Jumat, 08 April 2022

Sudut Pandang Perbedaan Kronologi injil, keuntungan RCL, Serial Pengetahuan Sabda

Sudut Pandang Kronologi Alkitab, Serial Pengetahuan Sabda

Sekelompok murid SMA diberi tugas oleh guru mereka untuk menulis kegiatan harian Bung Karno dari 1 Agustus sampai 17 Agustus 1945. Ada dua buku sejarah di perpustakaan, tetapi dua buku itu belum dapat memberi keterangan lengkap kegiatan harian Bung Karno. Para murid kemudian melakukan pencarian lebih giat lewat internet dan bertanya kepada orang-orang yang mengerti sejarah. Lengkap sudah penugasan dari guru. Mereka berhasil menulis kegiatan Bung Karno dari 1 Agustus sampai 17 Agustus 1945. Kronologis.

Alkitab bukanlah buku sejarah. Orang tidak dapat memaksakan pendapatnya menulis suatu kronologi berdasarkan kisah-kisah dari berbagai kitab di dalam Alkitab seperti yang dilakukan oleh murid-murid SMA di atas. Misal, menggabungkan kronologi kisah Natal Injil Lukas dan Injil Matius. Selain memang setiap Kitab Injil memiliki teologi masing-masing, kronologi setiap kitab berbeda-beda. Dalam sebuah drama Natal Yusuf dan Maria pulang ke Betlehem atas perintah Kaisar Agustus. Maria melahirkan Yesus dan meletakkan ke dalam palungan (Injil Lukas). Drama Natal kemudian disambung dengan kedatangan orang-orang Majus memberi persembahan untuk Yesus (Injil Matius). Ini keliru. 

Ada empat Kitab Injil di dalam Alkitab: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Ketiga Injil pertama disebut Injil Sinoptik, karena ada kemiripan. Injil Yohanes berbeda sama sekali dari Injil Sinoptik. Meski disebut Injil Sinoptik, tetap saja terjadi perbedaan kronologis.

Perbedaan Kronologis Injil Sinoptik

Contoh 1
Silsilah Yesus menurut Injil Matius (menurun):
Abraham - Ishak -  Yakub - Yehuda - Peres -Hezron – Ram - Aminadab - Nahason -  Salmon - Boas - Obed - Isai – Daud - Salomo - Rehabeam - Abia - Asa - Yosafat -  Yoram - Uzia - Yotam - Ahas - Hizkia - Manasye – Amon - Yosia - Yekhonya – Sealtiel – Zerubabel – Abihud – Elyakim – Azor – Zadok – Akhim – Eliud – Eleazar – Matan –  Yakub - Yusuf – Yesus.

Silsilah Yesus menurut Injil Lukas (naik):
Yesus – Yusuf – Eli – Matat – Lewi – Malkhi – Yanai – Yusuf – Matica – Maos – Nahum – Hesli – Nagai – Maat – Matica – Simei – Yosekh – Yoda – Yohanan – Resa – Zerubabel – Sealtiel – Neri – Malkhi – Adi – Kosam – Elmadam – Er – Yesua – Eliezer – Yorim – Matat – Lewi – Simeon – Yehuda – Yusuf – Yonam – Elyakim – Melea – Mina – Matata – Natan – Daud – Isai – Obed – Boas – Salmon – Nahason – Aminadab – Admin – Arni – Hezron – Peres – Yehuda – Yakub – Ishak – Abraham – Terah – Nahor –Serug – Rehu – Peleg – Eber – Salmon – Kenan – Arpakshad – Sem – Nuh – Leamekh – Metusalah – Henokh – Yared – Mahalaleel – Kenan – Enos – Set – Adam – Allah.

Nama-nama yang berbeda di atas memerlihatkan bukan saja ada perbedaan kronologi, melainkan juga perbedaan garis keturunan. 

Contoh 2: 
Injil Matius: Iblis mencobai Yesus kali kedua di puncak Bait Allah dan kali ketiga di atas gunung.
Injil Lukas: Iblis mencobai Yesus kali kedua di tempat yang tinggi dan kali ketiga di puncak Bait Allah.

Contoh 3: 
Injil Matius: Yesus menyembuhkan dua orang buta sesudah keluar dari Yerikho.
Injil Markus: Yesus menyembuhkan satu orang buta sesudah keluar dari Yerikho.
Injil Lukas: Yesus menyembuhkan satu orang buta sebelum masuk ke Yerikho.

Contoh 4:
Injil Markus dan Matius: Percakapan tentang Hukum Kasih terjadi sesudah Yesus masuk ke Yerusalem.
Injil Lukas: Percakapan tentang Hukum Kasih terjadi (pasal 10) jauh sebelum Yesus masuk ke Yerusalem (pasal 19).

Perbedaan Kronologis Injil Yohanes dan Injil Sinoptik

Contoh 1: 
Injil Yohanes: Yesus menyucikan Bait Allah di awal pelayanan-Nya.
Injil sinoptik: Yesus menyucikan Bait Allah di akhir pelayanan-Nya.

