Jumat, 15 November 2024

Sudut Pandang Injil Markus 13:1-8, 𝗕𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻


Sudut Pandang Injil Markus 13:1-8, 𝗕𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻


Umat Kristen yang bermental infantil berjumlah cukup besar. Mereka adalah pasar besar bagi para penginjil yang berjualan isu akhir zaman. Dengan kelihaian berorasi para penginjil meneror umat dengan teks-teks apokaliptik. Meskipun bukan teks apokaliptik, dalam setiap berbual mereka menghubung-hubungkan dengan akhir zaman segera tiba. Misal, dalam berkhotbah mereka selalu menggunakan ungkapan 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘪-𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘪𝘯𝘪. Umat menjadi takut dan kemudian takluk kepada para penginjil penjaja akhir zaman ini. Umat mendadak murah-hati untuk memberi uang besar kepada para penginjil itu.

Hari ini adalah Minggu kedua puluh enam setelah Pentakosta. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Markus 13:1-8 yang didahului dengan Daniel 12:1-3, Mazmur 16, dan Ibrani 10:11-14, (15-18), 19-25.

Bacaan pertama diambil dari kitab Daniel yang bercorak sastra apokaliptik untuk mengantar bacaan Injil Minggu ini. Pasal 13 Injil Markus bercorak sastra apokaliptik yang sarat kiasan sehingga cukup sulit dipahami. Isinya wejangan eskatologis panjang dari Yesus kepada empat murid-Nya. Pasal 13 seperti hendak menjembatani kisah-kisah tentang Yesus di Yerusalem yang memuncak dalam konflik dengan para pemimpin Bait Allah dan kisah sengsara Yesus yang kemudian dihukum mati. Seluruh nasihat yang disampaikan oleh Yesus dalam pasal 13 semacam kata-kata perpisahan.

Kitab Injil Markus dikarang sesudah keruntuhan Bait Allah dan dalam masa penganiayaan terhadap jemaat Kristen di Roma menyusul pemberontakan orang-orang Yahudi di Yerusalem. Dapat diduga penulisan ini merupakan refleksi petulis Injil Markus untuk menggembala umat yang sedang teraniaya. 

Konteks bacaan masih di seputaran Yerusalem sesudah Yesus melakukan perjalanan panjang dari Galilea. Pada saat Ia tiba di sana, Yesus masuk ke Bait Allah, tetapi sebentar saja untuk kali pertama (Mrk. 11:11). Yesus kembali ke Bait Allah pada esok hari dan mengusir para pedagang di sana (Mrk. 11:15-18). Sehari kemudian Ia datang lagi untuk kali ketiga (Mrk. 11:27 – 12:44).

Pengulasan bacaan dibagi ke dalam tiga bagian:
🛑 Nubuat Yesus (ay. 1-4)
🛑 Waspada terhadap para penipu (ay. 5-6)
🛑 Tentang tanda (ay. 7-8)

𝗡𝘂𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 (ay. 1-5a)

Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, “𝘎𝘶𝘳𝘶, 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘵𝘶-𝘣𝘢𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘨𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨-𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶!” (ay. 1) Lalu Yesus berkata kepadanya, “𝘒𝘢𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨-𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘪𝘯𝘪? 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘣𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯.” (ay. 2) 

Wejangan apokaliptik dibuka dengan kekaguman seorang murid Yesus terhadap kemegahan dan keindahan Bait Allah. Di sini Yesus justru berkata sebaliknya dan bernubuat tentang keruntuhan bangunan itu.

Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, berhadapan dengan Bait Allah, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas secara pribadi kepada-Nya, (ay. 3) “𝘒𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪, 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢?” (ay. 4)

Atas nubuat Yesus tersebut keempat murid bertanya. Bagian kesatu pertanyaan mengenai waktu kejadian. Bagian kedua tentang tanda pendahuluan peristiwa itu. Namun, keduanya tampak rancu. Pertanyaan bagian kesatu mengenai waktu kejadian keruntuhan Bait Allah. Dalam dunia nyata (di luar cerita Injil) ketika kitab Injil ditulis, Bait Allah sudah dihancurkan oleh Jenderal Titus dari Roma pada tahun 70 ZB. Bagian kedua “semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya”. Perhatian bergeser dari kehancuran Bait Allah ke akhir zaman. Hal itu diperkuat dengan ucapan Yesus pada ayat 23 “𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶.” Kehancuran Bait Allah menjadi aba-aba dimulanya penganiayaan terhadap jemaat Kristen (ay. 14-20) yang mendahului akhir zaman (ay. 24).

Yesus tidak menjawab langsung pertanyaan mereka. Ia mengajar dan menyiapkan mereka untuk menghadapi masa penderitaan sepeninggalan-Nya.

𝗪𝗮𝘀𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗽𝗮𝗿𝗮 𝗽𝗲𝗻𝗶𝗽𝘂 (ay. 5-6)

Yesus berkata kepada mereka, “𝘞𝘢𝘴𝘱𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶! (ay. 5) 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘒𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢: 𝘈𝘬𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘋𝘪𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.” (ay. 6)

Susunan ayat 5-6 di atas mirip dengan ayat 21-23 “𝘗𝘢𝘥𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 …, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 …”, yang kemudian ditutup nubuat terakhir, “𝘏𝘢𝘵𝘪-𝘩𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶! … ”.

Ciri-ciri penipu disebut oleh Yesus dengan memakai nama-Nya dan mereka memerkenalkan diri sebagai Kristus. Pada ayat 22 penipu-penipu itu disebut mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu, meskipun mereka mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat.

Sebelumnya pada beberapa seri Sudut Pandang saya mengulas mengenai penyesat yang datang dari dalam jemaat, yakni pemimpin jemaat sendiri baik pemimpin bercorak tunggal maupun komunal. Dalam bagian ini ada penyesat akan datang dari luar Gereja, tetapi tidak disebut contoh nama. Namun, kitab Kisah Para Rasul menyebut satu nama nabi palsu Teudas (Kis. 5:36). Tampaknya di luar dunia cerita Alkitab cukup banyak penyesat yang mendaku Kristus.

𝗧𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 (ay. 7-8)

Yesus melanjutkan, “𝘈𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘦𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘦𝘭𝘪𝘴𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘪𝘣𝘢, (𝘢𝘺. 7) 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯. 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘨𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘳𝘢𝘯. 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘶𝘭𝘢𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶.” (ay. 8)

Di ayat 4 keempat murid bertanya tentang waktu kejadian dan tandanya. Jawaban Yesus terdiri atas dua bagian dan keduanya ditutup dengan penegasan kronologis:
• 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘪𝘣𝘢 (ay. 7b)
• 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘶𝘭𝘢𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶 (ay. 8b)

Jawaban kesatu bernada nasihat “𝘈𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘦𝘳𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘨𝘦𝘭𝘪𝘴𝘢𝘩”. Yesus menjelaskan mengapa tak perlu gelisah: Semua malapetaka yang akan menimpa bumi tidak berpautan dengan akhir zaman. Penjelasan itu bercorak apokaliptik “𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢 … 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘨𝘦𝘮𝘱𝘢 𝘣𝘶𝘮𝘪 … “ (ay. 8a).

Sampai ayat ke-8 jawaban Yesus mengenai tanda masih menggantung. Apabila kita melanjutkan pembacaan mengenai malapetaka-malapetaka, perang, gempa bumi, penganiayaan, dan beraneka peristiwa yang disebutkan juga belumlah tanda, melainkan baru merupakan 𝗽𝗲𝗿𝗺𝘂𝗹𝗮𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴 𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗿𝘂, 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿 𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻. Segala peristiwa di bumi dan penganiayaan terhadap Gereja tidak serta merta tanda akhir zaman. Bukan! Penderitaan dan kebencian universal di dunia terhadap umat Kristen karena Yesus dialami Gereja sepanjang masa. Hanya mereka yang bertahan dalam iman yang menjadi umat pilihan (ay. 27).

(17112024)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...