Selasa, 04 Maret 2025

Sudut Pandang Kejadian 3 :19, 𝗥𝗮𝗯𝘂 𝗔𝗯𝘂, Serial Paska

Sudut Pandang Kejadian 3 :19, 𝗥𝗮𝗯𝘂 𝗔𝗯𝘂, Serial Paska

Pada Rabu ini umat Kristen memula 𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗣𝗿𝗮-𝗣𝗮𝘀𝗸𝗮. Hari kesatu Pra-Paska disebut 𝗥𝗮𝗯𝘂 𝗔𝗯𝘂. Rabu Abu 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗿𝗮𝘆𝗮 𝗣𝗮𝘀𝗸𝗮 karena belum Paska. Kristus belum bangkit. Apa itu Rabu Abu?

Hari raya liturgi dimula dari dan berpusat pada misteri Paska, Hari Kebangkitan Kristus. Pada mulanya tidak ada penyusunan sistematis dan terencana. Gereja dengan spontan menanggapi atas peristiwa-peristiwa tersebut satu per satu. Bapak-bapak gereja kemudian merapikan ketidakteraturan itu. Mereka membentuk, menyusun, dan membangun kisah teologinya sehingga bermakna, bertema, dan bercerita sehingga mengajar umat. Dasar penyusunan tahun liturgi ialah pemahaman soal waktu yang dipahami sebagai momen Allah berkarya. Gereja merayakan kehadiran Allah di dalam waktu dalam ibadah. Waktu gereja merujuk kesaksian Alkitab yang dibaur dengan kalender masyarakat 𝘪𝘯 𝘭𝘰𝘤𝘶𝘴.

Pada awal kekristenan masa Pra-Paska dimula pada Minggu 𝘤𝘢𝘱𝘶𝘵 𝘲𝘶𝘢𝘥𝘳𝘢𝘨𝘦𝘴𝘪𝘮𝘢. Namun jumlah hari tidak genap 40 hari seperti masa puasa Yesus. Pada abad VI masa Pra-Paska ditambah empat hari sehingga jatuh pada Rabu, yang kemudian disebut Rabu Abu, dan jumlah hari menjadi 40 hari tanpa menghitung hari Minggu. Jadi, kalau Gereja menulis Minggu I , Minggu II, dst. sampai Minggu VI Pra-Paska itu merujuk hari Minggu (𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘺), bukan pekan (𝘸𝘦𝘦𝘬). 

Masa Pra-Paska dimula dari Rabu Abu dan berakhir pada 𝗞𝗮𝗺𝗶𝘀 𝗣𝘂𝘁𝗶𝗵. Istilah Pra-Paska adalah khas Indonesia. Bahasa Inggris menggunakan 𝘭𝘦𝘯𝘵 atau 𝘭𝘦𝘯𝘵𝘦𝘯, yang berasal dari 𝘭𝘦𝘯𝘤𝘵𝘦𝘯 (Anglo-Saxon) atau 𝘭𝘦𝘯𝘻 (Jerman). Kata itu bernasabah (𝘳𝘦𝘭𝘢𝘵𝘦) erat dengan 𝘭𝘢𝘯𝘨 atau 𝘭𝘰𝘯𝘨 karena siang menjadi lebih panjang menjelang musim semi. Orang Italia menyebut Pra-Paska dengan 𝘲𝘶𝘢𝘳𝘦𝘴𝘪𝘮𝘢, sedang Spanyol menyebut 𝘤𝘶𝘢𝘳𝘦𝘴𝘮𝘢, yang berakar dari kata Latin 𝘲𝘶𝘢𝘥𝘳𝘢𝘨𝘦𝘴𝘪𝘮𝘢 (empat puluh).

Disebut dengan Rabu Abu di sini Gereja hendak mengajar umat mengenai pertobatan, perkabungan, mawas diri, pendekatan diri kepada Allah. Dalam tradisi Israel Kuno abu menyimbolkan kefanaan manusiawi (Kej. 3:19; 18:27) agar manusia menyesali diri dan bertobat. Penggunaan abu sebagai simbol pertobatan diberikan dengan formula 𝘐𝘯𝘨𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘣𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘣𝘶 (Kej. 3:19) atau 𝘙𝘦𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘥𝘶𝘴𝘵 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘰 𝘥𝘶𝘴𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘴𝘩𝘢𝘭𝘭 𝘳𝘦𝘵𝘶𝘳𝘯. Beberapa Gereja menghayati masa Pra-Paska dengan berpuasa; Ada yang penuh 40 hari, ada yang memilih pada hari-hari tertentu. Agustinus dari Hippo berpuasa dengan pertimbangan etis sangat tinggi. Ia melakukannya bertujuan untuk memberikan jatah makan siangnya kepada orang kelaparan.

Meskipun demikian adalah keliru jika masa Pra-Paska dicerap sebagai masa-masa sengsara Yesus, bahkan ada Gereja yang menyebut Minggu-Minggu sengsara. Memang ada yang disebut dengan Minggu Sengsara (𝘓𝘪𝘵𝘶𝘳𝘨𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘗𝘢𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯) yang beririsan dengan Minggu Palem (𝘓𝘪𝘵𝘶𝘳𝘨𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘗𝘢𝘭𝘮) pada Minggu VI Pra-Paska, tetapi secara keseluruhan adalah keliru mencerap Pra-Paska sebagai masa-masa sengsara Yesus. Pra-Paska merupakan kesukaan dan pengharapan. Dalam masa Pra-Paska Gereja menyediakan waktu secara khusus untuk menghayati karya Yesus dan peristiwa salib Kristus.

Pada Rabu Abu kita diingatkan bahwa keadaan manusia adalah abu, 𝘯𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨𝘯𝘦𝘴𝘴. Kematian merupakan identitas manusia saban hari, sekaligus bersama dengan kehidupan yang juga saban hari kita nikmati. Kematian bukan soal setelah raga ini mengembuskan nafas terakhir. 

Banyak penjaja agama entah lewat rumah ibadah, entah lewat media televisi atau daring meneriakkan kematian-pasca-kematian agar ditakuti. Padahal kehidupan itu menyapa kita dalam kenyataan bahwa kita adalah abu kini dan di sini, setiap saat. Ini bukan soal hidup nyaman kelak di surga, yang jika ditolak berakibat hidup pedih dan penuh kesakitan di neraka. 

Neraka itu adalah kemanusiaan kita, sekaligus karena Kristus sudah memasukinya dan membuatnya menjadi perayaan hidup, tanpa lupa pada kenyataan bahwa kita adalah abu, 𝘯𝘰𝘵𝘩𝘪𝘯𝘨, bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. 𝘙𝘦𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 bukan soal takut pada hukuman, namun pada ingatan arkais bahwa kita boleh hidup.

 (05032025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...