Jumat, 15 November 2024

SERIAL SUDUT PANDANG, JANDA-JANDA DALAM ALKITAB

SERIAL SUDUT PANDANG, JANDA-JANDA DALAM ALKITAB


"Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda." 1 Timotius 5:3
Ada sekitar 40 ayat dalam Alkitab yang menyebutkan kata "janda".  Janda adalah perempuan yang suaminya telah meninggal dan belum menikah lagi. Kematian suami memutuskan ikatan perkawinan, sehingga seorang janda bebas untuk menikah lagi jika ia menginginkannya. (Rut 1:8-13; Roma 7:2, 3; 1 Korintus 7:8, 9)
Dalam masyarakat patriarkat, dan belakangan di bawah Hukum Taurat Musa, saudara dari pria yang mati tanpa anak harus menikahi jandanya dan mempunyai anak melalui wanita itu, untuk meneruskan garis keturunan pria yang sudah meninggal tersebut. (Kejadian 38:8, Ulangan 25:5-10; Rut 4:3-10)
Hukum Taurat mempunyai pengaturan spesifik sehubungan dengan hal ini untuk putri seorang imam yang menjadi janda atau yang diceraikan. Karena imam menerima persepuluhan untuk penghidupan rumah tangganya, putrinya dapat ikut menikmati persediaan itu. Hal ini menjamin bahwa ia tidak akan jatuh miskin, sehingga menghindari cela yang dapat ditimpakan atas keimaman. ("Tetapi anak perempuan imam yang sudah menjadi janda atau yang diceraikan dengan tidak mempunyai anak lalu kembali ke rumah ayahnya serta menjadi tanggungannya, boleh makan makanan bagian ayahnya." Imamat 22:13 BMIK) Bagi para janda yang tidak memperoleh tunjangan atau perlindungan semacam itu, Hukum Taurat mengatur agar mereka menikmati hak para pemungut sisa-sisa panenan di ladang, perkebunan zaitun, dan kebun anggur. ("Apabila kamu mengumpulkan hasil tanahmu, janganlah kembali untuk mengambil berkas gandum yang tertinggal. Gandum itu harus dibiarkan untuk orang asing, anak yatim piatu dan para janda, supaya kamu diberkati TUHAN Allahmu dalam segala usahamu. Sesudah kamu sekali memetik buah zaitun dan buah anggurmu, janganlah kembali untuk mengumpulkan buah-buah yang tertinggal. Itu harus kamu biarkan untuk orang asing, anak yatim piatu dan para janda." Ulangan 24:19-21 BIMK). Janda dapat berpartisipasi dalam perayaan-perayaan tahunan yang ditandai kelimpahan. ("Dan, rayakanlah hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu dengan membawa persembahanmu sesuai dengan yang TUHAN, Allahmu berikan kepadamu. Bersukacitalah di hadapan TUHAN, Allahmu. Kamu beserta anakmu laki-laki dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang tinggal di kotamu, dan orang asing, dan anak yatim, dan janda, di tempat yang telah dipilih oleh TUHAN, Allahmu untuk menegakkan nama-Nya. Ingatlah, kamu dahulu adalah budak di Mesir. Taatilah dan lakukanlah ketetapan-ketetapan ini." Ulangan 16:10-14 AYT). Dan, tiga tahun sekali, turut menikmati persepuluhan yang disumbangkan oleh bangsa Israel. ("Pada akhir tiap tahun ketiga, kamu harus membawa sepersepuluh bagian dari hasil tanahmu dan mengumpulkannya di kota-kotamu. Makanan itu untuk orang Lewi karena mereka tidak mempunyai tanah, dan untuk orang asing, anak yatim piatu dan para janda yang hidup di kota-kotamu. Mereka boleh datang dan mengambil segala yang mereka perlukan." Ulangan 14:28, 29 BIMK) (Setiap tahun ketiga adalah tahun persepuluhan. Kamu harus memberikan 1/10 dari panenmu kepada orang Lewi, kepada orang asing, para janda, dan anak yatim. Dengan demikian, mereka dapat makan di setiap tempat di kotamu dan menjadi kenyang. Kamu harus berkata kepada TUHAN, Allahmu, “Aku sudah mengeluarkan persembahan kudus dari rumahku dan telah memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim, dan para janda sesuai dengan perintah-Mu yang telah Kau berikan kepadaku. Aku tidak menentang perintah-Mu atau melupakannya." Ulangan 26:12, 13 AYT)  
Banyak ayat menunjukan bagaimana TUHAN memperhatikan para janda agar diperlakukan dengan baik dan adil. Ulangan 10:17 menyatakan: “TUHAN Allah kita lebih besar daripada semua dewa dan semua penguasa. Dia sangat kuat, mengagumkan, dan dahsyat. Dia tidak berpihak dalam mengambil keputusan dan tidak menerima suap.  Dia membela hak anak-anak yatim dan para janda. Dia mengasihi para pendatang yang tinggal di antara kita, serta memberi mereka makanan dan pakaian." Di Keluaran 22:22-24 tertulis: "Jangan menindas seorang janda atau seorang anak yatim. Jika engkau menindas mereka lalu mereka berseru kepada-Ku, Aku pasti akan mendengarkan seruan mereka. Murka-Ku akan menyala-nyala dan Aku akan menewaskan kamu dengan pedang, sehingga istri-istrimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim." Ulangan 24:17 memperingatkan: "Janganlah kamu mengabaikan hak untuk orang asing atau yatim dan mengambil pakaian seorang janda sebagai jaminan." Dalam khutbah penutup sebelum Musa meninggal, dia berseru kepada bangsa Israel, "'Terkutuklah orang yang merampas hak orang asing, anak yatim piatu dan janda." Bangsa Israel harus menjawab, "Amin!"
