Jumat, 17 Februari 2023

SUDUT PANDANG Mat. 17:1-9, Mrk. 9:2-13, dan Luk. 9:28-36, RUNGOKNO GUSTIMU, MINGGU TRANSFIGURASI

SUDUT PANDANG Mat. 17:1-9, Mrk. 9:2-13, dan Luk. 9:28-36RUNGOKNO GUSTIMU, MINGGU TRANSFIGURASI

Transfigurasi dalam arti literal adalah alihmuka. Dalam makna hari raya liturgi Minggu Transfigurasi merupakan peralihan dari pelayanan Yesus yang mengajar dan melakukan penyembuhan di Galilea menuju pelayanan dan pengorbanan Yesus ke Yerusalem. Istilah transfigurasi merujuk momen Yesus beralihmuka yang disaksikan oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes atau yang di Alkitab LAI disebut dengan 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘨𝘶𝘯𝘶𝘯𝘨 (Mat. 17:1-9, Mrk. 9:2-13, dan Luk. 9:28-36). Yang dimaksud dengan beralihmuka adalah wajah Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang (Mat. 17:2).
Minggu Transfigurasi dapat juga disebut “hari kenaikan kelas” bagi Yesus, dari pelayanan tingkat pertama naik ke pelayanan tingkat kedua yang lebih dahsyat. Ahli Perjanjian Baru menyebutnya masa pengajaran dan masa pengorbanan Yesus. Minggu Transfigurasi menandai penerusan peningkatan karya-karya Yesus menjelang penyaliban-Nya. Ia makin dibenci oleh lawan-lawan-Nya. Semua karya-Nya dinafikan bahkan diputarbalikkan oleh ahli-ahli dan pemimpin-pemimpin agama Yahudi sampai pada akhirnya Yesus didakwa menista agama dan dijatuhi hukuman mati.
Minggu Transfigurasi dirayakan sebagai penutup Minggu-Minggu Epifani dan sebelum Rabu Abu.  Minggu Transfigurasi, Minggu ini dikisahkan oleh pengarang Injil Matius, yang bersumber dari Injil Markus 9:2-13, Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik gunung (ay. 1). Yesus beralihmuka (bertransfigurasi) bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang (ay. 2), dan tampaklah Musa serta Elia sedang berbicara dengan Yesus (ayat 3). 
Latar tempat untuk episode Transfigurasi Yesus ini adalah gunung atau puncak gunung (Mat. 17:1).
• Dulu Musa berjumpa dengan Allah di atas gunung (Kel. 24:12-18).
• Dulu Elia berjumpa dengan Allah di atas gunung (1Raj. 19:8-18).
• Kini Yesus berjumpa dengan Musa, Elia, dan Allah di atas gunung.
• Sama seperti Musa, Yesus juga memberikan “Taurat baru” di gunung (Mat. 5-7).
• Sama seperti Elia, Yesus juga membangkitkan seorang anak yang mati (Mat. 9:25).
Yesus melanjutkan karya Musa dan Elia, tetapi Yesus melampaui kemuliaan kedua tokoh Israel itu. Bahkan kedua tokoh besar itu kini menyaksikan Yesus dimuliakan Allah di hadapan mereka. Misteri Transfigurasi Yesus itu bernasabah (relate) dengan misteri Kebangkitan seperti yang dikatakan Yesus di ayat 9: Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, "𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘔𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘪."
Transfigurasi Yesus juga berpautan dengan pemberitahuan atau deklarasi kedua bahwa Yesus adalah Anak Allah. Matius 17:5:  Tiba-tiba sementara ia (Petrus) berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, "𝘐𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘶𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪, 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘕𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯, 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘋𝘪𝘢." Frase 𝘐𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘒𝘶𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘪 tampaknya merujuk Mazmur 2:7 yang merupakan Mazmur penahbisan raja Israel.  
Ucapan itu adalah 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 (𝘳𝘦𝘷𝘦𝘭𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯), deklarasi tentang siapa diri Yesus, yakni Anak Allah yang dikasihi dan diperkenan Allah, Raja Israel yang baru, dan sekaligus perintah “𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢!” ditujukan kepada para murid Yesus: Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Reaksi para murid adalah tersungkur dan sangat ketakutan (ay. 6). Itu adalah deklarasi kedua. Deklarasi pertama saat pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis (lih. Mat. 3:17). 
