Sudut Pandang LUKAS 12:13-21, 𝗕𝗼𝗹𝗲𝗵 𝗸𝗮𝘆𝗮, 𝗮𝘀𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗺𝗮𝗸
Teologi kemakmuran atau teologi sukses (𝘱𝘳𝘰𝘴𝘱𝘦𝘳𝘪𝘵𝘺 𝘵𝘩𝘦𝘰𝘭𝘰𝘨𝘺 atau 𝘱𝘳𝘰𝘴𝘱𝘦𝘳𝘪𝘵𝘺 𝘨𝘰𝘴𝘱𝘦𝘭) mengajarkan bahwa kemakmuran dan sukses (kaya, berhasil, dan sehat sempurna) adalah tanda-tanda eksternal dari Allah untuk orang-orang yang diberkati dan dikasihi-Nya. Ideologi ini dibawa oleh Gerakan Kharismatik ke Indonesia sekitar lima dasawarsa silam. Tentu saja jajanan gurih agama ini disambut meriah oleh warga Kristen kaya termasuk warga dari gereja arus-utama.
Mengapa warga kaya memilih hengkang dari gereja arus-utama? Mereka selama ini lebih memilih diam di gereja arus-utama. Dalam bahasa medsos mereka adalah 𝘴𝘪𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘳𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳𝘴. Semasa menjadi warga gereja mereka tidak merasa mendapat 𝘧𝘶𝘭𝘧𝘪𝘭𝘭𝘮𝘦𝘯𝘵 pribadi. Gereja sering berat sebelah. Apalagi pendeta sering menekankan 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘵𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢, 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢. 𝘔𝘰𝘴𝘰𝘬 orang Kristen tidak boleh kaya? Saya pun ingin kaya.
Warga kaya mendapat tempat berteduh di gereja yang mengusung teologi kemakmuran. Mereka menjadi percaya diri karena diberi kekuatan oleh pengkhotbah bahwa mereka adalah orang-orang yang diberkati dan dikasihi Allah.
Bagaimana pandangan Injil Lukas terhadap harta dan orang kaya?
Hari ini adalah Minggu kedelapan setelah Pentakosta. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 12:13-21 yang didahului dengan Hosea 11:1-11, Mazmur 107:1-9, 43, dan Kolose 3:1-11.
Konteks terdekat bacaan Injil Minggu ini adalah keseluruhan pasal 12, sedang konteks besarnya adalah 𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮 atau 𝘑𝘰𝘶𝘳𝘯𝘦𝘺 𝘕𝘢𝘳𝘳𝘢𝘵𝘪𝘷𝘦. Dalam bacaan Lukas 12:13-21 Yesus berbicara kepada khalayak mengenai bahaya ketamakan dan pemikiran yang keliru terhadap kekayaan. LAI memberi judul 𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 (OKB) untuk perikop bacaan.
𝘚𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴, "𝘎𝘶𝘳𝘶, 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘸𝘢𝘳𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶." (ay. 13) 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯, 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢, "𝘚𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢, 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘬𝘪𝘮 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘮𝘶?" (ay. 14)
Menyoal isu warisan pada umumnya orang-orang Yahudi membicarakannya dengan rabi atau ahli Taurat. Tampaknya Yesus dianggap oleh khalayak sebagai guru ulung sehingga Ia menjadi tempat bertanya tentang segala hal termasuk warisan. Rupanya Yesus menolak berwacana mengenai pembagian warisan.
Dalam kitab Injil lain Yesus selalu memberi alasan penolakan. Contoh, Yesus menolak permintaan Maria di Kana (Yoh. 2:3) dan Yesus menolak permintaan anak-anak Zebedeus (Mat. 20:23). Dalam Injil Lukas kali ini alasan penolakan Yesus tidak tersurat. Bahkan menurut Yesus pertanyaan orang itu salah alamat (ay. 14).
𝘒𝘢𝘵𝘢-𝘕𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, "𝘉𝘦𝘳𝘫𝘢𝘨𝘢-𝘫𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘴𝘱𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩-𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘺𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶." (ay. 15)
Alih-alih membantu orang itu menyelesaikan pembagian warisan, Yesus menggunakan kesempatan itu untuk mengajar khalayak mengenai kekayaan.
