Sabtu, 05 April 2025

SUDUT PANDANG ALKITAB DINAMIS DAN KONTEKSTUAL

SUDUT PANDANG ALKITAB DINAMIS DAN KONTEKSTUAL

Alkitab memuat banyak pesan moral yang sifatnya dinamis dalam hal 'waktu', yaitu pesan moral ini bisa diterapkan diberbagai zaman. Tetapi, Alkitab ditulis sesuai dengan situasi yang dialami atau diperlihatkan (di-wahyukan) pada para penulisnya, inilah yang membuat teks-teks Alkitab merupakan catatan yang kontekstual, sehingga untuk memahaminya kita harus mendalaminya. Sebagai orang Kristen, kita harus rajin belajar mempelajari buku ini melalui berbagai disiplin ilmu yang relevan, seperti teologi, sejarah, bahasa, sastra, dsb. Jika tidak, maka kita tidak akan mengerti konteksnya sehingga mudah dikelabui yang kemudian menggoyangkan iman kita, termasuk apa yang disebut sebagai 'ayat-ayat yang kontradiktif'. 

Contohnya, ketiga ayat dibawah ini yang membahas tentang dampak dosa, yang mana pihak-pihak penanggung dan tertanggung dosa tampaknya berbeda. Dalam 1 Korintus 5:3, Yesus disebutkan mati untuk dosa-dosa kita, tetapi, dalam Yohanes 8:21 Yesus berfirman bahwa kita mati karena dosa-dosa kita. Kedua ayat itu tampak bertentangan dengan firman Tuhan dalam Yehezkiel 18:20 yang menyatakan tidak yang mati karena dosa orang lain.

Berikut penjelasan konteks ayat-ayat ini:

1 Korintus 5:3 berbicara tentang penebusan dosa manusia, yang mana harus ada korban penghapusan dosa, yaitu Yesus. Bukan hanya Paulus, pemberitaan Injil sebelum Paulus sudah mengenal makna penyelamatan kematian Kristus. 

Yohanes 8:21 berbicara tentang konsekuensi penolakan pada Yesus. Dengan menolak Yesus orang-orang banyak itu (orang Yahudi) akan jatuh binasa tanpa harapan; mereka berdosa kepada kebenaran. Kalimat "Mereka akan mati dalam dosa mereka", bermakna dosa ketidakpercayaan. Menurut pengakuan mereka, mereka mencari Mesias, tetapi menurut kenyataan, mereka telah bertemu dan menolak Dia. Oleh karena itu, mereka akan mati dalam dosa mereka. Oleh karena itu, tidak mungkin mereka datang ke sana, yaitu ke sorga. Ungkapan mati dalam dosa juga dipakai dalam Perjanjian Lama (Amsal 24:9 dalam Septuaginta; Yehezkiel 3:18 dan 18:18). Frasa "akan mati dalam dosamu",  secara hurufiah ini berbunyi "Dalam dosamu, kamu akan mati". Kata "dosa" ini berbentuk TUNGGAL dalam ayat Yohanes 8:21 dan JAMAK di Yohanes 8:24. Ini menunjuk terutama pada penolakan mereka terhadap Yesus sebagai Kristus (Yohanes 8:24). Hal ini sungguh merupakan dosa yang tak bisa diampuni dari Injil Sinoptik. Para pemimpin menolak Yesus ditengah kehadiran terang dari firman dan tanda-tandaNya.

Yehezkiel 18:20 berbicara tentang hukum tabur tuai terkait tanggung-jawab perbuatan setiap orang. Apa yang ditabur itulah yang dituai. Setiap manusia harus bertanggung-jawab atas apa yang dia lakukan, bahwa orang fasik pasti akan binasa dalam kesalahannya meskipun ia anak dari seorang ayah yang saleh, bahwa orang benar pasti akan berbahagia, meskipun ia anak dari seorang ayah yang fasik. Konteks ayat ini adalah saat itu banyak orang Yahudi percaya bahwa mereka dihukum karena dosa-dosa para leluhur dan karena itu Allah tidak adil; mereka tidak sadar bahwa dosa-dosa mereka sendiri lebih parah daripada dosa para leluhur itu. Pasal ini mengajarkan kebenaran dasar bahwa setiap orang bertanggung jawab kepada Allah atas hidupnya sendiri, dan bahwa setiap orang yang terus-menerus berbuat dosa akan mati secara rohani dan menderita hukuman kekal.

Jadi, setiap saudara/i sekalian membaca Alkitab, berdoalah dan berniatlah terutama untuk memahami konteks ayatnya.
(06042025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...