Selasa, 24 Mei 2022

Serial Sudut Pandang [𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗞𝗿𝗶𝘀𝘁𝘂𝘀, 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗖]𝗦𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗸𝗲 𝗨𝗷𝘂𝗻𝗴 𝗕𝘂𝗺𝗶 (𝗱𝗶 𝗥𝗼𝗺𝗮

Serial Sudut Pandang [𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗲𝗻𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗞𝗿𝗶𝘀𝘁𝘂𝘀, 𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗖]

𝗦𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗸𝗲 𝗨𝗷𝘂𝗻𝗴 𝗕𝘂𝗺𝗶 (𝗱𝗶 𝗥𝗼𝗺𝗮)

𝘌𝘷𝘢𝘯𝘨𝘦𝘭𝘪𝘴𝘮 𝘪𝘴 𝘫𝘶𝘴𝘵 𝘰𝘯𝘦 𝘣𝘦𝘨𝘨𝘢𝘳 𝘵𝘦𝘭𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳 𝘣𝘦𝘨𝘨𝘢𝘳 𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘵𝘰 𝘧𝘪𝘯𝘥 𝘣𝘳𝘦𝘢𝘥.” D.T. Niles

Saya sangat menaruh hormat kepada para tokoh gereja sesudah Indonesia merdeka. Mereka dapat meyakinkan pemerintah bahwa perayaan Hari Kenaikan Yesus Kristus amat penting sehingga layak dijadikan hari libur nasional. Lewat Keppres No. 24, 1953, hari ke-40 sesudah Paska ditetapkan sebagai hari libur nasional bersama dengan hari-hari raya lainnya. Gereja menetapkan Hari Raya Paska pada Minggu pertama sesudah bulan purnama yang jatuh pada atau sesudah 21 Maret (𝘦𝘲𝘶𝘪𝘯𝘰𝘹). Apabila bulan purnama jatuh pada 21 Maret, maka Paska ditetapkan pada Minggu berikutnya. Contoh, Paska tahun ini ditetapkan pada 17 April 2022. Hari Kenaikan Yesus Kristus selalu jatuh pada Kamis, 40 hari sesudah Hari Raya Paska.

Seandainya Injil Lukas dan Kisah Para Rasul (KPR atau Kis.) tidak ditulis, gereja barangkali tidak akan merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Surga. Memang Injil Markus 16:19 menyebut “terangkatlah Ia ke surga”. Kalau anda memiliki Alkitab Terjemahan Baru (TB) edisi ke-2 LAI, 1997, Injil Markus berakhir pada pasal 16 ayat 8a. Dari ayat 8b sampai ayat 20 diberi tanda kurung siku, yang berarti tidak tertuliskan pada salinan yang lebih tua.

Dalam Alkitab kisah Kenaikan Kristus ada di bagian akhir Injil Lukas dan di bagian awal KPR. Menurut para ahli Perjanjian Baru (PB) kedua kitab sebenarnya satu kitab yang ditulis oleh orang yang sama. Bacaan ekumenis hari ini diambil dari KPR 1:1-11 sebagai bacaan pembuka dan Injil Lukas 24:44-53. 

Secara kronologi cerita Injil Lukas ditulis lebih dahulu. Cerita dalam bacaan hari ini merupakan rangkaian terakhir dari Kebangkitan Kristus dan penampakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya. Kata Yesus: " 𝘐𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯-𝘒𝘶, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘒𝘶𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶, 𝘺𝘢𝘬𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘨𝘦𝘯𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘛𝘢𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘔𝘶𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘯𝘢𝘣𝘪-𝘯𝘢𝘣𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘔𝘢𝘻𝘮𝘶𝘳. 𝘈𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯: 𝙈𝙚𝙨𝙞𝙖𝙨 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙣𝙜𝙠𝙞𝙩 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙩𝙞 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙜𝙖, 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪: 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘕𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘰𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢, 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮. 𝙆𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙠𝙨𝙞 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙣𝙞. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘰𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪." (ay. 44-49).