Mengapa saat ada deklarasi itu para murid sampai tersungkur dan ketakutan?
Dalam ayat sebelumnya (ay. 4) Petrus hendak mendirikan tiga kemah; satu untuk Yesus, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia. Lalu turunlah awan terang menaungi mereka dan terdengar suara Allah sehingga ketiga murid tersungkur dan ketakutan seperti yang ditulis di atas.
Dalam khotbah ada  menafsir ucapan Petrus itu sebagai keinginan Petrus untuk tinggal di gunung itu lebih lama lagi.  kemudian menyampaikan bahwa orang Kristen tidak boleh hanya 𝘴𝘦𝘭𝘧𝘪𝘴𝘩 berdoa dan menjalin hubungan vertikal dengan Allah sehingga mengabaikan hubungan horisontal dan tugas-tugasnya di dunia. Allah tidak ingin orang Kristen melalaikan tugas-tugas mereka di dunia.
Pesan  itu sebenarnya bagus, namun tafsir itu tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan melihat konteks perikop dan keseluruhan Injil.
Dalam ucapan Petrus itu tidak ada kalimat eksplisit bahwa ia tidak ingin turun dari gunung. Orang Jawa bilang, “𝘛𝘩𝘦 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘥𝘪𝘥𝘯’𝘵 𝘵𝘦𝘭𝘭 𝘴𝘰.” Petrus secara eksplisit mengusulkan hendak mendirikan kemah atau σκηνάς (baca: 𝘴𝘬o𝘯𝘢𝘴). Kemah di sini merujuk 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 atau 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘚𝘶𝘤𝘪 di zaman Musa (Kel. 26:1-37; 33:7-9; 40:1-38). Kitab Keluaran Septuaginta menggunakan kata 𝘴𝘬o𝘯𝘢𝘴 untuk kemah.
Di 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘚𝘶𝘤𝘪 itu Allah hadir dan tinggal di tengah-tengah bangsa Israel. Di 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 itu Allah dapat dijumpai oleh Musa. 
Namun Yesus tidak menanggapi gagasan Petrus dan malah Allah turun tangan. “𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘭𝘰𝘦, 𝘗𝘦𝘵, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘪𝘯 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘎𝘶𝘦.” Begitu kira-kira kata Allah, “𝘎𝘶𝘦 𝘫𝘶𝘨𝘢𝘬 𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩 𝘔𝘶𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘌𝘭𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨.” Musa dan Elia sudah hilang dari pandangan sehingga usulan Petrus sudah basi. Allah tak membutuhkan 𝘒𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘚𝘶𝘤𝘪 untuk berkata kepada Petrus. Menjadi murid Yesus berarti mendengarkan Yesus, Musa baru, Raja Israel yg baru, Mesias rajani. Jadi, pendirian kemah di gunung itu tidak jadi bukan karena Allah tidak mau Petrus dkk. melalaikan tugas-tugas mereka di dunia.
Melihat ketiga murid-Nya tersungkur dan ketakutan, Yesus menghampiri mereka, “𝘉𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪𝘭𝘢𝘩, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵!”
Kisah Transfigurasi Yesus diakhiri dengan pesan Yesus kepada para murid untuk merahasiakan pelihatan atau ὅραμα (baca: 𝘩𝘰𝘳𝘢𝘮𝘢) atau 𝘷𝘪𝘴𝘪𝘰𝘯 itu sampai Yesus dibangkitkan Allah dari antara orang mati (Mat. 17:9). Mengapa harus dirahasiakan dulu? 
Kemuliaan Yesus, Sang Mesias, hanya layak diberitakan apabila kemuliaan itu tidak dilepaskan dari penderitaan-Nya sampai mati di kayu salib karena dibunuh oleh para pemimpin Yahudi yang tidak menerima diri-Nya sebagai Mesias, Raja Israel yang baru, Anak Allah yang dikasihi Allah.
Perayaan Minggu Transfigurasi merupakan momen menyiapkan umat untuk lebih 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗗𝗶𝗮 guna menghadapi tantangan lebih berat dan lebih besar lagi.

Pancasila, 18.02.2023 (TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...