PERTARUNGAN DI YABOK
PENGANTAR
Yabok melambangkan kematian terhadap diri sendiri dimana kita berhenti berusaha mengandalkan kekuatan diri kita, tidak menyerah dalam titik kelelahan dengan bergantung pada kemurahan berkat Allah. Allah ingin membawa kita ke sebuah tempat dimana kita akan mati terhadap diri sendiri dan mati terhadap cara lama kita yang mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kisah Yakub bergumul dengan malaikat di tepi Sungai Yabok menggambarkan pergulatan spiritual dan transformasi hidup Yakub. Yakub berjuang mencari berkat dan pengampunan, simbol pertobatan dan penyerahan diri kepada Allah. Pergulatan ini juga menandai perubahan identitas Yakub menjadi Israel, yang berarti "berjuang dengan Allah, " kisah ini mengaitkan dengan pengalaman mistik dan spiritualitas dalam konteks budaya Jawa (kisah Dewa Ruci, "Bergulat di Tepian", Daniel K Listyabudi), pergumulan Yakub adalah gambaran universal tentang perjuangan iman manusia dan panggilan untuk berdamai dengan Tuhan. Peristiwa pergumulan Yakub dengan "Malaikat" dan ini merupakan "teofani" Allah.Yang dicatat di dalam Alkitab kita ini adalah bukan kisah sebenarnya, ini karya sastra Israel, maka menarik bila tafsir didekati dengan metode analisa kritis naratif. Namun kejadiannya mengandung nilai "rohani". Dalam teologia, hal ini dikenal dengan istilah 'tipologi', yaitu: Pergulatan Yakub dengan Allah ini menggambarkan peristiwa "Pentakosta". Yakub memilih untuk tinggal seorang diri di seberang sungai Yabok. Puncak masalah terjadi di sini, וַיִּוָּתֵר יַעֲקֹב - VAYIVATER YA'AQOV, harfiah "dan ia ditinggalkan - Yakub". Anak, istri, selir, harta benda, semua sudah diseberangkan. Kemudian Yakub sendiri saja? Kemudian ada seorang laki-laki -- entah dari mana datangnya -- bergulat dengan Yakub hingga pagi hari "Seorang laki-laki". אִישׁ - 'ISH, ia adalah pemimpin bala tentara TUHAN atau (bahkan "teofani" dari Allah sendiri). "Bergulat" (Ibrani: וַיֵּאָבֵק - VAYE'AVEQ). Di Timur Dekat persoalan-persoalan hukum kadang-kadang diputuskan dengan suatu percobaan atau ujian. Salah satu caranya ialah bertanding dengan pergulatan. Cerita ini mengungkapkan sifat asasi dari peri kerajaan Allah sebagai pergulatan oleh para pedosa bagi pembenaran. Dalam pergumulan Yakub ini jalan pergulatan sejajar dengan pergumulan rohani, ini merupakan kesejajaran karya sastra dengan petulis Injil Lukas 18:1-8, tentang keadilan dan pantang menyerah serta ketidak henti juang. "Ia tidak dapat mengalahkannya", ( לֹא יָכֹל - LO' YAKHOL), harfiah: ia tidak dapat. Musuh yang ilahi itu adalah juga TUHAN yang menyelamatkan dengan pemilihan, yang menguatkan Yakub dengan kasih karunia untuk terus bergulat dengan Dia, supaya ia tidak dikalahkan dan dikutuk. Demikianlah dengan bertahan dalam permohonan yang didasarkan iman Yakub muncul dari pergumulan itu dengan suatu berkat. "dan Ia memukul" (Ibrani: וַיִּגַּע - VAYIGA). Pembenaran itu didapatkan dengan melalui penderitaan. Karena paha dipandang sebagai tumpuan sumber pembiakan kekuatan, maka pemukulan paha Yakub itu adalah tanda akan terpukulnya keturunan Yakub yang akan dipukul oleh Allah dan oleh penderitaan-Nya serta kemenangan-Nya membenarkan Yakub dan semua orang pilihan allah. Keinginan malaikat untuk pergi sebelum fajar menyingsing mengungkapkan kepentingan Allah yang menjaga agar Yakub jangan binasa karena melihat wajah Allah yang tidak diamati karena kegelapan. Dengan mengingat hal ini, Yakub menyebut tempat itu פָּנִים - PENIEL, artinya: "wajah Allah". Laki-laki yang bergulat dengan Yakub, yang kemudian dipanggil dengan istilah "engkau telah bergumul melawan 'Allah' dan manusia" jelas sekali ia "tidak kalah" karena ia mampu memukul sendi paha Yakub. Namun Yakub dipandang sebagai seorang yang menang, sebab ia tidak menyerah sampai "Orang itu" memberikan berkat kepada-nya. Di sini Yakub sadar bahwa ia sedang berurusan dengan "manusia supranatural" (yang adalah Allah yang sedang ber-"teofani") dan menemuinya secara khusus di dalam kesesakannya membayangkan dirinya akan bertemu abangnya yang pernah marah kepadanya, Esau. Orang sering menganggap bahwa jika seseorang menang, maka yang lain kalah padahal dalam kisah pergumulan Yakub itu tidak dikatakan Allah itu kalah. Jika Yakub lebih "hebat" niscaya pahanya tidak bakal terpelecok. Allah jelas tidak dapat dikalahkan oleh manusia, namun Yakub "mampu" bertahan, Yakub tidak henti juang, Yakub tak menyerah dalam per bergulat semalam-malaman dengan "manusia" ilahi itu, unknown. Pergulatan Yakub ini melambangkan suatu pergumulan hidup umat, dari orang-orang percaya. Yakubtahu bahwa harapan satu-satunya untuk menyelamatkan hidupnya hanyalah Allah dan janji setia-Nya yang akan mendampingi dan menjadikan keturunannya sebanyak pasir di laut, yang tak terhitung banyaknya. Oleh karena itu, Yakub terus-menerus memohon dan bergulat dengan Allah sampai fajar menyingsing (Kejadian 32:24). Dia terus berjuang dan tidak mengijinkan Malaikat Allah untuk pergi sebelum dia memberkatinya. Yakub mengatakan "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." (Kejadian 32:26)