Para nabi setelah Musa juga mendesak agar para janda diperlakukan dengan adil. Nabi Yesaya menyatakan, "Belajarlah melakukan yang baik, carilah keadilan, tegurlah orang yang kejam, belalah hak-hak anak yatim, dan perjuangkanlah para janda. Penguasa-penguasamu adalah para pemberontak dan sahabat para pencuri. Mereka semua menyukai suap dan mengejar penghargaan. Mereka tidak membela anak yatim, pembelaan para janda tidak sampai kepada mereka. Celakalah mereka yang membuat ketetapan-ketetapan jahat dan yang menuliskan keputusan yang tidak adil, untuk menyisihkan orang miskin dari keadilan dan untuk merampok hak orang melarat dari antara umat-Ku, supaya janda-janda menjadi jarahan mereka dan anak-anak yatim menjadi mangsa mereka." (Yesaya 1:17, 23; 10:1, 2) Nabi Yeremia menyampaikan firman TUHAN dengan berkata, ""Berlakulah adil dan jujur. Lepaskanlah orang yang diperas dari kekuasaan orang yang memerasnya. Janganlah menindas atau berbuat jahat terhadap orang asing, anak yatim piatu, atau janda." (Yeremia 22:3) Di negeri pembuangan, nabi Yehezkiel juga mencela sikap bangsa Israel dengan mengatakan, "Tak seorang pun dari pendudukmu menghormati orang tuanya. Engkau menipu orang asing dan mengambil untung dari kesusahan janda dan yatim piatu." (Yehezkiel 22:7) Nabi Zakharia, yang hidup sekitar 1.000 tahun setelah turunnya Hukum Taurat, menyampaikan firman TUHAN yang menyatakan, "Bertahun-tahun yang lalu Kuberikan perintah-perintah ini kepada umat-Ku, 'Kamu harus bersikap adil, berbelaskasihan dan baik hati terhadap sesamamu. Janganlah menindas para janda, anak-anak yatim-piatu, orang-orang asing yang menetap di tengah-tengah kamu, atau siapa saja yang dalam keadaan susah. Dan jangan pula merencanakan yang jahat terhadap sesamamu.'" (Zakharia 7:9, 10 BIMK) Dan, Maleakhi yang adalah nabi terakhir dalam Perjanjian Lama, menyampaikan berita: "Kata TUHAN Yang Mahakuasa, 'Aku akan datang kepadamu untuk menghakimi. Aku akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang yang berzinah, yang bersaksi dusta, yang berbuat curang dalam memberi gaji kepada orang upahan, yang menindas para janda, yatim piatu, dan orang asing, terhadap semua orang yang tidak menghormati Aku." (Maleakhi 3:5)
Mengenai perlakuan para guru agama kepada para janda, Yesus dengan keras mengecam mereka dengan berkata, "Hati-hatilah terhadap guru-guru agama. Mereka suka berjalan-jalan dengan jubah yang panjang dan suka dihormati di pasar-pasar. ... Mereka menipu janda-janda dan merampas rumahnya. Dan untuk menutupi kejahatan mereka itu, mereka berdoa panjang-panjang." (Markus 12:38-40  BIMK. Lukas 20:46, 47 juga menyampaikan kecaman yang serupa.)
Dalam Kisah Para Rasul 6:1-6 disebutkan bahwa ketika jumlah murid terus bertambah, pada waktu itu orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, menjadi tidak senang terhadap orang-orang Yahudi asli. Murid-murid yang berbahasa Yunani berkata kepada para rasul, "Wanita-wanita kami yang sudah janda tidak kebagian bantuan biaya sehari-hari yang dibagi-bagikan kepada orang-orang." Untuk mengatasi keluhan ini para rasul memilih tujuh orang yang mempunyai nama baik dan dikuasai Roh Allah serta bijaksana untuk  mengawasi pembagian makanan dengan adil.
