Jumat, 04 April 2025

SUDUT PANDANG YOHANES 12 : 1-8, 𝗣𝗲𝗿𝘀𝗲𝗺𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗯𝗶𝗻𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗲𝗿𝗼𝘁𝗶𝘀, Serial Paska



SUDUT PANDANG YOHANES 12 : 1-8, 𝗣𝗲𝗿𝘀𝗲𝗺𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗯𝗶𝗻𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗲𝗿𝗼𝘁𝗶𝘀, Serial Paska

Gereja aliran tertentu menekankan 𝘴𝘰-𝘤𝘢𝘭𝘭𝘦𝘥 persembahan persepuluhan untuk Gereja. Para pemimpin Gereja mencari banyak alasan “teologis” untuk mendukung ideologi mereka. Tak jarang umat ditakut-takuti dengan peringatan: 𝘒𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯.

Hari ini adalah Minggu kelima Pra-Paska. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Yohanes 12:1-8 yang didahului dengan Yesaya 43:16-21, Mazmur 126, dan Filipi 3:4b-14.

Bacaan Injil Minggu ini diberi judul oleh LAI 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘶𝘳𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘪 𝘉𝘦𝘵𝘢𝘯𝘪𝘢. Dari beberapa cerita yang sejajar dengan Injil sinoptik perikop ini adalah yang paling mirip (bdk.  Mat. 26:6-13; Mrk. 14:3-9; Luk. 7:36-50). Meskipun paling mirip, kisah di Injil Yohanes ini konteksnya berbeda dan pautan narasinya juga berbeda dari Injil sinoptik. Dalam Injil sinoptik kisah 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘶𝘳𝘢𝘱𝘪 terjadi sesudah arak-arakan Yesus dan rombongan masuk ke Yerusalem, sedang dalam Injil Yohanes sebelum arak-arakan itu.

Dalam Injil sinoptik Yesus dibunuh karena mengusik bisnis para pemuka Gereja 𝘦𝘩 pemuka agama Yahudi. Apa alasan pembunuhan Yesus dalam Injil Yohanes? Kisah 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘶𝘳𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘪 𝘉𝘦𝘵𝘢𝘯𝘪𝘢 dalam Injil Yohanes menyambung cerita pembangkitan Lazarus. Atas peristiwa pembangkitan Lazarus itu makin banyak orang Yahudi percaya kepada Yesus sehingga membuat para pemuka agama Yahudi berang. Mereka kemudian berunding dengan Mahkamah Agama dan bersepakat hendak membunuh Yesus (Yoh. 11:53). Meskipun pangkal alasan membunuh Yesus berbeda dari Injil sinoptik, tetapi berujung di muara yang sama. Dengan makin berkurang pengikut agama Yahudi karena berpindah menjadi pengikut Yesus, maka pemasukan para pemuka agama Yahudi menjadi berkurang. Bisnis agama mereka terusik.

Kisah 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘶𝘳𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘪 𝘉𝘦𝘵𝘢𝘯𝘪𝘢 yang menonjolkan kontras tindakan cinta dan keculasan Yudas menjadi dramatis. Apa pasal? Kisah ini diapit oleh persekongkolan pembunuhan Yesus dan Lazarus (Yoh. 12:9-11).

𝘌𝘯𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘗𝘢𝘴𝘬𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘉𝘦𝘵𝘢𝘯𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘓𝘢𝘻𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘪. (ay. 1) 𝘋𝘪 𝘴𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘥𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘋𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘪, 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘳𝘶𝘵 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘓𝘢𝘻𝘢𝘳𝘶𝘴. (ay. 2) 𝘔𝘢𝘳𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳 𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘯𝘢𝘳𝘸𝘢𝘴𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘳𝘯𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪 𝘬𝘢𝘬𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘬𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘳𝘣𝘢𝘬 𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘯𝘶𝘩𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶. (ay. 3)

Keterangan waktu pembuka cerita tidak bermakna simbolik. Lazarus, Marta, dan Maria adalah bersaudara yang tinggal di Betania (lih. Yoh. 11:1-2). Tidak ada penjelasan alasan Yesus dan murid-murid-Nya dijamu oleh keluarga Lazarus. Mungkin ucapan terima kasih atas pembangkitan Lazarus? Sangat boleh jadi.

Satuan liter di ayat 3 diindonesiakan dari 𝘭𝘪𝘵𝘳𝘢𝘯. Harga mahal minyak narwastu akan terungkap di ayat 5. Minyak narwastu digunakan untuk maksud khusus, karena mahal harganya.

Tindakan Maria di ayat 3 mengundang pertanyaan, mengapa bukan kepala, melainkan kaki Yesus yang diurapi? Mengapa Maria menyeka kaki Yesus dengan rambutnya?

Pengurapan di kepala bermakna simbolik rajawi atau mesianis. Itu berarti pengurapan di kaki Yesus bukan bermakna simbolik rajawi atau mesianis. Kita dapat saja langsung berkesimpulan bahwa petulis Injil menyiratkan tindakan Maria itu merupakan persiapan penguburan Yesus karena kita membaca ucapan Yesus di ayat 7. Sekarang kita beranggapan belum membaca ayat 7 dan baru sampai ayat 3. Pengurapan di kaki Yesus dan penyekaan dengan rambut Maria sangat boleh jadi merupakan bentuk ungkapan terima kasih Maria kepada Yesus yang sudah membangkitkan saudaranya, Lazarus. 