PEMAHAMAN
Pergumulan Yakub adalah lambang perubahan hidup lama ke hidup baru, lambang perjuangan iman manusia untuk bedamai dengan Allah, demikian halnya individu, begitu pula sebuah keluarga. ISH kata kuno yg merujuk pada makhluk itu, dalam sastra Israel udah biasa sisok tak dikenali merujuk Allah atau mahkluk surgawi, ISH ini kronologi bahasanya akan menjadi EL, ELOY, ELOHIM, ELI, dlsb yg merujuk ke ALLAH, dalam bentuk jamak bukan tunggal. Dari malam sampai pagi, itu merujuk kehidupan manusia, sepanjang hidup. Artinya, kalau pergumulan itu dari malam sampai pagi, secara sastra Israel atau analisa naratif, itu melambangkan Allah yang setia ikut serta dalam pergumulan sepanjang hidup umatnya, baik itu sebagai individu, keluarga maupun bangsa. Ketika individu, keluarga, maupun bangsa boleh dikata UMAT tidak menyerah atau tidak berhenti berjuang gumul sepanjang hidupnya, Allah ada di sana setia, ikut bergumulmjuang. Lihat Yakub, mo menghindari tantangan dan masalah hidupnya, dengan mengirimkan dulu keluarganya maju, tapi tidak bisa, tantangan dan masalah hidup bisa hadir dimana saja dan kapan saja, tokh ..... pikirnya udah ngrancang demikian rupa tau nya ada unknown kan, tetap saja tantangan hidup dan masalah hidup bisa muncul dimana saja dalam kehidupan,mkaoanounnwaktunya. Maka yang bisa dilakukan adalah sebuah respon atas keadaan di depan mata, respon yang bermartabat adalah bergumul tak menyerah, tak henti juang yakin Immanuel Allah beserta kita, ALLAH ikut bergumul, Allah ikut merapuh bersama individu, keluarga, umatNya. Menarik, pergumulan itu mendatangkan luka paha bagi Yakub, tidak ada pergumulan hidup yang tidak mendatangkan luka batin, baik itu individu, keluarga, maupun umat. Menarik lagi, analisa naratif atau sastra menunjukan, bahwa makhluk unknown itu yang menyerah, yang menghentikan pertarungan, setelah Yakub terpelecok pahanya. Dalam sastra Israel, selalu ketika umat ada pada titik lemah atau titik lelahnya, Allah turun tangan, Allah tak lepas tangan, Allah tidak bisa mengingkari jati diriNya setia atas umat, amati dalam PL. Ketika, Yakub sudah terpelecok pahanya, tetapi TIDAK MENYERAH dan TIDAK HENTI JUANG, Allah bertindak menolong, dilambangkan dengan perubahan dari malam ke pagi, dilambangkan lagi dengan unknown meminta pergumulan dihentikan, kemudian unknown menyanggupi permintaan Yakub untuk memberikan berkat. Dalam pemahaman, ajaran iman kedatangan Yesus kembali, dimaknai pergumulan hidup itu tiada henti sampai mati nya kita (fajar menyingsing), berkat ..... anugerah itu full sempurna didapat setelah kematian, itulah Paulus mengibaratkan hidup ini sebuah pertandingan, tidak menyerah dan tidak berhenti berjuang bisa dilakukan kalau kita melatih diri, dengan melatih diri maka di saat kita berada di titik terlemah dan terlelah kita, kita tidak akan menyerah dan tak henti juang, itu kenapa teologi tubuh memaknai tubuh Yesus yg robek tak sempurna di terima surga, karena tubuh itu lambang ketidak menyerahan dan ketidak henti juangan Yesus atas kerapuhan, kelemahan, dan ketidak sempurnaan manusia. Keluarga kita pun itu manusia rapuh, lemah, dan tak sempurna, mungkin kita lelah menghadapi kerapuhan, kelemahan dan ketidak sempurnaan keluarga kita, tetapi teladan Kristus kita tidak boleh berhenti juang dan tidak boleh menyerah pada kerapuhan, kelemahan, dan ketidak sempurnaan keluarga kita. Dalam sebuah kasus perceraian saya selalu bilang, "yang terpenting di kepalamu tidak pernah ada ide BERCERAI, karena itu artinya kamu berhenti berjuang dan menyerah, artinya kamu keluar dari teladan Kristus, walaupun hasil akhirnya kamu bercerai, tapi kamu bisa tegak berdiri di hadapan Tuhanmu, menatap wajah Tuhanmu, ini aku ... Tuhan, dengan segala luka hasil ketidak menyerahan mu dan ketidak henti juangmu, mempertahankan pernikahanmu". Tidak henti juang dan tidak menyerah dalam kehidupan keluarga harus dijelaskan bukan masalah uang atau materi tapi masalah kehadiran dan komunikasi. Keinginan kita, daya juang kita, di titik terendah atau terlelah untuk tidak menyerah pada kerapuhan, kelemahan dan ketidak sempurnaan keluarga kita, dan itu tidak bisa sekali jadi, harus dilatih sedikit demi sedikit sepanjang waktu seperti apa yg dikatakan Paulus I Korintus 9:24-27.
( 18102025) (TUS)