𝘒𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘮𝘱𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯, "𝘈𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘺𝘢, 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩-𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢. (ay. 16) 𝘐𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢: 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩𝘬𝘶? (ay. 17) 𝘓𝘢𝘭𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢: 𝘐𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵; 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘰𝘮𝘣𝘢𝘬 𝘭𝘶𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨-𝘭𝘶𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬𝘶. (ay. 18) 𝘚𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘪𝘸𝘢𝘬𝘶: 𝘑𝘪𝘸𝘢𝘬𝘶, 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘪𝘮𝘣𝘶𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯-𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢; 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘴𝘵𝘪𝘳𝘢𝘩𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩, 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩, 𝘮𝘪𝘯𝘶𝘮𝘭𝘢𝘩, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨-𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩! (ay. 19) 𝘛𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘧𝘪𝘳𝘮𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢: 𝘏𝘢𝘪 𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘶 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩, 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘫𝘪𝘸𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘮𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶𝘴𝘦𝘥𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪? (ay. 20) 𝘋𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘮𝘱𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘫𝘪𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩." (ay. 21)
Perumpamaan OKB tidak ada perbandingannya di kitab-kitab Injil kanonik lainnya, tetapi dimuat di Injil Thomas, kitab Injil ekstra-kanonik. Dalam versi Injil Thomas perumpamaan itu tidak memiliki pembuka dan penutup seperti di Injil Lukas. Pengarang Injil Lukas menulis perumpamaan dengan pembuka di ayat 15 dan penutup di ayat 21.
▶️ Pembuka perumpamaan: "𝘉𝘦𝘳𝘫𝘢𝘨𝘢-𝘫𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘴𝘱𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩-𝘭𝘪𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘺𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶." (ay. 15)
▶️ Penutup perumpamaan: “𝘋𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘮𝘱𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘫𝘪𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘪𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩." (ay. 21)
Jadi, kuat diduga perumpamaan itu merupakan cerita lepas tanpa konteks. Petulis Injil Lukas menciptakan konteksnya yang dijajarkan di dalam pengajaran Yesus (Luk. 12:1 - 13:9). Tema dasar dalam pengajaran Yesus itu adalah bagaimana hidup agar siap dalam menghadapi penghakiman Allah di akhir zaman (𝘱𝘢𝘳𝘰𝘶𝘴𝘪𝘢). Ingat, bacaan kita Minggu lalu tentang 𝘋𝘰𝘢 𝘉𝘢𝘱𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘪 juga menyinggung 𝘱𝘢𝘳𝘰𝘶𝘴𝘪𝘢 dengan menyebut 𝘋𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘫𝘢𝘢𝘯-𝘔𝘶.
Ada dua pendapat para ahli tentang Injil Lukas (dan Kisah Para Rasul sebagai kelanjutan Injil Lukas): Injil Lukas untuk orang marginal dan Injil Lukas untuk orang kaya. Dalam narasi Injil Lukas tampak sekali petulis Injil memberi perhatian istimewa kepada orang-orang marginal sejak kisa Natal. Dalam pada itu Injil Lukas sebagai Injil untuk orang kaya tampak pada minat petulis Injil Lukas perihal harta, yaitu bagaimana orang Kristen seharusnya memandang harta dan bagaimana orang Kristen seharusnya menggunakan hartanya. Hal itu juga tampak dalam pembuka dan penutup perumpamaan OKB.
Petulis Injil Lukas sangat piawai dalam menyampaikan narasinya tentang harta dan menjadi kaya. Lukas tidak memertentangkan kaya dengan miskin dalam arti orang kaya tidak masuk surga dan orang miskin masuk surga. Perumpamaan tentang OKB di atas adalah contoh orang Kristen yang tidak ideal menurut Lukas. Namun, dengan membuat pembuka dan penutup perumpamaan tentang OKB Injil Lukas hendak mengatakan bahwa orang Kristen tidak dilarang menjadi kaya. Boleh kaya, asalkan tidak tamak.
Tulisan Terkait :
http://titusroidanto.blogspot.com/2025/08/sudut-pandang-lukas-12-32-40.html
(03082025)(TUS)