Dalam ayat 50-53 dinarasikan Yesus kemudian membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di sana Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Satu ciri teologi Injil Lukas adalah 𝗸𝗲𝗻𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻, dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi. Pada bagian akhir Injil Lukas kentara ketika Yesus mengajak murid-murid-Nya keluar dari Yerusalem ke Betania lalu naik ke surga. Surga di sini dari kata οὐρανόν (baca: ouranon) yang juga berarti langit. Dalam dunia cerita Injil Lukas Betania lebih tinggi daripada Yerusalem (Luk. 19:29), sedang Yerusalem lebih tinggi daripada Nazaret (Luk. 2:42). Secara umum dalam dunia cerita Injil Lukas tempat atau wilayah pelayanan Yesus sebelum Ia menuju Yerusalem berada di posisi lebih rendah (Luk. 18:31; 19:28). Dari informasi dunia cerita ini dapat diperikan bahwa perjalanan hidup Yesus adalah perjalanan naik atau meninggi; dari Nazaret dan Galilea, naik ke Yerusalem, naik ke Betania di Bukit Zaitun, dan akhirnya naik ke surga.

Apabila kita menengok lebih ke belakang lagi Yesus lahir di palungan dan “hanya” dikunjungi oleh gembala-gembala. Yesus juga lahir di lingkungan keluarga miskin seperti terlihat jenis persembahan saat Maria ditahirkan di Yerusalem (Luk. 2:22-24). Hal itu makin nyata dari pelayanan Yesus yang berbelarasa kepada orang-orang marginal atau mereka yang disisihkan oleh masyarakat yang menganut sistem puritas. Penginjil Lukas tampaknya hendak menyampaikan bahwa orang-orang yang merendahkan diri seperti Yesus akan ditinggikan oleh Allah.

Dalam babak akhir Injil Lukas Yesus hendak menjawab keraguan murid-murid-Nya. Narator menyampaikan kepada pembaca bahwa Yesus memberkati murid-murid-Nya dan kemudian terangkat ke surga. Mereka sekarang percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh sudah bangkit dan naik ke kediaman Bapa-Nya. Mereka juga mengerti bahwa Mesias harus menderita terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kemuliaan-Nya seperti nubuatan para nabi. Yesus yang memula pelayanan-Nya dari tempat yang paling rendah sampai akhirnya tiba di tempat tertinggi. 

Terus? Jangan lupa dalam bacaan Yesus berkata, “𝙆𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙠𝙨𝙞 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙞𝙣𝙞”. Penginjil Lukas hendak menyampaikan kepada kita, sebagai pembaca masa kini, untuk menjadi saksi dari kisah teologisnya. Kesaksian yang mana? 𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗶𝗻𝗶! Menjadi saksi Kristus berarti menyaksikan semua karya pelayanan Kristus (dhi. kisah teologis Injil Lukas) dengan merefleksikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Orang Kristen bersaksi dengan berperangai laksana Kristus dalam berkarya, berbelarasa terhadap orang-orang marginal atau mereka yang disisihkan oleh masyarakat dengan segala alasannya. Jadi, kalau ada orang Kristen “bersaksi” bahwa ia menjadi kaya, terhindar dari kecelakaan maut, dan sejenisnya tentang kehidupan pribadinya yang didaku diberkati oleh Allah bukanlah bersaksi menurut Injil. Itu adalah cerita tentang dirinya sendiri yang doyong (𝘣𝘪𝘢𝘴𝘦𝘥) sehingga tidak bisa dijadikan ukuran untuk orang lain karena itu memang bukan maksud bersaksi menurut Injil.

