kematian perlahan yang diakibatkan oleh asfiksiasi (sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah). Alasannya adalah bahwa tekanan-tekanan pada otot-otot dan diafragma membuat dada berada pada posisi menarik nafas, agar dapat menghembuskan nafas, orang itu harus mendorong kedua kakinya agar tekanan pada otot-otot dapat dihilangkan untuk sesaat. Ketika melakukan itu, paku akan merobek kaki, lalu akhirnya mengunci posisi terhadap tulang-tulang tumit kaki. Setelah dapat menarik nafas, orang itu kemudian akan dapat relaks dan menarik nafas lagi. ekali lagi ia harus mendorong tubuhnya naik untuk menghembuskan nafas, menggesekkan punggungnya yang berdarah ke kayu salib yang kasar. Ini akan berlangsung terus dan terus sampai kepayahan, dan orang itu tidak akan mampu mengangkat diri dan bernafas lagi. Ketika nafas orang itu semakin perlahan, ia mengalami apa yang disebut asidosis pernafasan, karbondioksida dalam darah larut sebagai asam karbonik, menyebabkan keasaman darah meningkat. Ini akhirnya mengakibatkan detak jantung yang tidak teratur. Dengan jantung-Nya yang berdetak tak menentu, Yesus berada dalam saat-saat kematian-Nya, yakni ketika Ia berkata, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku". Kemudian Ia mati akibat berhentinya detak jantung. Bahkan sebelum Ia mati, keguncangan karena kehilangan sejumlah besar darah akan menyebabkan jantung berdebar kencang terus-menerus, yang akan menyebabkan: kegagalan jantung serta terkumpulnya cairan dalam membran-membran di sekitar jantung dan juga sekitar paru-paru. Mengapa hai ini penting? Karena ketika serdadu Roma datang, dan hampir yakin bahwa Yesus telah mati, mereka menegaskannya dengan menusukkan sebuah tombak ke pinggang kanan-Nya. Tombak itu menembus paru-paru kanan dan ke jantung, jadi ketika tombak itu ditarik keluar, sejumlah cairan dalam membran-membran sekitar jantung dan juga sekitar paru-paru keluar. Ini akan terlihat sebagai cairan jernih, seperti air, diikuti dengan banyak darah, seperti yang dijelaskan saksi mata Yohanes dalam Injilnya (Yohanes 19:34). Bagi warga Kristiani kematian Yesus bukan sekadar fakta sejarah objektif, namun melampaui itu yang dihayati sebagai Allah yang berbelarasa. Penghayatan ini diragakan melalui Jumat Agung. Ketika umat Kristen menghayati ulang kematian Yesus, mereka menghayati suatu kehidupan suci  dan agung Yesus yang telah diserahkan, ditiadakan, dilenyapkan, dipermalukan melalui hukuman mati pada salib untuk pembebasan orang lain. Vicarious suffering, suatu penderitaan yang ditanggung demi orang lain agar tidak mengalami sendiri penderitaan itu. Suatu pengghayatan yang sangat membangun dan membebaskan umat dari perasaan dan situasi batin yang terkalahkan oleh beban-beban penderitaan dari dunia ini. Bukan hanya itu, Jumat Agung juga merupakan kritik kepada orang-orang Kristen yang acap berat sebelah memandang Yesus. Mereka lebih menekankan bahwa Yesus itu Tuhan dan Juruselamat mereka. Sikap ini justru ciri-ciri anti-Kristus.  Mereka melalaikan bahwa Yesus itu manusia. Penulis Surat Kedua Yohanes ayat 7 mengingatkan "Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku bahwa Yesus Kristus  telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan anti-Kristus." Selamat menghikmati tri hari suci Tuhan memberkati . STT BAPTIS INJILI, CEPOGO, BOYOLALI, JATENG, 2020, TITUS ROIDANTO



Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Benarkah Yesus Tuhan Mati? Mengerti Apa yang Aku Imani (Serial Pengetahuan Sabda)", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/titus11250/60674a90d541df28b742e633/benarkah-yesus-tuhan-mati-mengerti-apa-yang-aku-imani-serial-pengetahuan-sabda#

Kreator: Titus Roidanto




SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...