Jumat, 20 Desember 2024

SUDUT PANDANG LUKAS 1:39-45,PERTEMUAN MARIA DAN ELIZABETH, 𝘿𝙞𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙪 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙚𝙢𝙥𝙪𝙖𝙣, Serial Natal



SUDUT PANDANG LUKAS 1:39-45,PERTEMUAN  MARIA DAN ELIZABETH, 𝘿𝙞𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙚𝙣𝙜𝙠𝙖𝙪 𝙙𝙞 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙚𝙢𝙥𝙪𝙖𝙣, Serial Natal

Kebaktian atau liturgi Kristen modern berlangsung tertib, terutama di Gereja-gereja arus-utama, pada dasarnya merupakan hasil adopsi pertemuan-pertemuan atau sidang-sidang masyarakat Romawi. Kebaktian resmi dimula sesudah pemimpin ibadah mengucap 𝘷𝘰𝘵𝘶𝘮, 𝘷𝘰𝘸, pengakuan seperti halnya ketua sidang membuka pertemuan. 𝘝𝘰𝘵𝘶𝘮 bukan doa. Sesudah sidang dinyatakan dibuka, pemimpin sidang menyampaikan salam. Demikian juga pemimpin ibadah menyampaikan salam. Salam bukanlah berkat. Cukup banyak pendeta, terutama dari kalangan evangelikal-kharismatik, mencerap salam sebagai berkat sehingga adegannya sama dengan saat ia melayangkan berkat pada saat pengutusan. Dalam pada itu pendeta lain menyampaikan salam sekadar formalitas. Salam menjadi mati rasa.

Hari ini adalah Minggu keempat masa Adven. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 1:39-45 yang didahului dengan Mika 5:2-5a, Mazmur 80:1-7, dan Ibrani 10:5-10.

Bacaan Injil diberi judul oleh LAI 𝘔𝘢𝘳𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘌𝘭𝘪𝘴𝘢𝘣𝘦𝘵. Ada kisah yang mendahului kunjungan Maria ke rumah Elisabet itu. Elisabet adalah istri Imam Zakharia. Ia sudah berlanjut umur dan mandul. Namun, Allah mengabulkan doa Zakharia dan Elisabet. Malaikat Gabriel menyampaikan kabar gembira kepada Zakharia bahwa Elisabet akan mengandung anak laki-laki dan ia harus menamainya Yohanes. Dalam pada itu Maria, sanak Elisabet, yang belum bersuami, juga dikunjungi Malaikat Gabriel untuk menyampaikan berita bahwa Maria akan mengandung dari Roh Kudus serta bayi yang akan lahir harus dinamai Yesus.

Kisah kunjungan Maria ke rumah Elisabet haruslah dibaca di bawah terang teologis, bukan historis. Apabila dibaca secara historis, maka tak masuk di akal Maria menempuh perjalanan sekitar empat hari ke Yudea, tinggal di sana selama tiga bulan, lalu kembali ke Nazaret, dan kembali lagi ke Yudea karena perintah sensus dalam keadaan hamil.

Pengulasan bacaan Injil dibagi ke dalam dua bagian:
▶ Salam Maria (ay. 39-41)
▶ Tanggapan Elisabet (ay. 42-45)

𝗦𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗠𝗮𝗿𝗶𝗮 (ay. 39-41)

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan bergegas menuju sebuah kota di pegunungan Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. (ay. 39-40)

𝘉𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 dapat dipahami sebagai rentang waktu dari perjumpaan Maria dengan malaikat Gabriel (lih. Luk. 1:26-38). Maria 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘨𝘢𝘴 bukan berarti tergesa-gesa, melainkan semangatnya yang berkobar-kobar untuk menemui sanaknya, Elisabet, yang juga dipakai dalam rencana Allah.

Tidaklah jelas nama kota di pegunungan Yehuda tempat tinggal Elisabet dan Zakharia. Tradisi kristiani pada abad keempat menyamakannya dengan Ain Karim, lebih kurang 6 km di sebelah barat Yerusalem. Tidaklah penting ketepatan nama tempat itu. Petulis Injil Lukas hanya hendak menyampaikan bahwa jarak yang ditempuh Maria cukup jauh, dari Nazaret di Galilea ke wilayah Yudea.

