SUDUT PANDANG YOHANES 6: 1-21, ðĶðð―ðŪððŪ ðšðēðŋðēðļðŪ ðąðŪð―ðŪð ðšðŪðļðŪðŧ
Injil Markus, Matius, dan Lukas disebut Injil sinoptik karena ada kemiripan. Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil itu, bahkan ada yang bertolak belakang. Misal, Injil sinoptik memandang penting tokoh Yohanes Pembaptis dalam menyiapkan “infrastruktur” bagi pelayanan Yesus, sedang Injil Yohanes membunuh karakter Yohanes Pembaptis.
Hari ini adalah Minggu kesepuluh setelah Pentakosta. Bacaan secara ekumenis diambil dari Injil Yohanes 6:1-21 yang didahului dengan 2Samuel 11:1-15, Mazmur 14, dan Efesus 3:14-21.
Bacaan Injil mencakup dua perikop: ð ðĶðīðķðī ðŪðĶðŪðĢðĶðģðŠ ðŪðĒðŽðĒðŊ ððŠðŪðĒ ðģðŠðĢðķ ð°ðģðĒðŊðĻ (ay. 1-15) dan ð ðĶðīðķðī ðĢðĶðģðŦðĒððĒðŊ ðĨðŠ ðĒðĩðĒðī ðĒðŠðģ (ay. 16-21). Meskipun judul perikop kisah ini sama dengan judul di Injil sinoptik, tetapi muatan teologinya sama sekali berbeda.
ð ððļð·ðķððŪð ðđðķðšðŪ ðŋðžððķ ðąðŪðŧ ðąððŪ ðķðļðŪðŧ
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea (ay. 1). Sebelum itu Yesus berada di mana? Dalam pasal 5 disebut Yesus berada di Yerusalem.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat banyak mukjizat yang dilakukan-Nya terhadap orang-orang sakit (ay. 2). Padahal sebelum sampai ke bagian ini hanya ada satu mukjizat di Galilea (lih. Yoh. 4:46-54). Di sini diandaikan Yesus sudah cukup lama berkarya di Galilea. Petulis Injil sudah mengatakan bahwa tidak semua tanda tercatatkan di sini (Yoh. 20:30). Kembali petulis Injil menyebut bahwa orang banyak mengikuti Yesus karena mukjizat-mukjizat bukanlah iman yang autentik. Hal ini akan dipertegas di ayat 26.
Lalu Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya (ay. 3). Gunung tidak bermakna simbolik seperti dalam Matius 5:1, yang menyimbolkan Yesus lebih besar daripada Musa; Musa menerima firman di gunung, sedang Yesus memberi firman di gunung (lih. Khotbah di Gunung, Mat. 5 – 7).
Ayat 4 menyebut bahwa Paska hari raya orang Yahudi sudah dekat. Ini merupakan Paska kedua yang disebut di Injil ini (pertama di Yoh. 2:13, ketiga di 13:1). Petunjuk waktu Paska ini penting, selain tumbuh banyak rumput seperti tersurat di ayat 10, karena merupakan momen banyak orang datang dari segala penjuru untuk merayakannya di tanah kelahiran. Latar Paska ini seperti kisah Allah membebaskan bangsa Israel dari Mesir, mengembara di gurun, dan diberi makanan manna dari Allah. Ini akan dipertegas di ayat 30.
