Jumat, 15 Agustus 2025

Sudut Pandang Lukas 12:49-56, 𝗧𝗶𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗺𝗮𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗸𝗼𝗻𝗳𝗹𝗶𝗸



Sudut Pandang Lukas 12:49-56, 𝗧𝗶𝗮𝗱𝗮 𝗱𝗮𝗺𝗮𝗶 𝘁𝗮𝗻𝗽𝗮 𝗸𝗼𝗻𝗳𝗹𝗶𝗸

Bacaan ekumenis (𝘙𝘦𝘷𝘪𝘴𝘦𝘥 𝘊𝘰𝘮𝘮𝘰𝘯 𝘓𝘦𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘳𝘺 – RCL) saat ini digunakan oleh hampir semua Gereja arus-utama di Indonesia. Saya sebut 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 karena ada jemaat yang menolak. RCL memang menyebalkan, karena tidak jarang menyodorkan teks-teks yang sulit untuk dikhotbahkan. Tidaklah mengherankan apabila ada jemaat (baca: pendeta) menolak menggunakan RCL.
Hari ini adalah Minggu kesepuluh setelah Pentakosta. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 12:49-56 yang didahului dengan Yesaya 5:1-7, Mazmur  80:2-3, 9-20, dan Ibrani 11:29-12:2.
Bacaan Injil hari ini terdiri atas dua perikop yang benar-benar menyulitkan pengkhotbah, karena:
▶️ Pengkhotbah harus menyatukan kedua perikop itu.
▶️ Perikop kesatu 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯 sangat bertentangan dengan ajaran Yesus sendiri yang mengajarkan kasih.

Sebelum kedua perikop itu dipautkan, mari kita lihat dahulu satu per satu perikop. 

𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗽𝗲𝗺𝗶𝘀𝗮𝗵𝗮𝗻 (ay. 49-53)
"𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢! (ay. 49) 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘱𝘵𝘪𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘱𝘵𝘪𝘴𝘢𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘵𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘵𝘪-𝘒𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘬𝘴𝘢𝘯𝘢! (ay. 50) 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘣𝘶𝘮𝘪? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪, 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘒𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶, 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. (ay. 51) 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘭𝘪𝘮𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩, 𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘨𝘢. (ay. 52) 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘪-𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘬𝘪-𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘣𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘣𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘵𝘶𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘮𝘱𝘶𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢." (ay. 53)

Perikop ini memang sulit dikhotbahkan. Perikop ini berisi ucapan Yesus yang keras dan kontroversial. Ucapan keras di sini seolah-olah menafikan citra Yesus sebagai pembawa damai yang sudah dibangun oleh pengarang Injil Lukas sejak kelahiran Yesus (Luk. 1:79; 2:14), pada masa awal karya Yesus (Luk. 4:18-19), dan ketika Yesus berkarya (Luk. 7:50; 8:48). Belum lama juga bacaan kita tentang 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘶𝘴 𝘵𝘶𝘫𝘶𝘩 𝘱𝘶𝘭𝘶𝘩 𝘮𝘶𝘳𝘪𝘥 (Luk. 10:1-20) yang di dalamnya Yesus berpesan, “𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩, 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶: 𝘋𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘩𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪” (ay. 15). 
 
Mengapa dalam perikop Lukas 12:49-53 Yesus mengatakan bahwa Ia datang bukan untuk membawa damai, melainkan untuk membawa konflik, bahkan di dalam satu keluarga? Padahal dalam Lukas 4:38-39 dikatakan bahwa Petrus tinggal di rumah mertuanya. Mereka baik-baik saja. Tidak ada kisah konflik antara Petrus dan mertuanya.

Mungkin, barangkali, yang dimaksud oleh petulis Injil Lukas bukanlah damai tanpa konflik. Damai Kristus bukanlah damai yang menafikan konflik. 𝘛𝘪𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘬𝘰𝘯𝘧𝘭𝘪𝘬 dan 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘨𝘶𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘥𝘢𝘮𝘢𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘰𝘯𝘧𝘭𝘪𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶.