Aroma semerbak minyak wangi Maria memenuhi rumah menjadi kontras terhadap bau busuk kuburan Lazarus (bdk. Yoh. 11:39). Namun, semerbak wangi itu mengusik Yudas Iskariot.

𝘠𝘶𝘥𝘢𝘴 𝘐𝘴𝘬𝘢𝘳𝘪𝘰𝘵, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘋𝘪𝘢, 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢, (𝘢𝘺. 4) ”𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘯𝘢𝘳𝘸𝘢𝘴𝘵𝘶 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘫𝘶𝘢𝘭 300 𝘥𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘶𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘴𝘬𝘪𝘯?” (𝘢𝘺. 5) 𝘏𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘴𝘬𝘪𝘯, 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘤𝘶𝘳𝘪. 𝘐𝘢 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘨𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢. (ay. 6)

Pengenalan Yudas (ay. 4) dalam kisah ini merupakan ciri khas petulis Yohanes. Yudas diperikan seperti pemerian dalam Yohanes 6:70-71. Mirip, sebagai 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥-𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘋𝘪𝘢. Ucapan Yudas juga mirip dengan ucapan dari orang tak dikenal dalam Markus 14:5.

Sekarang terungkap begitu mahal harga minyak narwastu itu yang setara jumlah upah setahun seorang pekerja harian; sekitar Rp81 juta untuk pekerja harian di Jakarta. [1 dinar setara upah pekerja per hari] Yudas mengusulkan minyak narwastu itu dijual, lalu uangnya digunakan untuk membantu orang-orang miskin. 

Usulan Yudas itu terdengar baik sekali. Namun, narator menyebut Yudas culas. Ia biasa menilep uang kas yang dipegangnya. Hanya di Injil Yohanes peran bendahara secara jelas dijabat oleh Yudas. Mirip-miriplah program pemerintah membantu masyarakat miskin yang tampak begitu mulia, atau progam gereja yang kelihatannya baik tetapi di balik itu para pejabat pemerintah (pejabat gereja) menilep uang program itu untuk memerkaya diri sendiri. Juga Gereja yang memaksa umat memberi 𝘴𝘰-𝘤𝘢𝘭𝘭𝘦𝘥 persembahan persepuluhan dengan dalih untuk pekerjaan Tuhan. Tampak sangat kristiani. Selalu ada kejahatan di balik uang besar, kata Mario Puzo. Dan, sangat dipastikan ada kejahatan besar dibalik transparansi laporan keuangan gereja yang banyak celah yg tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Sampai di sini tidaklah keliru cerapan terhadap pengurapan di kaki Yesus itu bentuk ungkapan terima kasih Maria atas pembangkitan saudaranya, Lazarus, yang sudah mati empat hari. Kehidupan dan kematian, ketulusan dan keculasan dikontraskan dalam dua adegan ini.

𝘓𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴, “𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢, 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘶𝘳𝘢𝘯-𝘒𝘶 (ay. 7), 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘴𝘬𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶.” (ay. 8)

Ucapan Yesus 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 …  di ayat 7 sulit dipahami. Secara lebih literal ucapan Yesus itu: 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘶𝘳𝘢𝘯-𝘒𝘶 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. Apa yang dimaksud dengan menyimpan dan apa yang disimpan oleh Maria? Apakah Maria harus menyimpan sebagian minyak narwastu untuk penguburan Yesus? Padahal Maria tidak hadir dengan minyaknya pada saat penguburan Yesus. Justru Nikodemus yang datang dengan membawa minyak jauh lebih banyak (lih. Yoh. 19:39).

Dari sini kita baru dapat menafsir bahwa tindakan Maria yang menyeka kaki Yesus hendak menggambarkan peristiwa yang akan datang, ketika Yesus akan membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh. 13:5). Ini menunjukkan bahwa Maria adalah murid yang sejati, karena tindakannya menyimbolkan kesatuan dengan Yesus (Yoh. 13:8) dan mencerminkan perintah-Nya (Yoh. 13:14-15). Yesus tidak meremehkan keseriusan kemiskinan atau kewajiban menolong orang miskin. Melalui pengurapan yang menandai kematian-Nya sudah dekat, Yesus melihat ke depan, membandingkan kepergian-Nya yang akan segera terjadi dengan kesempatan yang selalu ada untuk melayani orang miskin.

Pemberian Maria yang diekspresikan secara binal dan erotis itu melampaui persepuluhan dan kemewahan. Tindakan Maria menggunakan rambutnya melayangkan makna keintiman, menekankan gatra sentuhan dalam pengurapan tersebut. Jika aroma minyak wanginya memenuhi rumah, maka kelembutan rambutnya memenuhi indera Yesus. Ini adalah ungkapan cinta yang mendalam.

Bagaimana dengan Gereja? Apakah menebarkan aroma wangi cinta atau bau busuk keculasan?

(06042025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...