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, “ððŠ ðŪðĒðŊðĒ ðŽðŠðĩðĒ ðĨðĒðąðĒðĩ ðŪðĶðŪðĢðĶððŠ ðģð°ðĩðŠ ðīðķðąðĒðšðĒ ðŪðĶðģðĶðŽðĒ ðĨðĒðąðĒðĩ ðŪðĒðŽðĒðŊ?’ (ay. 5) Pertanyaan Yesus ini mirip pertanyaan Musa (lih. Bil. 11:13). Dalam Injil sinoptik murid-murid yang mengajukan persoalan makan ini karena hari menjelang malam. Dalam Injil Yohanes ini Yesus yang mengambil insiatif dan tidak ada keterangan waktu menjelang malam. Narator kemudian menjelaskan pertanyaan Yesus itu untuk menguji Filipus (ay. 6). Jawab Filipus, “ðð°ðĩðŠ ðīðĶðĐðĒðģðĻðĒ ðĨðķðĒ ðģðĒðĩðķðģ ðĨðŠðŊðĒðģ ðĩðŠðĨðĒðŽ ðĒðŽðĒðŊ ðĪðķðŽðķðą ðķðŊðĩðķðŽ ðŪðĶðģðĶðŽðĒ, ðŪðĶðīðŽðŠðąðķðŊ ðŪðĒðīðŠðŊðĻ-ðŪðĒðīðŠðŊðĻ ðŪðĶðŊðĨðĒðąðĒðĩ ðīðĶðąð°ðĩð°ðŊðĻ ðŽðĶðĪðŠð.” (ay. 7). Jawaban Filipus menunjukkan ia belum belajar saat berada di Samaria. Saat itu Yesus berkata, “ððĒðŽðĒðŊðĒðŊ-ððķ ðŠðĒððĒðĐ ðŪðĶððĒðŽðķðŽðĒðŊ ðŽðĶðĐðĶðŊðĨðĒðŽ ððŠðĒ ðšðĒðŊðĻ ðŪðĶðŊðĻðķðĩðķðī ððŽðķ ðĨðĒðŊ ðŪðĶðŊðšðĶððĶðīðĒðŠðŽðĒðŊ ðąðĶðŽðĶðģðŦðĒðĒðŊ-ððšðĒ.” (Yoh. 4:34).
Murid yang lain, Andreas, berkata kepada Yesus, “ððŠ ðīðŠðŊðŠ ðĒðĨðĒ ðīðĶð°ðģðĒðŊðĻ ðĒðŊðĒðŽ ðšðĒðŊðĻ ðŪðĶðŪðąðķðŊðšðĒðŠ ððŠðŪðĒ ðģð°ðĩðŠ ðŦðĶððĒðŠ ðĨðĒðŊ ðĨðķðĒ ðŠðŽðĒðŊ, ðĩðĶðĩðĒðąðŠ ðĒðąðĒ ðĒðģðĩðŠðŊðšðĒ ðŠðĩðķ ðķðŊðĩðķðŽ ð°ðģðĒðŊðĻ ðīðĶðĢðĒðŊðšðĒðŽ ðŠðŊðŠ?” (ay. 8-9). Di Injil sinoptik tidak ada pertanyaan dari Andreas itu. Petulis Injil Yohanes tampaknya hendak mengontraskan kelimpahan roti yang akan diberikan oleh Yesus sekaligus melampaui yang diberikan oleh Elisa dalam 2Raja-raja 4:42-44.
Kata Yesus, “ððķðģðķðĐððĒðĐ ð°ðģðĒðŊðĻ-ð°ðģðĒðŊðĻ ðŠðĩðķ ðĨðķðĨðķðŽ.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. (ay. 10) Yesus memegang kendali situasi. Selain ditampilkan sebagai tuan rumah, Yesus juga ditampilkan sebagai Gembala yang membaringkan domba-domba di padang rumput (Mzm. 23:2). Lima ribu orang takkan kekurangan (Mzm. 23:1).
Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur, dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ. Demikian juga dilakukan-Nya dengan ikan-ikan itu sebanyak yang mereka kehendaki (ay. 11).
▶ Dalam Injil sinoptik sesudah Yesus mengucap syukur: (1) Yesus memecah-mecah roti, (2) roti diberikan kepada murid-murid, dan (3) murid-murid meneruskan membagi kepada orang banyak.
▶ Dalam Injil Yohanes ini Yesus tidak memecah-mecah roti dan Ia membagi sendiri roti-roti dan ikan-ikan itu kepada orang banyak. Yesus tidak melibatkan murid-murid dalam pembagian. Dengan kata lain semua adalah prakarsa dan karya Yesus sendiri. Teks ayat 11 itu dipersiapkan untuk ucapan Yesus bahwa Yesuslah Roti Kehidupan (ay. 48) dan orang yang makan roti itu akan hidup selama-lamanya (ay. 50-51).
Setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “ððķðŪðąðķððŽðĒðŊððĒðĐ ðąð°ðĩð°ðŊðĻðĒðŊ-ðąð°ðĩð°ðŊðĻðĒðŊ ðšðĒðŊðĻ ððĶðĢðŠðĐ ðīðķðąðĒðšðĒ ðĩðŠðĨðĒðŽ ðĒðĨðĒ ðšðĒðŊðĻ ðĐðŠððĒðŊðĻ.” (ay. 12) Mereka pun mengumpulkannya dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan (ay. 13).
Frase ðąð°ðĩð°ðŊðĻðĒðŊ-ðąð°ðĩð°ðŊðĻðĒðŊ ðšðĒðŊðĻ ððĶðĢðŠðĐ adalah terjemahan versi TB 1974 dan TB II 1997 dari ðąðĶðģðŠðīðīðĶðķðīðĒðŊðĩðĒ ðŽððĒðīðŪðĒðĩðĒ. NRSV menerjemahkan menjadi ðĩðĐðĶ ð§ðģðĒðĻðŪðĶðŊðĩðī ððĶð§ðĩ ð°ð·ðĶðģ. Versi TB II 2023 menerjemahkan menjadi ðąð°ðĩð°ðŊðĻðĒðŊ-ðąð°ðĩð°ðŊðĻðĒðŊ ðšðĒðŊðĻ ðĩðĶðģðīðŠðīðĒ sehingga mengaburkan pesan teologisnya, yaitu umat takkan kekurangan (lih. ay. 10 dan bdk. Mzm. 23:1-2). Frase ðīðķðąðĒðšðĒ ðĩðŠðĨðĒðŽ ðĒðĨðĒ ðšðĒðŊðĻ ðĐðŠððĒðŊðĻ menyimbolkan makanan yang tidak akan binasa (lih. ay. 27). Pengumpulan makanan berlebih adalah hal yang biasa di kalangan Yahudi, tetapi di sini hendak mengemukakan kelimpahan. Para murid diberi tanggung jawab atas pemberian Yesus itu agar makanan tetap tersediakan bagi umat yang akan datang.
Ketika orang-orang itu melihat tanda mukjizat yang diadakan-Nya, mereka berkata, “ððŠðĒ ðŠðŊðŠ ðĢðĶðŊðĒðģ-ðĢðĶðŊðĒðģ ððĒðĢðŠ ðšðĒðŊðĻ ðĒðŽðĒðŊ ðĨðĒðĩðĒðŊðĻ ðŽðĶ ðĨðĒððĒðŪ ðĨðķðŊðŠðĒ.” (ay. 14) Oleh karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung seorang diri (ay. 15). Kembali petulis Injil Yohanes menyatakan bahwa mengikuti Yesus karena tanda mukjizat bukanlah iman autentik. Yesus memilih menyingkir ketimbang dipaksa menjadi raja oleh orang-orang itu. Di sini juga terjadi perbedaan alasan Yesus pergi ke tempat terpencil. Di Injil Markus Yesus pergi ke tempat terpencil agar para murid dapat beristirahat sejenak. Di Injil Matius Yesus pergi ke tempat terpencil karena mendengar Yohanes Pembaptis dibunuh oleh Raja Herodes.
ðŽðēððð ðŊðēðŋð·ðŪðđðŪðŧ ðąðķ ðŪððŪð ðŪðķðŋ (ay. 16-21)
Dalam episode ini tidak begitu jelas peralihannya dari peristiwa penggandaan roti. Di Injil Markus dan Matius Yesus mendesak murid-murid-Nya menyeberang dan menyuruh orang banyak itu pulang, lalu Yesus pergi menyendiri. Pada akhir cerita sebelumnya Yesus menyingkir ke gunung seorang diri (ay. 15). Dalam Injil Yohanes tidak ada adegan Yesus menyuruh orang banyak pulang dan mendesak murid-murid-Nya bertolak ke seberang. Apabila kita membaca ayat 22 esok hari orang banyak itu baru menyadari bahwa Yesus dan murid-murid-Nya tidak ada lagi di tempat itu.
