Jumat, 04 Juli 2025

SUDUT PANDANG LUKAS 10 : 1-11, 16 - 20, 7O MURID DIUTUS DAN PERKARA MAKAN BABI

SUDUT PANDANG LUKAS 10 : 1-11, 16 - 20,  7O MURID DIUTUS DAN PERKARA MAKAN BABI

Ada yang mendaku semacam komunitas Kristen berkampanye gerakan tidak makan daging babi karena haram. Bagaimana pandangan Injil Lukas? Tapi yang menyatukan banyak dogma Kristen berbeda adalah makan babi ..... Wk ...... Wk ..... Wk
 

Hari ini adalah Minggu keempat sesudah Pentakosta. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 10:1-11, 16-20 yang didahului dengan 2Raja-raja 5:1-14, Mazmur 30, dan Galatia 6:(1-6), 7-16.

Bacaan Injil Minggu ini mengambil dua perikop utuh dan satu ayat dari perikop menurut LAI. Judul-judul perikop tersebut:

▶  Lukas 10:1-12 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘵𝘶𝘫𝘶𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 (perikop utuh)
▶  Lukas 10:16 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘤𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘰𝘵𝘢 (satu ayat)
▶  Lukas 10:17-20 𝘒𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 (perikop utuh)


Latar cerita pengutusan 70 murid dalam bacaan Minggu ini terjadi sesudah Yesus meramalkan pembunuhan-Nya sebanyak dua kali (Luk. 9:22; 9:44), sesudah Yesus berjalan menuju ke Yerusalem, dan sesudah Yesus ditolak oleh orang Samaria (Luk. 9:51-56). Ada suasana penderitaan dan penolakan dalam episode 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘵𝘶𝘫𝘶𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 dan penolakan itu dipertegas dalam ucapan-ucapan Yesus dalam episode itu. Suasana penolakan itu juga tersirat dalam kecaman terhadap Khorazim dan Kapernaum (Luk. 10:13-15; bagian ini tidak disertakan dalam bacaan Minggu ini).

Dapat diduga apa yang (akan) terjadi dalam dunia cerita Yesus memerikan (𝘥𝘦𝘴𝘤𝘳𝘪𝘣𝘦) suasana dunia nyata jemaat Lukas. Lebih daripada itu inilah teologi pengutusan Lukas: Allah Bapa mengutus Yesus dan Yesus mengutus murid-murid-Nya. Dengan demikian secara tidak langsung murid-murid juga diutus oleh Allah Bapa.



Apakah pengutusan 70 murid itu termasuk juga 12 murid di dalamnya? Tidak. Mari kita simak perbedaan antara Lukas 10:1-20 dan Lukas 9:1-6 (Yesus mengutus 12 murid):

▶  Ke-70 murid itu disebut 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 (lih. ay. 1).
▶  Ada tugas yang berbeda: 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘬𝘰𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨𝘪-𝘕𝘺𝘢 (ay. 1).
▶  Ada daftar peraturan yang berbeda untuk kedua kelompok itu (Luk. 9:3-5; 10:4-16).
▶  Mereka diberi kuasa yang agak berbeda (ay. 19).

Angka 70 (ada yang menyebut 72) tampaknya pengarang Injil Lukas merujuk jumlah tua-tua Israel yang mendampingi Musa dalam Kitab Bilangan 11:16-17. Kisah pengutusan 70 murid khas Injil Lukas ini dapat juga dimaknai sebagai bayang-bayang atau gambaran mengenai apa yang akan dilakukan Gereja sesudah Yesus tidak lagi bersama dengan mereka. 


Mengapa mereka diutus berdua-dua? Pengutusan berdua-dua itu sangat bolehjadi berpautan dengan sistem hukum pada zaman itu: jumlah minimum saksi dalam suatu peradilan. Suatu kesaksian baru sah, jika kesaksian itu disampaikan oleh minimum dua orang saksi. Hal itu tampaknya sudah menjadi pengetahuan umum, seperti tertulis dalam Kitab Ulangan 19:15, sehingga petulis Injil Lukas merasa tidak perlu menjelaskannya.

Pada ayat 3 Yesus mengatakan, “𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩-𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘨𝘢𝘭𝘢”. Apakah Yesus gembala yang baik? Jika Yesus gembala yang baik mengapa Ia malah mengumpankan domba-Nya ke tengah-tengah serigala? Frase 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩-𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘨𝘢𝘭𝘢 mengunjukkan (𝘪𝘯𝘥𝘪𝘤𝘢𝘵𝘦) kawanan atau gerombolan serigala.