Contoh 2:  
Injil Yohanes: Yesus memula pelayanan-Nya sebelum Yohanes Pembaptis ditangkap.
Injil sinoptik: Yesus memula pelayanan-Nya sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap.

Contoh 3:
Injil Yohanes: Yesus ditangkap dan dibawa ke Hanas, lalu ke Kayafas, lalu ke Pilatus, lalu disalibkan.
Injil Matius dan Markus: Yesus ditangkap dan dibawa ke Mahkamah Agama, lalu ke Pilatus, lalu disalibkan.
Injil Lukas: Yesus ditangkap dan dibawa ke Mahkamah Agama, lalu ke Pilatus, lalu ke Herodes, lalu balik ke Pilatus, lalu disalibkan.

Perbedaan kronologis dari beberapa contoh di atas menjadi persoalan besar bagi orang Kristen fundamentalis, karena mereka memegang ideologi inerrancy of the bible; setiap kata di Alkitab tidak salah. Mereka kemudian melakukan pseudo-science demi ideologi mereka untuk memuaskan diri sendiri. Padahal segala perbedaan itu membuktikan secara telak bahwa cerita Injil bukanlah laporan historis jurnalistik. 

Untuk menyelamatkan ideologi inerrancy of the bible mereka melakukan hamonisasi. Perbedaan silsilah Yesus versi Matius dan silsilah Yesus versi Lukas dimanipulasi dengan memaksakan pendapat bahwa versi Injil Lukas adalah Silsilah Maria. Mengubah Silsilah Yusuf menjadi Silsilah Maria sepertinya dapat menyelamatkan ideologi ineransi. Akan tetapi cara itu mengacaukan pemahaman kita terhadap Injil pada umumnya dan Injil Lukas pada khususnya, karena Injil Lukas tidak berbicara mengenai Silsilah Maria. Fundamentalisme pada prinsipnya seleksi ayat yang mendukung ideologinya. Ayat-ayat yang bertentangan dinafikan dan ditutup-tutupi. Usaha untuk memahami Injil apa adanya akan jauh lebih berguna ketimbang usaha untuk mengubahnya, memanipulasinya agar sesuai dengan ideologi. 

Mengenai Injil Lukas kita harus berani mengajukan pertanyaan: Mengapa Lukas menempatkan Silsilah Yesus sesudah Yesus dibaptis dan sebelum Yesus dicobai? Mengapa banjaran di Silsilahnya terbalik dari Matius dengan “naik” (dari Yesus ke Allah)? Mengapa Allah dan Adam tampaknya penting di Silsilah itu? Masih banyak pertanyaan yang dapat kita ajukan untuk memahami teologi Injil Lukas. 

Dalam pada itu tentang Injil Matius kita juga harus berani mengajukan pertanyaan: Mengapa penulis Injil Matius menempatkan Silsilah Yesus di awal Injilnya? Mengapa nama Daud dan Abraham tampaknya penting di Silsilah itu? Mengapa ada perempuan atau nama perempuan di Silsilah patriarkhal itu? 

Dari banjaran silsilah dalam Injil Lukas yang naik itu kita melihat secara gambar besar bahwa teologi Injil Lukas tentang kenaikan, dari rendah ke tempat tinggi. Yesus berkarya di Nazaret/Galilea, naik ke Yerusalem, naik ke Betania di Bukit Zaitun, dan akhirnya naik ke surga. Penulis Injil Lukas juga hendak menyampaikan teologi kemesiasan Yesus sesudah mengalami penderitaan dan kebangkitan. Kalau di Injil Matius penulis hendak menyampaikan bahwa Yesus sejak lahir sudah raja (atau mesias). Di awal Injil Matius dengan penulis menyatakan Yesus Kristus anak Daud.
 
Jadi, Kitab-kitab Injil bukan buku sejarah? Bukan buku sejarah, melainkan refleksi iman para penulisnya yang mewakili jemaat mereka masing-masing. Sangat bolehjadi perbedaan-perbedaan itu memang disengaja oleh para penulisnya. Penulis Injil Matius dan Injil Lukas tidak bersepedapat dengan penulis Injil Markus. Penulis Injil Yohanes tidak bersetuju dengan para penulis Injil sinoptik. Sangat bolehjadi. Terbuka banyak kemungkinan.

Orang Kristen masa kini justru sangat beruntung, karena memiliki banyak sudut pandang kesaksian tentang Kristus. Untuk itulah bacaan ekumenis RCL menganut siklus Tahun A untuk pembacaan Injil Matius, Tahun B untuk Injil Markus, dan Tahun C untuk Injil Lukas, sedang Injil Yohanes disisipkan di ketiga tahun itu. Dari sini orang Kristen akan melihat sudut pandang yang berbeda tentang Kristus dari setiap Kitab Injil. Bukan satu, apalagi Kristus hanya menurut pendeta anu atau pendeta onoh. Cepogo, gardu pandang ketep, (TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...