Lukas tidak menampilkan isi atau ucapan langsung Maria dalam menyampaikan salam kepada Elisabet seperti yang diucapkan oleh malaikat Gabriel kepada Maria (ay. 28). Dalam pasal 1 kata 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 digunakan beberapa kali (lih. ay. 28+, 40+, 44). Salam adalah tanda kasih, penganugerahan damai sejahtera kepada si penerima salam karena si pemberi salam meyakini perjumpaan terjadi karena campur tangan Allah. Salam bukanlah formalitas yang akhirnya menjadi mati rasa. Salam dari Maria berdampak luar biasa kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus. (ay. 41)

Dalam bahasa aslinya ayat 41 dimula dengan 𝘬𝘢𝘪 𝘦𝘨𝘦𝘯𝘦𝘵𝘰 (dan terjadilah) untuk mengungkapkan kedahsyatan akibat yang timbul dari salam Maria. Anak dalam kandungan Elisabet melonjak penuh sukacita mendengar salam Maria. Gerakan mendadak dan kuat mengingatkan kita sewaktu jemaat mula-mula mendapat pencurahan Roh Kudus pada hari raya Pentakosta (lih. Kis. 2:4). Elisabet akan dipenuhi Roh Kudus sudah diberitahukan sebelumnya oleh malaikat Gabriel sebelumnya (ay. 15).

Gerakan-gerakan aneh bayi di dalam rahim pada zaman Perjanjian Lama (PL) dijadikan ramalan masa depan anak itu. Esau dan Yakub bertolak-tolakan di dalam rahim Ribka, yang kemudian menjadi petunjuk akan ada perselisihan di antara kedua anak itu pada masa mendatang (lih. Kej. 25:22). Elisabet meyakini gerakan anak di rahimnya tanda kehadiran Allah.

𝗧𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗘𝗹𝗶𝘀𝗮𝗯𝗲𝘁 (ay. 42-45)

Elisabet lalu berseru dengan suara nyaring, “𝘋𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘳𝘢𝘩𝘪𝘮𝘮𝘶. (ay. 42) 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘪𝘣𝘶 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶? (ay. 43) 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶, 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘳𝘢𝘩𝘪𝘮𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘰𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘨𝘪𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. (ay. 44) 𝘉𝘦𝘳𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘴𝘢𝘯𝘢.” (ay. 45)

𝘋𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 …  terdapat juga di dalam PL sehubungan dengan Yael (Hak. 5:24) dan Yudit (Ydt. 13:18) yang berjasa memerdekakan bangsa Israel. Elisabet menyambut Maria sebagai perempuan yang turut dalam pembebasan umat lewat buah rahimnya.

Kata 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘶𝘫𝘪𝘭𝘢𝘩 dalam rumusan doa Salam Maria 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘶𝘫𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 ... menurut Rama Martin Harun penerjemahannya kurang tepat. Kata yang lebih tepat adalah 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 (𝘌𝘶𝘭𝘰𝘨e𝘮𝘦𝘯t). 𝘋𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 … di sini merujuk Maria sudah beroleh anugerah (lih. Luk. 1:30). 𝘋𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 …  bermakna superlatif, melebihi semua perempuan.

Kata 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 berbentuk pasif tanpa objek pelaku, yang dalam bahasa kitab Injil pelakunya adalah Allah. Itu berarti 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 (dalam dunia cerita) terjadi, bukan 𝘢𝘬𝘢𝘯 terjadi. Kata 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 biasanya diikuti dengan 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 atau 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣. Namun, ucapan Elisabet tidak diikuti dengan 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢, bahkan langsung dilanjutkan dengan 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 lagi, yakni 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘳𝘢𝘩𝘪𝘮𝘮𝘶. Lukas hendak menyampaikan bahwa Maria diberkati karena buah rahimnya diberkati. Pandangan bangsa Israel pada zaman dulu anak yang dikandung membuat status seorang ibu menjadi terhormat.

Kerendahhatian Elisabet diunjukkan dengan ungkapan lewat pertanyaan retoris 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘪𝘣𝘶 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶? Secara status dan umur jelas Elisabet lebih senior, tetapi ia menyadari bahwa Maria bukanlah perempuan biasa. Elisabet menyambut Maria dengan penuh sukacita.

Bagaimana memahami ungkapan Elisabet 𝘪𝘣𝘶 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯𝘬𝘶 kepada Maria? Dalam Mazmur 110 Mesias diyakini sebagai raja ideal. Dalam pengertian ini Elisabet sebenarnya mengucap 𝘪𝘣𝘶 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘬𝘶. Maria adalah ibu raja. Masih bingung?