𝗠𝗲𝗻𝗶𝗹𝗮𝗶 𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻 (ay. 54-56)
𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬, "𝘈𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘵, 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢: 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪. (ay. 54) 𝘈𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘶𝘱, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢: 𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘬, 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪. (ay. 55) 𝘏𝘢𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶𝘯𝘢𝘧𝘪𝘬, 𝘳𝘶𝘱𝘢 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘯i?” (ay. 56)

Karya Yesus, baik ajaran maupun tindakan-Nya, sebagai awal penggenapan Kerajaan Allah yang sempurna pada akhir zaman adalah 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢-𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯. Orang yang mengenali 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢-𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯 itu seharusnya tidak bersikap munafik atau 𝘮𝘭𝘦̀𝘯𝘨𝘰𝘴. 

Mereka seharusnya:
▶️ Jika awan naik di sebelah barat, hari akan hujan, maka siapkanlah payung!
▶️ Jika angin selatan bertiup, hari akan panas terik, maka sediakanlah air minum! 
▶️ Jika kamu akan dihakimi sesuai dengan perbuatanmu, maka bertobatlah dan taatilah ajaran-Ku!  

𝗠𝗲𝗺𝗮𝗱𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗬𝗲𝘀𝘂𝘀 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗮𝘄𝗮 𝗽𝗲𝗺𝗶𝘀𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗹𝗮𝗶 𝘇𝗮𝗺𝗮𝗻

Terus terang memang sulit. Apabila kita membaca dari Lukas 12:1, Yesus memberi pengajaran panjang sampai Lukas 13:9. Tema dasar dalam pengajaran Yesus adalah bagaimana hidup agar siap atau layak dalam menghadapi penghakiman Allah pada akhir zaman (𝘱𝘢𝘳𝘰𝘶𝘴𝘪𝘢).

LAI membagi pengajaran Yesus itu menjadi delapan perikop:
▶️ Perikop 𝘒𝘦𝘸𝘢𝘴𝘱𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 (Luk. 12:35-48) adalah perikop ke-4 yang berisi tiga satuan ucapan Yesus tentang kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman (lih. 𝘛𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘗𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 edisi 10 Agustus 2025).
▶️ Perikop 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯 (Luk. 12:49-53) adalah perikop ke-5.
▶️ Perikop 𝘔𝘦𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯 (Luk. 12:54-59) adalah perikop ke-6.

Dengan begitu kedua perikop tersebut berpautan dengan akhir zaman. Akhir zaman itu bukan hanya soal nanti, melainkan pada suatu waktu yang jauh pada masa depan. Akan tetapi akhir zaman juga soal kini, karena apa yang akan terjadi pada masa depan dimula dari sekarang. Sikap orang terhadap Yesus pada masa kini akan menentukan nasib orang itu pada saat penghakiman pada akhir zaman ketika Yesus datang kembali. 

𝘈𝘱𝘪 dalam ayat 49 merujuk penghakiman atau penghukuman pada akhir zaman (Luk. 3:9, 16; 17:29; dan tradisi apokaliptik). Ayat 54 diawali dengan pengantar: 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬. Pengantar itu sebenarnya menunjukkan bahwa perikop yang dimula dengan keterangan itu adalah bagian yang baru sehingga memang sulit mengakomodasi perikop sebelumnya (𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯).

Kalau pun hendak digabung kira-kira pemahamannya bahwa konflik di dalam satu keluarga mungkin saja terjadi. Sebagian anggota keluarga memilih menaati ajaran Yesus dan sebagian anggota lainnya memilih menolak ajaran Yesus. Api pertentangan itu laksana 𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘵 dan 𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘶𝘱.

Api pertentangan yang disulut Yesus itu pada gilirannya menjadi 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢-𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 bahwa penggenapan Kerajaan Allah akan terjadi kelak. Tampaknya terjadi konflik di Jemaat Lukas. Penginjil Lukas kemudian memberi pastoral bahwa konflik tidak mengeliminasi penggenapan Kerajaan Allah yang sempurna, yang di dalamnya ada damai sejahtera.

(17082025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...