Sudut Pandang Papirus Mesir Kuno Membuktikan Bahwa Bangsa Israel Pernah Berada Di Mesir Sebagai Budak
Beberapa orang yang skeptis terhadap Alkitab Ibrani mengatakan tidak ada bukti nyata bahwa Israel berada di Mesir atau menjadi budak di Mesir. Namun hal ini tidak benar. Ada sebuah papirus terkenal yang disimpan di Museum Brooklyn yang disebut Papirus Brooklyn atau khususnya Papirus Brooklyn 35.1446. Papirus ini awalnya dibeli oleh Charles Edwin Wilbur antara tahun 1881 dan 1896. Akhirnya diwariskan ke Museum Brooklyn. Itu harus disusun ulang (agar dapat dibaca) dari sekitar 600 fragmen/potongan. Karya-karya besar yang diterbitkan mengenai papirus ini ditulis oleh William Hayes pada tahun 1955.
Isi papirus ini adalah daftar nama budak-budak yang dipindahkan dari suatu tempat ke wilayah kerajaan Mesir Periode Dinasti Menengah yang kaya. Papirus itu mempunyai dua penanggalan yang pasti. Bagian pertama mempunyai penanggalan pada masa Amenhemet III (sekitar tahun 1830 SM) dan bagian selanjutnya pada masa Sobhotep III sekitar tahun 1743 SM atau pertengahan dinasti ke-13 Mesir.
Sebagian besar daftar budak adalah orang-orang yang disebut sebagai orang-orang Asia yang berasal dari kawasan (yang kemudian disebut) Palestina dan Suriah. Apa yang menakjubkan tentang daftar budak di bagian terakhir yang berasal dari Sobekhotep III ini adalah bahwa sebagian besarnya adalah perempuan Asia dengan nama Israel.
Dalam daftar budak di baris 11 tertulis “ASIatik perempuan, Munahhima (Mnhm) Ini adalah nama versi perempuan dari Menahem, sebuah nama Israel.
Kami juga menemukan tertulis di baris 13, ada tertulis nama “Sakratu” juga nama Asia versi perempuan (Sk-r-tw). Ahli Mesir Kuno William Hayes menulis tentang nama ini bahwa nama ini adalah feminin dan tidak dapat dipisahkan dari Nama Ibrani Alkitab Yasahir, Isachar dan Sakar”
Juga di baris 21 kita menemukan Asiatice Siprah (S-p-r), juga nama perempuan. Hayes menulis bahwa “Nama ini sangat dimungkinkan terkait dengan atau bahkan mungkin sama dengan nama Aramic, yaitu Sapphira, “Sappira” atau Sifra, salah satu dari bidan-bidan Ibrani yang tercatat di dalam dalam Keluaran 1:15"
Pada baris 23 tertulis “Asra” (Is-r), sebuah nama Asia perempuan. Hayes bahwa ini adalah nama feminin yang sama dengan Asyer, nama dari salah satu dari dua belas suku Israel. Lihat Kel 1:1-4.
Ada juga nama versi perempuan dari nama Yakov. Bahkan di dalam papirus ini juga ditemukan nama seorang budak laki-laki, David.
Kemudian pada bagian akhir tulisannya tentang papirus ini (hal. 99) William Hayes memberikan komentar sebagai berikut,
“Mungkin hal yang paling mengejutkan terkait dengan para pelayan (dari) Asia ini adalah bahwa seorang pejabat Mesir pada masa Dinasti Ketigabelas memiliki lebih dari empat puluh orang budak dalam kepemilikan pribadinya. Jika jumlah pembantu rumah tangga yang serupa dapat ditemukan di setiap rumah tangga besar di Mesir, maka kita akan bertanya-tanya seberapa besar jumlah budak yang ada di Mesir saat itu, dan bagaimana mereka bisa menjadi pembantu rumah tangga bagi warga kerajaan Mesir.”
Hayes selanjutnya menjelaskan bahwa mereka tidak mungkin menjadi tawanan perang karena tidak diketahui ada catatan tentang penyerbuan besar-besaran Mesir ke Kanaan pada masa dinasti ke-13 atau sebelumnya di kerajaan Periode Tengah. Hayes selanjutnya berspekulasi bahwa yang sangat mungkin adalah ada perdagangan budak besar-besaran yang menyebabkan para budak-budak ini berada di Mesir.
Namun seperti yang ditulis oleh Egyptologist David Rohl dalam bukunya “Exodus Myth or History” bahwa jika kita menempatkan peristiwa Eksodus terjadi pada masa Periode/Dinasti Akhir ke-12 dan ke-13 Mesir, maka terdapat penjelasan yang siap mengenai para pelayan ini. Mereka adalah bangsa Israel yang pertama kali diterima di Mesir dan jumlahnya bertambah banyak. Kemudian bangsa Israel sebagaimana dijelaskan dalam di dalam Alkitab, akhirnya diperbudak oleh penduduk asli Mesir. Hal ini dapat menjelaskan banyaknya jumlah budak di rumah tangga Mesir yang menggunakan nama Israel. Hal ini juga berarti mayoritas budak/pelayan adalah perempuan. Seperti yang ditulis dalam kisah kitab Keluaran, orang Mesir membunuh anak laki-laki Israel tetapi membiarkan anak perempuan tetap hidup.
Papirus Brooklyn membuktikan bahwa di sana bangsa Israel berada di Mesir sebagai budak pada masa Dinasti ke-13. Mereka yang menyangkal bukti-bukti tersebut melakukan hal tersebut karena mereka menempatkan peristiwa Eksodus pada waktu yang salah. Namun dengan menempatkan peristiwa tersebut dalam kerangka waktu yang tepat maka kita dapat menemukan bukti dari luar Alkitab tentang perbudakan orang-orang Israel di Mesir.
Terjemahan bebas dari:
Stuart Steinberg, Biblical Archaeology of Ancient Israel.
Beberapa Hal Menarik Didapat Dari Temuan Ini:
1. Papirus ini ditulis oleh orang-orang Mesir dalam kegiatan administrasi jual beli budak, yang tidak ada kaitannya dengan Alkitab.
2. Namun, catatan administrasi di dalamnya mengungkapkan adanya budak-budak dengan nama asli orang Israel berikut catatan tentang asal mereka yaitu dari kawasan Asia, tepatnya dari Kanaan yang kemudian disebut Palestina, dalam jumlah yang banyak. Alkitab mencatat bahwa orang-orang Israel keturunan Yakub diperbudak di Mesir (Kel 1:8-14).
3. Penanggalan yang didapat dari papirus ini, yaitu antara tahun 1830 SM sampai dengan sekitar tahun 1743 SM, juga cocok dengan kronologi penaklukan Yerikho yang terjadi pada sekitar tahun 1600 - 1400 SM (Yos 6:1-27).
4. Ketika kita membaca ayat-ayat Firman Tuhan di dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, kita seperti membaca sebuah dongeng belaka. Contohnya adalah ayat pada Kel 1:22 yaitu, “Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."”
Namun data temuan baru yang menunjukkan bahwa nama-nama perempuan dari budak-budak Israel yang ada di dalam papirus ini jauh lebih banyak dari nama-nama laki-laki, menunjukkan bahwa apa yang dicatat di dalam kitab Kel 1:22 tersebut benar adanya, bukan dongeng belaka.
5. Temuan ini menjadi bukti sejarah yang dapat mengkonfirmasi kebenaran catatan atau ayat-ayat di dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Lama.
Tuhan Yesus memberkati ππΌππΌππΌTitus Arkeologis Biblika 30052024