Alkitab pada dasarnya bacaan orang dewasa. Ia tidak boleh dibaca langsung oleh anak-anak atau kanak-kanak bertubuh orang dewasa tanpa bimbingan orang dewasa. Dunia cerita di Alkitab berbeda dari dunia nyata. Alkitab sarat metafora dan adegan atau kisah kekerasan mengerikan. Pembaca belum dewasa akan menelan mentah-mentah kisah-kisah itu.
Hari ini adalah Minggu kedelapan sesudah Pentakosta. Bacaan Injil Markus 6:14-29
Bacaan Injil Minggu ini perikopnya diberi judul oleh LAI 𝘠𝘰𝘩𝘢𝘯𝘦𝘴 𝘗𝘦𝘮𝘣𝘢𝘱𝘵𝘪𝘴 𝘥𝘪𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩. Bacaan berisi adegan sadis. Perikop ini merupakan satu-satunya bagian yang subjeknya bukan Yesus. Penulis Markus menggunakan teknik 𝘴𝘢𝘯𝘥𝘸𝘪𝘤𝘩, mengisi atau memasukkan cerita tentang kematian Yohanes Pembaptis (YP) di antara kisah misi para murid Yesus. Kisah kematian YP secara tragis ini bukanlah sekadar tambalan. Markus hendak menyampaikan kisah YP dan Herodes sebagai bayangan kematian Yesus sendiri sarat muatan politis. Markus sudah mengisyaratkan kematian politis ini pada awal cerita ketika YP ditangkap (Mrk. 1:14).
Perikop bacaan dibuka dengan prolog (ay. 14-16). Seperti dalam film prolog merupakan teknik naratif memula film dengan potongan adegan akhir cerita, kemudian melompat ke belakang untuk menceritakan awal kisah sampai mencapai titik tersebut. Teknik ini digunakan untuk membangun ketegangan atau minat sejak awal film.
Dalam tiga ayat tersebut dikatakan bahwa Raja Herodes Antipas juga mendengar tentang Yesus, karena nama Yesus sudah terkenal. Ada orang yang mengatakan bahwa Yesus adalah YP yang sudah dibangkitkan dari antara orang mati. Orang lain lagi mengatakan bahwa Yesus itu Nabi Elia. Waktu Herodes mendengar tentang Yesus, ia berkata, “𝘋𝘪𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘠𝘰𝘩𝘢𝘯𝘦𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘶𝘱𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵 𝘭𝘢𝘨𝘪.” Dari awal prolog ini sudah memerikan adegan sadis. YP diakui oleh Herodes sudah dipenggal kepalanya, tetapi belum dijelaskan alasan pembunuhan ini. Ayat-ayat berikutnya menarasikan alasan pembunuhan YP.
Ucapan Herodes di atas menunjukkan ada hubungan erat antara misi Yesus dan YP. Misi Yesus tidak hanya dimula setelah penangkapan Yohanes. Aktivitas Yesus yang terus-menerus dipantau oleh penguasa Yahudi sebagai hal yang erat kaitannya dengan misi YP. Pautan erat ini akan muncul lagi di kemudian hari dalam cerita Injil Markus (lih. Mrk. 11:27-33).
Penangkapan YP oleh Herodes sudah disampaikan kepada pembaca pada awal Injil (lih. Mrk. 1:14). Ayat 17-20 menjelaskan alasan rinci penangkapannya. Raja Herodes Antipas mengambil Herodias untuk dijadikan istrinya. Masalahnya, Herodias adalah istri Filipus, saudara Herodes. YP mengecam Raja Herodes, “𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘭𝘢𝘭 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢𝘮𝘶!”. Herodias menaruh dendam kepada YP, karena kecaman YP, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa, karena Raja Herodes melindungi YP. Herodes segan kepada YP, karena YP adalah orang yang benar dan suci (dikaion kai hagion). Bahkan disebutkan meskipun Herodes kesal kepada YP, ia senang mendengarkan pengajaran YP.
Kesempatan Herodias membalas dendam tiba. Narasinya tertampilkan dalam ayat 21-28. Herodes berulang tahun. Ia merayakan ulang tahunnya dengan menghelat perjamuan untuk para pembesar dan perwiranya serta orang-orang terkemuka di Galilea. Anak perempuan Herodias tampil menari dan membuat senang Raja Herodes dan tamu-tamunya. Saking senangnya Herodes ia bersumpah kepada anak perempuan Herodias, “𝘈𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶, 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶.” (ay. 23) Namanya juga anak-anak. Ia lalu pergi ke ibunya minta petunjuk hadiah yang akan diminta. Jawab Herodias kepada anak perempuannya, “𝘒𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢 𝘠𝘰𝘩𝘢𝘯𝘦𝘴 𝘗𝘦𝘮𝘣𝘢𝘱𝘵𝘪𝘴!” Ia kemudian menyampaikannya kepada Raja Herodes bahwa ia minta kepala YP di atas sebuah pinggan atau nampan.
Mendengar permintaan itu sangat sedihlah hati raja. Ungkapan 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩 (𝘱𝘦𝘳𝘪𝘭𝘺𝘱𝘰𝘴) hanya digunakan di sini (ay. 26) dan untuk memerikan pergulatan Yesus di Getsemani (Mrk. 14:34). Namun, sumpah adalah sumpah dan tidak boleh diabaikan di kalangan orang Yahudi. Apalagi Herodes mengucapkannya di depan tamu-tamunya. Raja kemudian menyuruh algojo untuk memenggal kepala YP di penjara dan membawanya di atas sebuah pinggan. Kepala YP lalu diberikan kepada anak perempuan Herodias kemudian diserahkannya kepada Herodias, ibunya.
Markus dalam menarasikan pembunuhan YP ini lebih menyalahkan Herodias ketimbang Herodes. Herodias dinilai paling bertanggung jawab atas kematian YP. Perempuan dipandang negatif oleh Markus. Apa begitu? Kalau kita cermat membaca, kisah Herodias ini diapit oleh dua kisah perempuan yang dipandang positif oleh Markus (lih. Mrk. 5:25-34 dan 7:24-30). Seimbang.
Markus tampaknya sengaja memasukkan kisah suram (dan sadis!) kematian YP sebagai pengingat jangan sampai kita, para pembaca, menyimpulkan bahwa pelayanan hanyalah tentang keberhasilan dan kegembiraan yang dialami para murid. Kita diingatkan bahwa kesetiaan dapat membawa penderitaan dan bahkan kematian. Kita diingatkan bahwa bersuara keras atas kerusakan moral pejabat (termasuk pejabat gerejawi) adalah tidak kalah penting dari penyembuhan atas penyakit, pengusiran setan, dan mukjizat-mukjizat.
(14072024)(T)(STT BAPTIS INJILI)