Pada bagian awal KPR istilah 𝘒𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 muncul dua kali (Kis. 1:3 dan 6) sehingga tampaknya menjadi tema dasar pada awal cerita. Kerajaan Allah dipandang dari matra ke-akan-an. Tema Kerajaan Allah didukung dengan rincian lain yaitu awan yang menyertai Yesus naik ke surga dan yang akan menyertai Yesus turun pada kedatangan-Nya kembali (Kis. 1:9-11). Tema Kerajaan Allah secara tersirat dikuak pada bagian akhir KPR bahwa Israel mengharapkan pemulihan Kerajaan Allah secara penuh (Kis. 28:20). Dengan begitu berita dalam KPR jika dibuat pembabakan:
• Awal: Kerajaan Allah.
• Tengah: Karya dan ajaran para rasul.
• Akhir: Kerajaan Allah.

Dalam narasi awal (Kis. 1:1-3) dikatakan bahwa Yesus selama 40 hari berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka (11 murid) tentang Kerajaan Allah. Pembaca yang sudah berprapaham kalender gerejawi jarak Hari Kebangkitan (Paska) ke Hari Kenaikan adalah 40 hari langsung memahami teks itu dengan Yesus-Paska berada di bumi selama 40 hari. Angka 40 harus dipahami simbolik sebagai waktu tercukupkan. Yesus memersiapkan diri secara tercukupkan dengan menyendiri di gurun selama 40 hari. Umat Israel dididik oleh Allah selama 40 tahun di padang gurun. Demikian juga Yesus menyiapkan murid-murid-Nya dengan waktu tercukupkan sebelum Ia naik ke surga.

Ada empat pokok pikiran berupa ramalan dalam bacaan KPR 1:1-11:
• Para murid yang kemudian disebut rasul-rasul akan dibaptis dengan Roh Kudus.
• Kerajaan Allah akan dipulihkan, tetapi tentang waktunya hanya Allah yang menentukan. 
• Para saksi akan bersaksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai 𝘂𝗷𝘂𝗻𝗴 𝗯𝘂𝗺𝗶.
• Yesus yang diangkat ke surga akan datang dengan cara yang sama.

Keempat ramalan itu saling berpautan. Yang pertama tergenapi pada Hari Pentakosta (Kis. 2:3-4). Yang ketiga tergenapi bersaksi sampai  ke ujung bumi, yaitu Roma. Rasul Paulus bersaksi sampai ke Roma dan narasi KPR berakhir. Yang kedua akan terjadi apabila Yesus datang kembali (ramalan keempat).

Pembaca modern tentu saja menolak Roma adalah ujung bumi. Akan tetapi dari sisi dunia cerita penulis KPR menyebut “dari Yerusalem sampai ke ujung bumi” di awal kisah mengakhiri ceritanya dengan keberhasilan Rasul Paulus mencapai ujung bumi. Dengan demikian Roma adalah ujung bumi. Apabila kita melihat kerangka cerita KPR, linimasa pengabaran Injil:
• Berawal dari Yerusalem (Kis.1:1-8:3). 
• Berlanjut ke Galilea dan Samaria (Kis. 8:4-11:18). 
• Berakhir di Roma (Kis. 11:19-28:31), ujung bumi.

Kalau kita melihat catatan Alkitab perayaan Kenaikan Kristus tidaklah penting. Untuk itulah saya menaruh hormat kepada para tokoh gereja di Indonesia seperti yang saya sebut di awal serial sudut  Pandang ini. Dalam Injil Lukas, yang ceritanya sepanjang 24 pasal, Kenaikan Kristus hanya disebut  “… dan terangkat ke surga.” (Luk. 24:51). Dalam Kisah Para Rasul, yang narasinya sepanjang 28 pasal, kenaikan Kristus hanya disebut “…terangkatlah Ia …” (Kis. 1:9). Bandingkan dengan kisah kelahiran, kematian, dan kebangkitan Kristus.

Yang penting bukanlah perayaan Kenaikan Kristus, melainkan tanggapannya. Para murid menanggapi dengan bergiat memberitakan Injil sampai ke ujung bumi dan itu berhasil. Dengan begitu pemenuhan Kerajaan Allah yang dijanjikan Kristus pasti akan terjadi. Selamat merayakan hari kenaikan Tuhan Yesus ke surga🙏🙏🙏(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...