Mengenai para janda, Paulus memberikan instruksi kepada jemaat Kristen: "Hormatilah janda-janda yang benar-benar hidup seorang diri. Tetapi kalau seorang janda mempunyai anak-anak atau cucu-cucu, mereka itulah yang pertama-tama harus diberi pengertian bahwa mereka wajib memperhatikan kaum keluarga mereka, dan membalas budi orang tua dan nenek mereka. Sebab hal itulah menyenangkan hati Allah. Janda yang betul-betul seorang diri, dan tidak mempunyai siapa-siapa yang dapat memeliharanya, hanya berharap kepada Allah. Siang malam ia terus berdoa kepada Allah untuk minta pertolongan-Nya. Tetapi janda yang suka hidup bersenang-senang, sudah mati meskipun ia masih hidup. Sampaikanlah petunjuk-petunjuk ini kepada mereka, supaya mereka hidup tanpa cela. Tetapi kalau ada orang yang tidak memelihara sanak saudaranya, lebih-lebih keluarganya sendiri, orang itu menyangkal kepercayaannya; ia lebih buruk dari orang yang tidak percaya. Hanya janda yang memenuhi syarat-syarat berikut ini boleh dimasukkan ke dalam daftar janda-janda: umurnya harus tidak kurang dari enam puluh tahun, dahulu hanya satu kali kawin, terkenal sebagai wanita yang melakukan hal-hal yang baik, seperti misalnya: sudah membesarkan anak-anaknya dengan baik, senang menerima tamu-tamu menginap di rumahnya, melayani orang-orang percaya, membantu orang-orang yang susah, dan melakukan dengan sungguh-sungguh segala macam pekerjaan yang baik. Jangan masukkan ke dalam daftar itu janda-janda yang masih muda. Sebab kalau rasa berahi mereka menjadi sangat kuat, mereka mau kawin lagi, dan meninggalkan Kristus. Maka mereka bersalah sebab memungkiri janji yang diberikan kepadanya. Lagipula mereka membuang-buang waktu dengan keluar masuk rumah orang. Dan yang lebih buruk lagi, ialah bahwa mereka belajar memfitnah nama orang lain dan mencampuri urusan orang serta membicarakan hal-hal yang tidak patut dibicarakan. Itulah sebabnya saya mau supaya janda-janda muda kawin lagi, mendapat anak dan mengurus rumah tangga, supaya musuh-musuh kita tidak mendapat kesempatan untuk memburuk-burukkan nama kita. Sebab ada janda-janda yang sudah tersesat mengikuti Iblis. Tetapi kalau seorang wanita Kristen mempunyai anggota keluarga yang sudah menjadi janda, ia harus membantu janda-janda itu; jangan membiarkan jemaat yang menanggung mereka. Dengan demikian jemaat dapat membantu janda-janda yang sama sekali tidak punya sanak saudara." (1 Timotius 5:3-16 BIMK)
Alkitab ada menyebutkan kisah beberapa janda yang memiliki iman luar biasa antara lain: Tamar (Kejadian 38), Naomi dan Rut (Buku Rut), Abigail (1 Samuel 25), janda dari Sarfat (1 Raja 17) , dan nabiah Hana (Lukas 2). Selain itu, seorang janda yang tidak disebutkan namanya sangat dipuji oleh Yesus karena menyumbangkan semua yang dia miliki untuk bait. (Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan." - Markus 12:41-44)
= = =

RUT SANG JANDA MOAB YANG TIDAK BERMORAL?

Salah satu stereotip mengenai janda adalah mereka sangat bergantung kepada para pria terutama kebutuhan biologis mereka. Banyak pandangan negatif yang merendahkan janda sebagai perempuan 'gatal' yang mencari belaian para pria. Mengenai kisah Rut dan Boas (Rut 3:1-18), cukup banyak kritikus Alkitab menyatakan Rut, seorang janda Moab, menggoda Boas dengan tidur bermalam di tempat pengirikan jelai milik Boas, sehingga mereka berdua melakukan tindakan tidak bermoral: bersetubuh sepanjang malam. Yang menyedihkan, 'teori' keji ini ternyata diterima sebagai sesuatu yang benar oleh beberapa orang yang menyatakan diri mereka Kristen. Pembacaan yang teliti dari Rut 3:1-18 menunjukan teori ini adalah tuduhan palsu dan tidak sesuai dengan catatan dalam perikop tersebut.