Dalam PL gelar Tu(h)an (𝘒𝘺𝘳𝘪𝘰𝘴) diterapkan juga kepada Allah. Gelar ini diterapkan kepada Yesus sesudah kebangkitan-Nya (Kis. 1:21; 2:34-36; 4:26, 33). Teologi Lukas mengusung Yesus menjadi Kristus dan Tuhan sesudah kebangkitan-Nya. Dalam Alkitab bahasa asing 𝘒𝘺𝘳𝘪𝘰𝘴 diterjemahkan dengan 𝘋𝘰𝘮𝘪𝘯𝘶𝘴 (Latin), 𝘚𝘦𝘪𝘨𝘯𝘦𝘶𝘳 (Prancis), 𝘓𝘰𝘳𝘥 (Inggris), 𝘏𝘦𝘳𝘳 (Jerman) yang juga diberikan kepada manusia. 𝘒𝘺𝘳𝘪𝘰𝘴 terutama merujuk kepenguasaan, bukan Zat Allah. Kitab Injil ditulis secara retrospektif sehingga pembaca mencerap 𝘒𝘺𝘳𝘪𝘰𝘴 adalah Tuhan. Sama halnya, misal, saya menulis kalimat 𝘗𝘦𝘴𝘢𝘸𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘢𝘩𝘢𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩. Dari mana saya tahu pesawat itu nahas? Saya menggunakan kata nahas, karena saya sudah terlebih dahulu mengetahui terjadi kecelakaan pesawat terbang dari media. Saya menulis secara retrospektif.

Kata 𝘬𝘦𝘨𝘪𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 dari ungkapan 𝘮𝘦𝘭𝘰𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘨𝘪𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 adalah sukacita (𝘢𝘨𝘢𝘭𝘭𝘪𝘢𝘴𝘦𝘪). Dalam Injil Lukas secara khusus kata sukacita berpautan dengan zaman Mesias; manusia mengalami sukacita. Tema sukacita, Roh Kudus, dan diberkatilah secara khas dikembangkan oleh Lukas dalam kitab Injil dan Kisah Para Rasul.

Di ayat 42 Elisabet sudah mengucapkan 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 (𝘌𝘶𝘭𝘰𝘨e𝘮𝘦𝘯t) kepada Maria. Kembali di ayat 45 Elsabet mengucapkan 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 (𝘮𝘢𝘬𝘢𝘳𝘪𝘢), yang oleh LAI diterjemahkan 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩, kepada Maria. Ungkapan ini lebih mendalam berdasarkan atas tradisi PL secara khusus dalam kitab Mazmur (1:1; 2:12; dll.) yang bercorak eskatologis. Maknanya ialah manusia sungguh diberkati, bukan lantaran ia menjadi kaya secara material, melainkan membiarkan Allah bekerja secara leluasa di dalam dirinya.

Mari kita lihat secara cermat ucapan Elisabet ini. Memang ucapannya ditujukan kepada Maria, tetapi subjeknya bukan Maria secara ekslusif, melainkan 𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢. Maria masuk ke golongan 𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢. Maria diberkati karena ia percaya kepada janji Allah yang disampaikan lewat malaikat Gabriel. Ayat ini hendak mengontraskan ketidakpercayaan Zakharia yang menuntut tanda. Ia mendapatkannya sekaligus hukuman kepada Zakharia. Ia menjadi bisu (Luk. 1:20). 

Kepercayaan orang kepada sabda Allah (akan) ditegaskan oleh Yesus, “𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪 𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘧𝘪𝘳𝘮𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢”. Ucapan Yesus ini sebagai counter ucapan seorang perempuan yang hendak memuja Maria, “𝘋𝘪𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘣𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘴𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘴𝘶𝘪 𝘌𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶.” (Luk. 11:27-28)

Lukas hendak menampilkan Maria sebagai model untuk setiap murid Yesus. Maria berbahagia atau diberkati bukan karena ia adalah ibu Yesus, melainkan sebagai orang percaya pada sabda Allah akan terlaksana.

Dalam ayat-ayat selanjutnya Maria menanggapi Elisabet dengan nyanyian pujian (ay. 46-55). Maria mengembalikan segalanya kepada Allah, yang dalam kasih-Nya sudah melakukan hal yang sangat besar kepada dirinya yang kecil.

 (22122024)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...