Ketika hari mula malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Hari sudah gelap dan Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sementara laut bergelora karena tiupan angin kencang (ay. 16-18).
Keterangan waktu ðŪðĒððĒðŪ merupakan kesukaan petulis Injil Yohanes. Dalam prolog Injil sudah dikontraskan antara terang dan gelap. Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari (Yoh. 3), sedang perempuan Samaria pada siang hari. Malam menyimbolkan kegelapan. Di sini penginjil hendak menyimbolkan para murid sedang masuk ke dalam kegelapan dunia. Ayat 18 menekankan ancaman yang dihadapi para murid. Mereka berada di tengah badai laut yang bergelora. Keempat Injil menggunakan kata ðĩðĐðĒððĒðīðīðĒ yang berarti literal laut. Situasi ini memerikan keadaan manusia yang jauh dari kehadiran Allah.
Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Mereka pun ketakutan. (ay. 19) Namun, Yesus berkata kepada mereka, “ððŊðŠ ððŽðķ, ðŦðĒðŊðĻðĒðŊ ðĩðĒðŽðķðĩ!” (ay. 20)
Dalam Injil Markus dan Matius ketika para murid melihat Yesus berjalan di atas air, mereka ketakutan, karena Yesus disangka hantu (Mrk. 6:49, Mat. 14:26). Dalam Injil Yohanes berbeda. Yesus tidak disangka hantu. Ketakutan para murid karena mereka mengalami peristiwa theophany (penampakan Allah) apabila dihubungkan dengan ucapan Yesus di ayat 20, “ððŊðŠ ððŽðķ (ððĻo ðĶðŠðŪðŠ)”. Hal ini mirip dengan perkataan Yesus dalam Yohanes 18:5-6 yang membuat para prajurit Romawi jatuh karena gentar.
Lalu mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu dan seketika itu juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju (ay. 21).
Dalam Injil Markus angin topan disamakan dengan roh jahat. Adegan peneduhan danau dari amukan angin topan sama dengan pengusiran roh jahat (lih. Mrk. 1:25; 5:39). Dalam Injil Yohanes tidak ada episode atau adegan Yesus mengusir roh jahat atau setan. Bahkan iblis yang merasuki Yudas Iskariot didiamkan saja oleh Yesus dan membiarkan Yudas pergi ke tengah kegelapan malam (lih. Yoh. 13:27-30). Ayat 21 di atas tidak menyebut danau menjadi tenang. Tahu-tahu perahu seketika sampai ke pantai yang menjadi tujuan mereka. Tidak ada penjelasan bahwa Yesus sudah masuk ke dalam perahu atau Ia tetap berjalan di atas air. Yohanes tampaknya hanya hendak menyampaikan bahwa para murid menerima Yesus dan mereka sudah tidak di dalam kegelapan lagi serta selamat sampai tujuan. Apakah ada penjelasan lain?
Mari kita kembali ke awal bacaan. Latar waktu pemberian makan kepada lima orang menjelang Paska Yahudi yang memeringati pembebasan orang Israel dari Mesir. Jadi, konteksnya adalah Paska. Sebelum mereka keluar dari Mesir, mereka makan hidangan Paska, yang diperagakan pemberian makan kepada lima ribu orang. Dalam kitab Keluaran 14 orang Israel yang ketakutan dikejar oleh pasukan Mesir diselamatkan oleh Allah secara mengherankan menyeberangi Laut Teberau yang airnya dibelah oleh Allah. Tampaknya episode ð ðĶðīðķðī ðĢðĶðģðŦðĒððĒðŊ ðĨðŠ ðĒðĩðĒðī ðĒðŠðģ hendak disejajarkan dengan kisah ini sehingga seluruh bacaan Minggu ini bercorak teologi Keluaran.
(28072024)(T)