Injil Lukas sama sekali tidak berbicara tentang metafora gembala yang baik. Apabila kita membaca latar cerita, kita dapat menduga jemaat Lukas hidup dalam ancaman mematikan. Petulis Lukas bahkan mengubah sumber Q 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 (sejajar dengan Mat. 10:16) menjadi 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 untuk memerikan betapa ancaman itu sungguh mematikan. Dalam Injil Lukas jilid ke-2 atau Kisah Para Rasul 7:54-60 kita dapat melihat Stefanus dibunuh dengan sadis. Metafora gembala yang baik adalah khas Injil Yohanes.

Tugas 70 utusan itu apa? Pada ayat 1 kita diberi kesan bahwa 70 utusan itu hanya untuk 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶𝘪 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘬𝘰𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘶𝘯𝘫𝘶𝘯𝘨𝘪-𝘕𝘺𝘢. Mereka seakan-akan sekadar perlu memberitahu masyarakat setempat bahwa Yesus akan datang ke sana. Namun sesudah ayat 1 kesan yang muncul berbeda:

▶  Mereka tampaknya diutus sebagai 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢-𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘢𝘪 𝘵𝘶𝘢𝘪𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 (ay. 2).
▶  Mereka diutus 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘰𝘮𝘣𝘢 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩-𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘨𝘢𝘭𝘢 (ay. 3).
▶  Ada sekitar 11 aturan yang harus mereka taati sebagai utusan Yesus (ay. 4-11).
▶  Secara tersirat mereka tampaknya juga memberitakan Injil (versi Lukas), yaitu pengampunan dosa melalui pertobatan (ay. 12-15).
▶  Kehadiran mereka mewakili Yesus dan Allah Bapa (ay. 13).
▶  Selain pelayanan penyembuhan mereka juga mengusir setan dan diberi kuasa untuk menginjak ular dan kalajengking (ay. 17-19). 

Secara umum Lukas hendak menyampaikan kepada pembaca bahwa kehadiran mereka dan apa yang mereka lakukan lebih tampak sebagai bayang-bayang atau gambaran kehadiran dan pelayanan Gereja. Lukas memasukkan Gereja pada zamannya ke dalam dunia cerita Injilnya. Lukas hendak mengatakan bahwa kehadiran dan pelayanan Gereja pada zamannya memang berasal dari Yesus. Bagi jemaat yang setia melaksanakan pelayanannya Lukas mengingatkan mereka bahwa yang penting adalah nama mereka terdaftar di Surga (Luk. 10:20), bukan hura-hura atau menyombongkan diri sudah mengalahkan setan, ular, dan kalajengking.

Dalam bacaan Minggu ini ada hal menarik mengenai makanan. Dalam daftar peraturan yang kedua ada peraturan tentang makan dan minum apa pun yang diberikan oleh tuan rumah. Hal itu bahkan dinyatakan sampai dua kali pada ayat 7 dan 8. Apakah makanan itu termasuk makanan yang haram bagi orang Yahudi? Ya, termasuk makanan haram. Tafsir ini didukung:

▶  Lukas menulis sampai dua kali. Artinya Lukas benar-benar sadar atau sengaja menulis soal makan dan minum itu.
▶  Yesus dalam Injil Lukas dikarakterkan sebagai orang yang suka makan dan minum dengan orang berdosa (Luk. 5:30; 7:34). Itu berarti makanan disajikan oleh tuan rumah tidak sesuai dengan agama Yahudi (kosher).
▶  Secara teologis Lukas panggah dalam hal makanan haram. Di Kisah Para Rasul ia mengisahkan Petrus mendapat pelihatan (bukan penglihatan) untuk memakan makanan yang haram (Kis. 10:11-15) dan itu menjadi alasannya ketika ia dipersalahkan memakan makanan haram (Kis. 11:1-10).

Sungguh menggelikan ada semacam komunitas Kristen (bukan dari kalangan Gereja Advent) menggencarkan gerakan tidak makan daging babi. Jadinya saya bertanya-tanya, mereka itu Kristen atau bukan sih? .... WK .... WK ... Bacaan hari ini mengajarkan bahwa untuk menjadi utusan Yesus harus berani melampaui aturan agama agar Kerajaan Allah dapat hadir, yaitu damai sejahtera, lebih peduli pada kebutuhan nyata manusia, membuat kehidupan lebih manusiawi, tanpa memandang mereka makan makanan halal atau haram.

(06072025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...