Selasa, 05 Maret 2024

SUDUT PANDANG YOHANES 2: 13 - 22, MENGULIK BISNIS GEREJA


SUDUT PANDANG YOHANES 2: 13 - 22, MENGULIK BISNIS GEREJA

Dalam Injil sinoptik Yesus hanya sekali berkiprah di Yerusalem di pengujung hidup-Nya. Di Yerusalem Yesus membersihkan Bait Allah dari praktik bisnis kotor imam-imam lewat pedagang-pedagang yang berjualan di area Bait Allah. Para pemuka Yahudi kemudian memiliki alasan langsung untuk melenyapkan Yesus.

Kisah di Injil Yohanes jauh berbeda. Yesus berulang kali datang ke Yerusalem. Tiga kali untuk merayakan Paska (lih. Yoh. 2:13; 6:4; 11:55). Alasan kuat para pemuka Yahudi untuk membunuh Yesus bukan lantaran pembersihan Bait Allah, melainkan pembangkitan Lazarus dari kematian. Peristiwa pembangkitan Lazarus itu menyebabkan banyak orang Yahudi percaya kepada Yesus dan sejak hari itu mereka bersepakat untuk membunuh Yesus (lih. Yoh. 11:45-53).

Hari ini adalah Minggu ketiga masa Pra-Paska. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Yohanes 2:13-22 

Bacaan Injil Minggu ini perikopnya diberi judul oleh LAI 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘤𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩. Pengulasan bacaan dibagi ke dalam tiga bagian:

▶ Yohanes 2:13-17 Yesus mengusir pedagang-pedagang
▶ Yohanes 2:18-19 Para pemuka Yahudi menantang Yesus
▶ Yohanes 2:20-22 Yesus pengganti Bait Allah

𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗻𝗴𝘂𝘀𝗶𝗿 𝗽𝗲𝗱𝗮𝗴𝗮𝗻𝗴-𝗽𝗲𝗱𝗮𝗴𝗮𝗻𝗴 (Yoh. 2:13-17)

Ketika Hari Raya Paska orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. (ay. 13) Di halaman Bait Allah didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, domba dan merpati, dan penukar-penukar uang yang duduk di situ. (ay. 14) Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Allah dengan semua domba dan lembu mereka. Uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. (ay. 15) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, “𝘈𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪! 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘭𝘢𝘯!” (ay. 16) Lalu teringatlah murid-murid-Nya bahwa ada tertulis, “𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩-𝘔𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘨𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶.” (ay. 17) (TB II 2023)

Menjelang perayaan Paska Yahudi terjadi peningkatan peziarah ke Yerusalem. Perdagangan hewan dan penukaran uang di lingkungan Bait Allah meningkat. Ini adalah bisnis besar para penguasa Bait Allah. Para peziarah membutuhkan hewan kurban persembahan. Mereka juga wajib menukar uang asing dengan uang Tyria yang berlaku di Yerusalem karena pajak Bait Allah hanya boleh dibayar dengan mata uang itu.

Penulisan Injil Yohanes merupakan bentuk perlawanan Komunitas Yohanes terhadap penguasa agama Yahudi yang mendera mereka. Hanya di Injil Yohanes yang menampilkan Yesus dengan cambuk. Yesus mengusir para pedagang itu berarti melumpuhkan ibadat Bait Allah. Tidak ada kurban persembahan. Menjungkirbalikkan meja penukaran uang asing berarti menghentikan aliran uang ke penguasa Bait Allah. Bayangkanlah anda punya akses lalu memutus aliran uang dari orang-orang kaya ke kas Gereja, anda pasti akan menjadi musuh Gereja. Tepatnya musuh para pemuka Gereja. 

“𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘶𝘢𝘭𝘢𝘯!” (ay. 16) merupakan kutipan dari Zakharia 14:21. Di sini penulis Injil memaknai penyucian Bait Allah oleh Yesus sebagai tindakan eskatologis. Yesus bertindak sebagai tokoh akhir zaman yang sekarang sudah dimula. Ungkapan 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶 (𝘵𝘰𝘯 𝘰𝘪𝘬𝘰𝘯 𝘵𝘰𝘶 𝘗𝘢𝘵𝘳𝘰𝘴) mirip dengan ucapan Yesus di Injil Lukas 2:49. Tidak terlalu jelas apakah ungkapan itu tradisi Yohanes atau tradisi Sinoptik yang memengaruhi penulis Injil Yohanes.