[Beberapa waktu kemudian, Naomi berkata kepada Rut, "Saya harus berusaha supaya engkau dapat berumah tangga lagi dan berbahagia. Kau bekerja bersama para wanita di ladang Boas, bukan? Nah, Boas itu keluarga kita. Jadi, dengarkan! Malam ini ia akan pergi mengirik gandum di ladangnya. Mandilah sekarang, pakailah wangi-wangian dan kenakanlah pakaianmu yang paling bagus. Lalu pergilah ke tempat di mana Boas sedang bekerja melepaskan gandum dari tangkainya. Tunggulah di situ sampai ia selesai makan dan minum, tetapi jangan sampai ia tahu kau berada di sana. Perhatikanlah di mana ia pergi tidur. Kalau ia sudah tertidur, pergilah ke situ dan bukalah selimutnya, lalu berbaringlah dekat kakinya. Nanti ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
"Baik, Bu," jawab Rut, "saya akan melakukan semua yang dikatakan oleh Ibu."
Maka pergilah Rut ke tempat orang bekerja melepaskan gandum dari tangkainya. Di sana ia melakukan semua yang disuruh oleh ibu mertuanya. Setelah Boas selesai makan dan minum, ia merasa puas dan hatinya pun senang. Lalu ia pergi tidur dekat timbunan gandum. Dengan diam-diam Rut datang dan membuka selimut Boas, kemudian berbaring dekat kakinya. Tengah malam tiba-tiba Boas terbangun dan hendak membalikkan badannya. Ia terkejut melihat ada seorang wanita tidur dekat kakinya.
"Siapa engkau?" tanyanya.
"Saya Rut, Pak!" jawab Rut. "Bapak adalah keluarga kami yang dekat yang harus bertanggung jawab atas hidup saya. Sudilah Bapak mengambil saya menjadi istri Bapak."
"Semoga TUHAN memberkati engkau, anakku," kata Boas. "Dibandingkan dengan apa yang sudah kaulakukan kepada ibu mertuamu, maka perbuatanmu yang sekarang ini menunjukkan cinta yang lebih besar lagi. Kau bisa saja mencari suami yang muda di antara orang kaya atau pun orang miskin, tetapi kau tidak melakukan itu. Sebab itu, jangan khawatir, Rut. Semua yang kauminta itu akan saya laksanakan; sebab semua orang di kota ini sudah tahu bahwa kau adalah seorang wanita yang baik budi. Memang benar, saya harus bertanggung jawab atas kehidupanmu, sebab saya adalah keluargamu yang dekat. Tetapi masih ada lagi seorang lain yang harus bertanggung jawab atas kehidupanmu. Dan dia adalah keluarga yang lebih dekat daripada saya. Malam ini kautinggal dulu di sini saja. Besok pagi saya akan tanyakan apakah ia mau melaksanakan tanggung jawabnya itu terhadapmu atau tidak. Kalau ia mau, baiklah; tetapi kalau ia tidak mau, maka saya berjanji demi Allah yang hidup, saya akan melaksanakan tanggung jawab itu. Sekarang tidurlah saja di sini sampai pagi."
Maka tidurlah Rut di situ dekat kaki Boas. Besoknya pagi-pagi buta, Rut sudah bangun supaya tidak dilihat orang. Sebab Boas tidak mau seorang pun tahu bahwa Rut datang ke tempat itu.
Berkatalah Boas kepada Rut, "Lepaskan selendangmu dan hamparkan di sini." Maka Rut melepaskan selendangnya dan menghamparkannya. Boas menuang ke dalam selendang itu kira-kira dua puluh kilogram gandum. Lalu ia mengangkatnya ke atas pundak Rut. Setelah itu Boas pergi ke kota.
Setibanya Rut di rumah, ibu mertuanya bertanya, "Bagaimana jadinya, nak?" Maka Rut menceritakan semua yang dilakukan Boas kepadanya. "Dan," kata Rut selanjutnya, "malah dialah yang memberikan semua gandum ini kepada saya, sebab katanya saya tidak boleh pulang kepada Ibu dengan tangan kosong."
Lalu kata Naomi, "Tunggu saja, nak, sampai kau melihat bagaimana hal ini berakhir nanti. Boas tidak akan tinggal diam sebelum ia menyelesaikan perkara ini hari ini juga."]
Catatan Alkitab memang menyebutkan malam itu Rut datang ke tempat pengirikan milik Boas dan dia berbaring di dekat kaki Boas, dan juga Boas menyuruh Rut melepas selendangnya. Tetapi, jika dibaca dengan teliti tidak terdapat indikasi apapun mereka bersetubuh sampai pagi hari.
= = =
"Ibadah yang murni dan tidak tercela di hadapan Allah dan Bapa kita adalah mengunjungi anak-anak yatim piatu dan janda-janda dalam penderitaan mereka." (Yakobus 1:27)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...