Kisah pembersihan Bait Allah terhenti oleh penjelasan narator di ayat 17 … ada tertulis “𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩-𝘔𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘨𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘬𝘶” yang merujuk Mazmur 69:10. Pemazmur tampaknya memahami penderitaannya sebagai perhatiannya kepada Bait Allah. Penulis Injil Yohanes memaknai ini secara mesianis yang merujuk penyaliban Yesus. Pembersihan Bait Allah merupakan gairah Yesus untuk rumah Bapa sebagai simbol tempat Allah berkemah di tengah-tengah umat-Nya, tetapi cinta-Nya akan menghanguskan Yesus. Hal yang sama jika anda berhasil memutus aliran uang dari orang-orang kaya ke kas Gereja, maka para pemuka Gereja akan menghanguskan anda.

𝗣𝗮𝗿𝗮 𝗽𝗲𝗺𝘂𝗸𝗮 𝗬𝗮𝗵𝘂𝗱𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 (Yoh. 2:18-19)

Para pemuka Yahudi menantang Yesus, katanya, “𝘛𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯?” (ay. 18 ) Jawab Yesus kepada mereka, “𝘙𝘶𝘯𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘚𝘶𝘤𝘪 𝘪𝘯𝘪, 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘯𝘺𝘢.” (ay. 19) (TB II 2023)

Di sini untuk kali pertama ditampilkan para pemuka Yahudi yang kelak akan terus-menerus menjadi lawan Yesus. Tentu saja mereka berang karena bisnis mereka diusik oleh Yesus. Permintaan mereka akan suatu tanda membuka perdebatan mengenai otoritas Yesus bertindak keras membubarkan perdagangan itu. Permintaan tanda untuk percaya merupakan khas Injil Yohanes sebagai iman yang belum matang. Injil Yohanes menekankan percaya pada ucapan Yesus, bukan tanda (bdk. Yoh. 5:24).

Yesus tidak memenuhi permintaan mereka untuk menunjukkan tanda. Jawaban Yesus berupa kalimat perintah “𝘙𝘶𝘯𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘚𝘶𝘤𝘪 𝘪𝘯𝘪” dan disambung-Nya “𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘯𝘺𝘢”. Tanggapan Yesus membingungkan mereka.

𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗴𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗕𝗮𝗶𝘁 𝗔𝗹𝗹𝗮𝗵 (Yoh. 2:20-22)

Lalu kata para pemuka Yahudi itu kepada -Nya, "𝘌𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩 𝘦𝘯𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘚𝘶𝘤𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪?” (ay. 20) Namun, yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Suci ialah tubuh-Nya sendiri. (ay. 21) Karena itu sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, murid-murid-Nya teringat bahwa hal itu telah dikatakan-Nya dan mereka pun percaya kepada Kitab Suci dan kepada perkataan yang telah diucapkan Yesus. (ay. 22) (TB II 2023)

Latar waktu cerita ini adalah dalam masa pemugaran Bait Allah yang dimula oleh Raja Herodes Agung pada tahun 19 SZB. Lama sekali waktu pemugarannya. Untuk itulah para pemuka Yahudi kembali bertanya, “𝘌𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩 𝘦𝘯𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘚𝘶𝘤𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪?” (ay. 21)

Dalam pada itu penulisan Injil terjadi sesudah Bait Allah diruntuhkan oleh Jenderal Titus dari Roma pada tahun 70 ZB. Memang sudah menjadi sejarah dan kenyataan pahit bagi orang-orang Yahudi bahwa Bait Allah dirobohkan. Kembali di sini narator menjelaskan maksud jawaban enigmatik Yesus. Kepentingan narator di sini adalah untuk pembaca Injil Yohanes. Yesus tidak sedang berbicara mengenai Bait Allah, melainkan tubuh-Nya sendiri yang akan bangkit pada hari ketiga. Arti jawaban Yesus itu sendiri baru diketahui para murid sesudah kebangkitan Yesus. Tanda yang diminta oleh para pemuka Yahudi sebenarnya kebangkitan-Nya sehingga Ia menunjukkan kuasa untuk bertindak di Bait Allah.

Kenisah memiliki peranan penting bagi orang Ibrani-Yahudi. Demikian halnya peranan Kristus bagi jemaat perdana. Dalam konteks perayaan Paska Yahudi yang Allah membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir, Kristus tidak hanya membersihkan Kenisah, tetapi menyediakan penggantinya. Kehadiran Allah tidak lagi dibatasi di dalam Kenisah atau Bait Allah.

Penginjil Yohanes menempatkan kisah 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘤𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 di permulaan Injil karena alasan strategis dalam pembelaan iman Kristen yang mengganti Yudaisme. Kehadiran Allah tidak lagi disimbolkan dengan satu tempat, Bait Allah, melainkan dengan seorang pribadi, Yesus Kristus.
03.03.2024 (T)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...